Pacarku Yang Binal Membuatku Bergairah

kenangan.xyz – Salam kenal aku bagian baru, jadi ini otomatis thread aku yang pertama.
ini cerita ga jelas dah … silahkan dinikmati
sebelum memulia barangkali kalian akan bingung dengan langkah bacanya jadi aku kasi tau
‘teks’ (bicara didalam batin)
*sound* (suara)
“teks” (percakapan)
“apa-” teks “-kabar” (percakapan yang terpotong)
Cersex – Namaku Deny usiaku 18 th pas ini, perawakan ku normal saja tidak tersedia yang istimewa dariku atau biasanya orang biasa menyebutku sebagai nerd walaupun begitu aku miliki seorang pacar namanya Lisa dia terlalu cantik, usianya serupa denganku. Kami udah pacarana sepanjang 6 bln dan dia tinggal bersamaku. Orang tuanya terlalu membebaskannya.
oh ya ngomong-ngomong pas ini kita tengah mengadakan party perayaan tempat tinggal baru kita, ya sebenarnya ini tempat tinggal pertamaku dari hasil kerja kerasku, cukup hebat bukan? Anak SMA belanja sebuah rumah. Aku miliki pekerjaan sebagai situs development, digital designer, app developer, ya bisa dibilang aku terlalu pakar dibidang IT. Ok balik ke party.
Saat ini kita tengah minum-minum dengan aku, pacarku dan 3 kawanku, Bobo, Rio, dan Beni. Mereka ber 3 adalah teman dekat dari pacarku dan kini jadi temanku juga.
“Den bir nya habis nih, beli kembali den”
dia yang menyuruhku untuk belanja bir adalah Beni, dia miliki perawakan yang terlalu besar dariku atau bisa dibilang dia layaknya seorang laki-laki maskulin yang berotot, umurnya 20 tahun Dia pernah tidak naik kelas sebanyak 2x.
“eh, masih kurang ya, aku pikir cukup, hehe”
“mana cukup 2 botol, kita aja ber 5 bahkan lu kan ga minum, beli kembali muh”
“beli kembali 4 aja den, kamu masih tersedia duit kan? Kalo masih tolong beliin ya”
Dia pacarku, serpti yang aku duga dia sangatlah cantik, miliki rambut Panjang yang serta kulit yang putih layaknya keturuna eropa dengan pakean mini skirt dan kaos putih polosnya. Aku serupa sekali tidak bisa menampik permintaanya, tetapi lihatlah aku hanya laki-laki biasa yang miliki wanita cantik sepertinya
“masih kok say, ya udah aku pergi nampak pernah ya”
“iya hati-hati dijalan, ga usah terlalu buru-buru, hihi”
Aku tidak tau apa maksunya itu, cuma saja aku tidak enak meninggalkan pacarku terlalu lama dengan teman-temannya, bukan maksudku sangsi cuma saja… gimanaya… sulit rasanya menjelaskan.
aku pun nampak dari tempat tinggal dan.
‘ah sial! aku lupa dompetku’
Akupun kembali ke rumah.
Saat aku terhubung pintu tempat tinggal aku memandang pacarku tengah memeluk leher Beni, aku tidak memandang secara tentu apa yang berlangsung karena tubuh beni yang besar menghalangi pandanganku belum kembali si Rio yang tampaknya berdiri dibelakang pacarku, tidak terlalu jelas tetapi dia nampak layaknya memeluk pacarku entahlah posisi pergelangan tangannya nampak sedikit diatas, dan si Bobo, dia nampak lebih jelas karena dia tersedia di samping, tangannya terlalu jelas memainkan penisnya dari luar celana jeans nya tetapi satu lengannya seperti… ahh …
“eh! Sayang kok balik” sapa pacarku dari balik badan Beni
tampkanya pacarku sedikit terkejut dengan kehadiran ku, dia udah melewatkan pelukan dileher Beni, dan yang lainnya juga berhenti.
“eh.. apa ya tadi, aku lupa-“
‘sial! kok aku jadi gugup gini’ batinku
“-oh iya aku lupa bawa dompet, jadi..aku ambil dulu”
“iya.. silahkan”
‘kok situasinya jadi canggung gini’
akupun pergi kekamarku dan mengambil dompetku, aku segera pergi mengarah pintu keluar, entah kenpa hatiku terlalu berat.
sebelum aku nampak aku dicegat oleh pacarku
“ayang..” pacarku datang menghampiriku
“ada apa say?”
“ehmm…-“ dia menatap mataku dengan imutnya”-hihi, ga apa-apa, lain kali jangan sampe lupa kembali ya”
“eh, iya”
“ya udah hati-hati ya”
aku pun cuma mengangguk dan meninggalkan rumah.
Sementara itu dirumahnya Deny
‘buset hapir aja ketahuan-’ batinku
‘-untung badannya Beni besar, padahal kembali asik-asiknya tadi’
akupun memandang nampak jendela untuk meyakinkan kalo Deny udah benar benar pergi. Ga tersedia siapa-siapa kayaknya udah pergi.
akupun berlangsung mendekati 3 pria buas yang udah siap tempur ini.
“hihi, yuk lanjut lagi”
“Lis, ngapain berhenti tadi, semestinya lanjut aja lu nyium gw” jawab Beni yang kembali duduk di atas sofa
“ish.. kasian tau dia”
“bilang aja lu was-was ketahuan”
“ga apa Ben, kan kita bisa manfaatin tu bocah” jawab Rio
“bener juga lu ya, cukup tajir juga tu bocah”
“ish kalian ini” jawabku pura-pura kesal
“Lisa cium dong” serobot Bobo sambil memainkan payudaraku dan menciumku dengan buas
aku menerima perlakuannya dengan bahagia hati
“woe kudanil main serobot aja lu, lis jongkok tetap jalan kearah gw”
“eh enak aja emang gw anjing apa”
“memek lu berkenan disodok ga?”
“mau-mau”
Ya layaknya inilah tingkah laku mereka, walaupun begitu aku dan mereka udah berteman semnjak sd dan aku justru bahagia dengan tingkah laku mereka.
Akupun mengikuti perintah Beni. Aku melai berjongkok dan berlangsung mendekati Beni, tanpa di aba-aba aku buka resleting celananya dan aku keluarkan kontol beni dari didalam boxernya. Aku jilat bagian bawahnya supaya lebih basah dan mencium unjungnya, selanjutnya aku beri air ludah dan mulai ku kocok dengan tangaku. Kudekatkan hidungku ke kontol Beni.
‘ahh… aromanya enak banget’
ukuran penis Beni bisa dibilang 7x lebih besar dari miliki pacarku, panjangnya kira-kira 30 cm dan bukan cuma Panjang tetapi juga terlalu besar bahkan pas dipegang cuma jari tengahku yang menyentuh ibu jari.
Aku mulai jilat bagian atas dan mulai kumasukan kedalam mulutku. Aku memainkan kontol Beni di didalam mulutku.
sedangkan aku bisa merasakan tersedia yang memainkan memek ku dengan jari-jarinya tak luput juga dengan payudaraku. aku tidak tau siapa yang melakukan apa, yang udah tentu Ria atau Bobo.
“stop dulu” tampaknya Beni mengangkat kepalaku, pas tengah diangkat terdengar suara “plop” dari mulutku.
“ahh..”
“buka busana serupa branya dulu”
akupun menuruti printah Beni dan terhubung keduanya tetapi beni terhubung celana Jeansnya.
Tanpa kusadari ternyata Bobo dan Rio udah telanjang dan cuma gunakan boxer mereka.
“Lis buka celana dalamnya” printah dari Rio
Aku pun terhubung celana dalamku.
“roknya juga?”
“ga usah, biarin aja, biar tampak sexy”
“hihi, kalo gitu tolong dicolok dong” sambil memegang pantatku dan ku buka lebar lebar dengan kedua tanganku.
“fuh, mantap banget ni lonte”
“hihi..”
Rio pun menyolok-nyolok memek ku, bias aku rasakan jari-jemari Rio bermain di didalam memekku rasanya nikmat sekali “ahh..ehmmm”. Rio mulai mendekatkan wajahnya ke pantatku, selanjutnya dia menjilat lubang pantatku dan sesekali dia menyolok lubang pantatku dengan lidahnya. Rasanya agak geli-geli enak.
“ahh..ehmm.. boo, mainini payudaraku dong” akupun menghendaki Bobo memainkan payudaraku, rasanya aku inginkan digrepe oleh banyak orang.
Diremas remasnya payaudaraku dan digigitnya pentilku,
‘ahh nikmat banget’
“woe cukup, giliran gw sekarang”
Aku ditarik oleh Beni dan duduk diatasnya dengan membelakanginya. Seperti sebuah kail, kontolnya tersedia didepan memek ku menjulang tinggi layaknya Menara pisa. Aku selanjutnya memegang ujung kontolnya dengan kedua tanganku, aku mengelusnya secara perlahan selanjutnya aku beri air liur supaya makin licin. Lalu aku menggesek-gesekan batang kontolnya di bibir memekku.
“ahh…. Ehmm.. huh..” suaraku yang udah tidak tahan pngin di entot
Aku pun sedikit lebih berdiri supaya bias memainkan ujung kontolnya di bibir memekku, mengeseknya, dan terkadang memasukan ujungnya dan mengeluarkannya kembali. Dan bless sekarang sepenuhnya udah masuk didalam. Rasanya layaknya penuh, hamper taka da area yang tersisa di didalam memekku. Aku selanjutnya Bersandar kepada kedual lututku dan mulai menggenjot.
*plok plok plok* begitulah suara benturan pantatku dengan pahanya.
“ahh… enak banget Ben”
“enakan mana serupa miliki cowoklu?”
“ahh..ehmm.***h usah bahas diah…dia ga tersedia apa-apanya”
“hahah… basic cewek binal, demen banget lu ya di entot orang lain”
“kanh..ahh..kahlian yangh ngajarin”
*plok plok plok*
Beberapa menitpun berlalu.
“ahh…akuh berkenan keluar” aku mulai memeprcepat genjotannya. Beni juga membantuku dengan gunakan kedua tangannya yang besar buat menggerakan pinggulku.
“ah tetap Lis”
*PLOK PLOK PLO* suara makin keras saja
Aku mempercepat genjotanku dan bless, aku bisa merasakan cairan kewanitaannu nampak dan membasahi pantatku. Aku masih belum melewatkan kontolnya Beni, lagian dia belum keluar.
“hah…hahh..hah..” desahanku
“woe belum selesai” Rio datang mendekatiku
“yang bilang selesai siapa..huh…khan lanjut lagi..hihi”
Mulutku segera disoror oleh Rio dan kita berciuman terlalu ganas, bisa aku rasakan air liurku yang bercampur dengan air liurnya nampak dari pingirian bibirku. Setelah selesai berciuman, dia mengeluarkan kontolnya dari didalam boxer. Ukurannya juga tak kalah besar dengan miliki Beni.
Sebelum aku mulai aku cium pernah ujungnya selanjutnya aku cium baunya.
‘ahh.. baunya buat nagih kembali hihi…’
“woe gw belum crot nih” protes Beni
“hihi.. kan tinggal di genjot aja dari belakang Ben, lagian punyamukan udah didalem”
“ganti posisi dulu” ajak Beni
Beni mulai berdiri sambal mengangkat pinggulku, penisnya masih menancap di memekku. Kini aku berdiri sambil nungging. Beni segera mulai mengenjot memekku dari belakang *plok plok plok* suara benturan pantantku dengan pahanya membuatku makin bernafsu. Bobo yang sedari tadi cuma lihat saja aku panggil untuk mendekatiku, aku keluarkan kontolnya dari didalam boxer, kontolnya yang besar dan gemuk berwarna agak gelap kecoklanan aku kocok pake tangan kiriku dan dia juga memainkan payuradarku dengan tangannya.
Sedangkan Rio mendekatkan kontolnya ke wajahku
“Sedot lis”
Cukup sulit untuk berkonsentrasi karena aku kembali ngocokin kontolnya Bobo, pada akhirnya aku cuma melakukan dengan lembut.
“enak dan lembut banget lis” puji rio
“Mmmm” aku tidak bisa bicara dengan jelas
Lalu Kepalaku di pegang dengan kedua tangannya, tampaknya aku tau ini, aku melewatkan kocokan Bobo dan berpegangan terhadap paha Rio
Mulutku disodok dengan kontolnya yang besar dan Panjang, bisa aku rasakan kontolnya hingga krongkonganku. Digenjotnya mulutku dengan ganasnya.
*gryok gryok gryok* suara gabungan ari liurku yang tersedia didalam kerongkonganku yang di obok-obok oleh Rio
‘ahhh gila, aku udah ga tahan’
Mememku juga rasanya enak banget. Kontolnya Beni yang besar dan Panjang tetap ngebol-bol memek akuh…
‘ahhh aku berkenan nampak lagi..’
“ah gw udah berkenan nampak nih”
“gw juga nih ben”
“eh.. gw belum”
“Lu entaran aja bo”
Beni dan Rio menggerakn pinggul mereka dengan cepat.
*plok plok plok, gryok gryok gryok* suaranya perbadu satu serupa lain
“ahh gw nampak nih”
“gw juga”
‘ahh gw juga’ batinku
Kepalaku dipaksa untuk menelan seluruh kontolnya Rio lebih didalam hingga hidungku menyentuh perutnya, samahalnya dengan Beni, dia juga memasukan penisnya lebih didalam didalam memeku, hingga membentur rahimku.
Crot crot crot
‘ahhh enakya’
Bisa aku rasakan didalam rahimku penuh dengan spermanya Beni tetapi dialam krongkonganku penuh dengan spermanya Rio.
Rio menarik nampak penisnya, bisa akurasakan sisa-sisa sperma dari ujung penisnya pas lewat lidahku.
*glek glek*
“ahh…“
Beni juga menarik kontolnya dari memekku, disaat ditarik tidak tersedia seperma yang tersisa, tampaknya sepenuhnya masuk kedalam rahimku. Hal yang belum pernah aku melakukan ke pacarku, yakni crot hingga ke Rahim.
Beni tidak memberikanku istirahat dia segera memasukan jari-jarinya kedalam memekku, dan mulau mengobok-oboknya
*bryok bryok bryok*
“ahh…Beni ahh..”
“ayo keluarin sperma gw” Beni makin ganas mengoboknya, hingga pada akhirnya aku dibuat pipis olehnya
‘ah sial aku berkenan pipis’
Beni tidak melewatkan ku pipis, dia tetep mengobok-oboknya, sampai-sampai air kecingku bertebaran dimana-mana. Air kencingku juga bercampur dengan seperma milik Beni. Ketika Beni udah mulai bahagia dia berhenti memainkan memekku diakhiri dengan kencing yang deras dari memekku.
“wih kayak air mancur” kata bobo
“buset banjir ini tempat”
Kakiku mulai lemas akupun berpengangan dengan Rio.
“haha biarin”
“ahh…hah…Beniiii! karpetnya basahkan jadinya”
“besok dijemur”
“entar Deny liat gimana?”
“bialng aja si bobo pipis”
“eh enak aja, masak gw pipis di sini” balas Bobo
“ihh ngeselin..ah!”
Beni jadi nyolok memek ku lagi
“udah diem lu, juga lu seneng kan!”
“Beniii!kamu ini”
Beni mulai memainkan memekku dan dia juga memplintir klitorisku.
“aw Benii! stop”
“bilang ga, lu senengkan diginin?”
“ah…-“ dia mnyentil klitorisku “-i..iya gw seneng, tetapi jangan di sini ya”
“ya udah, kita lanjut dikamar lu”
“iyadeh”
walapun terkadang mereka bahagia memainkanku, tetapi aku menikmati tabiat mereka, hihi ..
“gw kapan bos?” Bobo yang dari tadi tidak dapet peluang inginkan ngewein aku udah ga sabarin nih, hihi
“oh iya kamu belum ya Bo, yaudah yuk ngentot dikamar”
“entar pernah gw belum puas” srobot Beni
“gw juga bo, gw berkenan crot didalem memeknya” Rio juga ya, hihi aduh aku direbut nih.
“yah tetap gw kapan dong?”
“entar juga lu dapet”
“hihi, yaudah bobo menanti pernah ya aku berkenan dientot mereka pernah nih, nanti aku kasi kok tenang aja”
“yahh..ya udah deh”
“lu kan bisa dapet mulutnya, gw berkenan sodok anusnya”
wih, seluruh lubangku segera full, aku ecited banget nih
“haha okeh bos”
“ya udah bobo pake mulutku aja dulu, entar aku kasi deh crot didalem memekku”
“yowes”
Sebenarnya aku tidak tau apakah aku miliki pas buat ngentot lagi, aku kahwatir kalo Deny pulang, belum kembali karpet area tamu masih basah tersedia noda spermanya lagi. Yang berlangsung biarlah terjadi, entar pikir belakangan, yang mutlak aku ngentoto dulu.
“main dikamar yuk” ajakku terhadap mereka
“ya udah yuk lagian sofanya terlalu kecil buat Sandwich”
“kan tadi gw bilang”
Akhirnya kamipun ngentot dikamar, sebenarnya ini kamarku dengan Deny.
Rio udah tiduran di atas kasaur selanjutnya aku naik di atasnya, aku kocok penisnya sebentar selanjutnya aku gesek-gesekan di luar bibir memekku selanjutnya aku masukin kedalam dengan ringan karena memeku udah terlalu basah. Aku goyangkan pinggulku supaya Rio meras enak, selanjutnya aku ditari olehnya dan bibirku dicium olehnya.
Sedangkan Beni udah siap memsaukan penisnya kedalam anusku. Anusku diberi ludah olehnya selanjutnya digosok-gosok dan dia mencoba memasukan penisnya, penisnya masuk dengan gampang. Itu karena kita bertiga emang terlalu sering buat ngentoto, belum kembali seluruh laki-laki di kelas udah pernah datang di mememkku.
“ahh… enak banget Ben-“ mereka berduapun mulai menggenjot memeku dan anusku dengan serasi “-boo penismu sini aku hisap”
“nih hisap”
Akupun menghisap kontolnya Bobo, kontolnya miliki warna coklat agak gelap nyaris layaknya coklat batangan, Bobo memilki keturunan orang timur usianya serupa denganku. Walaupun begitu kontolnya jauh lebih besar dari pacarku, dan kontol Bobo juga gemuk.
“Lis memandang sini”
“ehmm..ahhh..kahmu rekam?”
“iya, isep lagi”
“ah.. ehmm..kok pake hape kuh?”
“mau aku kirim ke Deny, tenang aja ga full body kok”
“tapikan kontolmu keliatan”
“bilang aja ini coklat batangan”
“hihi, ada-ada aja kamu, yang tersedia coklat jumbo”
Sambil mengikuti permohonan Bobo, kita melanjutkan kasmaran ini dengan ditutup crot didalam.
Sementara itu Deny tengah berlangsung melacak warung yang menjajakan bir terhadap malam hari
Cari dimana ya?
Lagian tadi itu apa sih? Ah kayaknya mereka tadi kembali bercanda aja, kan mereka emang dah biasa gitu.
Aku cuma berlangsung tanpa arah karena aku sendiri tidak tau wajib kemana. Aku berlangsung cukup lama aku memandang tersedia warung di depan masih buka.
“bu belanja”
“iyaa” suara ibu dagang dari dalam
“jual bir bu?”
“jual dik”
“ya udah beli 4 bu ya”
“tapi ibu ga tersedia pelastik besar dik”
“ow…boleh bawa sekalian kratnya bu”
“ya boleh, tetapi inget beso dikembaliin ya”
“iya bu”
Setelah selesai melakukan transaksi aku pulang dengan ada masalah payah, yah berkenan bagaimana lagi, badanku tidaklah atletis aku terlalu ada masalah mempunyai krat bir ini pulang.
‘huh.. Tampaknya perjalanan pajang ini’
Di tengah perjalanan hp ku berbunyi.
Aku letakan krat bir itu selanjutnya aku buka hp ku. Ternyata pesan dari pacarku, sebuah video.
Pacarku senantiasa megirim suatu hal kepadaku disaat kita tidak bersama, terkadang berbentuk foto, voice, dan layaknya sekarang ini, videof.
Aku buka video itu.
*emmm…mmm….muchmm* suara didalam video
Hem.. Lisa kembali ngapain sih, keliatannya kembali ngemut sesuatu, videonya juga kurang jelas terlalu di zoom ke muka lisa. Yang di emut juga ketutupan tangan lisa, tapi… Kayaknya itu layaknya coklat atau dodol ya.
“emmm… Ah… Hihi” Lisa melewatkan emutannya
“gimana enak?” kayaknya suaranya Bobo
“iya enak banget, hihi”
“isep lagi, entar kembali berkenan keluar”
“ngumm… Mmmm…huh…emmm… Muchmmm..”
Entah apa yang aku tonton, yang aku memandang cuma Lisa layaknya mengemut dodol itu sangat… Sangat… Terlihat lapar. Tangannya juga ga henti hentinya layaknya menggosok dodol itu, buat apa ya? Biar hanget kali.
Durasi videonya cuma 1 menit 50 detik.
Tak lebih dari satu lama, lisa melewatkan emutannya dan cuma menggosok dodol itu.
‘hmm.. Ujung dodolnya layaknya tersedia benjolan’ batinku
“ah.. Lis nampak nih.. Ahh.. Terima susunya lis”
*crot crot crot* ehh.. Keluar susu? Dodol jenis apa itu?
“ahh.. Bobo, keluarnya banyak banget.. Ahh..”
Susu kental itu muncrat dengan terlalu banyak di muka Lisa, susu itu juga ngalir ke bibir Lisa. Kedua tangan Lisa mengusap wajahnya dengan perlahan selanjutnya dijilatnya.
‘eh.. Tunggu pernah yang megang dodolnya siapa? Bobo? Bobo yang suapin? Lagian itu dodol apa bukan sih?’
Tak berhenti disana Lisa selanjutnya capai dodol itu dan dihisapnya.
Dan videopun berakhir.
Apa-apan ini, aku tau kalao pacarku sering kirim yang aneh aneh.. Tapi…
Ah udah lah aku lanjut bawa pulang bir nya aja.
PING
Huh apalagi.
“tolong sekalian beli cemilan ya” pesan dari Lisa
Setelah selesai berbelanja Deny pada akhirnya pulang
Akhirnya hingga juga. Aku belanja lebih dari satu cemilan juga, mudah-mudahan ini cukup karena aku membelinya diwarung tadi.
Sebelum aku terhubung pintu aku memandang lampu kamar menyala, apa emang menyala dari tadi ya?
Akupun masuk kerumah. Di area tamu cuma tersedia Beni yang kembali ngerokok di sofa. Dia cuma pake celana jeans nya aja, ga pake baju.
“Yang lain mana Ben?”
“fiuhhh hahh..-” menghembuskan asap rokoknya “-WOE Birnya dateng”
*Cklek* suara pintu
Keluarlah Rio dengan pakea yang serupa seprti Beni, cuma gunakan jaler jeans nya
“udah pulang den, Yuk buka birnya” sambil mengambil krat bir yang kubawa
‘ga, gw belum pulang’ maunya jawab gitu, konyol banget pertanyaannya udah jelas-jelas gw dirumah.
“eh, sayang udah pulang” keluarlah Lisa dengan busana kaos tanpa lengan berwarna hitam, dan… sedikit nampak bercak putih, agak samar sih, barangkali sedikit kotor.
Lisa masih pake mini skirt yang tadi.. Ya jelaslah emang nya apa yang gw pikirin, pindah pakean pas gw pergi, tetapi atasannya kok diganti.
“iya say, baru aja pulang”
“hemm”
“kamu kok pindah busana sayang?”
“oh.. Itu.. tadi ketumpahan jus”
“ow” aku melangkanh mendekati meja tamu dan telapak kakiku mulai basah disaat menginjak karpet, karena aku merasakan kakiku mulai aneh aku mengangkatnya.
“oh.. ya sayang, tadi tu jusnya tumpah disini, dikarpet ini, banyak banget, trus.. Truss sampe kena busana ku”
“eh. Ah..ya..ehm” jawabku bingung
‘eh kan aku ga tersedia tanya.’
Kok baunya aga amis ya, jus apa sih? Jus sirsak? Kok tersedia bercak putih banyak.
“woit bro, hehe udah pulang rupanya” Bobo nampak dari kamarku cuma gunakan boxernya saja.
‘udah pulang rupanya’ cich, kok seluruh bilang perihal yang sama, emang nya kenapa gw pulang.
Kok dia pake boxer aja?
“bo, kok lu pake boxer aja?”
“gerah cuy, lagian gw kan dah sering kaya gini, kaya lu ga kenal gw aja”
Bukan itu masalahnya. Masalahnya lu nampak dari kamar gw pake boxer aja.
“kalo gerah kan tinggal hidupin ac aja”
“wih… Ga kepikiran gw, pinter juga lu”
‘lunya yang ketololan kali’
Aku tidak tau apa yang berlangsung sebenarnya, aku inginkan menanyakan kenapa mereka berdua, tidak, kenapa mereka bertiga tersedia dikamarku, dan soal vodeo itu juga, tetapi sebelum saat aku bertanya, Beni menunjukan suatu hal yang mengejutkan.
“woe Lis, cd lu ketinggalan nih”
“what!! Sini bawa-” lisa merebut cdnya dari tangan Beni “ish..”
“santailah, ga usah kasar gitu ngambil nya”
“nemu dimana?” bertanya Lisa dengan tanpang kesal
“di bawah meja tadi”
Kok bisa…, kenapa cdnya lisa tersedia di bawah meja. Aku cuma bisa menatap Lisa dengan bingung.
“emm.. Sayang tadi itu aku ketoilet berkenan pipis tetapi tetapi pas aku berkenan buka cd pipis ku nampak duluan jadinya cd aku basah. . . . . . . . . . .-”
‘eh pertalian nya’
“-ah iya kan karena basah tetap aku pikir ga usah pake, ehm, tetap si bobo jatuhin jus ke karpet-”
“kok gw” protes Bobo di sela-sela penjelasan Lisa.
Lisa cuma membalas dengan menatap bobo melanjutkan kisahnya
“-karena kita kan baru pindah ya sayang jadi belum miliki lap, jadi aku pake deh cd aku”
“ah…gitu..ya..”
Ya bener bisa jadi kaya gitu, betul, betul, karena belum miliki lappel atau lap biasa jadi berkenan ga berkenan Lisa pake cd nya…. Bukan nya cd nya basah, barangkali cuma sedikit. Hem, kejadian yang kompleks.
“oh iya say tadi itu video apa ya?”
“video?… Oh video tadi, itu si Bobo ngasik coklat”
“ow aku kira dodol”
“dodol, hem boleh juga ya” suaranya sedikit pelan
“Kenapa say?”
“eh ga kok, oh ya di didalam dodolny maksudku coklatnya tersedia susu kental manis gitu, jadi wajib di kocok-kocok gitu pake tangan serupa dibuat leleh dikit pake mulut, aku jilat-jilat didalam tetap tak sedot-sedot, tak kocok lagi, tetap crot deh, unik ya coklatnya”
“eh.. Coklat nya aneh”
“iya cuma bobo aja yang punya”
“terus coklat nya masih?”
“…. Coklat nya habis”
“Kamu habisin sendiri say? Itukan banyak”
“eng.enga kok, kita bagi bagi makannya”
“wanjirr, coklat gw di bagi-bagi” celetuk Bobo yang tengah minum bir dengan yang lain.
“hahaha, jijik gw” balas Beni
“huh, asem”
“Kok asem, kan enak tau miliki nya Bobo”
‘punya nya?’
“coklat udah kadarluasa, asem” balas Rio
‘ow coklat maksudnya’
Tampaknya banyal perihal yang berlangsung pas aku ga ada.
‘oh iya tadi lisa bilang pake cd lap, berarti dia ga pake cd dong’
Ga barangkali tadi kan dia habis dari kamar, tentu pindah cd. Selain itu tadi mereka ngapain ya di kamar… Tanya entar aja dah yang mutlak pesta dulu.
Pestapun berlanjut, Deny dan yang lain minum tentu saja Deny cuma meminum es jeruk. Mereka juga memakan snack yang dibeli oleh Deny.
“Apaan nih, snack nya kok rasanya aneh gini”
“kadaluarsa njirr”
“wah parah”
“hehe kayaknya gw tidak benar beli”
Mereka bercingkraman cukup lama sampe bir mereka tinggal sedikit.
“Woe Den, nampak minum serupa gw” panggil Beni dari halaman belakang rumah
“Tapi gw ga bisa minum Ben”
“Dikit doang, liat ni birnya sisa dikit, buat lo ni”
“ehh, di bagi dua ya” duh gimana ni, belum pernah minum gw
“cihc, udah cepetan sini! Duduk duduk serupa gw diluar”
“Iy, iya deh”
Akhirnya aku mengikuti kemauannya.
Aku cuma duduk dan diam.
“nih, sisa setangah gelas aja”
“eh iya”
Aku meminumnya sedikit demi sedikit.
‘ah rasanya sedikit pahit’
Aku dan Beni tidak banyak bicara, dia cuma menghisap batang rokoknya. Hubungan ku dengan Beni tidak terlalu dekat, dia cuma ku anggap sebagai kakak dari pacarku, umurnya juga lebih tua dari ku.
“uchh” aku sedikit mual disaat meminumnya
“cemen terlalu lu”
“hehe” aku meminumnya kembali sedikit
“hahaha lu kaya orang ngopi”
“ga apa sedikit-sedikit aja”
“ya ga apa, yang mutlak lu habisin”
Kami pun cuma diam berdua, cukup lama dan sedikit canggung.
*ahh.. *
Tiba-tiba saja aku mendengar suara layaknya mendesah.
*ahh..ahhh*
‘Suara apa to?’
Aku saksikan ke belakang tidak tersedia siapa-siapa di area tamu.
‘kemana Lisa serupa yang lain?’
Aku selanjutnya berdiri inginkan melacak mereka.
“woe kemana lo”
“em, berkenan kedalem”
“ngapain! Duduk sini temenin gw ngrokok dulu, bir lu aja belum habis”
Akupun duduk kembali. Akhirnya aku cuma menghiruakan suara tersebut, aku putuskan untuk menggunakan bir ku.
‘sial minum bi raja kok lama’ aku kesal terhadap diriku karena tidak bisa menghabiskannya terlalu cepat.
*ahh.. Iyah.. terus..*
Suara itu lagi, suaranya terlalu kecil, aku tidak tau tentu tetapi kayaknya dari dalem rumah.
“dah mulai rupanya” celetuk Beni
Aku cuma diam melanjutkan minum ku.
*PLOK PLOK PLOK*
suaranya terlalu jelas dan suara desahannya juga masih terdengar samar-samar sampe sekarang.
‘Suara apa sih, aku keganggua banget serupa suaranya’
*PLOK PLOK PLOK*
“wih ganas” celetuk Beni lagi
Jantungku berdetak kencang, aku tidak tau apa yang berlangsung tetapi tampaknya tersedia hubungannya dengan Lisa, aku tidak begitu yakin.
*ahhh….*
Tanganku bergetar memegang gelas ini, aku udah tidak bisa kembali melanjutkannya. Aku cuma inginkan melacak Lisa, pacarku.
Aku meletakan glass ku dan berdiri perlahan
“Ben.. Aku berkenan kedalem cari Lisa ya”
*cklek*
“ahh… Enaknya, ben balik yuk” suara Rio yang tersedia di area tamu, tampaknya habis nampak dari kamarku
“wih bray gimana lancer?”
“lancer bro”
“asyik, yuk balik, Bobo mana?”
“tuh di belakang”
“oit hehehe, sgerrr..” suara Bobo yang baru aja datang
“sialan si kudanil, udah bahagia lu?” Tanya Beni
“udah dong, yuk balik”
“Gw balik pernah den”
“thanks partynya den”
“hehehe nih-” Bobo menyerahkan foto Lisa pas kelas 6 SD, difoto itu Lisa tengah mandi dengan teman-teman SD nya
“-gw balik pernah den, thanks ya enak banget tadi”
“huh, ya”
Sumpah aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mereka pergi aku masuk kedalam rumah, aku tidak menemukan Lisa, aku pun masuk ke kamar.
Aku syok dengan apa yang aku lihat, mini skirt yang Lisa Mengenakan tersedia di bawah tempat tidur, tempat tidur juga porak poranda dengan Lisa yang setengah bugil berbaring lemas di atasnya. Lisa tidur dengan posisi ngangkang memperlihatkan dengan jelas tempat kewanitaannya, walaupun ditutupi oleh selembar tisu.
Hatiku berdegup makin tak beraturan, lenganku bergetar, kakiku mati rasa. Aku memaksakan diri untuk mendekat. Aku panggil namanya perlahan.
“Lis, Lisa”
Suaraku bergetar pas memanggil namnya, aku dekatika dan ku elus wajahnya yang nampak berminyak dan brantakan.
“Lis, sayang, bangun sayang-”
Nafasku sungguh berat
“-huh.., huh..,” matanya mulai kebuka “ehm, ahh..-” matanya yang sayu menatapku dengan senyumannya yang indah
“-Deny sayang, kenapa kok kamu ngangis?”
‘Eh, nangis? Kapan aku nangis’
Aku sungguh malu pas itu, wajahku tentu memerah.
Aku usap air mataku.
“ga sayang… Kamu kok tidurnya,,, *glek* telanjang?”
“ow ini, aku kepanasan”
“Kalo panas kan bisa hidupin ac”
“hihi.. iya kamu bener, tolong hidupin dong-” aku cuma diam menatanya
“-kenapa lagi? Hemm, sebelum saat aku kaya gini mereka itu didalem cuma liat foto-foto aja, kan ga barangkali juga aku telanjang didepan mereka, aku tuh kaya gini pas mereka udah pergi-” aku cuma mendengarkannya saja “-ya udah yuk kita bobok aja, udah malem”
Aku cuma mengangguk.
Aku letakan foto yang diberikan Bobo di atas meja lalau aku mengambil rimot ac dan menghidupkannya. Aku liat Lisa juga merapikan tempat tidurnya dan, mengambil tisu yang tersedia di tempat kewanitaannya, sebelum saat mengambil dia sedikit mengelapnya.
“itu tisu buat apa?”
“aku tadi ngerasa sedikit basah jadi aku taruh tisu” Lisa menjawab tanpa melirikku
Akupun tidur berbaring di samping Lisa.
Aku inginkan menanyakan mengenai suara-suara aneh yang aku dengar, kira-kira apa ya menurut pacarku. Tapi tampaknya dia udah tidur jadi aku urungkan niatku. Akupun juga tidur dengan aroma kamar yang tercium amis.
trimakasih udah baca
Gimana masta crita saya? silahkan kritikan dan sarannya ?