Akibat Bermain App Dating Yang Menggoda

kenangan.xyz – Aku men-swipe banyak laki-laki di dating app tersebut. Ada yang jelek. Ada terhitung yang tampan. Dan tiap tiap saya menyaksikan laki-laki yang tampan, entah kenapa badanku menjadi sedikit merasakan gairah panas.
Aku tetap men-swipe banyak laki-laki di app selanjutnya sampai akhirnya tiba-tiba saja keluar profil seorang lelaki tampan yang punya tubuh kekar.
“Aku terhitung dapet nih, Ca,” pikirku
Aku pun menyaksikan profil lelaki tersebut.
Nama: Erik
Umur: 27 tahun
Tinggi: 175cm
Berat: 75kg
Bio: Mualaf. Mencari wanita sholehah untuk edukatif anak-anak. Duda, jangan bertanya kenapa cerai (sedikit trauma, terkecuali telah siap dapat saya ceritakan).
Foto: ada 4
Aku sedikit terperanjat menyaksikan bio nya.
Semua fotonya keluar tampan dan seksi, namun begitu saya menyaksikan foto keempatnya, saya baru paham sesuatu, ia punya tato di lehernya. Tatonya berbentuk kupu-kupu.
Dengan segera, saya membuka foto yang dikirimkan Aca tadi. Aku menyimak tiap tiap teliti tubuh lelaki kekar yang berada di di dalam foto Aca. Mulai dari bentuk rahangnya yang tajam, leher seksi bertato, badan perkasa yang menggairahkan, serta lekukan perut seksinya.
Aku membandingkannya dengan foto profil lelaki yang ada di dating app ku. Setiap teliti bentuk tubuhnya benar-benar mirip. Terlebih lagi, wajah tampannya keluar benar-benar paham di sini. Oh, sungguh beruntungnya Aca semalam. Ku dapat berkhayal betapa besar kontolnya dan betapa nikmatnya jika diperawani oleh pangeran itu.
Pikiranku telah menjalar liar kemana-mana. Aku menyimak lagi foto yang Aca kirim. Aku berkhayal kepalanya bergerak dan menengok ke arah Aca, lalu membalas ciuman Aca dengan ganas.
Bibir tidak tipis manisnya melumat bibir Aca yang tipis. Semakin lama ia melumat bibir Aca, tambah ganas terhitung ciumannya dan menjadi memainkan lidahnya untuk mengobrak-abrik mulut Aca.
Di segi lain, tangannya yang sedari tadi menggenggam payudara Aca menjadi bergerak meremas lembut payudara Aca. Jari-jarinya menjadi bergerak lembut mengelus pentil Aca yang telah menegang dari tadi.
Aca cuma dapat mengerang-erang kenikmatan dengan perlakuan lembut lelaki tersebut. Erangannya terhitung terpendam oleh mulut manis lelaki tersebut. Karena telah tak tahan, tangan Aca pun terhitung menjadi bergerak menuju kejantanan lelaki selanjutnya yang masih setengah paham namun telah lumayan besar.
Perlahan-lahan Aca mengelus-elus monster raksasa itu, dan perlahan namun pasti, kontolnya yang telah besar itu tambah membesar dan membesar lagi bersamaan kocokan Aca dengan tangannya yang kecil dibanding kontol itu.
Cersex Ciuman mereka berdua tambah bergairah dan bergairah sampai akhirnya lelaki itu berhenti menciumnya dan cuma menempelkan dahinya pada dahi Aca dan menatap tajam mata Aca.
“Kamu percaya sudi saya mengambil alih keperawananmu?” bertanya lelaki dengan suara beratnya.
“Aku yakin,” jawab Aca
Dengan benar-benar cepat, lelaki itu segera memegang tubuh Aca dan melemparnya ke atas kasur. Lelaki itu segera bergerak menuju selangkangan Aca dan dengan mulutnya menjadi melumat memek perawan Aca.
Dimulai dengan jilatan pelan berirama, Aca berteriak kenikmatan di tiap tiap jilatannya. Memeknya yang sedari tadi telah basah kini tambah basah. Lelaki itu perlahan namun tentu menjadi mempercepat irama jilatannya dan sesekali menghisap klitoris Aca.
Lelaki itu tetap mengobrak-abrik memek Aca sampai akhirnya Aca capai kepala lelaki selanjutnya dan menggenggamnya erat lalu berteriak kenikmatan. Seketika itu terhitung Aca segera lemas terkapar pasrah.
Lelaki selanjutnya pun menarik mulutnya dari memek Aca dan menyimpan tubuhnya di atas Aca. Lalu dia berbisik di telinga Aca.
“Meskipun anda kerudungan, ternyata anda binal juga,” bisik lelaki tersebut.
Aca cuma mengangguk lemas sambil tersenyum.
“Kita udahan di sini ya.”
Aca terperanjat dan bertanya, “Kenapa?”
“Aku melacak perempuan sholehah, bukan yang binal.”
“Tapi kan saya sholehah berkerudung,” bela Aca
“Iya, di luarnya aja. Ternyata dalamnya anda begini. Jadi kita selesai sampai di sini aja, ya. Kecuali…”
“Kecuali?”
“Kecuali terkecuali anda sudi menjadi budak seks aku.”
Lelaki itu segera menarik dirinya menghindari dari Aca. Lalu, segera kenakan pakaiannya. Namun, tiba-tiba saja Aca capai tangan lelaki itu. Lelaki itu pun menoleh ke arah Aca menatapnya tajam.
“Baiklah, saya mau,” ucap Aca. “Aku sudi menjadi budak seks kamu.”
Aca segera duduk di kasur dan membuka kakinya lebar tunjukkan semua selangkangannya ke arah lelaki itu. “Perawanin aku.”
“Pakai ‘tuan’” perintah lelaki itu.
“Hah?” Aca memiringkan kepalanya tidak mengerti.
“Sujud di kakiku dan memohon kepadaku dengan panggilan ‘tuan’”
Aca pun turun dari kasur dan duduk bersimpuh di lantai. Dengan sedikit curiga dia menjadi mensujudkan badannya, namun itu selalu dia lakukan.
“Tuan, saya mohon tolong perawanin aku.”
Lelaki itu berjongkok di depan Aca lalu menjambak rambut Aca dan mengangkat kepalanya sampai wajahnya saling berhadapan.
“Kamu tau kan maksudnya terkecuali anda menjadi budak seks?”
Aca mengangguk.
“Artinya anda mesti selalu sedia kan lubang-lubang anda kapanpun saya mau.”
Aca mengangguk.
Perlahan lelaki itu mendekatkan wajahnya ke arah Aca dan perlahan mencium bibirnya, namun sehabis itu, tiba-tiba saja ciumannya menjadi benar-benar kasar dan mengobrak-abrik mulut Aca.
Lelaki itu lalu berdiri dengan masih menjambak kepala Aca. Dia mengangkat kepala Aca sampai sejajar dengan selangkangannya. Dia pun memasukkan kontolnya ke di dalam mulut Aca seperti Aca sebatas sebuah boneka seks yang cuma digunakan untuk memuaskan hasratnya.
Tiba-tiba saja, layar HP ku yang sedari tadi tunjukkan foto Aca dan lelaki itu, beralih menjadi foto Aca yang tengah menelponku. Aku pun menghela nafas dan menarik tanganku dari selangkanganku yang dari tadi tengah menggosok-gosok memekku sambil berkhayal Aca dan lelaki itu.
Dengan malas, saya mengangkat telpon Aca.