Kenikmatan Tidak Terlupakan Di Kebun
kenangan.xyz, Kenikmatan – Didalam sebuah kelas, para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Pertanian semester 2 sedang duduk manis dan memperhatikan dosennya sedang berkicau.
“Tugas kalian kali ini adalah meneliti tidak benar satu buah yang bisa saja kalian telah amat kenal. Kelompok telah saya bagi menjadi tiap-tiap 3 orang. Saya bakal bacakan nama kelompok terutama dahulu, sesudah itu saya bakal beri penjelasan”,kata Pak Janu duduk diatas meja sambil mengakses lembaran kertas yang dijepit menjadi satu.
Pak Janu pun membacakan kelompok yang telah ia bagi sebelumnya. Ada yang bahagia mendapat rekan sekelompok yang cocok, ada yang mulai kecewa.
“Kelompok berikutnya, Adrian, Lina dan Feby”.
Lina dan Feby saling berpelukan dan tertawa girang. Adrian yang lihat kedua rekan sekelompoknya itu terheran-heran, bukan hanya Adrian, mahasiswa lainnya terhitung turut bengong. Apa yang wajib digirangkan hingga berpelukan begitu?Dasar anak perempuan masa sekarang.
“Oke saya bakal jelaskan buah yang wajib kalian cermat untuk tugas kalian”.Pak Janu mengambil spidol, hendak menulis sesuatu di papan tulis yang tetap putih bersih itu.
“Buah dada ya pak”.jawab Rendy, sang mahasiswa mesum. Satu ruangan kelas pun tertawa, kalau para mahasiswi tentunya.
Pak Janu tidak mempedulikan tingkah laku anak didiknya itu. Pak Janu pun menuliskan 4 huruf awal dari buah yang wajib mereka teliti.
4 huruf awal selanjutnya adalah, S O L A.
“Ada yang sanggup tebak apa kepanjangan dari SOLA ini?”,tanya Pak Janu.
“Sola Aoi!!”, jawab Rendy kedua kalinya.
Suasana kelas pun menjadi gaduh.
Adrian menimpali kepala Rendy bersama dengan buku tulisnya.
“Dasar!! Kebanyakan membuka forum xxx loe, menjadi mesum gitu!”
“Weekk..eloe terhitung mesum khan”, Rendy memeletkan lidahnya.
“Mesum mah diem-diem aja jangan sampe ketauan aibnya. Emang apa sih yang sanggup dibanggain dari DS Forum?Biasa aja”,kata Adrian.
“Jangan menghina Formmm xxx dong! Engga tau apa-apa khan loe soal forum itu!!”,kata Rendy membanggakan Forum kesayangannya.
“Emang kenapa sama forum xxx?”, tanya Adrian penasaran.
“Forum xxx tuh, Forum yang bukan semata-mata sex! Satu lagi, dia aja memiliki slogan yahud banget, lihat aja sendiri tuh di page utamanya, wer fantesi mit komuniti”.
Adrian mendorong kepala Rendy,”Halah level inggris loe dinaikin dulu baru inggris2an deeh”
“Ehemm”, Pak Janu telah didepan Rendy dan Adrian.
Mereka berdua pun menyudahi perbincangan yang engga penting itu.
“Nah… yang tadi saya tulis itu adalah, Tomat. didalam bhs latinnya Solanum Lycopersicum”. Pak Janu sambil berlangsung kembali ke papan tulis lalu melengkapkan tulisan “SOLA”nya tadi.
Para mahasiswi dan mahasiswa terbengong bengong. Susah amat nyebutnya, tinggal nyebut tomat ada problem amat.
“Sebelum kita mengenal lebih jauh mengenai tomat, ada baiknya andaikata kita sadar sejarahnya terutama dahulu. Bagi suku Astec, bangsa Indian mengenal tomat bersama dengan sebutan xitomatle. Sementara itu, orang Meksiko menyebutnya timato dan orang Peru lebih mengenal bersama dengan nama podo d’moro. Lalu pada tahun 1523…………………………………”, sadar Pak Janu pun menjelaskan.
Penghuni kelas selanjutnya makin lama pusing bersama dengan bhs yang buat otak mereka engga mudeng. Tapi mereka tetap memperhatikan bersama dengan sadar dikarenakan ini merupakan tugas praktek mereka yang pertama.
Para mahasiswi dan mahasiswa pun mencatat anggota penting yang wajib mereka memperhatikan didalam penjelasan dosen mereka.
Lagipula, engga bisa saja penulis cerita ini bercerita lebih lanjut mengenai tomat. Kalo gitu, bukan namanya cerita seru, tapi cerita tomat, ya ngga?
Di kantin, Adrian dan 2 temannya duduk sambil menyeruput minuman untuk melewatkan dahaga.
“Gimana kalo kita neliti si tomat, dan tinggalnya di Villa ku di deket bogor?”,tanya Adrian untuk meraih persetujuan temannya.
Feby dan Lina saling berpandangan.
“Kita khan sudi neliti tomat, sayang.. bukan liburan”. jawab Feby, pacar Adrian.
Adrian tersenyum,
“Nah itu dia.. di deket Villa ku itu ada kebun tomat.Gimana?”,Adrian mengedipkan matanya pada Feby.
“Eh telah dong..gue jangan dilupain. Kapan nih kita berangkatnya?”,tanya Lina sambil merangkul Feby.
Adrian berpikir sejenak,
“Ntar malem tepat jam 12, gimana?”.
“Setuju!Lebih cepet lebih baik!”,jawab Feby.
“Yaaah.. jam segitu?masiih ngaantuuk”,rengek Lina
“Lin.. biarin.. kita kumpulin tugas kita secepetnya”, kata Feby
“Sip.. ntar malem kita belanja kebutuhan buat di Villa, ok?”,ujar Adrian.
Lina dan Feby mengacungkan jempol.
Merekapun menghabiskan minuman mereka sambil bercanda tawa, sesudah itu bersiap2 pulang untuk menyiapkan segala nya.
Esokan paginya, di mana para ayam belum berkokok dan tetap tepar, tapi “ayam” spesies lainnya tetap menjajakan diri mencari nafkah kebutuhan hidup, tapi 3 mahasiswa Universitas Triseksi ini baru tiba di target dan memindahkan barang bawaan mereka dari mobil ke villa.
“Loe masuk duluan aja, Lin.. biar gue sama Rian bawa barangnya, ngantuk khan?”, ujar Feby.
Lina menggosok kedua matanya,
“Iya deh.. kamarnya yang mana aja khan?”
Feby mengangguk.
Feby dan Adrian memperhatikan Lina hingga masuk ke didalam villa, sesudah itu Adrian langsung memeluk Feby dari belakang.
Adrian menciumi leher Feby dan diberikan sedikit jilatan-jiltan yang merangsang. Feby yang keenakan langsung membalikkan tubuh dan menghadap Adrian, mereka langsung berciuman nafsu. Disaat sedang nikmati ciuman, mereka tidak sadar bahwa ada seorang pria yang lebih kurang usia 50 awal memperhatikan mereka dari kejauhan.
Adrian dan Feby tetap berciuman, lidah mereka saling bertautan dan menghisap. Tangan Adrian yang di pinggang Feby mulai meraba keatas perlahan menuju buah dada Feby, lalu Adrian meremasnya.
“Ihhhh..”,Feby melewatkan ciuman dan pelukan Adrian.
“Aku tetap capek.. bobo dulu yah, kamu urus tuh bawaan”.ucap Feby sambil mengecup kening Adrian, lalu masuk ke didalam villa.
“ck! sialan… “, oceh Adrian sambil lihat Feby masuk ke dalam.
Adrian mengangkat barang dari bagasi mobil,”Buset.. cewek-cewek bawa koper sampe tiga… padahal engga sampe seminggu”.
Tiba tiba sebuah tangan raih pundak Adrian.
“‘Nak Rian?”, ucap suara laki laki yang agak berat dan terdengar mistis.
Adrian terkejut.
“Ya ampun… Pak Amir.. telah lama engga ketemu, gimana kabarnya?”, Adrian mengulurkan tangan kanannya kepada penjaga villa tersebut.
“Baik, Rian”,jawab Pak Amir sambil menjabat tangan Adrian.
“Baru hingga yah?”
“Iya, Pak. Oh Iya tolong bantu saya bawa barang yah.. banyak banget nih”, ujar Adrian sambil memijit pundaknya.
“Oke bos.. tapi sebelumnya saya sudi bilang sesuatu yang penting”, kata Pak Amir.
“Apaan, Pak?”, tanya Adrian penasaran.
“Gini ‘nak Rian, bapak hanya sudi mengingatkan, kalau di daerah ini sebaiknya memelihara diri. tidak baik kalau diamati orang lain”.
Adrian sadar maksud Pak Amir.
“Tapi di sini khan engga ada siapa-siapa lagi, Pak”, ujar Adrian.
Pak Amir tersenyum,
“Yah saya hanya mengingatkan. Kalau hingga berlangsung apa-apa, saya tidak sanggup menolong banyak loh”
“Tenang aja, Pak”, ujar Adrian sambil tersenyum walaupun ia tidak mempedulikan ucapan Pak Amir tadi.
“Bagus kalau begitu”,kata Pak Amir sambil menepuk pundak Adrian. “Mari saya bantu bawakan”
Pak Amir dan Adrian pun membawakan barang bawaan ke didalam villa. Adrian mengantarkan koper2 Lina dan Feby di depan kamar mereka, sesudah itu Adrian membawa barang bawaan nya yang hanya bersifat ransel ke kamarnya, lalu beristirahat.
Siang harinya, lebih kurang pukul 1 siang, ketiga mahasiswa berkumpul di meja makan sambil makan roti yang mereka bawa dari Jakarta.
“Kalian kok sanggup barengan gitu sih siap2nya?”,tanya Feby yang lihat Adrian dan Lina telah siap untuk ke kebun.
“Makanya kamu jangan mandi kelamaan”,ucap Adrian.
Feby menghabiskan rotinya bersama dengan cepat,
“Yaudah.. gue siap-siap dulu ya”.Feby berlangsung ke kamarnya.
Lina dan Adrian pun telah selesai makan.
“Gimana nih, sudi nungguin Feby atau gue duluan?”, ajak Lina.
“Loe duluan aja deh, gue nungguin Feby.. di kebun telah ada Pak Amir si penjaga villa, ada apa2 tanya ke dia aja, ok?”
“Oke ntar nyusul yaa” Adrian mengangguk.
Setelah Lina menghilang dari hadapan Adrian, Adrian pun menghampiri kamar Feby dan mengetuknya.
“Sayang.. kamu tetap lama ga?”
“Bentaaaar, saya kembali sudi pake… “, belum selesai Feby bicara. Adrian telah mengakses pintu kamar Feby yang tidak terkunci.
Terlihat Feby sedang hendak Mengenakan tanktop putihnya, tentu saja saat ini tetap muncul Feby hanya Mengenakan bra dan celana didalam berwarna hitam.
Adrian langsung menutup pintu dan menguncinya, lalu mendekati Feby.
Adrian mengambil tanktop putih yang Feby pegang dan membuangnya kelantai. Adrian menciumi leher Feby sementara kedua tangannya raih kaitan bra Feby dan melepasnya. Ciuman Adrian turun ke buah dada Feby sambil mendorongnya ke atas ranjang dan menindihnya.
Adrian menjulurkan lidahnya ke puting susu Feby, dan menjilatnya berulang kali. “Aihh.. geli banget..”.
Adrian tidak merespon, jadi tangan kanannya menurunkan celana didalam Feby.
Tangannya mengusap paha Feby lalu naik ke vagina nya. Jari telunjuk dan manis Adrian mengakses bibir vagina Feby sementara jari tengahnya mengusap klitorisnya.
“Yan… jangan…. kita…ma… sudi ke… kebun …”, desah Feby.
“Biarin.. saya engga tahan, sayang”,jawab Adrian sambil senantiasa nikmati buah dada Feby.
“Ahh… hhh… geli kalo lidah kamu gitu..”, erang Feby kala lidah Adrian mengelilingi puting susu Feby.
“Oke saya brenti…”, kata Adrian menyudahi rangsangannya, sambil melewatkan semua pakaiannya.
Adrian menyodori k0ntolnya di depan muka Feby,
“tapi kamu isep ini…”. paksa Adrian.
Walau dipaksa, Feby pun menurut dan mengakses mulutnya, dimasukkannya batang k0ntol Adrian perlahan lalu dikocokkan maju mundur bersama dengan cepat.
“Ouh … good… ouh yes..slow down”
Feby memperlahan sepongannya, lalu mengeluarkan k0ntol Adrian dari mulutnya. Dilahapnya testis Adrian sambil dihisap2.
“Ohh.. i like it, baby”. racau Adrian sambil mengusap rambut Feby.
Feby bahagia kekasihnya bahagia bersama dengan perlakuannya itu. Feby menyepongi Adrian bersama dengan tatapan manja dan nakal.
“Udah.. udah.. gantian saya buat kamu enak”.kata Adrian sambil melewatkan testis nya yang dihisap Feby.
Feby mengecup kepala k0ntol Adrian. Feby mengakses lebar kedua kakinya, kedua tangannya mengakses bibir vaginanya sendiri.
“Come to mama”, goda Feby.
Adrian yang tak tahan lihat pemandangan itu, langsung melahap vagina Feby.
Dijilatnya bibir vagina Feby, sesekali sengaja memasukkan lidahnya ke lubang vagina Feby, lalu diputar-putar didalam.
“Uhh.. sedap banget sayang… lebih sedap kembali yang ini”, kata Feby sambil menarik kepala Adrian lebih dekat, mulut Adrian menempel di klitoris Feby.
Adrian langsung menggesekkan bibirnya di klitoris Feby bersama dengan cepat.
“Ihh jangan… jangan… jangan brenti..”
Adrian mengulum klitoris Feby, sesekali digigit lembut.
“Ohh.. gitu Yan.. gitu…”.
Melihat Feby makin lama mendesah keenakan, Adrian makin lama horny. Lidah Adrian makin lama nafsu memainkan di klitoris Feby.
“Udah… udah.. saya engga tahan niih..”
Adrian menyudahi oralan nya di klitoris Feby.
“Entot saat ini aja ya?, tanya Adrian.
Tanpa menanti Feby menjawab, Adrian telah mengarahkan k0ntolnya di depan vagina Feby.
Feby memejamkan mata sambil meremas sprei kasur, k0ntol Adrian menerobos lubang vagina Feby.
“Ahhh..”, desah Adrian sementara k0ntolnya telah masuk seutuhnya ke didalam vagina Feby. Tapi Adrian mengeluarkan k0ntol nya lagi.
“Ihhh…”,protes Feby. “Fuck me, baby”. pinta Feby bersama dengan bhs kasarnya tapi manja.
“Sshh..”, Adrian menutup mulut Feby.
“Jangan brisik dulu sebelum akan kamu rasain ini”.Adrian langsung menyodok k0ntolnya ke didalam vagina Feby bersama dengan hentakan kuat.
Tangan Feby meremas sprei kasur makin lama kuat, dipadu bersama dengan desahan2 nikmatnya.
Adrian mengocok k0ntolnya di vagina Feby, sesekali dikocok memutar. Feby mendesah, meracau, dan mengerang keenakan.
“Uhh.. entot gitu mem*kku, sayang”.
Bahasa kasarnya tanpa sadar muncul dari mulutnya. Adrian makin lama impuls menyetubuhi kekasihnya yang berumur 19 tahun itu. Dipandangnya tubuh Feby dari atas hingga bawah.
Film Bokep – Perfect! Payudara yang berukuran 34B yang tetap amat kencang dan montok, kulit yang begitu putih dan mulus, bahkan vagina Feby yang begitu terawat bersama dengan bulu bulu yang tercukur rapi Adrian meremas payudara Feby bersama dengan kedua tangannya sambil mengocok batang k0ntolnya di didalam vagina Feby.
Desahan erotis Feby makin lama tidak karuan. Adrian menyetubuhi kekasihnya layaknya orang kesetanan.
Sekitar puluhan menit mereka bersetubuh.
“Yan.. ahh.. aku… mau… k..”
Adrian sadar walaupun ucapan Feby. Adrian langsung menyudahi *ntotan nya, lalu mengarahkan vagina Feby didepan wajahnya.
Adrian menjilati vagina Feby penuh nafsu. Dikulumnya klitoris Feby dan dihisap-hisap.
“Mmmh.. ayo.. mm. keluarin”.
kata Adrian sambil melahap kembali vagina Feby.
Feby menjambak kepala Adrian.
“Akkhh…..”.
Semprotan air dari vagina Feby mencukupi mulut Adrian. Adrian pun menelan air cinta dari vagina kekasihnya.
Nafas Feby tetap terengah – engah, sekujur tubuhnya lemas. Adrian mengecup kening Feby, lalu menatap Feby, menambahkan tanda untuk mengajak kekasihnya bersetubuh lagi. Feby mengangguk. Adrian langsung menciumi leher Feby, menjilatinya dari atas hingga bawah, turun ke belahan dadanya.
Adrian pun menciumi buah dada Feby, menjilat-jilat putingnya. Namun tiba-tiba terdengar suara deringan dari handphone Feby.
“siapa seh gangguin ajah”, ucap Adrian kesal.
“sabar yaah.. saya angkat dulu telponnya”, Feby mengelus kepala Adrian yang tetap menempel di dada nya.
“Lina telpon”, kata Feby sementara lihat layar handphonenya.
“Halo, Lin?”. sapa Feby di telpon.
“Febyyyyyyy!! Eloe kemana?buruan dong jangan pacaran.. bete nih gue dari tadi yang kerja, kesini dong”, Lina kesal.
Setelah Feby menenangkan temannya yang sedang kesal itu, Feby pun mengajak Adrian ke kebun. Adrian mengiyakan ajakan kekasihnya walaupun birahi nya tetap menggebu-gebu.
Sepasang kekasih itu berlangsung menuju kebun sambil bergandengan tangan. Tak lama kemudian, terlihatlah Lina yang sedang kepanasan melambaikan tangan kearah mereka dari kejauhan.
“OIII… buruan!! masa gua doang yang kerja daritadi??Pak Amir terhitung kasian tuh gua tahan di sini nemenin gua!”.
Feby berlari kecil kearah Lina.
“Sori, Lin. Tadi.. “. belum selesai Feby melengkapi kalimatnya,
“Udah buruan sini bantuin gue”, Lina menarik lengan Feby.
Mereka bertiga pun meneliti si tomat tersebut, Feby bertanya-tanya pada Pak Amir, Lina mencatat percakapan mereka, tetapi Adrian menentukan untuk memperhatikan kerja mereka.
Sesekali matanya tertuju pada buah dada kekasihnya, Feby. Jakunnya bergerak naik turun.
“Aih..kapan yah..gua sanggup entotin cewe gua ini lagi”, pikir Adrian didalam hati.
Pikiran Adrian pun melayang layang, memikirkan ia menyetubuhi kekasihnya.
Imajinasi seks Adrian mencukupi kepalanya, ia memikirkan menyetubuhi kekasihnya di kebun. Betapa nikmatnya..
Tak lama lantas Lina dan Feby menghampiri Adrian yang sedang bengong, dan menepuk kedua tangannya di depan muka Adrian.
Adrian yang sedang bengong pun sadar,
“eh.. i.. iya.. apa?”
“bengong aja.. “, kata Lina.
Feby yang sedang bicara bersama dengan Pak Amir pun menghampiri Adrian.
“balik ke villa yuk sayang..”. ajak Feby sambil menggandeng lengan Adrian.
“lhoo?”, kata Adrian terheran heran.
“iya udahan..”, kata Feby.
Tanpa disadari, Adrian telah bengong memadai lama, tugas penelitian mereka selesai untuk hari ini.
Mereka bertiga pun berlangsung kembali menuju Villa. Tiba-tiba Lina terdiam, ia merasakan sesuatu yang aneh, merinding…
“duh sial gue kebelet pipis.. kalo gue pipis di Villa, mana keburu. dari villa kesini aja nyaris 20 menit”
Lina yang telah ketinggalan jauh di belakang Adrian dan Feby pun berteriak.
“Feeebbb!!! loe orang jalur dulu ke villa yaaa!! gue balik ke daerah pak Amir, ada yang ketinggalaan!!”
Terlihat Feby menggangguk dari kejauhan.
“fiuh.. aman gue”
Setelah Lina lihat kedua temannya telah tak muncul lagi, ia pun menurunkan celana pendek dan celana dalamnya sambil celingak celinguk lihat sekitar.
“nah ga ada yang liat”
Lina pun jongkok dan pipis. Ia lihat pembalut yang di atas celana dalamnya.
“wah mulai penuh.. ntar ubah di villa deh”.
Air pipis Lina pun muncul dan berwarna sedikit kemerahan dikarenakan bercampur bersama dengan darah mens nya.
Setelah selesai, Lina Mengenakan kembali celana didalam dan celana pendeknya, lalu berlangsung kembali menuju Villa.
Ketiga mahasiswa fakultas pertanian itu pun membersihkan diri dengan sebutan lain mandi, sesudah selesai.. mereka berkumpul di area makan.
Makanan – makanan lezat telah disajikan di meja.
“waahh.. siapa nih yang masak.. Pak Amir kali ya”. ucap Lina.
“saya yang masak, non”, ucap seorang ibu ibu 1/2 tua.
Semuanya pun menoleh ke arah ibu ibu itu.
“panggil saya Mbok Tari, saya tinggal di rumah sebelah.Pak Amir manggil saya kesini, katanya suru masakin buat tamu penting”, ucap Mbok Tari sambil tersenyum.
“ah ada-ada aja.. ga penting-penting banget lah, Mbok.. namanya terhitung kita kesini sekalian liburan”, kata Adrian.
Mbok Tari pun mendekati meja makan sambil mempersilahkan mereka duduk.
“ayo semua nya makan malam, ini telah saya masakin yang enak2 lho…”
Feby lihat makanan2 yang terpajang di depan matanya,
“wahh sedap nih.. ada ayam goreng mentega kesukaan saya nih, Mbok”.
Lina dan Adrian tidak berkomentar apa-apa, mereka berdua melahap makanan mereka bersama dengan cepat.
Feby menggeleng-gelengkan kepala lihat temannya dan kekasihnya yang kalap.
Adrian menghempaskan diri ke sofa area tamu sambil mengelus elus perutnya,
“fuuuh.. gila kenyang banget”.
Feby duduk disebelah Adrian,
“makanya siapa suruh makan 5 piring, dasar kalap”.
“Feb!”, terdengar suara Lina dari belakang. Adrian dan Feby pun menoleh.
“Jangan pacaran! ayo kita bahas penelitian tadi”, kata Lina yang mampir sambil membawa notebook dan beberapa lembar hasil penelitian tadi siang.
“Sekarang suruh si Adrian salin kembali nih hasil cermat kita tadi, diketik rapih terhitung ya, di kebun khan dia engga ngapa-ngapain tuh”. perintah Lina.
“Yaaah…”, Adrian mengeluh.
Lalu Lina membisikkan sesuatu di telinga Feby, Feby tersenyum.
“boleh juga.. yuk sekarang”.kata Feby.
“Kamu di sini yah ketik dulu hasil penelitian kita, saya sudi ke kamar Lina”.
“Kalian sudi ngapain emangnya sampe ke kamar?”,tanya Adrian penasaran.
Lina dan Feby saling berpandangan.
“Adaa.. ajaah”, kata Feby sambil mengedipkan matanya.
Feby pun mengikuti Lina jalur ke kamarnya.
“Dasar cewe.. ngapain sih ke kamar segala”.
Adrian terpaksa mengetik hasil penelitiannya di Notebook. Belum hingga 5 menit, Adrian menyerah.
“Duuh.. engga ada ide nih gue..”, kata Adrian sambil menggaruk kepalanya.
Beberapa detik kemudian, sebuah anggapan muncul di benaknya.
“Oiiyaah..”
Adrian berlangsung menuju kamar Lina. Saat dua cara kembali hingga di kamar Lina, terdengar suara canda tawa Lina dan Feby.
Rasa penasaran Adrian makin lama tinggi. Ia mencari cara agar sanggup mengintip mereka.
Akhirnya ia mendapatkan cara,
“nah dari sini bisa saja bisa”.
Adrian membungkuk dan menyipitkan matanya di depan lubang kunci.
“Nice… memadai terhitung sanggup lihat dari sini”
Terlihat Lina sedang mengorek ngorek isi koper yang ia bawa.
“Nih gue bawa yang baru nih”. kata Lina sambil berikan sepasang bra dan CD warna pink muda kepada Feby.
“Wah.. lucu banget, Lin”. Feby lihat CD yang Lina berikan, ditengah nya tepat di anggota belahan vagina terdapat gambar Hello Kitty.
“Iya.. nyokap suruh gue nawarin itu ke loe gara2 tau loe demen Hello Kitty”
“Buset.. nyokap Lina jualan begituan ternyata”,kata Adrian didalam hati.
“Tuh cobain dulu, Feb”, kata Lina.
“Nah ini nih yang gue tunggu.. come on, girl”, tangan Adrian telah memegangi k0ntolnya yang tetap terbalut oleh celana.
Adrian lihat Feby sedang melewatkan tank top Feby dan celana pendeknya. Lekukan tubuh Feby muncul begitu jelas, bahkan kulitnya yang putih mulus. Feby mengakses kaitan bra-nya, lalu melewatkan bra nya.
“Wuih gile.. dahsyat..”, kata Adrian didalam hati.
Tak lama kemudian, Feby tak muncul oleh Adrian.
“Yah.. kok pergi siih.. disitu aja dong, sayang”. Yang muncul jadi Lina sedang mengeluarkan barang dagangannya.
“buset.. isinya kolor sama beha semua tuh koper”. Adrian menggelengkan kepala. Beberapa sementara kemudian, Feby muncul lagi.
Kini ia telah Mengenakan bra dan CD yang Lina berikan, yang bergambar Hello Kitty di anggota belahan vagina. Bentuk CD nya amat mini, membungkus gundukan vagina Feby bersama dengan ketat.
Tipe bra nya layaknya push up bra, agar payudara Feby muncul lebih besar dan menantang.
“bagus banget, Feb. gua beliin deh..”, tangan Adrian mulai meraba masuk ke didalam CD nya sendiri dan raih batang k0ntolnya.
“Lucu tuh Feb.. membeli ga”. tanya Lina.
Feby bergaya di depan cermin, lihat tubuhnya yang begitu indah bersama dengan penuh bangga.
“hmm membeli deh.. lucu banget”.
Adrian tanpa sadar mengocok k0ntolnya sendiri sambil lihat tubuh kekasihnya, Feby.
“Cuman membeli satu, Feb?”, tanya Lina agak kecewa.
“Ntar aja deh, Lin.”, kata Feby sambil melewatkan bra dan CD yang baru ia coba.
“kasian si Adrian di luar ga ada yang nemenin”, lalu Feby Mengenakan kembali pakaiannya mula-mula tadi.
Adrian menyudahi permainan tangannya di k0ntolnya. Ia buru – buru kembali ke sofa dan berlagak betul-betul di depan notebook.
Beberapa sementara kemudian, Lina dan Feby kembali ke sofa di mana Adrian berada.
“Lho.. kok belum mulai ketik apa-apa, Yan?”, tanya Lina sementara lihat layar Ms.Worddi notebook tetap kosong.
“Emm.. ya.. ga tau sudi ketik apaan, ga ada ide nih gara2 kekenyangan”, kata Adrian beralasan.
“Yaudah deh.. gue tinggal tidur dulu yah, perut gue terhitung kembali engga sedap nih”, Lina meringis sambil meremas perutnya.
“lagi dapet ya?”, tanya Feby.
Lina mengangguk.
“yaudah.. gue bantu Adrian buat laporan penelitian kita dulu, loe tidur aja.”
Lina mengangguk lagi, lalu jalur menuju kamar tidurnya.
Setelah Lina telah hilang dari peredaran, Feby membalikkan tubuhnya ke hadapan Adrian. Adrian langsung mengecup bibir Feby.
“eeeh.. iseng banget sihh”, kata Feby manja.
“suka khan?”, goda Adrian, Adrian mencium kembali bibir Feby.
Feby melewatkan ciumannya.
“kenapa?”, tanya Adrian.
“ntar Mbok Tari ngeliat lhoo”, kata Feby.
“dia telah pulang tuh sama Pak Amir”. Adrian mencium kembali bibir Feby.
Feby pun membalas ciuman Adrian.
Lidah mereka saling beradu, saling menjilat.
“E…ehhh.. telah udah! ayo saya bantu buat laporan dulu, saya ngomong, kamu ketik”, perintah Feby.
Adrian memasang muka kecewa, bersama dengan pasrah ia menurut perintah Feby.
Mereka pun sibuk mengerjakan tugas kuliah mereka, walaupun Adrian sesekali merengek minta jatah.
Ternyata, tugas kuliah mereka memakan sementara berjam jam. Tugas mereka pun selesai pada pukul 2 pagi.
Feby membereskan kertas2 yang berserakan di meja, tetapi Adrian meng-switch off notebooknya.
Tiba2 Adrian mengangkat tubuh Feby dan mendudukkannya diatas pangkuannya.
Adrian menciumi leher Feby yang jenjang, diselingi bersama dengan jilatan dan cupangan kasar.
Feby mengacak acak rambut Adrian, mengusap punggung Adrian. Ciuman Adrian kembali kembali ke bibir Feby. Mereka berdua French Kiss penuh nafsu.
Kedua bibir mereka basah oleh air liur mereka yang telah bercampur menjadi satu. Tiba2 Adrian menyudahi ciumannya.
Ia menggendong Feby ke teras, dan mendiami Feby diatas balkon.
Mereka kembali berciuman. lebih kurang 5 menit kemudian, kedua tangan Adrian mengusahakan melewatkan celana pendek Feby, sementara Feby menjilat jilati leher Adrian.
setelah celana pendek Feby lepas, Adrian melewatkan tank top Feby. Buah dada Feby langsung terlihat, ia tidak Mengenakan bra.
Adrian langsung menciumi dada Feby, menjilati nya pelan2 hingga ke putingnya.
“Ahh… disitu geli banget”. Feby merasakan getaran di tubuhnya sementara puting susunya dijilat Adrian pelan pelan penuh perasaan.
Lidah Adrian mengelilingi puting susu Feby, dijilatnya naik turun, lalu dilahap dan dihisap lembut.
“hhhh.. kamu buat saya horny banget, Adrian”
Adrian makin lama semangat. Adrian mengenyoti puting susu Feby sambil meraba selangkangan Feby.
Desahan Feby makin lama keras.
Adrian beralih ke buah dada Feby satu lagi, digesek2annya giginya di puting susu Feby. Feby memejamkan mata dan tangannya mengusap kepala Adrian, sementara tangan Adrian meraba masuk ke celana didalam Feby.
Jari-jarinya membelah bibir vagina Feby, menyentuh klitorisnya. Adrian memilin klitoris Feby bersama dengan jempol dan telunjuknya, digesek-gesek dan digetar-getarkan.
Adrian tetap asyik memainkan lidahnya di puting Feby, jari2nya tetap tetap merangsang klitoris Feby.
“hhh.. Yan…. “, Feby mendesah manja.
Cairan bening dan lengket mengalir sedikit demi sedikit dari vagina Feby dirasakan oleh jari-jari Adrian.
Adrian langsung menurunkan celana didalam Feby dan melepaskannya. Feby inisiatif melebarkan kedua kakinya, agar lubang vagina Feby muncul sadar di muka Adrian.
“hmm… lengket banget..”, Adrian makin lama horny.
Feby menatap Adrian seakan pasrah apapun kelakuan nikmat kekasihnya pada dirinya.
Adrian mendekatkan wajahnya di vagina Feby, dihirupnya aroma kewanitaan kekasihnya.
“hmmmff…aku bahagia banget aroma vaginamu”
Feby makin lama terangsang bakal kata2 Adrian.
Adrian mengakses bibir vagina Feby bersama dengan kedua tangannya, lubang vagina Feby muncul jelas.
“kok yang lengket-lengket muncul dari sini?”.
“gini aja ya biar ga muncul lagi”.Adrian memasukkan jari tengahnya ke didalam lubang vagina Feby.
Feby mencegah nikmat kala Adrian memasukkan jarinya pelan-pelan makin lama dalam.
“sshh…. sedap banget, sayang”
Adrian mengeluar masukkan jari tengahnya dari pelan.. perlahan-perlahan makin lama cepat, memasturbasikan kekasihnya sambil menjilati selangkangannya.
Feby mendesah keenakan, sesekali mobilisasi pinggulnya saking nikmatnya di masturbasi oleh kekasih.
“ahhh.. hhh.. Adrian… gituu…hh..”.Feby meracau nggak jelas.
Adrian memperlahan kocokan jarinya di vagina Feby. “kok makin lama deras ya lengket2nya ini”.
“diapain dong biar ga ngalir lagi?”.goda Adrian.
Nafas Feby agak terengah – engah.
“di.. hh.. sedot…”.
Adrian langsung melahap lubang vagina Feby. Lidahnya dimasukkan ke didalam lubang vagina Feby, sambil diseruputnya cairan vagina Feby yang lengket.
Feby menatap kekasihnya yang sedang me’makan’ vagina nya penuh nafsu, pemandangan selanjutnya membuat dirinya makin lama terangsang.
“hhh.. sedotnya pelan-pelan.. geli banget”, desah Feby.
Adrian jadi makin lama nafsu menyedot cairan vagina Feby. Lidahnya memutar mutar di didalam lubang vagina Feby. Adrian menjilati cairan vagina Feby yang tetap mengalir sedikit demi sedikit, hingga habis.
Setelah itu, Adrian mengangkat Feby dari balkon dan berbisik di telinganya. “gantian..”
Adrian duduk di kursi beranda lalu menurunkan celananya. Batang k0ntolnya muncul jelas, panjang dan telah tegang.
“ayo, Feb… make me feel good”, pinta Adrian.
Feby berlutut didepan Adrian. Feby mengecup kepala k0ntol Adrian.
Dijulurkannya lidah Feby, dan menjilat testis Adrian dari bawah hingga ke kepala k0ntol Adrian. “oouh.. pelan gitu asyik juga”.
Feby tersenyum, lalu melanjutkan jilatannya. Feby menjilati semua batang k0ntol Adrian, lalu melahap kepala k0ntol Adrian. Kepala k0ntol Adrian dihisap hingga terlepas dari mulutnya. Adrian memejamkan mata sambil kedua tangannya memegang kepala Feby. “oohh.. sedotan kamu dahsyat”.
Tanpa mereka sadari, ada sebuah bayangan hitam dan tinggi besar memperhatikan mereka sedari tadi.
Ia tersenyum licik. “dasar anak muda masa sekarang.. lihat aja nanti”
Lalu makhluk itu pun menghilang begitu saja.
Feby sedang asyik mengoral kekasihnya, tangan kanannya mengocok batang k0ntol Adrian, sementara mulutnya menghisap hisap testis Adrian bersama dengan lembut. selembut apapun hisapan yang mendarat di testis Adrian, begitu geli dan ngilu dirasakannya.
“OOuuuuggghh!!”, erangan Adrian menjadi lebih keras. Tangan Adrian tiba2 menjambak rambut Feby dan mengocokkan kepala nya di k0ntol Adrian bersama dengan ganas.
K0ntol Adrian pun turut disodok ke mulut Feby bersama dengan kuat.
“mmmm!!! hmmm!!!… hkk…..”. Sodokan k0ntol Adrian hingga ke tenggorokannya membuatnya menghendaki muntah.
Lina yang sedang tidur di kamarnya, menjadi terbangun dikarenakan mendengar suara2 aneh. Ia muncul kamar dan mencari sadar di mana suara itu berada.
“Arrghh.. b*ngsat!! sedap banget!”.
Feby makin lama panik dikarenakan mulai sesak nafas, tangannya mengusahakan mendorong dan melewatkan sodokan k0ntol Adrian.
“KENAPA?!?! kenapa kalo saya entot mulutmu, hahh?!”. Bentak Adrian bersama dengan suara tinggi, itupun bukan suara Adrian, melainkan suara kasar dan asing, yang belum Feby dengar sebelumnya.
Nafas Feby makin lama sesak. Namun apa daya.. tenaga Adrian jauh lebih besar. Usaha Feby untuk meraih udara semata-mata sia sia. Tidak hingga 2 menit, Feby pingsan.
“AAAAAA!!!!!!!!” teriak seorang wanita dibelakang Adrian.
Wanita itu adalah Lina. Ia terkejut lihat Feby telanjang bulat di lantai didalam keadaan pingsan.
“Yan! Loe kenapa?! Feby kenapa?! Loe apain???!?!?!”, tanya Lina bersama dengan pertanyaan yang bertubi tubi dan was-was lihat keadaan mereka.
Adrian menoleh ke arah Lina.
“Ah.. ini dia yang ngotorin daerah gua tadi siang.. ketemu terhitung akhirnya!”.
Lina was-was lihat muka Adrian dikarenakan untuk pertama kalinya Lina lihat muka Adrian yg berbeda. Wajah Adrian yang tampan menjadi muncul begitu menyeramkan, ada cahaya jahat di matanya. Dan yang lebih membuatnya was-was adalah, dikarenakan suara yg didengarnya itu bukan suara Adrian yg ia kenal.
Saking ketakutan, Lina hanya sanggup berdiri terpaku diam.
Melihat Lina terdiam layaknya itu. Adrian melompat ke arah Lina dan menerkamnya. Lina menjerit jerit mengusahakan melewatkan Adrian dari tubuhnya.
“diem loe!!”, bentak Adrian sambil merobek daster yang dikenakan Lina.
Buah dada Lina yang berukuran tidak amat besar, lebih kurang 34A langsung muncul jelas. Lina tidak mengenakan bra sementara tidur, saat ini hanya celana dalamnya yang tersisa. Robekan dasternya diikatkan ke tangan Lina di belakang.
“Apaan sih loe Yan?!?!”.
PLAKKK!! tamparan yang amat menyakitkan mendarat di pipi Lina.
“diem aja!! gua sudi ngentotin loe!!”. bentak Adrian.
Lina yang makin lama panik pun menangis.
“jangan… gua tetap perawan, Adrian..”, rengek Lina.
PLAKKK!! tamparan yang kedua kalinya pun mendarat kembali di pipi Lina.
“Loe telah ngotorin daerah gua tadi siang!! giliran gua yang saat ini ngotorin loe!!”, bentak Adrian sambil tertawa terbahak bahak.
Adrian memploroti celana didalam Lina hingga ke paha.
Terlihat cairah darah yang terserap di pembalut yang menempel di celana didalam Lina.
“ini nih yang ngotorin daerah gua!! saat ini loe musti rasain pembalasan gua, gua kotorin vagina loe!”
Lalu Adrian pun menunggingkan Lina bersama dengan posisi berdiri sambil memegang tangannya yang telah diikat.
“Jangan Yan!!! jangannn!! gua ini temen loe!!sadar dong Adrian!!”.
Adrian tidak mempedulikan jeritan Lina.
Adrian mengarahkan k0ntol nya yang tiba tiba beralih menjadi besar dan panjang, 2x lipat ukuran k0ntol Adrian yang aslinya, ke didalam vagina Lina. Disodokkannya bersama dengan kuat.
“Aaaaaaaaaaa!!!!”, jeritan Lina pun berlanjut dikarenakan kesakitan.
“Yan.. please Yan.. jangan… “, rengek Lina.
“Ouugh gila.. vagina perawan tetap sempit banget ya”. kata Adrian sambil menyodok nyodok k0ntol nya kedalam vagina sempit Lina.
Darah mens dan darah perawan Lina mengalir bersamaan, melumuri k0ntol Adrian.
“Aaaa.. Yan.. aaaa……”, Lina menangis dikarenakan keperawanannya yang telah dijaga baik sepanjang 19 tahun telah hilang.
“Hmmmfff”, Adrian menghirup aroma amis darah mens Lina. “Gua demen banget bau darah mens loe, bahkan nyampur sama darah perawan”.
Lina tetap menangis dan menjerit kesakitan.
K0ntol Adrian tetap disodok sodok bersama dengan kuat ke vagina Lina. “Adrian… jangaaann.. ampun Yaan”
Cairan vagina Lina pun turut mengalir, membuat k0ntol Adrian yang mengentoti vagina Lina makin lama basah dan lengket.
“aaa… Adrian… hh.. jangaaan…. “, Lina tetap merengek kesakitan memohon ampun dari Adrian.
“aahahha… baru gini aja kesakitan”. Tangan kanan Adrian raih buah dada Lina dan meremasnya.
“Toket loe kecil yah, engga segede nyali loe yang ngotorin daerah kekuasaan gua!!”. Adrian yang kesetanan itu pun tertawa terbahak bahak. Jempol dan jari telunjuk Adrian pun memilin milin puting susu Lina.
“Aaaa!!! jangan Yan..jangann!!!”.
Sodokan di vagina Lina pun menjadi pelan lalu dihentikan. Pada sementara Adrian hendak mencabut k0ntolnya, tanpa sadar, Lina tetap menggoyangkan pinggulnya.
“hahaha… sudi apa engga sih sebenernya”, ledek Adrian. Lina pun sadar dan malu.
“hhh…ng.. engga..”.
Adrian pun mencabut k0ntolnya. Lina mulai sedikit lega, sedikit kecewa; lega dikarenakan dia pikir perkosaan ini telah berakhir, kecewa dikarenakan sesungguhnya ia nikmati perkosaan itu. Namun, perasaan lega dan kecewa itu tidak berlangsung lama.
Tiba-tib, Adrian mengangkat tubuh Lina membawa masuk kedalam rumah, dan melemparnya di lantai dekat meja makan, agar Lina jatuh tertelungkup. “Ahh!!”, Lina meringis kesakitan tubuhnya dilempar ke lantai. Adrian pun lalu menindih tubuh Lina dari atas, sambil mengakses belahan pantat Lina. Adrian mengarahkan k0ntolnya ke anus Lina dan pelan2 menekannya masuk. Lina dan Adrian mengerang bersamaan.
“Aaaahhhh!!! Yan.. jangan disitu!!!”, jerit Lina.
Adrian kembali kembali tidak mempedulikan Lina. Adrian mencoba menggenjoti Lina bersama dengan cepat, tetapi, lubang pantat Lina begitu sempit.
Adrian lihat buah tomat yang terpajang di meja makan, Adrian pun meraihnya dan mencoba memasukkan tomat selanjutnya ke didalam vagina Lina.
“Aaaahh!!! Yaaann!! loe ngapain itu!! aaakkkh…. Yaaan!!!”
“Akh.. brengsek, vagina loe sempit banget”, buah tomat itu tidak sanggup dimasukkan dikarenakan vagina Lina amat sempit.
Maka buah tomat itupun diremas remas hingga sedikit lembek dan agak hancur, lalu dimasukkan secara paksa ke vagina Lina.
“Aaaaakhh!!! ampun Yaann!! jangaaan!!”. Lina mencoba memberontak dikarenakan kesakitan, tapi kedua tangannya tetap terikat.
Adrian tetap memasukkan tomat yang hancur ke vagina Lina hingga dalam, sementara k0ntolnya mengocok anus Lina yang amat sempit itu
Baru pertama kali di didalam hidupnya Lina merasakan sensasi layaknya ini. Pantatnya perih serasa sudi robek, tapi disamping itu, Lina terhitung merasakan kenikmatan yg luar biasa.
“anus loe sempit banget, enak, tapi gua lebih bahagia vagina loe”. Adrian mengeluarkan k0ntolnya dari anus Lina, lalu memasukkannya ke vagina Lina yang dipenuhi oleh hancuran tomat.
Vagina Lina menjadi makin lama basah, dipenuhi hancuran tomat yang berair dan bercampur bersama dengan darah mens nya. bahkan Linambah cairan lengket vaginanya yang membuat Adrian yang kesetanan itu makin lama impuls menyetubuhi nya. Perlahan-perlahan, rasa sakit dan malu dan was-was yg dialami Lina mulai tergantikan bersama dengan rasa nikmat.
“Ahhh… Yaan… ahhhhh..!!!”. Setelah 15 menit, selanjutnya Lina mengalami orgasme yang pertama kalinya, Lina mengenjang, otot-otot nya mengeras, agar ikatannya mengendur dan sedikit-sedikit terlepas.
Melihat ikatan di tangan Lina telah terlepas, Adrian pun bergerak untuk mengikatnya lagi, tapi ia mengurungkan niatnya, dikarenakan Ia lihat Lina telah menyerahkan dirinya sebagai pelampiasan nafsu birahi.
Merekapun berpindah posisi, Adrian merebahkan dirinya di lantai dan Lina inisiatif jongkok diatas batang k0ntolnya. Adrian memasukkan k0ntolnya kembali ke didalam vagina Lina. Kali ini Lina pasrah diperlakukan apa saja.
Adrian memegang erat pinggang Lina dan mengocokkan k0ntolnya didalam vagina Lina bersama dengan cepat. Namun, Lina inisiatif menggoyangkan pinggulnya sendiri.
“Akh gila.. vagina loe asli sedap banget!!”, racau Adrian.
Adrian meremas remas payudara Lina sementara Lina tetap asyik memompakan k0ntol Adrian di didalam vaginanya. Lina jadi turut meremas remas payudaranya sendiri. Melihat Lina meremas payudaranya sendiri, tangan Adrian beralih ke pantat Lina dan meremasnya.
Lalu, dibukanya belahan pantat dia. Jari telunjuk dan tengahnya dimasukkan ke anus Lina secara paksa. “AAkkkhh… Yaan!! jangaaan, Yan!”. Lina menjerit jerit. Lubang anus Lina mulai berdenyut dan amat sakit sesudah disetubuhi dari belakang. Walau rasa sakit yang Lina rasa, ia tetap nikmati perlakuan Adrian.
Perlakuan Adrian membuat Lina makin lama terangsang. Kocokan pinggulnya makin lama cepat dan dalam.
“Ahh… hhhh.. hhss..Yan. enak, Yan..”.
“Akkh…Oughh.. oooh……… “, Erangan Adrian makin lama kencang dikarenakan keenakan.
Tak lama kemudian, otot – otot vagina Lina berkontraksi, pijatan vaginanya di k0ntol Adrian menjadi lebih kencang.
Dan…semburan cairan dari vagina Lina menyemprot k0ntol Adrian yang ada didalam vaginanya.
Pijatan otot vagina Lina, mulai meremas k0ntol Adrian bersama dengan dahsyat sesudah ia orgasme.
“Yan.. g… gue.. pengen….k… kencing..”, tapi Adrian memegangi pinggul Lina dan mobilisasi pinggulnya sendiri naik turun, mengocoki vagina nya bersama dengan cepat dan kuat.
“Ouhh… gila.. vagina loe sedap begini..masa sudi gua berentii???.Ouggh.. tanggung…eloe sendiri terhitung keenakan!”
“Yaaaann..”, Lina mengerang erang tidak tahan.
“Udaa.hhh… pleasee…. hhh… gue… j.. juga.. hauss”.
“Brisik!!”, Adrian memukul pantat Lina sambil senantiasa menggenjoti nya dari bawah.
“Yaan… g.. gue.. ga tahaan….ma… mau… ken….c…”, belum selesai kalimat Lina, air pipis Lina mengalir deras, menyirami k0ntol Adrian. Terasa begitu hangat k0ntol Adrian oleh air pipis Lina..
Adrian menutup mata dan nikmati rasa nikmat itu sambil menggenjoti vagina Lina. “hhh.. telah lega khan?!”
“hhh.. tapi.. ha..us…”,kata Lina sambil menelan air ludahnya.
“Uda..han.. Yann….”, rengek Lina.
“Ohh..ooh… DIKIT LAGII….!!!!”, teriak Adrian bersama dengan suara kasarnya dan keras.
Tiba-tiba Adrian melewatkan k0ntolnya dari vagina Lina, Ia memasukkan k0ntolnya yang basah oleh air kencing Lina
“Isep sampe gua keluar!!”, perintah Adrian.
Entah mengapa Lina jadi nurut tak memberontak, padahal pertama kalinya ia mengoral kemaluan pria, bahkan ia menjilati air kencingnya sendiri. Adrian menggoyangkan pinggulnya, mengentoti mulut Lina.
“ini anak bahagia ya yang jorok2”, kata Adrian sambil tertawa.
“AAAArggggggggggggghhhhhhh!!!!!!!!”. sperma Adrian menyembur di didalam mulut Lina. Semburan sperma Adrian hingga luber dari mulut Lina.
Lina yang baru pertama kali menerima sperma di mulutnya langsung memuntahkan dari mulutnya dan terbatuk batuk. Adrian tertawa.
“Kok dimuntahin?katanya haus..”.
Teriakan Adrian terdengar hingga rumah sebelah, rumah Mbok Tari. Mbok Tari yang kembali tidur menjadi terbagun, langsung membangunkan suaminya, Pak Amir.
“Kang.. bangun Kang”,kata Mbok Tari sambil menguncangkan tubuh Pak Amir yang sedang tertidur pulas.
“Kang… bangun Kang…ada suara teriakan dari sebelah”, kata Mbok Tari panik.
Pak Amir tertidur amat pulas selanjutnya bangun juga. Mbok Tari memberitahukan kembali apa yang barusan ia dengar.
Akhirnya mereka berdua pun cepat – cepat ke villa sebelah.
Sesampainya disana, mereka lihat Feby pingsan di lantai beranda tanpa terbalut baju sehelaipun, pakaiannya pun berserakan.
“Ya ampun.. ada apa ini..”.
Mbok Tari memungut baju Feby dan menutup tubuhnya. Ia mencoba untuk membangunkan Feby. Sedangkan Pak Amir masuk kedalam villa, mencari suara teriakan yang dimaksud Mbok Tari.
Pak Amir mengecek tiap ruangan di didalam Villa, tapi sementara ia tiba di area makan, ia lihat sebuah pemandangan yang ia belum dulu lihat sebelumnya. Pak Amir terkejut. Ia mencoba untuk menghentikan kelakuan Adrian, tapi Adrian yang sedang kesetanan itu memukul Pak Amir bersama dengan tenaganya yang kuat. Pak Amir terlempar dan jatuh ke lantai bersama dengan hempasan yang kuat. Pak Amir mengusahakan bangun dan mencoba melawan Adrian.
“Kayaknya kesetanan ini anak”, pikirnya didalam hati.
Pak Amir langsung membacakan mantra, tapi Adrian yang kesetanan itu makin lama marah dan menjadi lebih ganas, ia mencoba menghajar Pak Amir agar ia kehilangan konsentrasi. Mereka berdua pun selanjutnya berkelahi. Pak Amir kalah tenaga dibandingkan Adrian, selanjutnya ia berteriak memanggil Mbok Tari.
Mbok Tari yang berada di beranda langsung mampir bersama dengan tergesa gesa.
“TARR… KAMU BACAIN DOA!! ADRIAN KESETANAN..!!”, kata Pak Amir yang sedang berkelahi bersama dengan Adrian.
Mbok Tari terkejut lihat keadaan tersebut, ia langsung membacakan mantra mantra untuk mengusir setan yang ada di didalam tubuh Adrian. Saat Adrian lihat Mbok Tari, ia menghendaki menyerangnya, tapi tubuhnya Linahan oleh Pak Amir. Tiba2 tubuh Adrian mulai panas dan terguncang.
“Yan… bangun yan..”
Adrian terbangun kaget dari mimpinya dan mengusahakan mengakses matanya.
“Yan… bangun dong.. ntar kita telat lho nyampenya”.
Adrian lihat Feby, kekasihnya, sementara matanya telah terbuka lebar.
“Lho…?”, Adrian pun bertanya tanya.
“Lha lho lha lho.. buruan.. kita saat ini jemput Lina”, ajak Feby, menarik kekasihnya bangun dari daerah tidur.
Sesampainya di Villa,
“Loe masuk duluan aja, Lin.. biar gue sama Rian bawa barangnya, ngantuk khan?”, ujar Feby.
Lina menggosok kedua matanya,
“Iya deh.. kamarnya yang mana aja khan?”
Feby mengangguk.
Feby dan Adrian memperhatikan Lina hingga masuk ke didalam villa, sesudah itu Adrian langsung memeluk Feby dari belakang.
Adrian menciumi leher Feby dan diberikan sedikit jilatan-jilatan yang merangsang.
Tangannya meremas remas pantat Feby,
” ih jangan disini”
Feby melewatkan ciuman dan pelukan Adrian.
“Aku tetap capek.. bobo dulu yah, kamu urus tuh bawaan”.ucap Feby sambil mengecup kening Adrian, lalu masuk ke didalam villa.
“ck! sialan… “, oceh Adrian sambil lihat Feby masuk ke dalam.
Adrian mengangkat barang dari bagasi mobil,
“Buset.. koper buanyak amaaat”
Tiba tiba sebuah tangan raih pundak Adrian.
Adrian berbalik.
“Bapak hanya sudi mengingatkan, kalau di daerah ini sebaiknya memelihara diri. tidak baik kalau diamati orang lain” Adrian pun mengangguk kecil, memikirkan apa yang bakal berlangsung kalau tidak mentaati peringatan Pak Amir itu.