Ibu Kantin Yang Canti Dan Montok

Ibu Kantin Yang Canti Dan Montok

Ibu
Ibu Kantin Yang Canti Dan Montok

kenangan.xyz, Ibu Kantin – Dede kelas 3 SMP, usia 15 tahun bertubuh kurus dan berkulit coklat gelap bersama dengan tinggi 155 cm,, juga anak yang pintar. Dalam kelas yang berjumlah hanya 25 orang itu ia masuk sepuluh besar. Jika umumnya siswa yang masuk jurusan Fisika diakui lugu, kutu buku, tiap hari hanya berhitung, dan menghafal rumus, lain halnya bersama dengan Dede. Ia memang hobby menulis, membaca, dan mengerjakn soal2 Fisika dan Matematika, namun ia juga senang main musik, main bola, dan sekali2 bolos. Dede tidak dulu cemas mengerjakan suatu hal atau terlibat didalam urusan2 yang tidak dulu masuk didalam kamus anak Fisika atau anak eksakta lainnya.
Dalam satu bulan ia selamanya menghiasi hari2nya bersama dengan bolos satu hari berasal dari sekolah. Tetapi ia tidak dulu mengayalkan akan mengalami momen yang akan susah dilupakannya seumur hidup.

Hari itu adalah hari Jumat. Siswa-siswa di salah satu SMP Negeri di Jakarta kenakan seragam pramuka. Seusai jam sekolah, umumnya siswa2 yang ambil bagian didalam aktivitas pramuka akan pulang belakangan. Sekitar jam empat sore. Sebelum kegitan pramuka di awali siswa2 akan saling bercengkrama, ngumpul, ngrumpi, atau bermain bola. Dede juga ikut aktivitas pramuka. Ia berkumpul bersama dengan teman2nya bercerita yang lucu2, jorok2, dan lain-lain. Feri selamanya membaur. Tidak melulu berteman bersama dengan anak2 eksakta. Ia juga memilki banyak teman berasal dari ilmu2 sosial,,

Pada pas berkumpul bersama dengan anak sos inilah awal mula kejadiannya. Teman2nya anak2 sos bersepakat bahwa nanti setelah kegaitan pramuka mereka akan mencegat anak2 SMP lain, yang juga berlokasi di Jakarta, yang biasa melalui di jalan dekat sekolah mereka. SMP Negeri di mana Dede bersekolah terletak di salah satu lokasi dekat bersama dengan Perumahan di Jakarta. Juga berbatasan segera bersama dengan sejenis lahan kosong dan rumah-rumah penduduk lainnya. Sekolah mereka dikelilingi tembok setinggi 2,5 meter, kalau di bagian depan sekolah yang hanya dipagari setingi satu meter.

Singkat cerita, ketika aktivitas pramuka usai anak2 sos telah berkumpul di sebuah kedai di pinngir jalan dekat sekolah mereka sambil merokok. Mereka menanti anak2 SMP spesifik yang biasa melalui di situ. Dede juga ikut nimbrung untuk lihat apa yang akan terjadi… Ketika Dede duduk sambil membaca buku pelajarannya sekonyong-konyong ia mendengar teriakan2 dan bentakan2. Ketika ia menoleh ternyata telah berlangsung keributan (tawuran) antara anak2 sos sekolah mereka bersama dengan anak2 SMP lain. Dede berdiri tegang lihat batu dan kayu beterbangan. Ia lihat ada anak SMP yang terjatuh dan dikeroyok oleh empat orang.

Tetapi tiba2 ia heran gara-gara anak sos sekolah mereka lari berhamburan padahal kuantitas mereka lebih banyak. Ia heran dan menuju jalan….Ternyata tidak berapa jauh diujung jalan sekelompok anak SMP itu belarian mendatangi lokasi tawuran…Ia maih sempat lihat seorang temannya anak sos yang lari kencang terjatuh gara-gara punggungya terlempar batu…tetapi tetap juga dapat bangun dan lari lagi. Tiba2 seorang anak SMP menunjuknya bersama dengan marah… Ia panik… dan tanpa pikir panjang Dede pun lari… Ia dikejar oleh hampir sepuluh orang… Dede tak memperdulikan kembali bukunya yang berceceran… Yang ada di otaknya adalah menyelamatkan diri… Ia berlari kearah sekolah… Di belakang anak2 SMP itu tetap mengejar… Ada yang membawa rantai…Ada yang membiarkan kuncir pinggang…Suasananya begitu menyeramkan bagi Dede… Tetapi akibat kepanikan yang luar biasa Dede pilih jalan yang salah…Ia mengambil jalan di samping sekolahnya yang menuju lahan kosong…

Dalam benaknya segera melintas ketakutan gara-gara ia tahu jalan itu buntu di ujungnya…Ia tidak dapat sembunyi…Dalam hatinya juga ia merasa tak mungkin masuk ke rumah2 warga yang letaknya jarang2…karena lokasi itu memang lokasi lahan kosong yg luas… Ia berpikir keras sambil berlari… Sementara tidak jauh di belakangnya anak2 SMP jadi beringas mengejarnya… Di depan ia lihat sekelompok rumpun pohon pisang… Dede tahu kalau ia dapat lewat bersama dengan lebih cepat rimbunan itu akan menghalangi sejenak pandangan anak2 SMP yang mengejarnya… dan ketika pada akhirnya ia sukses lewat pohon2 pisang itu ia berhenti sebentar dan berpikir keras… di depannya ada sekitar 4 rumah… di samping kananya tak jauh… ia lihat bagunan rendah berasal dari tembok dan papan… Dede memutuskan.. Ia berlari dan memasuki bangunan rendah itu…

Baru saja tubuhnya masuk…dari didalam terdengar teriakan ketakutan dan panik… Ia terkejut… Antara malu-takut-dan lain-lain… Ternyata bangunan rendah itu adalah kamar mandi… dan nampaknya pada pas itu sedang digunakan oleh yang memiliki untuk mandi… Dede hendak mundur… namun sudut pikirannya yang lain juga mengayalkan tubuhnya akan jadi bulan-bulanan senjata2 anak2 SMP…. Ia memandangi orang yang mandi itu… Ia heran… Begitu juga orang yang mandi itu heran melihatnya… Seorang wanita paruh baya bersama dengan tinggi 170 cm dan bohay… Karena cemas dan paniknya, wanita itu lupa bahwa ia telanjang bulat… Dede menyaksiakn pemanadangan itu… seluruh berlangsung cepat… Tapi ia tidak dapat berpikir… Dede segera menerobos masuk kamar mandi itu… Diam di dalamnya dan berjongkok…

“Bu, maaf, aku sedang dikejar2 anak2 SMP…saya hanya senang bersembunyi …maaf bu’! Dede berbisik antara malu dan takut. Wanita yang mandi itu segera buru2 mengambil sarungnya dan menutupi tubuhnya yang bugil, namun ia tidak keluar`dari kamar mandi tersebut… Dede berdiam diri… Dua menit sesudah itu ia mendengar… teriakan2 dan suara2 anak2 SMP yang mengejarnya…Ada yang tetap berlari mengukuti jalan…dan lebih dari satu ada yang berhenti di sekitar empat tempat tinggal yang ada di situ… Umpatan2 mereka terdengar kejam…

Dede mendengar lebih dari satu langkah mendekat ke kamar mandi…
“Hei…ngapain…ngapain…mau ngintip orang mandi ya…hei..hoi..hoi..tolong…!” terdengar ibu yang ada di kamar mandi berteriak… Ia berdiri di depan pintu kamar mandi… Anak2 SMP yang tadi hendak mendekat segera mundur…
“Maaf bu…maaf…siapa yang senang ngintip…kami melacak anak yang lari tadi..” kata seorang anak SMP itu bersama dengan keras dan kasar.
“Iya. Siapa yang senang ngintip!”yang lain menimpali…
Lalu mereka pergi dan mencari-cari di sekitar empat tempat tinggal yang ada di situ… Wanita yang tadi ada di kamar mandi terlihat dan menutup pintu kamar mandi… Ia menjemur busana yang dicucinya… Kurang lebih 1/2 jam setelah anak2 SMP itu kembali pulang… Ia mengetuk pintu kamar mandi…
“Udah…ayo keluar…anak2 SMP itu telah pulang..”
Dede terlihat berasal dari kamar mandi bersama dengan tegang… Ia lihat kiri kanan…
“Sudah…tidak ada lagi…anak2 SMP itu telah pulang berasal dari tadi…masa tidak percaya,”wanita itu berkata.
Dengan tipe malu-kaku-dan menunduk Dede manggut2.
“Terima kasih bu…terima kasih…kalau tidak ada ibu aku tidak tahu nasib aku bagaimana..’”kata Dede menunduk…

Wanita itu ternyata adalah Bu Juminten, wanita berumur sekira 40 tahun yang membuka warung jajanan sama juga melekat di pagar sekolah SMP Dede… Dan di warung Bu Juminten inilah umumnya anak2 SMP dan juga Dede belanja minuman dan makanan… Dan saat ini Dede tahu bahwa tempat tinggal Bu Juminten berada di sini…
“Kenapa dapat begitu tadi nak?” Bu Juminten menanyakan perihal kejadian yang dialami Dede,, Dede lalu menyebutkan secara detil kejadian itu sampai kenapa ia bersembunyi… Ia bercerita panjang lebar… Di sela-sela cerita Bu Juminten mengambil air minum dan bangku panjang… Dede duduk dan melanjutkan ceritanya… Mereka tidak menyinggung bahwa tadi di kamar mandi Dede sempat lihat tubuh bugil Bu juminten… Dan entah mengapa pikiran Dede tidak terlintas bersama dengan kejadian itu ketika bercerita… Bu Juminten juga bercerita perihal keluarganya… Suaminya adalah satpam di sebuah pabrik… Mereka memiliki anak dua orang yang seluruh dititipkan di kampung orang tua suaminya di Sukabumi…

“Iya sudahlah nak, jangan kembali senang gabung2 bersama dengan anak2 yang senang bolos dan tawuran… ini telah sore… segera pulang ke rumah, jangan kembali singgah2..,”kata Bu Juminten pada Dede. Akhirnya Dede pamit dan mengucapkan kembali menerima kasinhya pada Bu juminten…

Di warungnya yang biasa dikunjungi anak2 SMP, Bu Juminten tidak dulu bercerita perihal kejadian yang dialami Dede. Dede pun membuktikan sikap yang biasa saja layaknya sebelumnya. Tetapi akhir2 ini ada satu hal yang memicu Dede jadi sering merenung dan lalu tersenyum simpul. Ia baru tahu bahwa ia telah lihat seluruh tubuh bugil Bu Juminten. Dan entah mengapa Dede merasa Bu Juminten jadi kelihatan seksi tiap tiap hari. Ia tahu bahwa Bu Juminten tidak dulu memengaruhi penampilannya didalam menjaga warungnya. Bayangan tubuh bugil Bu Juminten yang membuatnya merasa hari demi hari Bu Juminten jadi jadi seksi bersama dengan Tetek nya yang besar dan pinggul bohay. Tanpa disadarinya, Dede selamanya sange tiap tiap kali lihat Bu Juminten di warungnya. Ia jadi sering diam-diam mengamati Bu Juminten bersama dengan seksama. Wanita berumur 40 tahun, bersama dengan tinggi 170, kulit kuning langsat. Dede merasa wajah Bu Juminten memicu dia jadi jadi sange dan gatal ujung kontolnya…

Pernah Dede melirik ke arah tetek Bu Juminten ketika hendak membayar jajanannya, dan ia lihat bagian atas teteknya yang putih, membusung, dan belahan tetek yang sangat dalam…menantang…

Bu Juminten pura2 tidak tahu saja tingkah laku Dede… Makin hari Dede merasa tiap tiap kali lihat Bu Juminten di warungnya kontolnya menegang dan sange… Dan kalau telah begitu ia hanya berdiam diri cemas teman2nya atau Bu Juminten lihat celana di bagian depannya menonjol…

Dede sering mendengar obrolan2 mudah anak2 sos yang menggoda atau bercanda perihal Bu Juminten… Tentang kemolekan tubuh Bu Juminten…
Dede jadi sering mengayalkan pas ketika ia sejenak lihat tubuh bugil Bu Juminten, walaupun yang terlihat adalah bayangan samar… Dan perasaanya umumnya segera kecut gara-gara kejadian itu…

Akhirnya Dede melampiaskannya bersama dengan membaca novel2 porno, stensilan, atau nonton film2 blue sambil mengayalkan ia menggumuli tubuh sintal Bu Juminten… lalu menuntaskan hasratnya di kamar mandi…

Dede pun merasa hari demi hari Bu Juminten selamanya berbicara lain kepadanya kalau ia berada di warung Bu Juminten sendirian… Suaranya merasa di buat manis dan layaknya membelai nafsunya…
Beberapa minggu sesudah itu berlangsung hal yang memicu Dede hampir2 tidak kuat menghindar nafsu sexnya…

Pagi itu hujan rintik2… Sesudah pelajaran Fisika, ia diminta guru Fisika ikut ke kantor guru untuk mengambil hasil ulangan minggu lalu untuk dibagikan ke murid2 di kelasnya…
“Eh, kebetulan anda ada. Dede tolong anda pesankan ke warung makanan dan minuman,”seorang guru berbicara padanya. Ketika itu di kantor memang terdapat lebih dari satu guru yang belum masuk untuk mengajar. Setelah mencatat didalam hati pesanan guru2 yang agak banyak, Dede segera beranjak keluar….menuju warung Bu Juminten…
Sesampai di warung Bu Juminten, Dede segera mengemukakan pesanan guru2nya. Tetapi hanya berselang semenit tiba2 hujan besar segera turun…. Dede pun hanya duduk2 di bangku panjang warung Bu Juminten menanti hujan reda. Letak warung Bu Juminten memang berada di luar halaman sekolah…Tetapi melekat pada pagar sekolah… Hanya ada semacam pintu kecil yang terbuka di pagar yang merupakan penghubung antara halaman sekolah bersama dengan bagian teras warung Bu Juminten… Jika Dede memutuskan menembus hujan untuk kembali ke kelas atau ruang guru maka telah pasti seluruh pakaiannya basah kuyup…

Lima menit sesudah itu hujan bukannya berhenti namun jadi jadi deras disertai angin kencang… Hal itu memicu pikiran Dede menerawang… Ia mengkaji Bu Juminten yang sedang buat persiapan pesanan guru2nya… Bu Juminten kenakan semacam busana terusan yang berbahan agak mengkilat berwarna hijau bersama dengan bagian teteknya yang menonjol besar… Dede memandangi tubuh Bu Juminten yang sedang membelakanginya… Ia lihat pantat Bu Ijah yang montok dan pinggul yang besar… sekejap nafsu merambatinya… Ia merasa kontolnya berdiri tegang karna sange… tenggorokannya merasa jadi kering… Semakin lama ia menyimak gerakan2 Bu Juminten, Dede jadi sange…. Sementara hujan tidak ada tanda2 senang reda….

“Kayaknya akan lama nih hujan. Bikinkan teh manis bu,” kata Dede bangkit dan mendekat kearah Bu Juminten.
“Iya. Lama sepertinya ini. Pesanan guru2 jadi tertunda ini,”kata Bu Juminten menimpali. Bu Juminten lalu memicu teh manis dan menyodorkannya ke Dede yang berdiri di bagian teras warung. Ketika Bu Juminten berlangsung ke arahnya, Dede melirik ke arah Tetek Bu Juminten. Ia lihat teteknya yang sangat besar itu bergoyang-goyang seiring gerakan tubuh Bu Juminten.. Dede jadi sange… Ia tidak peduli Bu Juminten juga lihat lirikannya… Ketika jarak mereka telah dekat, Dede tanpa curiga dan malu melirik ke belahan tetek Bu juminten… Dede lihat belahan tetek yang sangat dalam, putih, dan ketat terbungkus pakaian… Bu Juminten menempatkan teh manis pesanan Dede di meja dekat Dede berdiri… Lalu berbalik kembali ke bagian didalam warungnya… Suasana warung yang sepi memicu pikiran Dede jadi jadi liar… Ia memandangi tubuh Bu Juminten sambil berhayal memeluk dan menggumuli tubuh Bu Juminten… Tanpa tahu ia menjalankan tanganaya mengusap-usap kontolnya berasal dari balik celanaya… Dede merasa tubuhnya pas itu dipenuhi nafsu sex yang besar…

“Nak Dede, kalau bosan nunggu hujan masuk aja ke didalam nonton tivi,”tiba2 Bu Juminten memanggil berasal dari didalam warung. Dede terbangun berasal dari hayalnya, lalu berpikir bagus juga usul Bu Juminten sekalian menyingkirkan nafsunya yang berasal dari tadi menggerogotinya. Siapa tahu bersama dengan lihat tivi pikiran dapat dialihkan berasal dari hayalan2 yang jadi liar, pikir Dede didalam hati. Ia lalu beranjak ke didalam warung… Terkadang sebelum saat merasa pelajaran, atau ketika istirahat anak murid2 di sekolah itu juga sering datang ke warung semata-mata untuk nonton tivi…
Ketika Dede berlangsung memasuki bagian didalam warung sekonyong-konyong Bu Juminten juga bergerak ke arah teras…dan mereka berpapasan di pintu yang sempit itu… Dan gara-gara memang tidak buat persiapan diri, Dede tak dapat mengelak ketika tubuh mereka bergesekan tidak tebal di mulut pintu… Dede sangat kaget gara-gara ia merasa kontolnya yang menegang di didalam celananya bergesakan bersama dengan pinggul Bu Juminten…. Ia sontak menariknya, gara-gara terkejut… Tetapi ia lihat Bu Juminten tetap berlangsung ke arah meja layaknya tidak berlangsung apa2… Sambil berupaya menyingkirkan kekagetannya Dede duduk di sofa usang yang ada di depan tivi…

“Ini teh manisnya… jangan ditinggal nanti dimasuki lalat, “ia mendengar nada Bu Juminten. Tak lama Bu Juminten telah sampai di depannya… Ia menunduk menempatkan the manis di meja depan Dede… Sekali kembali Dede menyaksiakan pemandangan yang menggoda nafsu syahwatnya…apa kembali Bu Juminten menempatkan gelas itu perlahan… Dede dapat lihat kerah yang menutupi Tetek besar Bu Juminten agak turun dan menyajikan pemandangan yang menggetarkannya… Ia melirik wajah Bu Juminten… Dede tertegun ketika tahu mata Bu Juminten lihat kearah selangkangannya… Ia terdiam sambil tetap melihatnya…

Dengan termangu ia lihat Bu Juminten yang telah berlangsung ke didalam bagain dapur warung…. Pandangan matanya melekat pada pinggul dan pantat Bu Juminten…. Nafsunya kembali muncul.. Apalagi ketika menyadri Bu Juminten tadi lihat ke arah selangkangannya…

Tanpa disadari, telah 30 menit Dede di warung Bu Juminten. Dan hujan belum ada tanda2 senang berhenti… Ketika ia mendengar nada Bu Juminten memanggil berasal dari didalam warung…
“Nak Dede, tolong ke sini sebentar,”terdengar nada Bu Juminten memanggil,, Dede beranjak ke arah dapur dan lihat Bu Juminten nampkanya sedang susah mencapai suatu hal di rak dapur bagian atas…
“Tolong bantu ibu ambil itu,”kata Bu Juminten ketika Dede telah berada didalam dapur warung itu. Warung itu tidak begitu terang… Tetapi cukup untuk dapat lihat apa saja di dalamnya…
“Biar aku sendiri aja bu,”kata Dede.
“Mana bisa. Harus berdua. Berat itu. Karung itu isinya beras jadi agak berat. Harus berdua mengangkatnya,”kata Bu Juminten.
Dede mendatangi dan mencapai ke karung di rak atas di mana tangan Bu Juminten juga telah ada. Ketika mendekat, Dede merasa nafsunya kembali naik. Mereka berdiri berdua bersisian mencoba menurunkan karung beras. Tetapi gara-gara karung itu memang terisi hampir setengah, agak susah bagi mereka untuk segera menurunkannya. Pikiran Dede jadi tidak karuan, gara-gara pas itu tubuh mereka begitu dekat, dan bergesekan tiap tiap kali berupaya mengerahkan tenaga. Bu Juminten merapatkan sisi tubuhnya ke tubuh Dede. Dede dapat merasakan tiap tiap lekuk sisi tubuh Bu Juminten menempelinya. Membuat nafsunya jadi meronta.
“Nah..kita coba sekuat tenaga iya nak…satu-dua-tiga….,”Bu Juminten berikan komando.
Mereka sama-sama mengerahkan tenaga. Seketika karung itu terjatuh, namun mereka menahannya.
“Letakkan di bawah sama-sama iya,”kembali Bu Juminten berikan aba-aba.
Ketika mereka menunduk menurunkan karung itu, Dede lihat sangat tahu belahan tetek Bu Juminten. Begitu juga ketika mereka meletakkannya di lantai. Bu Juminten diam saja ketika mata Dede tetap meliriki kearah teteknya yang besar itu.

“Terima kasih nak ya,”ujar Bu Juminten. Telapak tangan Bu Juminten bergerak mengusap tangan Dede… Dede merasa darahnya mengalir. Ia tak dapat berbicara…Sementara Bu Juminten tersenyum saja bersama dengan wajah yg sendu, Dede berdiri pelan… Bu Juminten memandanginya… Dede tak kembali peduli pada bagian celana depannya yang menonjol… dan pas itu Bu Juminten melirik ke arah tonjolan itu… Ia hanya diam… dan lalu kembali ke depan tivi bersama dengan pikiran tak menentu…

Tak berapa lama, nada Bu Juminten membuyarkan pikirannnya..
“Hujan telah reda nak Dede. Nanti anda dicariin guru2mu,”ujar Bu Juminten berasal dari arah teras.
Lalu Dede beranjak berasal dari depan tivi. Ketika ia hendak melangkah, Bu Juminten mendekatinya.
“Terima kasih iya nak Dede, “katanya. Lalu ia mengusap tangan Dede.
Dengan gerakan kaku Dede berlangsung ke halaman sekolah lalu menuju ke kelasnya…

Sejak itu tiap tiap malam, didalam kamarnya Dede selamanya mengusap-usap kontolnya sambil mengayalkan tubuh Bu Juminten…. Di SMA di mana Dede sekolah banyak murid2 perempuan berwajah cantik dan berbody seksi, namun tak dulu sama sekali Dede mengayalkan mereka… Yang ada didalam benaknya semata-mata Bu Juminten…

Semakin hari hasratnya untuk dapat menggumuli tubuh bugil Bu Juminten jadi besar saja. Ia tak kembali sembunyi2 melirik ke bagian2 tubuh Bu Juminten yang bohay… Dan layaknya gayung bersambut Bu Juminten juga sering memandangi Dede bersama dengan wajah yang penuh hasrat… Sampai suatu ketika, hari itu hari jumat, ketika sekolah sedang masuk jam istirahat murid2 layaknya biasa segera menyerbu warung Bu Juminten… Demikian juga dgn Dede… Sejak pikirannya dipenuhi oleh bayangan tubuh Bu Juminten, Dede selamanya yang paling belakangan terlihat berasal dari warung daripada murid2 lainnya…. Ia merasa senang dapat leluasa memandangi tubuh Bu Juminten walaupun hanya 1 menit saja… Dan kali ini ketika murid2 lain telah masuk kelas, Dede tetap di warung dan memandangi tubuh Bu Juminten… Ketika itulah Bu Juminten mendekatinya…
“Nak Dede, besok senang gak pagi2 ke tempat tinggal ibu. Ibu ada matang ayam…enak lho masakan ibu..,”Bu Juminten menyapanya.
“Lho, emang besok Bu Juminten gak jualan?”tanya Dede.
“Nggak nak…mau istirahat dulu sehari-dua hari!”jawab Bu Juminten
“Hhmmm…gimana ya..,” Dede meragu
“Besok gak ada ulangan kan?”Tanya Bu Juminten
“Nggak sih..,”
“Sekali2 bolos kan tidak apa2…lagian kata teman2mu anda anak yang pintar…ibu sengaja lho matang buat kamu…dan…suami ibu nanti malam pergi ke Sukabumi lihat anak2…,”
Akhirnya setelah mendengar penjelasan terakhir itu Dede mengangguk,”Oke deh bu!”
“Iya udah…sana masuk ke kelasmu,”kata Bu Juminten. Ia menyempatkan diri mendekati Dede dan mengusap tangannya… Dede merasa mendambakan pas itu dapat segera menerkam tubuh Bu Juminten… Dede lalu beranjak ke kelasnya…

Besoknya sekitar jam sembilan, Dede telah mengetuk pintu tempat tinggal Bu Juminten… Tidak ada seorangpun yang lihat Dede memasuki tempat tinggal itu…dan ini memang telah di ranacangnya sejak berangkat berasal dari tempat tinggal tadi.
“Ayo masuk nak Dede,”sambut Bu Juminten.
Dede masuk dan berlangsung di belakang Bu Juminten. Bu Juminten membawa Dede ke ruangan belakang di dekat dapur.
“Duduk nak Dede. Ibu buat minuman dulu ya,” kata Bu Juminten
Dede duduk di sofa usang yang ada di ruangan belakang itu. Ia memandangi bagian belakang tubuh Bu Juminten yang hanya lebih dari satu langkah darinya dan sedang buat persiapan minuman. Dede merasa Bu Juminten sangat bohay. Bagian bawah tubuh Bu Juminten yang padat dan besar itu dililit oleh sarung batik, pas bagian di atasnya Bu Juminten mengenakan semacam busana kebaya… lihat pemandangan itu kontol Dede pun gaceng. Dede segera berdiri..dan di keremangan ruangan itu…ia bersama dengan gemetar memeluk tubuh Bu Juminten berasal dari belakang…

“Bu Jum..,’bisik Dede sangat pelan. Ia melingkarkan tangannnya di pinggul Bu Juminten. Ia menempatkan bagian kontolnya yang tegang sama juga di pantat Bu Juminten.
Bu Juminten hanya diam. Sedangkan Dede jadi bernafsu, Aroma tubuh bu juminten yang pas itu yg sedikit berkeringat membuatnya jadi sange. Ia menggesek-gesekkan bagian kontolnya ke pantat Bu Juminten dan menekan-nekannya. Lalu bersama dengan nafas yang sangat memburu Dede menciumi leher belakang Bu Juminten… Sedangkan Bu Juminten hanya diam saja….ia hanya mengeliat pelan… Dede pun jadi sange dan jadi berani…Ia menjilati leher Bu Juminten bersama dengan merem melek meresapi nafsunya… Dede juga memindahkan tangannya lalu meraba tetek Bu Juminten yang membusung…

“Mmhh..nak Dede…,”Bu Juminten mendengus pelan. Dede jadi sange ketika mendengar dengusan penuh nafsu Bu Juminten. Ia memutar tubuh Bu Juminten. Menciumi leher bagian depannya…Lalu ke bawah kearah belahan tetek Bu Juminten yang ketat tertutup kerah kebaya nya. Bu Juminten pun mendenguskan nafas penuh nasfu di telinga Dede.

Karena gak kuat kembali menghindar sangenya, Dede menundukan tubuh Bu Juminten duduk ke lantai. Dan mereka berdua pun terduduk dilantai. Dede tetap menciumi dan menjilati leher putih mulus Bu Juminten yang merasa bercampur keringat dan liur Dede.

“Mmmhh….hah..,”dengus Bu Juminten pelan di telinga Dede. Lalu Dede memegang kepala bu juminten dan menariknya agak ke bawah,, Bu Juminten pun agak sedikit menunduk ke arah mulut Dede dan segera berciuman. Ia melingkarkan ke dua tangannya di leher Dede dan melumat bibir Dede bersama dengan liar dan penuh nafsu,, Dede pun membalas bersama dengan jilatan yang tak kalah liarnya. Sambil Ia menggerayangi tetek Bu Juminten yang besar… Meremasinya… Remasan2 Dede memicu Bu Juminten jadi nafsu…

Sambil melumat dan mengisap isap bibir Dede tangan Bu Juminten bergerak menyusup ke celana Dede dan mengelus elus kontolnya berasal dari luar celana,, terbuai dibuatnya. Dede menarik tubuh Bu Juminten jadi rapat ke didalam pelukannya. Tangan Dede lalu bergerak membuka kancing kebaya Bu Juminten dan meloloskan nya berasal dari kepala. Kini Bu Juminten hanya kenakan BH putih di bagian atas tubuhnya yang semok. Bu Juminten juga melonggarkan ikatan sarungnya, menariknya agak ke atas. Lalu ia bergerak membuka ke dua pahanya,, Kini selangkangan Dede dan Bu Juminten melekat ketat.

“Hhhoohh..,Dede” mengerang penuh nafsu. Bu Juminten yang lebih mempunyai pengalaman dan sedang dipenuhi nafsu bergerak mempreteli busana Dede. Dede pun membalasnya bersama dengan menurunkan tali BH Bu Juminten. Nafsunya yang tinggi mengajari Dede menurunkan ciumannya ke leher Bu Juminten yg telah basah..lalu turun kembali ke belahan teteknya yg besar, Menciumi dan menjilati belahan tetek Bu Juminten bersama dengan sange nya…

“Ooh..,” Bu Juminten mendengus penuh nafsu.
Ketika Dede membenamkan wajah di belahan teteknya Yang terpampang,, tetek Bu Juminten yang putih, mulus, dan berukuran besar. Dede mencium belahan tetek itu, mendengus buas nafas Dede, tetek bu juminten yang merasa berkeringat meninggalkan sedikit bau asem di belahan nya yg memicu Dede jadi sange,, lalu ia menengadahkan wajah lihat wajah Bu Juminten.

“Hhohh Bu Jum…hhoohh, “erang Dede perlahan, lalu menggeser ciumannya ke lipatan ketek bu Juminten dan mengendusnya,, gara-gara tidak cukup puas, Dede pun memegang bahu lebar Bu Juminten dan mengangkat tangannya,, setelah terangkat Dede pun segera mencium dan Menjilat lembah ketek Bu Juminten yg agak gelap dan berbau asem segar bersama dengan berdecak decak bunyi ciuman nya,, Bu Juminten pun agak mengikik dan terangsang bersama dengan gelitikan lidah Dede di keteknya, Puas bersama dengan yg satu Dede angkat kembali tangan Bu juminten dan mencium kembali ketek Bu Juminten yang sebelahnya, Bau asem ketek Bu Jumiten yg segar benar2 memicu kontol Dede jadi gaceng dan mengeras…

Dari ketek Bu Juminten ia kembali menaikan kembali ciuman nya dan menciumi mulut Bu Juminten.
Setelah itu ia menurunkan wajahnya. Dede membuka mulutnya, melumat tonjolan tetek Bu juminten. Lalu bersama dengan penuh nafsu Dede membuka cangkup BH nya dan mengenyot ngenyot pentil tetek Bu Juminten yang berwarna kehitaman bersama dengan aerola yg lebar berwarna coklat. Mula2 ia mengisapinya bersama dengan lembut dan perlahan. Bu Juminten mendengus di telinga Dede. Ia membusungkan dada dan lihat ke arah Teteknya yang sedang di kenyotin Dede. Ia meremas rambut Dede dan menekan-nekan ke arah teteknya. Tangan Dede bergerak lalu meremasi pangkal tetek Bu Juminten. Dede jadi Sange. Ia mengenyot dan menjilati Tetek Bu Juminten. Sementara itu Bu Juminten menggoyang-goyangkan pinggulnya. Bu Juminten merasakan sensasi ketika memeknya yang tetap terbungkus celana didalam bergesekan bersama dengan kontol Dede yang juga tetap terbungkus celana.
“Hhhhoohhh….mmhhh..hhhaahh..,”Bu Juminten mengerang penuh nafsu. Ia tetap menggeliat-geliat. “Hhhoooh Dede…enak banget sedotanmu…hhohh…Nenen tetap De…ohhh..enak banget…mmmhhhaaahh…enak banget Tetek ibu dihisapin begitu sampe geli ….hhhoohh….”

Dede jadi bernafsu saja mendengar erangan Bu Juminten. Ia jadi gencar menjilati, menyedoti, dan melumati Tetek Bu Juminten yang besar.
“Hhhhooohh Dede….hhhooohhh…,”Bu Juminten mengerang keenakan….
”Mmmhhoooh De..hhaahh…hhhuuhh…ooohh…oohh Dede ayo kami ke kamar ibu aja..oohh..,”Bu Juminten jadi bernafsu digeluti darah muda Dede.
Dede bangkit, ia merangkul tubuh Bu Juminten yang lebih tinggi juga besar darinya dan berlangsung kearah kamar yang ditunjuk Bu Juminten…sementara itu mulutnya tidak dulu lepas berasal dari Tetek Bu Juminten yang telah basah bekas ludahnya karna tetap di kenyotin bersama dengan liar..

Sesampi di kamar, Dede menempatkan tubuh Bu Juminten di ranjang. Ia bersama dengan liar membiarkan sarung batik Bu Juminten. Dede pun pada akhirnya lihat celana didalam Bu Juminten yang membungkus gundukan di selangkangan Bu Juminten. Ia menunduk perlahan, memandangi selangkangan Bu Juminten. Nafasnya panas dan memburu. Dede mendekatkan mulutnya ke selangkanagn Bu Juminten. Lalu mengecup pelan celana didalam Bu Juminten. Bu Juminten pun mengangkat pantatnya. Dede hanya sebentar mengecup celana didalam itu. Ia lalu lihat wajah Bu Juminten, lalu mendekat dan mencium bibir Bu Juminten. Bu Juminten menyambutnya dan membalas lumatan mulut Dede.
“Hhoohh Bu Jum…tebal banget memeknya…”
“Ibu pengen dientot saat ini De..*** tahan lagi….entotin ibu De aaahhhh,, lampiaskan seluruh nafsumu ke ibu…,”
“Hhhoohh….,”Dede jadi penuh nafsu gara-gara ucapan Bu Juminten. Ia berdiri membuka seluruh pakaiannya juga celana dalamya. Ia kini telanjang bulat. Dede bergerak ke selangkangan Bu Juminten, menciumi celana didalam Bu Juminten..lalu tangannya bergerak membuka celana didalam Bu Juminten…

Akhirnya Dede lihat jembut Bu Juminten yang hitam lebat.
“Hhhooo…,”erang Dede lalu mencium memek Bu Juminten. Ia melebarkan paha Bu Juminten bersama dengan tangannya. Dede menjulurkan lidahnya. Lobang memek Bu Juminten yang telah basah berlendir dijilatinya.
“Nghhaahh…,”erang Bu Juminten lirih layaknya menangis.”Hhhooohh De….ooohhh…enak banget De..hhoohh…,”
Dede jadi bernafsu. Ia mengulik-ulik lobang memek Bu Juminten bersama dengan lidahnya. Bu Juminten merasa keenakan lalu mengangkat pinggulnya. Mulut Dede melekat bersama dengan ketat diselangkangan Bu Juminten. Mulut Dede bergerilya bersama dengan liar di liang senggama Bu Juminten. Ia memasukkan lidahnya ke lobang memek Bu Juminten, dan menggoyan-goyangkan lidahnya didalam lobang memek yang berlendir itu.
“Hhhhoooohhhsss…oooohhh…,”Bu Juminten mengerang. ”Hhhhooohhh sedap banget…hhhooohh…jilatin yang lama De….hhhooo..jilatin terus….oooohhh De…hhooohhh…,”erang Bu Juminten.
Karena nafsu birahinya telah di puncak, Bu Juminten menarik kepala Dede dan menciumi mulutnya. Ia melumatnya bersama dengan liar.. Bu Juminten lalu menarik tubuh Dede ke tengah-tengah ranjang… Dede pun bergerak ke sedang ranjang…lalu mulutnya turun kembali ke tetek besar Bu Juminten dan menjilati Tetek Bu Juminten bersama dengan penuh nafsu…
Bu Juminten pun memeluk kepala Dede di dadanya, ”Hhhhoohh say…entot ibu saat ini De.. ibu dah penegn banget ngentot….hhhooohh..,”erang Bu Juminten sambil menarik Dede ke arahnya. Bu Juminten saat ini berbaring telentang pas Dede tetap menunduk menjilati Tetek Bu Juminten. “Entotin aku saat ini Dede…hhooohh..ibu ga tahan lagi..hhhooo,”

Dede lalu merentangkan kaki, ia memeluk dan menindih tubuh Bu Juninten yang bugil.
“Hhhooo Bu Jum….,”erang Dede bersama dengan sange nya.
Ia lalu menciumi leher Bu Juminten, tangan kanannya bergerak ke selangkangannya. Ia mengocok kontolnya sebentar lalu mengarahkan kontolnya ke memek Bu Juminten. Tangan Bu Juminten menolong mengarahkan kontol Dede ke lobang memeknya. Dan ketika Bu Juminten merasa kepala kontol Dede telah pas di lobang memeknya ia mengerang penuh nafsu. “Entot ibu saat ini De…”
Dede menekan pantatnya. Perlahan-lahan kontolnya memasuki memek Bu Juminten.
“Nnnggghhhaahh…,”Bu Juminten mendesir dan mengerang ketika pada akhirnya Kontol Dede masuk sepenuhnya ke didalam lobang memeknya. “Hhhhoooohhh sedap say…pompa ibu De…genjot say…,”erang2an Bu Juminten yang lirih layaknya tangisan mencukupi kamar mesum itu. “Hhhooohhh…entotanmu ….entoti ibu tetap De..goyangin,”

Dede menggenjot dan menindih tubuh Bu Juminten penuh nafsu birahi. Nafasnya panas dan memburu.
“Hhhhooohh…hhhooohhh.,’’erang Dede keenakan. “Hhhoohh Bu Jum,,,,enak sekali…oohh sedap banget ngentotin Bu Jum…,”
Dede tetap menekan-nekankan pantatnya. Kontolnya bergerak liar di lobang memek Bu Juminten. Kontolnya terlihat masuk bersama dengan cepat. Bu Juminten mengimbanginya bersama dengan memaju-mundurkan pantatnya di kasur. Kadang memutar-mutar pinggulnya. Selangkangan mereka melekat bersama dengan ketat. Gerakan-gerakan itu jadi memicu keduanya lupa daratan. Dede bersama dengan Sange nya menggumuli tubuh Bu Juminten. Menggenjoti tubuh Bu Juminten bersama dengan nafsu seksnya yang panas. Bu Juminten meremas pantat Dede dan mejadikan pantat Dede sebagai tumpuan tangannya untuk bergoyang memacu tubuh Dede berasal dari bawah. Bu Juminten merem melek dibuai nafsu ketika merasakn kontol Dede yang tegang, keras, dan panas menusuk-nusuk didalam memeknya.
“Hhhhoooohhh sayang Dede….hhoohh…enak sekali entotanmu…enak sekali kontolmu De…hhhoohh…ooohhhh De…ooohhh genjoti ibu terus..hhhoohh.. kontolmu sedap sekali…hhoohh De…,”Bu Juminten jadi mempercepat gerakan pinggulnya. Ia jadi melebarkan pahanya untuk memicu Kontol Dede menusuk jadi dalam… “Hhhhoooohhh entoti memek ibu De…hhooohh…hhhooohhh…hhhooohh De…genjot say…genjot yang keras..ahhh..De..ooohh entot yang keras hhhooohh…ooohhh…,” gerkan pinggul Bu Juminten jadi liar. Ia merasa nafsunya jadi mendekati puncak. Ia mencengkeram keras pantat Dede. Dan meliuk-liukkan pantanya. Ini memicu Dede merem-melek keenakan. Nafsunya jadi berkobar. Ia menekan-nekan pantatnya jadi keras. Ia mencengkeram kasur dan menghujamkan kontolnya dalam-dalam..
“Hhhhooohh Bu Jum…hhhooohhh…..,”Dede mengerang… “Ohhh..hhhhoohh…oohh Bu jum…aku sange bgt…ohhh enaaak…,”erang Dede sambil menghujam-hujamkan kotolnya didalam memek Bu Juminten bersama dengan keras. Bu Juminten juga jadi liar.
“Terus say,…oooohhh…ooooo De….ooo….,”tiba2 nada Bu Juminten menghilang tertahan. Seketika tubuhnya layaknya kejang-kejang. Gerakan pinggulnya sangat liar… Bu Juminten membusungkan dada dan menegadahkan wajah ke atas….Seiring itu memek Bu Juminten menyemprotkan mani yang sangat banyak….
Dede yang merasakan semprotan mani Bu Juminten kontolnya Jadi jadi gatel dan mendambakan bucat,, ia pun menindih dan memeluk rapat bu Juminten sambil mulutnya mengenyot tetek besar Bu Juminten dan mengangkat tangan Bu Juminten lalu mengendus dalam2 bau asem ketek bu Juminten yang membuatnya jadi menuju puncak,, selang lebih dari satu pas Dede pun menghujamkan kontolnya kuat2, keras, dan sangat didalam di didalam memek Bu Juminten. “Hhhooohhh Bu Jum…hhhooohh….,’’Dede mengeram kuat. Ia menekan pinggulnya sambil menindih tubuh Bu Juminten Rapat sekali dan mengendus ketek Bu Juminten bersama dengan penuh birahi,, Tubuh Dede pun pada akhirnya mengejang “Croooot Crooooot Croooot Seeeeerrr Seeeeerr” Bersamaan bersama dengan itu kontonya Bucat di didalam memek Bu Juminten, sangat banyak sekali pejunya. Semprotan itu berkali-kali memicu Bu Juminten mencapai kepala Dede yg sedang mendengus buas di keteknya lalu layaknya orang kehausan menciumi mulut Dede bersama dengan rakus. Selangkangan Dede dan Bu Juminten melekat bersama dengan ketat dan kuat. Bergerak mengejang seiring seiring penuntasan nafsu syahwat yang memuncak. Batang kontol Dede berdenyut-denyut mengejang didalam lobang memek Bu Juminten… Lobang memek Bu Juminten juga berdenyut-denyut menyedot-mengisap-menarik2-dan memijat-mijat batang kontol Dede.
“Ohhh Dede….,’desah Bu Juminten di sela lumatannya pada mulut Dede.
“Hhhoooh Bu Jum enaaaak…” Dede juga mengerang.
Gerakan2 kejang itu berlangsung 2 menit… mulut mereka tetap saling berebutan menjilat dan mencium. Lidah Bu Juminten dan Dede mencuat, meraih, memilin, menjilat, dan melahap.

Mereka berdua tertidur setelah itu. Dede baru terbangun siang harinya. Ketika itu Bu Juminten sedang memelukinya. tangan kanan Bu Juminten memijat dan meremasi kontol Dede yang telah keras dan tegang.
“Oh Dede, sedap banget tadi dientot serupa kamu…,”Bu Juminten bergerak mencium Pipi dede. Tangannya tetap meremas lembut Kontol dede.
“Aku juga merasa enak, memek Bu Jum tebal dan empuk. Enak dientotin. Aku juga senang Nenen serupa Bu Jum yang teteknya besar..,”kata Dede sambil menjalankan tangannya meremas pentil tetek Bu Juminten
Ibu senang sering2 dientot ama kamu. Hhhmmmhhh….kontolmu besar dan panjang….Ibu suka…enak banget kontolmu pas menususk-nusuk memek ibu..hhhoohhhhmmmmhh..’”Bu Juminten kembali melumat bibir Dede

Mereka kembali berciuman bersama dengan ganas, panas, dan liar. Saling membelit dan menggumuli. Sampe sore hari Dede baru pulang dan berjanji akan ulangi kembali bersama dengan Bu Juminten.

CeritaDewasa