Teman Kantar Bantuin Kocok

kenangan.xyz – Nama aku Randy (Nama Samaran), usia aku pada saat itu 29 tahun, aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta dan jabatan aku sebagai manajer. Saya perantau yang berasal dari salah satu area di Jawa Tengah, aku punyai pacar yang juga perantau dari Jawa Tengah dan kita tinggal bersama dengan di satu apartmen di Bekasi. Di sini aku tidak bakal menceritakan mengenai kehidupan sex aku bersama dengan pacar saya. Saya bakal menceritakan bagaimana aku lakukan pendekatan bersama dengan salah satu karyawati di perusahaan aku yang bernama Bu Ria (nama samaran). Bu Ria berumur 39 tahun dan sudah punyai suami dan 2 orang anak. Cerita ini real apa adanya, hanya nama yang aku samarkan untuk kepentingan privasi. Dan disini aku tidak bakal detail menceritakan proses terjalin sex, melainkan cerita PDKT dan keseharian kita di kantor sampai kita lakukan hubungan badan. Jika kamu berharap cerita detail proses terjalin sex silakan di skip saja.
Saya sudah bekerja di perusahaan tersebut selama 10 tahun, perusahaan area aku bekerja tidak amat besar, hanya punyai karyawan sebanyak 54 orang dan hanya 2 orang wanita saja yang bekerja di perusahaan ini, bernama Bu Ria (39 tahun) dan Bu Juli (40 Tahun – saat ini tengah aku SSI dan bakal aku ceritakan setelah cerita Bu Ria selesai). Bu Juli baru bergabung sekitar 4 tahun yang selanjutnya sedangkan Bu Ria sudah bekerja selama 16 tahun di perusahaan ini.
Awal aku bekerja, posisi tetap menjadi staf kantoran biasa dan hanya ada 2 orang wanita Bu Ria dan Bu Anis (sudah resign), tetapi awal aku bersua mereka tatapan aku tertuju pada sosok Bu Ria yang sat itu tetap berumur 29 tahun dan belum berhijab. Memiliki paras cantik, body yang memadai menarik dan pantat yang besar memicu aku senantiasa membayangkan tubuh beliau. Kekurangan dari Bu Ria hanya di ukuran payudaranya 34B (confirm setelah aku membelikan lingerie 2 pieces), tetapi itu tidak memicu aku berhenti berfantasi bersama dengan tubuhnya.
Selama nyaris 10 tahun bekerja kita hanya ngobrol mengenai pekerjaan dan sedikit basa basi beliau menayakan mengenai pacar aku pada saat itu dan aku menanyakan mengenai pekerjaannya. Singkat cerita 10 tahun berlalu aku diangkat menjadi manajer dan pandemic covid-19 terjadi. Selama bekerja Bu Ria sehari – hari berangkat dan pulang bersama dengan Bu Juli mengguanakan KRL. Saat terjadi pandemic kantor kita mirip sekali tidak ada kebijakan work from home, semua kegiatan pekerjaan dikerjakan di kantor dan workshop. Saya disitu juga tetap terheran-heran kenapa tidak terkena sidak oleh p*m*r*nt*h, sebetulnya pada saat itu kita bekerja secara tertutup dan kendaraan kita parkir di dalam workshop. Dan selama kebijakan PPKM mereka pulang dan berangkat kerja mengfungsikan jasa G*car bersama dengan cost di tanggung perusahaan. Satu saat saat musim hujan bersama dengan iseng aku tawarkan kepada ke-2 ibu-ibu tersebut untuk pulang bareng bersama dengan aku semobil.
Saya : Bu, mau pulang bareng saya?
Bu Ria : Lah seriusan, kamu ga kejauhan?
Saya : Gpp Bu, asal tarifnya sesuai mirip G*car. .hehe (iseng)
Bu Juli : Lah oke ga masalah, asal sampe depan rumah ya.
Saya : hehe.. becanda bu, gpp aku anter sekali – sekali.
Bu Ria : Bener loh ya, jam 5 teng kita pulang.
Saya : oke siap bu
Rumah kita sebetulnya mirip – mirip di Bekasi, hanya saja jikalau aku mengantar mereka pulang, aku perlu lewat jalan biasa, sedangkan aku biasa lewat jalan tol dan lebih cepat sebab apartment aku di dekat pintu muncul tol. Jam 5 kita akhirnya pulang bersama, selama perjalanan kita hanya ngobrolin kasus pekerjaan dan sekali – sekali ghibah bahas karyawan lain. Akhirnya sampai juga di pemberhentian pertama, Bu Juli turun dari mobil di depan pom bensin dan disana dia sudah ditunggu oleh suaminya, setelah itu aku antarkan bu Ria sampai depan gang rumahnya. Jarak antara rumah Bu Ria dan Bu Juli memadai jauh sekitar 30 mnt perjalanan mengfungsikan mobil jikalau lancar. Hari pertama kita berdua di dalam mobil tetap mengkaji hal – hal yang formal. Tidak tiap tiap hari kita pulang bersama dengan – mirip sebab aku tetap memadai kerap kerja lembur. Setelah sebagian kali kita pulang bersama dengan percakapan menjadi memadai intens saat tiba – tiba Bu Ria menanyakan soal pasangan aku dan aku ceritakan hanya hal – hal yang wajar saja. Entah kenapa tiba – tiba beliau menayakan hal yang memicu aku memadai kaget :
Bu Ria : Ran, kamu kan tinggal di apartment dan pacar kita disini kan?
Saya : iya betul Bu
Bu Ria : kamu pacaran sudah ngapain aja?
Disitu aku menjadi tidak sanggup bicara apa – apa kembali dan bingung mau jawab apa.
Bu Ria : sudah cerita aja, mirip aku safe kok, aku juga dulu muda kaya kalian..haha
Saya : ya pacaran sewajarnya bu
Bu Ria : yaelah, tetap aja jaim, emang pacar kamu ga dulu nginep di apart kamu?
Saya : hehe.. menurut ibu?
Bu Ria : Tiap minggu ML berapa kali?
Saya : Lah bu kok tanyanya gitu?
Bu Ria : kenapa kalian ga nikah, usia kalian sudah nyaris 30 tahun lho.
Saya : doain saja bu, mudah-mudahan dipercepat
Bu Ria : Amin..ini kamu nganter aku emang pacar kamu ga curiga.
Saya : enggak lah bu, kan aku juga cerita. Berisiko tertular virus jikalau naik kendaraan umum.
Bu Ria : Bagus deh, menjadi aku ada temen ngobrol kalo Bu Juli sudah turun. Eh itu pertanyaan aku belum kamu jawab.
Saya : pertanyaan apa Bu?
Bu Ria : itu kamu jikalau ML berapa kali seminggu?
Saya : lah tetap dibahas aja bu
Bu Ria : aku penasaran mirip kalian
Saya : haha..tergantung bu
Bu Ria : bergantung apaan?
Saya : bergantung siapa yang horni duluan
Bu Ria : anak muda,.ckckck
Saya : ya sadar lah bu..hehe jikalau Bu Ria, seminggu berapa kali?
Bu Ria : jikalau aku bergantung suami aku Ran
Saya : maksudnya bu?
Bu Ria : ya jikalau dia minta aku kasih
Saya : emang ibu ga dulu minta?
Bu Ria : sudah capek ran, pulang kerja tetap perlu gituan
Saya : lah berarti Bu Ria ga dulu muncul dong (orgasm)
Bu Ria : ya kadang – kadang jikalau kembali bener – bener sange ya sanggup itu,
Saya : semalem sanggup muncul berapa kali bu?
Bu Ria : buset, sekali aja rasanya sudah kaya ga punyai tulang ran..
Saya : haha..udah capek ya bu?
Bu Ria : iyalah, kadang jikalau kembali bener – bener capek aku bilang mirip suami saya, aku ngangkang aja ya, ga usah pake jenis aneh-aneh..
Saya : hahahaha…
Bu Ria : ketawa Lu.. rasain aja ntar jikalau usia sudah mau 40
Saya hanya tertawa mendengar cerita dari Bu Ria selama perjalanan dan tidak menjadi sudah nyaris sampai di depan gang rumah Bu Ria.
Bu Ria : makasih ya ran tebengannya
Saya : iya bu mirip – sama
Bu Ria : besok nebeng kembali yak, biar sanggup ngobrol – ngobrol lagi..hehe
Saya : siap bu..hehe
akan ada update kembali di part selanjutnya..harap maklum ngetiknya di sela – sela kerja..hehe