Orang Pilihan Yang Ternyata Salah Pilih

kenangan.xyz – Entah sejak kapan semua ini terjadi
Yang aku mengerti hanyalah cerita dari ke dua orang tuaku dulu, bahwa sejak kecil aku senang triak2 kecemasan sendirian, sampai selanjutnya aku sering dibawa ke pisikiater dan orang pintar.
Namun segala upaya yang dijalankan ke dua orangtuaku sia2 belaka, sehabis menghabisakan memadai banyak uang, selanjutnya ke dua orangtuaku menyerah bersama dengan kondisiku.
Ya, keluargaku hanyalah berasal dari keluarga bersama dengan perekonomian menengah, Ayahku hanyalah seorang pegawai negeri biasa disebuah institusi pemerintah.
Ketika kelas 2 SD selanjutnya aku terasa membiasakan diri bersama dengan apa yang kulihat, itu semua berkat ibuku yang selalu sabar memberikan nasehat kepadaku. Ibuku berpesan, “apapun yang kamu lihat, maka biasakan itu, karena akan selalu kamu menyaksikan selama hidupmu kelak. Yang tentu jangan sampai mereka mengerti bahwa kamu menyaksikan mereka, berpura2lah kamu tidak bisa menyaksikan mereka, jikalau sampai mereka mengerti kamu bisa menyaksikan mereka, mereka akan tambah sering mengganggumu” itulah mengisi pesan ibuku berulang2 kala berusaha menenangkan diriku kala kecil dulu.
Umur 12 th. kemampuanku meningkat, aku bahkan terasa bisa mendengar omongan2 orang yang berada jauh dariku, asal aku bisa menyaksikan orang itu, maka apa yang mereka bicarakan tentu bisa aku dengar bersama dengan jelas, walaupun posisi orang itu jauh sekalipun.
Cersex Sd – Sejak SD aku telah biasa dikucilkan dari pergaulan, entah karena aku yang memang penyendiri, atau karena mereka yang menyaksikan diriku berbeda dan aneh. Namun berkat itu keseharianku biasa diisi bersama dengan belajar sejak kecil, karena tidak ada teman di lingkungan maupun di sekolahan, memicu diriku melacak hiburan bersama dengan membaca dan membaca. Buku adalah teman setiaku sejak kecil.
Saat SMP aku mendapatkan beasiswa disalah satu sekolahan Elite di Ibukota. Disini tersedia satu teman yang mencoba akrab denganku, pada awalnya aku tidak punya kebiasaan bersama dengan sikapnya itu. dialah Dimas Sanjaya, berasal dari keluarga yang terpandang di kota ku, keluarga Sanjaya adalah orang terkaya nomor 5 di Ibukota ini. tetapi sikapnya yang tulus membuatku bisa akrab dengannya. Dimas terhitung Siswa yang berprestasi di bidang olahraga bela diri, sejak SD ia telah banyak mendapatkan piala kejuaraan beladiri tingkat Nasional, ia berlatih banyak tipe ilmu beladiri bersamaan.
Saat SMP inilah aku mendapatkan kekuatan baru yang teramat unik. Kejadian itu bermula kala aku pertama kali memasuki umur 14 tahun. Seperti biasa, aku selalu tidur larut malam untuk belajar. Pagi itu kakak perempuanku yang bernama Ayuningsih, disuruh ibuku untuk membangunkanku untuk bersiap2 kesekolah. Kakak perempuanku lantas membangunkanku bersama dengan menggoyang2 bahuku. Aku segera terbangun, tetapi aku terperanjat menyaksikan kakak perempuanku yang cantik membangunkanku tanpa mengenakan baju sama sekali, aku bisa menyaksikan bersama dengan mengerti ke dua putingnya yang berwarna pink, serta rambut tipis di pangkal pahanya. aku terperanjat kala itu, aku segera mengucek2 ke dua mataku, panorama didepanku segera berubah, terlihat kakak ku tetap menggunakan baju tidurnya kala membangunkan ku. Sejak kala itulah pertama kali aku bisa menyaksikan tembus pandang jikalau mengkonsentrasikan pandanganku. Kemampuan tembus pandangku meningkat bersama dengan bersamaan bertambahnya usiaku.
Pada umur ke 16 aku mendapatkan kekuatan baru lagi, yaitu bisa memperlambat kala sampai 10x dalam kala 1 menit. Kejadian itu pertamakali terjadi kala aku hampir tertabrak sepeda seorang penghantar koran, entah kenapa tiba2 gerakan sepeda itu bagaikan gerakan slow motion pada kala hendak menabrakku disebuah tikungan, supaya bersama dengan enteng aku bisa menghindarinya. Kemampuan itu meningkat bersamaan bersama dengan bertambahnya usiaku.
Itulah sekilas pengalaman hidupku sampai sekarang. Lusa adalah lagi tahunku yang ke 18. Perkenalkan namaku Aji Pamungkas. Aku saat ini murid beasiswa kelas 3 SMA di SMA Elite di Ibukota.
“hei…. ngelamunin apaan? yuk ke kantin”
Dialah Dimas, satu2nya temanku semenjak aku SMP, aku dan Dimas selalu bersama dengan jikalau berada di sekolah, banyak yang menyindir aku mendekati Dimas karena ia anak orang kaya, tetapi sebenarnya Dimaslah yang selalu mengikutiku.
Pernah aku mengupas hal tersebut kepada Dimas, dia hanya bilang, “jangan pikirkan hal itu, kamu telah aku anggap keluarga sendiri”
Sampai kala ini aku tetap bingung kenapa aku memiliki kekuatan seperti ini, untuk tujuan apa semua kekuatan yang kumiliki ini.
Namun yang namanya jiwa muda, kadang aku menggunakan kemampuanku untuk hal2 yang aku sukai.
“aku pulang…….” triak ku sambil melangkah memasuki pintu rumahku yang terbuka lebar.
Saat aku hendak ke kamar, kulihat ibu ku sedang memasak tanpa mengenakan baju sama sekali, susunya yang besar terlihat menggantung bersama dengan terlampau indah, kulitnya yang putih, serta pinggulnya yang besar, menjadi panorama sehari2 bagiku. Padahal sebenarnya ibuku mengenakan baju dasternya kala sedang memasak.
Ya begitulah, sejak aku memiliki kekuatan tembus pandang, aku sering menggunakannya baik disekolah maupun dirumah. Apalagi jikalau kakak dan adik perempuanku tersedia dirumah, tiap hari aku selalu bernafsu untuk menyaksikan tubuh mulus mereka.
Ibuku Bernama Surti, kala ini umur ibuku 37 tahun, umur 16 th. ibu menikah bersama dengan ayahku, kala umur 17 th. ibu melahirkan kakak perempuanku kedunia ini dua th. lantas aku lahir kedunia ini, dua th. sehabis aku, lahirlah adik perempuanku. Ayahku Bernama Jamal, usianya 42 th. kala ini, ia seorang pegawai negeri biasa. Kakakku Bernama Ayuningsih, kala ini ia telah menikah bersama dengan seorang pelaut, kakakku selalu tinggal dirumah orangtuanya jikalau suaminya sedang bekerja. Walau ia telah memiliki rumah sendiri tetapi ia terlampau was-was sendirian dirumahnya jikalau suaminya sedang pergi berlayar sampai 3 bulan lamanya, rumah kakakku hanya berbeda 2 gang dari rumah orangtuaku di salah satu perumahan simpel di pinggir kota, sampai kala ini kakakku belum terhitung memiliki momongan. Adiku bernama Jelita Permata Sari, ia tetap kelas 1 SMA, Jelita tergolong anak yang malas belajar, kerjanya hanya bermain HP setiap harinya. Rumah kami hanya tipe 36, bersama dengan 3 kamar tidur anak yang berukuran 3x3m dan 1 kamar tidur orangtuaku berukuran 3×6 meter, satu ruang tamu, satu ruang keluarga yang terhitung biasa dipakai menjadi ruang makan, satu kamar mandi, supaya kami sekeluarga senang rebutan dan buru2 mandinya jikalau kesiangan, serta dapur dan daerah membersihkan baju yang memanjang di belakang rumah kami. Posisi kamar ku berada ditengah2 di antara kamar kakak dan adikku, kala kamar orangtua kami berada disebrang terpisah bersama dengan ruang tamu dan ruang keluarga.
Kemampuan tembus pandangku telah meningkat jauh, aku saat ini telah bisa menyaksikan tembus tembok sampai dua lapis tembok sekalipun, kekuatan memperlambat kala ku pun telah meningkat, aku bisa memperlambat kala sampai 20x dalam kala 5 menit, bahkan aku bisa menghentikan kala walaupun hanya baru bisa 1 menit. Kemampuan pendengaranku pun tambah kuat, aku bahkan bisa mendengar bersama dengan jarak 1km tanpa harus menyaksikan orang yang berbicara. Semua bisa kulakukan hanya bersama dengan mengkonsetrasikan pikiranku saja.
Tepat jam 12 malam ini usiaku akan masuk 18 th. entah kekuatan apa lagi yang akan aku dapatkan nanti malam.
Jam baru menunjukan pukul 11.30 malam, aku tetap sibuk bersama dengan buku pelajaranku. Sudah sejak jam 7 malam aku menyibukan diri bersama dengan buku pelajaran. Mata telah terasa terasa terlampau ngantuk, tetapi aku berusaha bertahan, aku telah terlampau tidak sabaran ingin mengerti kekuatan apa lagi yang akan kudapatkan.
“dik Jelita sedang ngapain ya?” bathin ku, sambil kuarahkan pandanganku ke tembok kamar adikku, kulihat bersama dengan kemapuan tembus pandangku, adiku sedang tidur lelap bersama dengan handphone tetap dalam genggamannya.
“dasar, telah ngantuk aja tetap maksa2in main hp” bathinku.
“kak Ayu lagi ngapain ya?” bathinku, lantas aku arahkan pandanganku kearah tembok kamar kakak perempuanku, tembok kamar itu pula dimana kasur tidurku dipepetkan. Kulihat kakak perempuanku sedang menerima video call dari seseorang, terlihat kakaku memakai lingerie seksi berwarna ungu, terlampau kontras bersama dengan kulit putihnya. aku pun mencoba mendengarkan obrolan mereka.
“papa paling satu bulan lagi pulang…… mama terlihat seksi menggunakan baju itu” ucap suara Laki-laki di handphone.
“sengaja mama beli tadi siang, buat nyambut bapak pulang nanti” ucap kakakku sambil turunkan satu tali lingerie nya.
“mama buat bapak nafsu aja, sebentar ma, bapak masuk kamar dulu, bisa gawat jikalau dilihat teman2 bapak nanti” ucap suara di telp.
Yang menjadi kasus kakak iparku hanyalah abk biasa, yang tidurnya dalam satu ruangan bisa lebih dari satu orang.
“aman ma, teman2 bapak lagi sibuk di pos mereka masing2” ucap suara di tlp.
“ih bapak bisa aja” ucap kakakku sambil tertawa menyaksikan tingkah suaminya.
“wah kakak mau VCSan nih sama mas Ilham” bathin ku yang turut penasaran.
“buka mah, bapak kangen menyaksikan susu mama yang seksi” ucap mas Ilham.
Perlahan kakakku terhubung baju lingerie nya sampai terlepas, telihat kakakku telah tidak memakai apa pun dibalik baju seksinya itu.
“arahin kebawah mah, bapak kangen menyaksikan memek mamah” ucap mas Ilham lagi.
Kakakku segera mengarahkan kameranya kememek gundulnya.
“wih kok tidak tersedia bulunya mah…” bertanya mas Ilham.
“sengaja pah, papah senang tidak?” ucap kak Ayu.
“suka banget mah….. ini kontol papah menjadi ngaceng banget” ucap mas Ilham, mungkin sambil menunjukkan kontolnya kepada kakakku, aku tidak bisa melihatnya dari posisiku kala ini.
“ih kontol papah telah keras banget….. menjadi pengen pah…” ucap kak Ayu sambil meremas2 susu montoknya.
“sama mah, papah terhitung kangen jepitan memek mamah yang sempit” ucap mas Ilham.
cekk……cekk……cekk…..cekk….. suara kocokan tangannya terdengar di hanphone kakakku.
“mamah terhitung kangen sodokan kontol papah yang keras….. sssthhhh…….. sssttthhhhh……. ssstttthhhh….” Ucap kak Ayu sambil terasa memaikan memek basahnya bersama dengan jari sedang kanannya.
Aku pun turut nafsu menyaksikan tontonan itu, kak Ayu yang cantik dan seksi sedang memainkan itil basahnya, memicu kontolku turut mengeras menikmati momen tersebut.
Aku pun segera terhubung celana dan celana dalamku, ku buka terhitung baju kaos ku, karena menyaksikan live show itu memicu keadaan kamarku terasa panas walaupun tersedia kipas angin kecil dikamarku.
Aku naik keatas kasur tidurku. Kasur tidurku yang melekat pada dinding kamar pemisah bersama dengan kamarku, dan kasur kakakku melekat pada dinding kamar pemisah bersama dengan dinding kamarku, supaya bersama dengan kekuatan tembus pandangku, aku bisa menyaksikan mengerti momen2 itu seolah2 kakakku berada 1 meter dihadapanku tanpa pembatas tembok. Bahkan sehabis aku naik keatas kasur, lantas sedikit mengintip kearah handphone kakakku, aku bisa menyaksikan bersama dengan mengerti kontol mas Ilham yang sedang disiksa bersama dengan jari tangannya. Terlihat kontol mas Ilham terlihat memadai panjang bersama dengan panjang kisaran 14-15 cm bersama dengan diameter kisaran 2,5-3 cm. tetapi dibandingkan kontolku mengerti jauh berbeda, kontolku panjangnya menggapai 20 cm, diameternya sampai 6,5 cm.
“sssttthhhh……..ssstttthhhhh…….. ssstthhhhhh……. konsisten pah, sodok memek mamah yang kenceng” ucap kak Ayu sambil memasukan 2 jari tangannya kedalam memeknya dan mengocoknya bersama dengan cepat.
“terus mah….. kontol papah enak dijepit memek mamah…” ucap mas Ilham sambil konsisten menyiksa kontolnya.
Aku pun turut menyiksa kontol kerasku bersama dengan dua tangan. Kuambil babyoil persediaanku yang kusembunyikan di bawah daerah tidur. Tanpa aku sengaja, aku menyaksikan kelayar handphone kakakku kala sedang mengambil babyoil. Kulihat tersedia dua kontol besar dan hitam dibelakang muka mas Ilham.
“apa mas Ilham tidak mengerti tersedia teman dibelakangnya? Apakah kak Ayu tidak menyaksikan kontol2 besar itu karena ruangan yang tidak begitu terang?” bathin ku.
“akh pikirkan amat, mungkin kakakku tidak mengerti sangking asiknya, dan mas Ilham terhitung tidak mengerti sangking asiknya, yang mutlak menikmati momen ini dulu” bathinku lagi.
“terus pah yang kocok memek mamah keras sstthhhh……. ssstthhhhhh…. mamah kangen kontol papah….sssstttthhhhh………” desah kak Ayu sambil konsisten memainkan itil dan mengocok memeknya bersama dengan dua jari.
“wih kontol2 teman mas Ilham panjang2 dan besar2 melebihi milik mas Ilham” bathin Ayu sambil konsisten mengocok memeknya, berkhayal kontol2 besar itu mengaduk2 memek sempitnya.
“mas Ilham mengerti gak sih tersedia 4 teman dibelakangnya menyaksikan istrinya mastrubasi?” bathin Ayu bertanya2 dalam hati.
Aku lagi menyiksa kontol kerasku bersama dengan ke dua tangan. Sambil berkhayal kontol besarku mengaduk2 memek mungil kak Ayu.
Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng… Teng…
Jam 12 tepat…