Sentuhan Ku Yang Membuat Dia Ketagihan

Sentuhan Ku Yang Membuat Dia Ketagihan

Sentuhan
Sentuhan Ku Yang Membuat Dia Ketagihan

kenangan.xyz, Sentuhan Ku – Cerita Sex Terbaru ini bermula kala tetangga di dekat kostku, Tante Hana, yang berstatus janda beranak satu, memintaku untuk memberikan private Matematika kepada Mirna, anak perempuannya yang waktu itu duduk di kelas 3 SMP, gara-gara katanya, anaknya punyai kelemahan di didalam mata pelajaran Matematika, disempurnakan lagi dengan keresahan bakal tidak lulus didalam ujian nasional.

Permintaan selanjutnya aku tanggapi dengan baik, dan lebih pada permohonan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari sebagai seorang mahasiswa yang hidup jauh dari keluarga. Apalagi pelajaran yang diminta juga sebenarnya sesuai dengan jurusan yang ku ambil di kampus, jadi tidak jadi masalah bagiku

Sesuai dengan jadwal private yang sudah disepakati, yaitu jam 20:00, Seminggu 2x, aku mampir ke tempat tinggal tetanggaku tersebut. Karena jaraknya yang hanya terhambat oleh sebagian tempat tinggal saja dari area kostku, maka aku hanya mendatanginya dengan jalan kaki, itung-itung ngirit bensin… Lumayan lah! dengan gaji 50 ribu,- per pertemuan, aku dapat menghitung berapa penghasilanku per bulan.

Pada awalnya seluruh berlangsung lancar, layaknya layaknya private pada umumnya. Sekitar pukul 09.30 atau kadang molor sampai jam 10.00 malam, barulah aku minta izin pulang. Sampai pada suatu malam, sesuai dengan jadwal, aku mampir ke tempat tinggal tetanggaku tersebut, dengan maksud memberikan private pada anaknya, namun ternyata yang ada hanya Tante Hana.

Katanya sih si Mirna keluar dengan temannya gara-gara suatu keperluan. Kata tante Hana, barangkali sebentar lagi juga pulang. Sementara menunggu, Tante Hana menyuguhkan secangkir teh hangat dan sedikit makanan kering kepadaku. Dalam selang waktu itu berlangsung obrolan kecil antara aku dan tante Hana.

“Silahkan diminum airnya, nak Rey!” kata tante Hana.

“Iya, Tante!” jawabku sambil mengambil alih gelas memuat teh hangat yang ada di depanku.

“Sudah semester berapa sekarang?” tanya Tante Hana mengawali percakapan.

“Sudah semester akhir sih, Tante! cuman… Skripsi aku belum selesai.” jawabku agak malu-malu sambil tempatkan lagi gelas teh ke atas meja.

“Wah… hampir selesai dong! Kalau sudah lulus, nggak ada lagi dong ngasih private bikin Mirna…” kata Tante Hana

“Ah, masih lama juga sih, Tante! Mungkin duluan Mirna lulus ketimbang saya…” jawabku merendah

“Hahaha… kerasan kuliah ya? nggak kepingin merit?” Tanya Tante Hana yang cukup mengagetkanku.

“Hehehe… pengen sih, Tante! Tapi kerja aja belum, masa dah mikir merit…!?” Jawabku.

“Kamu itu gimana sih? ntar nyesel nunda-nunda kawin…” kata Tante Hana menggodaku.

“nyesel kenapa, Tante?” tanyaku.

“Dasar anak muda! kawin itu sedap lho…!!” kata tante Hana.

“Hahaha… kalau mikir gitu-gitunya aja sih sebenarnya enak, Tante! namun tanggung jawabnya kan besar kan, Tante!?” Jawabku.

Tiba-tiba Tante bangkit dari area duduknya, selanjutnya ia duduk di sampingku. Aku terperanjat dengan apa yang dikerjakan oleh Tante Hana, namun tiba-tiba ia berbisik di telingaku…

“kalau kamu mau, kamu nggak harus mikir masalah tanggung jawab, nak Rey!” begitu bisik Tante Hana di telingaku.

Seketika itu juga, tiba-tiba tangannya menyentuh kemaluanku yang tidur di balik celana jeans yang ku kenakan.

“Tante! kalau Mirna mampir gimana?” tanyaku bakal gugup dengan aksi Tante Hana terhadapku. Mendengar pertanyaanku itu, Tante Hana mendorong tubuhku sampai terbaring di Sofa, dan menindih tubuhku selanjutnya lagi berbisik.

“Tenang saja! Semua sudah tante rencanakan. Mirna tidak bakal pulang ke tempat tinggal malam ini, gara-gara ia tengah ada kegiatan Camping di sekolahnya. Tadi sore,

Mirna pesan serupa tante, minta tolong memberikan ke kamu bahwa private malam ini ditiadakan dulu…” Penjelasan tante itu cukup mengagetkanku.

Dalam perasaan gugup bercampur birahi yang menggoda, tiba-tiba tante Hana yang duduk di atas tubuhku yang terbaring di sofa ruang tamu itu, tante melepas bajunya supaya payudara putih besar yang tertampung didalam Bra putih jadi pemandangan langka di hadapanku.

Seterusnya tante Hana melepas rok panjang yang ia kenakan, supaya sesosok tubuh wanita yang hanya tertutup oleh BH dan CD jadi pemandangan nyata di depan mata.

Sejujurnya, aku tidak mendambakan menyia-nyiakan peluang langka ini, namun rasa gugup dan terperanjat masih menyelimuti hatiku. Di waktu itulah, tiba-tiba tante Hana berusaha mengakses kancing celanaku dan turunkan reslitingku. Dia tersenyum padaku, selanjutnya berkata:

“Burungmu pasti sukar bernafas kalau tidak dikeluarkan….” katanya.

Mendengar kalimat itu, akupun berusaha melempar senyumku dan seketika itu juga ku turunkan celana jeansku dan ku biarkan tante Hana yang mengeluarkan k0ntol dari celana dalamku.

Batang k0ntolku yang sudah tegang, langsung menyembul keluar sesudah tante Hana turunkan CDku. Beberapa waktu tante memandangi dan meremas batang k0ntolku, selanjutnya ia menunduk dan memasukkan k0ntolku ke didalam mulutnya. sebuah kenikmatan yang tak tertahan waktu lidah tante Hana membelai kepala k0ntolku.

Sepertinya, aku tidak dapat menghambat punjak birahi yang sudah berada di ubun-ubun. Akibatnya, spermaku pun keluar dengan kencang mengisi mulut tante yang tengah asyik memainkan lidahnya di kepala k0ntolku.

Melihat cepatnya aku mencapai puncak, tante Hana bukannya kecewa. Ia malah tersenyum dengan lelehan sperma di bibirnya. Tante Hana mengeluarkan sisa sperma yang masih berada di mulutnya dan meludahkannya ke batang k0ntolku. Kemudian ia lagi mengulum k0ntolku yang menjadi melemah sepanjang sebagian saat.

Dengan bibir yang masih berlumuran sperma, tante Hana lagi menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, selanjutnya mencium bibirku. ku coba untuk membalas reaksinya dengan menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku.

Ku rasakan sebuah sensasi yang luar biasa kala tante Hana seakan mengajak sharing sperma di mulutku. Aku tidak perduli dengan bau sperma yang kecut harus masuk ke tenggorokanku, yang ku acuhkan sekedar bagaimana caranya supaya k0ntolku dapat lagi bangkit dari kematiannya.

Ku ku coba meremas-remas payudara besar yang masih terbungkus BH, sebuah perihal yang luar biasa yang tidak pernah ku mimpikan sebelumnya. Ternyata jadi guru private anak tetangga merupakan awal hilangnya keperjakaanku.

Tante Hana sudah memiliki rencana ini secara prima tanpa ku ketahui sebelumnya. Mungkin sebagai seorang janda, ia juga merindukan nikmatnya waktu melakukan pertalian dengan suaminya yang sudah meninggal dunia kira-kira setahun yang lalu.

Setelah puas berciuman mesra di sofa, Tante Hana bangkit dari tubuhku. Ia lantas menarik celana Jeans dan CDku sampai terlepas dan memintaku untuk melepas pakaian juga. ku turuti saja keinginannya, sampai aku jadi sesosok laki-laki bugil dengan k0ntol yang mati tergantung.

Tante Hana memegang tanganku dan menarikku menuju sebuah kamar yang dapat dipastikan adalah kamar tidurnya. Setelah berada di didalam kamar, tante Hana melepas BH dan CD putih yang ia kenakan. Kemudian ia berdiri di hadapanku dengan tubuh bugil.

Dalam posisi berdiri, kita lagi berciuman. Lalu ia berbicara padaku:

“Rey! kalau kamu sudah siap, melakukan saja yang mendambakan kau melakukan dengan tante…. Tante bakal menunggu…” demikianlah perkataannya yang dipenuhi dengan birahi indah.

Ia lantas berlangsung meninggalkanku dan menghempaskan tubuhnya di atas area tidur empuk yang ada di kamarnya itu. Ajakan itu tak mendambakan ku sia-siakan dan hilang begitu saja. Sesosok tubuh wanita yang siap untuk dinikmati, kenapa tidak ku manfaatkan…!?

Tanpa pikir panjang, ku dekati tubuh tante Hana yang sudah terhidang siap saji untuk disantap. Lalu ku menjadi aksiku dari menaiki tubuh tante Hana dan mencium bibirnya. Bibir dan lidah kita saling bersaing didalam kondisi yang penuh birahi.

Sambil konsisten berciuman, ku remas keliru satu payudara Tante Hana yang cukup besar dan lembek, dengan keliru satu tangan menopang berat tubuhku supaya tidak menindih prima tubuh tante Hana.

Aktivitas itu konsisten ku lakukan, sampai selanjutnya batang k0ntolku lagi terjaga dari tidurnya. Dalam kondisi penuh nafsu yang tak tertahan, ku sentuh selangkangan tante Hana yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat. Ku coba untuk merayap dan memasukkan jariku ke belahan di pangkal paha tante Hana.

Tidak sangat sukar untuk mendapatkannya, sampai didalam sebagian detik, aku sudah berhasil menenggelamkan jari tengahku di lobang memek tante Hana. Sesaat kemudian, ku mainkan jariku di lobang yang basah itu, supaya membuat tante Hana mendesah. Sepertinya dia menjadi merasakan kenikmatan bercinta denganku.

Sebagai seorang yang tidak pernah melakukan pertalian seks layaknya suami istri, aku tidak begitu jelas apa yang harus ku melakukan pada tubuh bugil yang waktu itu sudah siap untuk ku nikmati. Yang ada didalam pikiranku sekedar menikmati, dan bukan memberi kenikmatan.

Tanpa sangat lama bermain dengan benda yang juga baru pertama kali ku sentuh, aku menjadi berpikir untuk memasukkan k0ntolku yang sudah cukup keras ke didalam lobang memek tante Hana yang kenyal dan dikelilingi oleh bulu yang lebat.

Aku merubah posisi ku, selanjutnya mengarahkan kepala k0ntolku ke belahan di sela paha tante dengan tanganku. Mungkin gara-gara statusnya yang janda beranak satu, dengan kata lain sudah bukan perawan, batang k0ntolku tidak sangat sukar untuk menerobos masuk ke memek tante Hana.

Rasa yang ku dapatkan waktu menggenjot lobang memek tante Hana yang lembat sungguh tidak dapat ku lukiskan dengan kata-kata.

Batang k0ntolku yang terjepit oleh dinding memek yang kenyal sangat memaksaku untuk menuju puncak birahi. Tidak seberapa lama aku melakukan perihal tersebut, dapat ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul di pangkal k0ntolku.

Saat itulah, aku makin menambah tempo permainanku, sampai selanjutnya aku tidak tahan lagi. Ku hentakkan pantatku sekeras mungkin, supaya k0ntolku tenggelam prima di didalam lobang memek tante Hana dan ku rasakan spermaku keluar dan mengisi lobang memek tante Hana.

Aku serupa sekali tidak berpikir bakal akibat yang barangkali berlangsung dengan tertanamnya sperma di rahim tante Hana, kalau sesudah batang k0ntolku lagi melemah dan ku jatuhkan tubuhku di samping tubuh tante Hana yang basah bermandikan keringat. Tante Hana tersenyum padaku, selanjutnya berkata:

“Nggak harus belajar lama, ya?” kata tante sambil bangkit dari posisinya.

Entah apa yang bakal dia lakukan, ia berdiri di atas area tidur selanjutnya ia duduk di atas dadaku sambil mengarahkan memeknya yang masih basah selanjutnya ke area wajahku.

“Mainkan lidahmu, Rey!” Kata tante kemudian.

Tanpa pikir panjang dan banyak tanya, ku turuti saja keinginannya, ku jilati belahan memek tante Hana yang duduk di atas wajahku. Dengan pemberian jariku, ku buka belahan memek tante yang kenyal itu selanjutnya ku masukkan lidahku sedalam-dalamnya ke lobang memek tante Hana.

Tiba-tiba ku rasakan cairan putih kental yang tidak lain adalah spermaku keluar dari lobang memek tante Hana dan masuk ke mulutku. Meskipun agak jijik, namun aku tidak berani memuntahkannya dari mulutku. Aku hanya menahannya di mulutku sambil konsisten memainkan lidahku di lobang memek yang terbuka lebar itu.

Beberapa waktu sesudah kegiatan menjilat itu ku melakukan untuk tante Hana, ku coba untuk lagi menjatuhkan tubuh tante Hana ke area tidur. Saat itulah, lagi ku cium bibir tante Hana sambil mengeluarkan sperma yang ada di mulutku dan memasukkannya ke mulut tante Hana. Tante Hana bukannya menolak, ia malah menerima dan apalagi menelat sperma yang ku keluarkan di mulutnya.

Malam itu, aku tidak pulang ke kostku. Aku tidak dapat meninggalkan indahnya bercinta dengan tante Hana, Ibu dari siswa privateku, gara-gara ia adalah wanita yang sudah merampas keperjakaanku, sekaligus orang yang pertama memberiku kenikmatan bercinta.

Malam itu, aku tidak dapat tertidur. Meskipun aku jelas tante begitu Hanah dan mengantuk, namun aku konsisten mengulangi pertalian seks dengan tante. Beberapa kali ku paksakan untuk memasukkan k0ntolku ke memek tante Hana waktu ia tertidur, namun gesekan batang k0ntolku di dinding memeknya tetap membuatnya terbangun dan lagi memberikan tanggapan untuk aksi ajakanku.

Seingatku, malam itu aku melakukan pertalian seks dengan tante Hana lebih dari 10 kali. Karena tiap-tiap kali k0ntolku bangun, aku langsung memasukkan ke lobang memek tante. Dari pelajaran malam itu, yang ada di pikiranku sekedar permohonan untuk konsisten dapat merasakan memek, sampai selanjutnya aku berhasil merenggut keperawanan Mirna, putri tante Hana sendiri.

Perawani, Tapi Jangan Hamili…

Karena seringnya bercinta dengan Tante Hana, Ibu dari siswa privateku, Mirna, pertalian gelap tanpa komitmen yang sepanjang ini terkait antara kami, tercium oleh Mirna. Hal ini berlangsung kala suatu malam, sesudah aku memberikan private di tempat tinggal Mirna, hujan turun dengan lebatnya.

Tante Hana menyarankan, supaya aku tidak usah pulang pernah sebelum saat hujan reda. Tetapi ternyata hujan tidak berhenti sampai lewat jam 11 malam. Tante Hana merekomendasikan untuk bermalam saja.

Meskipun dengan sedikit basa-basi penolakan, namun tawaran itu ku menerima dengan puas hati, dan sebenarnya itu harapanku, berharap dinginnya malam dengan kondisi hujan lebat, bakal menambah indah nuansa pencapaian puncak birahi didalam bercinta dengan janda beranak satu itu.

Malam itu, aku hanya tidur di sofa ruang tamu, gara-gara sebenarnya hanya ada 2 kamar di tempat tinggal tante Hana. Mungkin hanya sekedar mengelabui Mirna yang belum jelas pertalian gelap yang ku jalin dengan Ibunya.

Di sofa itu, aku konsisten memainkan jariku di HPku yang hanya bergetar kalau ada SMS atau panggilan masuk, gara-gara sebenarnya aku tengah SMSan dengan tante Hana yang ada di kamarnya. Saling merayu di hawa dengan bhs yang mengoda birahi.

Setelah menegaskan Mirna tertidur di kamarnya, kira-kira pukul 12.30 malam, tante Hana mengirinkan SMS yang berbunyi:

“Rey! kKmr Tante dong skrg, Tante dah pngin bgt nch!”

Menerima SMS itu, dengan penuh semangat, aku keluar dari selimutku dan bangkit dari sofa selanjutnya melangkah perlahan ke kamar tante Hana. Suasana hujan yang masih sangat lebat memberikan keleluasaan bagiku, gara-gara suara langkahku tidak bakal memecah heningnya malam.

Saat aku mengakses pintu kamar tante Hana, tiba-tiba Mirna keluar dari kamarnya. Hal selanjutnya pasti saja sangat mengejutkanku. Apalagi lihat ekspresi keterkejutan Mirna lihat gelagatku.

“Kaka! itu kamar Mama! Kaka berkenan apa?” begitulah kata yang terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, utri tunggal tante Mirna. Aku yang terperanjat gara-gara hampir tertangkap basah dengan stimulus birahiku, langsung berusaha mencari alasan yang pas untuk jawaban untuk pertanyaannya tersebut.

“Eeee….” jawabku seraya tanganku melepas gagang pintu kamar tante Hana yang kebetulan sudah terlanjur terbuka, sambil konsisten berpikir keras untuk mencari alasan.

“Begini Mir! tadi Kaka kira ini kamar kamu… Kata Mama kamu, Kaka disuruh membangunkan kamu. Kamu disuruh Mama kamu tidur dengan Mama, Kaka di suruh tidur di kamar kamu… Gitu, Mir! Jawabku dengan bhs yang supaya berbelit-belit.

Mirna mengerutkan keningnya sebagian saat, selanjutnya lantas melempar senyumnya.

“Oo Iya, Kak! Kamar Mirna di sini… Kakak tidur aja di sini…. biar Mirna tidur di kamar Mama” begitu jawab Mirna sambil masuk lagi ke kamarnya dengan maksud barangkali mengambil alih keperluan tidurnya.

Ku tutup lagi pintu kamar tante Hana dengan segudang kekecewaan, gara-gara hasrat yang memuncak tidak dapat terlampiaskan di malam yang begitu menopang ini. Dengan cara lemas, ku beranjak ke kamar Mirna, dan ku lihat Mirna sudah siap meninggalkan kamarnya menuju kamar Mamanya.

“Silahkan, Ka!” sapa Mirna mempersilahkan aku untuk tidur di kamarnya.

“Makasih, ya Mir!” sapaku waktu ia ke luar dari kamarnya.

Mirna hanya melempar senyum waktu berlalu dari hadapanku. Ku lihat dengan selimut di tangannya, ia mengakses kamar Mamanya, lantas masuk dan menutup pintu kamar Mamanya tersebut. Dengan tertutupnya pintu kamar tante Hana, maka pupuslah harapan untuk dapat lagi bercinta dengan tante Hana.

Malam konsisten berlalu, namun aku tetap tidak dapat tertidur gara-gara gagalnya mencuri peluang indah untuk bercinta. jam 1 malam, hujan sudah berhenti, tiba-tiba HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS masuk. ku buka dan ku baca, ternyata tante Hana yang mengirimnya.

“Rey! kmu psti blm tdur kn?” itulah bunyi SMSnya. dengan masuknya SMS itu, aku menjadi ada secercah harapan baru untuk lagi dapat melepas hasrat yang tertunda. langsung ku balas SMS tante Hana:

“blm, tnte? gimana nih? sy sudah gak tahan mo nancepin lgi.” jawabku via SMS. tak seberapa lama, masuk lagi balasan dari tante Hana.

“iya, tnte jg nch” begitu jawab tante Hana singkat.

Dengan gesit ku mainkan jariku merangkai SMS balasan, dengan maksud menyusun kiat untuk dapat memadu hasrat tanpa diketahui Mirna, anak perempuannya.

“Mirna dah bobo ya tante?” bgitu mengisi SMSku.

“Iya!” jawab tante Hana dengan singkat.

“Tnte, kontolku dah bngun nch, tnte! udh ga thn mo ngntot memek tnte!” bgitu rayuanku didalam SMS berusaha mengajak tante Hana untuk lagi melakukan pertalian seks denganku.

“Rey! kmu tljg dlu, ya! nnti tnte ksana” bgitulah balasan tante.

dengan girang ku balas SMS tante Hana dengan dua kata “OK!” Dengan stimulus menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan tubuhku di atas area tidur di kamar Mirna, putri semata wayangnya.

Dengan rasa tidak sabar, lagi ku punya niat untuk mengirim SMS ke tante Hana, namun tiba-tiba ku dengar pintu kamar di buka dengan hati-hati, dan ku dengan suara pintu itu lagi di tutup dengan hati-hati.

Dalam senyapnya malam yang di menghias suara titik-titik air sisa hujan lebat, tak ku dengar adanya cara yang mampir menuju kamar di mana aku terbaring tunggu saat-saat indah menikmati memek tante Hana yang lembek dan basah.

Tiba-tiba gagang pintu kamar menjadi bergerak dan pintupun menjadi terbuka perlahan. Tetapi aku sangat terkejut, gara-gara yang mampir bukan tante Hana, melainkan Mirna, putrinya yang baru kelas 3 SMP. Mirna tempatkan jari telunjuknya di bibir sebagai isyarat supaya aku tidak bicara.

Aku yang sudah terlanjur telanjang, tidak dapat berbuat apa-apa kalau menutupi batang k0ntolku yang sudah keras dengan guling yang ada di sampingku.

Setelah lagi menutup pintu kamar dengan hati-hati, Mirna melangkah ke arahku, dan duduk di sampingku selanjutnya menarik guling yang menutup kemaluanku. Ia lantas menggenggam batang k0ntolku dengan kencang, supaya hampir membuatku berteriak. Mirna mendekatkan wajahnya ke hadapanku dan dengan suara berbisik, Mirna berkata:

“Jadi sepanjang ini, Kaka dibayar bukan hanya untuk ngasih private aku ya?”

“Maaf, Mir! Kaka… bukan begitu! kamu tidak mengerti…” “Kaka nggak usah bohong! Mirna sudah baca seluruh SMS Kaka di HP Mama…”

“Apa? jadi yang…..”

“Iya! yang balas SMS Kaka itu Mirna, Ka!”

“Maafkan Kaka, Mir! Kaka nggak ada maksud begitu…”

“Udah deh! Kaka nggak usah bohong… Kenapa Kaka melakukan ini dengan Mamaku!?”

“Mir! bukan hasrat Kaka, Mir! Kaka juga nggak jelas kenapa ini sampai terjadi…!!”

“Kak! Mulai hri ini, Mirna nggak berkenan private lagi serupa Kaka… Mirna kecewa serupa Kaka!”

Mendengar kekecewaan Mirna itu, ku peluk tubuh Mirna dan ku ciumi bibirnya, namun Mirna tidak bereaksi melawan, apalagi berteriak. Ku jatuhkan tubuhnya ke area tidur sambil konsisten ku ciumi bibirnya. Ku tahan gerakan kedua tangannya dengan kedua tanganku, dan ku tindih tubuhnya supaya dia tidak lagi dapat bergerak.

Merasakan Mirna yang tidak bereaksi melawan pada aksiku, dan condong pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap muka Mirna. Tetapi yang keluar dari wajahnya bukan kekecewaan. Mirna justru melemparkan senyumannya kepadaku. “Ada apa ini?” pikirku didalam hati…

“Perawani Mirna, Ka! namun jangan hamili Mirna!” itulah kalimat yang terucap dibalik senyumnya.

Aku pun puas mendengar kalimat itu. Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yang menutup tubuhnya, menjadi dari babydol yang dikenakannya, sampai BH dan CDnya.

Tampak dihadapanku sesosok tubuh kecil yang cukup langsung dengan buah dada kecil yang montok. Selangkangan Mirna yang cembung dengan rambut ikal tipis yang tumbuh dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yang sangat indah bagiku.

Aku tidak berkenan melepas peluang untuk merasakan bagaimana nikmatnya memek seorang perawan berusia 15 tahun. Tanpa tunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua kakinya, supaya selangkangannya terbuka lebar.

Terlihat jelas belahan memek Mirna yang hanya layaknya lipatan kulit bersifat garis lurus. Tidak keluar disana ada lobang untuk masuknya k0ntolku yang sudah siap tempur.

Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala k0ntolku ke belahan yang masih sangat rapat itu. Dengan kedua tangannya, Mirna memegang kakinya yang terbuka lebar ke atas. Dengan bantuannya itu, aku dapat memakai jariku untuk mengakses belahan memek Mirna.

Bisa ku lihat di dalamnya daging yang agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala k0ntolku di sela belahan yang terbuka itu.

Dengan sedikit memaksa, kepala k0ntolku berhasil menerobos lobang memeknya yang menjadi sangat sempit. Aku konsisten menghimpit supaya k0ntolku dapat masuk prima ke didalam memek Mirna, namun bisnis itu harus ku melakukan dengan perlahan.

Aku harus tarik ulur supaya cairan memeknya membasahi seluruh batang k0ntolku. Tanpa cara itu, K0ntolku tidak dapat dipaksa masuk.

Sedikit demi sedikit, batang k0ntolku makin didalam masuk ke lobang memek Mirna yang sangat sempit, sampai selanjutnya 1/2 batang k0ntolku sudah berhasil masuk. Dalam posisi k0ntol yang 1/2 menancap di selangkangannya, ku jatuhkan tubuhku di dadanya.

Ku mencapai bibirnya dan coba menciuminya, ku remas payudara montok yang masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan kadangkala turun ke payudaranya.

Mirna terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati sentuhan yang lidahku di leher dan payudaranya. Bahkan barangkali ia meniadakan bahwa k0ntolku baru 1/2 masuk ke lobang memeknya.

Melihat kondisi itu, ku tumpukan tubuhku di atas siku yang berada di kedua sisi tubuhnya dan ku pegang erat bahunya. Dengan konsisten menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, lagi ku genjot lobang memeknya yang sangat rapat dan kesat.

Terus ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya sudah ku pegang erat, namun tetap saja genjotan yang ku melakukan untuk menerobos lobang memeknya hanya dapat masuk dengan perlahan.

Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada bisnis untuk memasukkan k0ntol ke lobang memeknya. Aku turun dari area tidur, dan menarik tubuh Mirna ke sisi area tidur itu. Dengan posisi berdiri di sisi area tidur, lagi ku arahkan k0ntolku yang sedikit ku basahi dengan air liurku ke lobang memeknya.

K0ntolku lagi hanya dapat masuk 1/2 ke didalam lobang memek Mirna, namun dengan posisi berdiri, aku dapat menghambat kedua pahanya supaya tubuhnya tidak bergerak mengikuti tiap genjotanku.

Usahaku selanjutnya tidak sia-sia, gara-gara dengan posisi itu, aku dapat lebih cepat menerobos lobang memek Mirna dengan sempurna. Dalam posisi tenggelam sempurna, aku mjatuhkan tubuhku ke dada Mirna dan berguling supaya posisi Mirna di atas.

Ku peluk tubuh Mirna dan ku coba menarik keluar k0ntolku dari lobang sempit yang basah itu, selanjutnya mendorongnya masuk kembali. Beberapa kali ku melakukan itu, aku mebali berguling, supaya posisiku mebali di atas. Saat itulah permainan sebenarnya di mulai. Memek Mirna sepertinya sudah dapat beradaptasi dengan benda tumpul yang menerobos lobang memeknya.

Rapatnya lobang memek Mirna memberikan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah ku rasakan waktu bercinta dengan tante Hana. dinding memek Mirna seakan mencengkram erat batang k0ntolku, sama juga layaknya waktu pertama Mirna mencengkar k0ntolku dengan tangannya.

Kenikmatan itu pulalah yang barangkali membuatku tidak bertahan lebih lama untuk menghambat muncratnya sperma. Karena pertimbangan tidak untuk menghamili, namun hanya memerawai, maka k0ntolku ku cabut dan spermaku pun hanya membuahi bulu-bulu lembut yang tumbuh di atas permukaan memek Mirna.

CeritaDewasa