Chef Cinta Yang Memuaskan Nafsu Ku

Chef Cinta Yang Memuaskan Nafsu Ku

Chef
Chef Cinta Yang Memuaskan Nafsu Ku

kenangan.xyz – ”Ok….Cutt!!!.” teriak seorang pria bertubuh tambun bersama keras
Seketika itu pula orang-orang yang sedari tadi diam tak bergerak apalagi bersuara terasa bergerak untuk membereskan segala suatu hal untuk bersiap-siap pulang ke tempat tinggal masing-masing. Itulah hal yang tergambar dari salah satu studio televisi nasional yang tenar bersama acara kompetisi memasaknya yang cukup menyedot perhatian penonton seantero nusantara, dari balik hiruk pikuk orang-orang yang bekerja di balik layar program tersebut muncullah sesosok tubuh mungil bersama dada yang cukup besar kurang lebih 34C jika tidak salah, bersama dibalut gaun ketat warna hijau dia berlangsung bersama anggun melewati para crew yang tengah membereskan pekerjaannya. Dia adalah Ririn Marinka atau biasa dikenal bersama Chef Marinka salah satu juri di ajang pencarian bakat memasak di salah satu stasiun tv nasional, tak sedikit laki-laki yang memikirkan menikmati tubuh montok sang chef juga sang sopir dari sang chef itu sendiri. Sang sopir yang bernama Toto Suroto berusia 45 th. atau yang biasa dipanggil bersama Bang Toyib dikarenakan dia pernah dipenjara 3 th. dikarenakan maling ayam milik tetangga, ya pembaca yang terhormat dan termupeng anda tidak salah baca hanya dikarenakan MALING AYAM si Toto dihukum 3 th. inilah keajaiban negeri tercinta kita. Seorang Toto yang mengambil ayam milik 1 orang untuk menyambung hidup dihukum 3 th. sedangkan para koruptor yang mengambil duwit rakyat yang meraih milyaran rupiah paling dihukum 5 th. tetap dipotong remisilah, potong era tahananlah paling-paling hanya 2 th. sudah bebas itu juga diletakkan di sel spesifik bersama fasilitas istimewa berbeda bersama Bang Toyib kita yang mesti sharing 1 sel bersama 8-12 orang tahanan. Penampilan fisik Bang Toyib hampir mirip bersama orang biasa tinggi 165cm, berat 55kg berkulit sawo matang, berambut lurus dipotong tentara bersama barisan gigi yang agak kekuningan dikarenakan umumnya merokok yang membedakan hanya bekas sayatan dengan sebutan lain codet yang tersedia di pipi sebelah kanannya. Alasan Chef Marinka mempekerjakan si Toyib dikarenakan dia pernah menyelamatkannya dari perampokan, selagi itu Bang Toyib yang tengah bingung sesudah bebas dari penjara, tak seperti orang yang bebas dari penjara yang segera gembira bukan main Bang Toyib jadi sedih dan bingung dikarenakan jika pulang ke kampungnya bisa-bisa dia diusir. Disaat bingung itulah dia berlangsung tak pasti arah selagi dia lihat 2 orang bersenjatakan kapak merah tengah mencegat sebuah sedan mewah BMW tanpa pikir panjang Bang Toyib segera menerjang 2 orang itu, berbekal pengetahuan beladiri yang dipelajarinya di penjara yang diajarkan oleh salah satu kawan 1 selnya Bang Toyib menghajar 2 orang perampok itu sampai mereka kabur. Melihat hal itu Marinka si pemilik mobil segera keluar untuk berterima kasih terhadap penolongnya selagi diberi sejumlah duwit sang penolong menolaknya Marinka menanyakan apa yang sanggup dibantunya, mendengar pertanyaan itu Bang Toyib bersama sangsi meminta sebuah pekerjaan dan tempat tinggal alhasil jadilah Bang Toyib supir Sang Chef Marinka.

Mari kita lagi ke tempat pada awalnya dari kejauhan melaju mobil BMW warna merah menuju pintu keluar stasiun TV swasta nasional dan tepat berhenti di depan seorang wanita cantik keturunan bersama kulit putih mulus tanpa cela dan dada yang membusung menggoda tiap-tiap laki-laki untuk meremasnya bersama gemas wanita tersebut adalah Marinka, pintu mobil dibuka olehnya dan masuk di pintu belakang.
”Langsung pulang ya Bang !” kata Marinka sambil menyilangkan kaki mulusnya.
”Baik non.” kata Bang Toyib sambil melirik kaki mulus majikannya melalui kaca spion, tak lama mobil tersebut sudah berada di tempat perumahan mewah di tempat jakarta yang tenar bersama tempat tinggal angkernya yang pernah diangkat menjadi judul film.
”Masukin aja Bang mobilnya! saya dak keluar kok malam ini.” kata Marinka sambil melangkah masuk ke rumah.
Sebenarnya Bang Toyib inginkan memulai hidup baru sejak diangkat menjadi pegawai oleh Marinka tetapi jika tiap-tiap hari disuguhi sepasang kaki putih mulus dan juga dada ranum milik sang Chef membawa dampak kemauan mulia Bang Toyib menjadi hilang, alhasil seminggu yang lantas berbekal informasi dari si Ujang pembantu tetangga yang juga sama-sama penggemar bokep dengan sebutan lain bokepmania yang tetap membanggakan dirinya yang berhasil ngentot majikannya yang seorang istri seorang pengusaha sukses. Ujang bicara jika dia meminta bantuan seorang dukun supaya hasrat setannya terwujud berbekal informasi itulah Bang Toyib berangkat menuju tempat tinggal sang dukun yang cukup jauh berada di kaki gunung Tangkuban Perahu sesudah meminta ijin terhadap Marinka bersama alasan inginkan menjenguk saudara yang sakit, selagi tiba di kediaman sang dukun sudah banyak pasien diantara pasien-pasien tersebut tersedia orang-orang tenar di negeri ini terasa dari pejabat sampai artis.
”Wah banyak terlampau yah yang antri, lho bukannya itu si abang Haji yang tersedia di TV yah kok ikutan antri ? Oh barangkali rela minta obat perontok bulu kali yah biar gak kayak gorila lagi.” kata Bang Toyib di dalam hati selagi lihat salah seorang yang turut antri di tempat tinggal sang dukun.
Sebenarnya tempat tinggal sang dukun seperti rumah-rumah umumnya orang desa anggota depan tempat tinggal dari kayu hanya dinding samping dan belakang saja yang ditembok, depan tempat tinggal tersedia papan nama ”Mbah Samijan dukun serba bisa” dan kursi-kursi plastik untuk para pengantri di dekat pintu utama tersedia sebuah meja kecil yang dijaga seorang perempuan cantik kenakan pakaian seksi bersama tanktop hijau dan celana pensil ala anak muda yang sepertinya resepsionis sang dukun. Setelah turun dari mobil Bang Toyib pergi menuju tempat sang resepsionis untuk beroleh informasi dan nomor antrian.
”Misi mbak.” kata Bang Toyib
”Ya, tersedia yang sanggup dibantu mas ?” Kata sang resepsionis.
”Ehm saya rela konsultasi mbak.” kata Bang Toyib sambil melirik belahan dada sang resepsionis yang nakal mengintip keluar dari tanktop hijaunya.
”Oh tepat banget mas, mas adalah pasien terakhir untuk hari ini, boleh minta KTPnya mas ?” kata sang resepsionis ramah.
”Lho emang sudah rela tutup ya mbak ?” kata Bang Toyib heran.
”Bukan mas, di sini tiap hari hanya menerima 50 pasien saja.” kata sang resepsionis sambil mencatat data-data Bang Toyib di sebuah buku besar.
”Oh wah untungkan donk saya, eh antrinya tetap lama yah mbak ?” kata Bang Toyib cengengesan kayak kuda rela kawin.
”Oh kayaknya tetap lama deh mas ni aja baru nomor 20, sudah duduk sini aja nemenin saya ngobrol.” kata si Mbak resepsionis yang pasti saja di terima bersama senang hati oleh Bang Toyib, kapan lagi ngobrol mirip cewek cantik daripada ikutan antri mirip para artis dan pejabat munafik.

Dari obrolannya bersama sang resepsionis yang ternyata bernama Indah inilah Bang Toyib jelas jika Indah adalah istri ke-7 dari mbah Samijan dan seluruh istrinya umumnya tetap berusia 20-30an sedangkan Mbah Samijan sendiri berumur 72 tahun, sesudah menanti agak lama tiba giliran Bang Toyib untuk masuk.
”Permisi mbah.” kata Bang Toyib selagi masuk ke ruangan praktik Mbah Samijan, Bang Toyib sempat bingung dikarenakan di di dalam ruangan praktik tersebut jauh dari kesan angker seperti yang dideskripsikan di TV yang tetap bernuansa gelap dan dipenuhi bersama pernak-pernik mengerikan tetapi di ruangan yang dimasuki Bang Toyib lebih mirip kantor dindingnya berwarna putih tersedia laptop tersedia meja kantor apalagi tersedia papan nama Mbah Samijan (Dukun Serba Bisa) dan di belakang meja tersedia seorang pria tua bertubuh kurus bersama jenggot putih yang dikuncir mirip punyanya si Pepi kenakan pakaian seperti seorang direktur lengkap bersama jas tengah mengamati layar laptopnya.
”Permisi Mbah !” kata Bang Toyib selagi memasuki ruangan tersebut.
Sang dukun tetap lihat layar laptopnya sambil tangannya menunjuk kursi di depan mejanya, Bang Toyib pun duduk di kursi tersebut selagi hendak mengemukakan maksudnya Si Mbah sudah ngomong duluan.
”Nama: Toto Suroto, Umur: 45 tahun, Pekerjaan: Supir.” kata Mbah Samijan sambil tetap lihat layar monitornya.
”Wah hebat terlampau nih Dukun sanggup tahu, gue aja belum ngomong.” di dalam hati Bang Toyib kagum.
”Kok jelas mbah ? Kan saya belum memperkenalkan diri.” bertanya Bang Toyib penasaran. Tanpa bicara apa-apa si Mbah segera memutar laptopnya, terpampang disitu seluruh information Bang Toyib.
”Hahahaha maklum cu era modern si Mbah mesti mengikuti donk.” kata Mbah Samijan sambil tertawa memperlihatkan deretan gigi emasnya.
”Owh wah dak rela kalah yah Mbah, hahahaahahah.” kata Bang Toyib turut tertawa.
”Iya donk era pake menyan mulu, eh ngomong-ngomong cucu kesini rela apa yah?” kata Mbah Samijan serius. Setelah mengungkap niatnya Mbah Samijan segera menggeram tak karuan dan nafasnya mendengus-dengus seperti orang berlari jauh.
”Lho Mbah kenapa Mbah?” bertanya Bang Toyib panik cemas si dukun kenapa-napa.
”AAARRRRGGGHHH” Mbah Samijan mengerang keras dan tubuhnya mengejan tak karuan, lihat hal itu Bang Toyib kegelisahan dan hendak mencari bantuan tetapi segera dicegah oleh Mbah Samijan bersama nafas yang tersengal-sengal.
”Ha…ha..ha ja…jangan cu, mbah baik-baik saja kok.” kata Mbah Samijan, tak lama lantas dari bawah meja sang dukun keluarlah sesosok tubuh seksi bersama payudara menantang, kulit halus putih tanpa cela, apalagi busana mini warna merah yang memperlihatkan kemulusan pahanya dan tak sanggup menutupi kemontokan dadanya yang nampak berlomba keluar dari sarangnya itu.
”Makasih yah Mbah, bulan depan saya datang lagi.” kata sang wanita yang nampak membenahi pakaiannya dan menyeka cairan putih di sela-sela mulutnya.
Melihat hal itu Bang Toyib hanya melongo sambil mulutnya ngiler seperti serigala, diamati oleh Bang Toyib membawa dampak wanita tersebut mempercepat langkahnya keluar dari ruangan tersebut.

“’Wah Mbah kok tersedia neng Aura Kasih sih?” bertanya Bang Toyib sambil lihat Mbah Samijan membetulkan celananya.
”Oh biasa syarat dari mbah, kan dia minta biar tubuhnya tetap seksi+suaranya jadi merdu menjadi tiap-tiap bulan sekali dia mesti kesini minum air mani mbah.” terang Mbah Samijan.
”Wah ntar syaratnya mirip kayak tuh saya dak menjadi aja deh Mbah, saya tetap normal Mbah.” kata Bang Toyib hendak pergi.
”Jangan pergi cu ! Saya juga tetap normal kali, jika dak normal mana barangkali istri saya banyak. Udah duduk pernah sini !” kata Mbah Samijan menjelaskan.
”Lha tadi napa kok Aura Kasih syaratnya kayak gitu ?” bertanya Bang Toyib sangsi sambil letakkan pantatnya lagi di kursi.
”Syarat pasien cewek ama cowok beda cu, jika cewek yah biasa dak jauh-jauh dari urusan selangkangan hehhehehehe.” kata Mbah Samijan cengengesan mesum seperti Ujang.
”Kalau cowok Mbah ?” bertanya Bang Toyib.
”Kalau cowok tergantung permintaannya cu, nah jika kasus seperti cucu ini syaratnya mudah. Cucu tinggal masukin sperma cucu ke wadah ini tetap ntar Mbah sistem menjadi garam tetapi jangan bertanya caranya gimana itu rahasia ”Perusahaan” ok ?” Mbah Samijan menjelaskan sambil menyerahkan sebuah wadah kecil mirip tempat obat.
”Trus garamnya diapain Mbah ?” bertanya Bang Toyib polos.
”Ya diletakkan dimakananlah dasar goblok !!” kata Mbah Samijan agak emosi.
Setelah sistem ritual kocok mengocok dengan sebutan lain coli yang tidak bakal penulis bahas dikarenakan cukup menjijikan seorang pria memikirkan pria lain yang coli nanti penulis difitnah homo lagi mirip para penghuni lounge, Bang Toyib lagi ke Jakarta jalankan pekerjaannya menanti kesempatan untuk melancarkan aksinya

#################################

”Heh Toyib napa bengong lo ? Kesambet setan apaan lo ?” Bang Toyib dikagetkan oleh nada cempreng selagi melamun di dapur.
”Ah Mak buat kaget aja, Toyab Toyib kan saya sudah bilang nama saya Toto mak.” kata Bang Toyib terhadap wanita tua yang tengah mengaduk sayur sop diatas kompor itu.
Wanita itu adalah Mak Imah pembantu Marinka yang sudah turut sejak era mamanya Marinka menjadi sanggup dikatakan sudah tua tetapi semangatnya tak kalah mirip anak muda era kini. Sekilas perihal Mak Imah nama aslinya Fatimah Binti Saben,i anak Betawi asli, usia 70an, kulit sudah kayak krupuk kulit dengan sebutan lain kisut seluruh yah 11-12 mirip Mpok Norilah.
”Kan lo sudah 3x puasa 3x lebaran dak pulang-pulang kayak Bang Toyib hihihihihihih.” Mak Imah tertawa seperti kuntilanak yang membawa dampak bulu kuduk Bang Toyib merinding.
”Yah Mak itu kan era lantas Mak, eh matang apa Mak ? Udah lapar nih.” bertanya Bang Toyib Sambil menepuk-nepuk perutnya.
”Ini tadi pagi non Marinka minta dibikinin sop ama perkedel kentang, eh To lo tolong pisahin sayurnya yah ! Gwe kebelet pipis nih.” kata Mak Imah, sebenarnya sayur mirip nasi dibagi 2 di sini yang 1 buat majikan yang 1 lagi yang agak dikit buat pembantu. Di tempat tinggal itu pembantu hanya Mak Imah dan Bang Toyib saja.
”Ok deh Mak.” kata Bang Toyib sambil hormat seperti tentara.
Mak Imah segera berlari menuju kamar mandi yang tersedia di belakang, lihat tersedia kesempatan Bang Toyib segera mengimbuhkan garam dari Mbah Samijan ke di dalam sayur sop tersebut.

#################################

Di di dalam tempat tinggal Marinka tengah bersantai di ruang tamu selagi bel pintu berbunyi tanda tersedia tamu yang datang. ”Ting….Tong.”
“’Iya, siapa yah ?” kata Marinka sambil memencet tombol interkom.
”Ni gwe Mar, Farah gwr rela ngungsi pernah di tempat tinggal lo.” kata sang tamu diseberang interkom. Marinka pun lantas keluar untuk mengakses pagar rumahnya dan ternyata dari balik pagar tersebut terkandung sosok wanita tinggi, berkulit sawo matang, berdada montok, dan membawa senyum yang menawan.
”Eh lo Far, gwe kirain sapa malam-malam namu.” kata Marinka sambil mengecup pipi kanan dan kiri tamunya itu yang sama-sama seorang Chef yaitu Farrah Quinn.
”Sorry deh Mar malam-malam namu, abis di tempat tinggal bete gue.” kata Farrah.
”Bete napa ? Eh ayo masuk dulu.” kata Marinka sambil mempersilahkan Farrah masuk dan tak lupa mengunci lagi pagarnya.
Di di dalam mereka duduk disofa yang tersedia di ruang tamu, ruang tamu tempat tinggal tersebut ditata secara minimalis hanya tersedia karpet, sofa berwarna coklat dan meja kaca saja.
”Duduk pernah far !” kata Marinka sesudah menutup pintu.
”Makasih Mar.” kata Farrah sambil mendaratkan pantat bulatnya diatas sofa empuk.
”Eh tadi lo bilang lo ngungsi, mang napa kok ampe ngungsi segala ?” kata Marinka sambil duduk di samping Farrah.
”Itu biasa laki gue Mar, era sudah 2 bulan gue dianggurin.” kata Farrah agak emosi.
”Weh 2 bulan, lumutan gak tuh onderdil lo ? Hahahahaha.” kata Marinka sambil tertawa lebar.
”Ah lo ngejek aja bukannya menghibur huh.” kata Farrah agak jengkel, belum juga Marinka menjawab Bi Imah datang memberitahukan bahwa makan malam sudah siap.
”Yuk Far turut makan ! Kamu pasti belum makan kan ?” kata Marinka.
”Asik !! Nah gitu donk Mar sekali-kali diajak makan napa ? Hahahaha.” kata Farrah sambil tertawa renyah.
”Iya tetapi jangan sering-sering ntar tekor gue kan lo kalo makan dak ukuran, pasti gizinya masuk ke toket lo hahahahah.” kata Marinka tak rela kalah.
”Ah lo ngejek gue, lo ndiri tuh lihat pembagian badan ma toket lo dak sebanding tuh. Badan imut-imut tetapi toketnya amit-amit.” kata Farrah sambil melangkah menuju ruang makan.
”Kok amit-amit sih ?” Marinka penasaran sambil mengikuti Farrah ke ruang makan.
”Iya amit-amit ingin remes hihihihi.” kata Farrah sambil berlari.
”Ih Farrah !!!!” kata Marinka sambil mengejar Farrah.

Saat tiba di meja makan disana sudah tersedia beraneka macam masakan juga sop yang tadi diberi garam pelet oleh Bang Toyib.
”Mar kok sopnya agak keasinan yah ?” bertanya Farrah selagi menyuapkan sop ke bibir seksinya.
”Iyah yah, padahal umumnya enak lho sop buatan Bi Imah.” kata Marinka sambil turut merasakan sop ”ajaib” itu.
”Yah maklumlah Mar, barangkali pembokat lo kecapekan maklum kan sudah tua.” kata Farrah sambil tetap menyuapkan nasi.
”Iya yah Far, yah maklum Bi Imah sudah turut saya sejak mama tetap kecil.” kata Marinka membetulkan perkataan Farrah.
Mereka berdua makan tanpa sangsi sedikitpun, di dalam dapur nampak Bang Toyib yang juga tengah asik makan.
”Woi Toyib makan dak ngajak-ngajak, eh mana sop gwe tadi ?” kata Bi Imah sambil menoyor dahi Bang Toyib.
”Ah Bi Imah ganggu orang makan aja lha tadi saya cariin Bi Imah dak tersedia ya sudah saya makan duluan aja. Kalau sop tepat saya pisahin tadi yang di mangkuk kecil kesenggol tetap jatuh deh.” terang Bang Toyib seperti senapan mesin yang tak berhenti, padahal sisa sayur sop tadi dia sembunyikan di lemari dapur paling atas.
”Yah lo kan sudah gue bilang ati-ati, ya sudah dak apa-apa.” kata Bi Imah sambil mengambil nasi di magicom selagi bakal mengambil nasi terdengar gelegar halilintar dan disusul bersama hujan yang terlampau deras.

#################################

”Yah Mar kok hujan deras terlampau sih, gue nginep di sini aja yah please !!!” kata Farrah sambil melongok keluar dari meja makan.
”Iyah iya, daripada lo di tempat tinggal bete mulu, eh tetapi anak lo gimana ? Ntar nyariin lo.” kata Marinka.
”Santai ntar gue telpon babysitternya.” kata Farrah sambil meminum jus jeruk.

#################################

Di di dalam kamar Bang Toyib menanti sang ”garam” bereaksi tetapi sudah 2 jam keadaan tetap adem ayem saja.
”Ah sialan si Ujang ngasih alamat dukun palsu, ilang deh 2juta tabungan gue.” gerutu Bang Toyib yang terasa ditipu oleh sang dukun.
”Sialan…sialan…sialan, ditipu…diptipu…ditipu.” Bang Toyib nyanyi niru alamat palsunya Ayu Tingting dak jelas. Karena kelamaan nunggu selanjutnya Bang Toyib jatuh tertidur sesudah coli tetapi dak sanggup ngecrot juga barangkali dikarenakan menghendaki ramuan sang dukun bekerja supaya dia tertidur bersama posisi celana yang melorot sampai dengkul.

############################

Disaat yang mirip di kamar Marinka keluar sang chef tidak tenang tidurnya, entah kenapa malam itu keadaan malam itu panas supaya Marinka hanya mengenakan lingerie tidak tebal type daster warna putih bersama renda bunga warna biru supaya keluar dada montoknya dibalut oleh bra warna hitam yang sepertinya kekecilan supaya dadanya seperti hendak keluar dari penampungnya tersebut, sedangkan di anggota bawah terkandung segitiga keramat warna hitam senada bersama bra yang dikenakannya.
”Uh kok malam ini gue horny banget sih ? Mana panas lagi padahal AC sudah paling kenceng.” gerutu Marinka sambil mengibas-ngibaskan leher bajunya dikarenakan kegerahan.
”Minum aja ah, sapa jelas sanggup agak mendingan.” kata Marinka sambil beranjak dari tempat tidurnya menuju dapur untuk mengambil air di kulkas. Tetapi entah kenapa selagi didapur dia lihat kamar Bang Toyib yang agak terbuka dan entah apa yang merasukinya dia mengintip melalui celah pintu yang sedikit terbuka tersebut.
”Bang Toto sudah tidur belum yah ? Kok pintunya kebuka sih.” kata Marinka penasaran sambil melangkah menuju kamar Bang Toyib.
Dan selagi itulah dia lihat ”ular” Bang Toyib yang ter”expose” bersama gagahnya, Marinka diam tanpa nada yang tersedia hanya nada nafasnya yang jadi lama jadi berat. Entah apa yang merasukinya selagi berada tepat didepan pintu kamar Bang Toyib dia menggesek-gesekkan tubuhnya dibingkai pintu kamar sambil mendesis-desis seperti orang kepedasan. Semakin lama dia menatap burung Bang Toyib jadi berkobarlah nafsu birahi yang merambat ke tempat kewanitaannya supaya mengundang rasa gatal yang tak terkira.
”Sshhhhs…uuuhhhhmmm….sssshhh.” nada Marinka yang tengah bergerak naik turun menggesek-gesekkan tubuh mungilnya di bingkai pintu supirnya itu. Sementara itu Bang Toyib yang tengah tertidur terasa terganggu bersama nada desisan itu supaya terasa terbangun dari tidurnya, perlahan-lahan matanya terasa terbuka supaya terpampanglah panorama erotis sang majikan yang tengah meliuk-liukkan tubuh indahnya.
”Eh non lagi ngapain non ?” bertanya Bang Toyib keheranan, agak lama sampai dia jelas jika burungnya tengah lepas dari sangkar supaya cepat-cepat dia tingkatkan celananya. Melihat jika ”barang” fantasinya lagi ke ”kandangnya” membawa dampak Marinka sedikit kecewa.
”Eh ini bang, saya dak sanggup tidur abis panas banget malam ini, hhhhmmm… Kok burungnya dimasukin sih bang ?” tanpa jelas pertanyaan konyol itu keluar sendirinya dari bibir Marinka tanpa dia sadari.

”Abis malu non, era panas sih non ? Disini adem kok.” kata Bang Toyib sambil lihat tubuh montok majikannya itu.
”Iya ya kok di sini adem, Bang boleh dak saya tidur di sini malam ini ?” kata Marinka sambil melangkah maju dan duduk di tepi ranjang Bang Toyib yang agak reyot.
”Lha ntar saya tidur di mana non ?” kata Bang Toyib kebingungan dikarenakan didekati majikannya yang seksi itu.
”Yah di sini aja bang, nemenin saya kan cemas bang tidur sendirian.” kata Marinka yang terasa mendekati sang sopir. Melihat keanehan sang majikan tersebut Bang Toyib terasa jelas jika ramuan garam sang dukun sudah bekerja.
”Ayo deh non sini Abang temenin.” kata Bang Toyib sambil cengengesan mesum kayak yang nulis nih cerita. Marinka terasa tiduran berhadap-hadapan bersama Bang Toyib dipandangnya dalam-dalam muka sopirnya itu yang kayak cecurut itu baik-baik, jadi diamati maka jadi gatal rasa mekinya.
”Non, non cantik deh malam ini.” rayu Bang Toyib sambil matanya menatap tanpa berkedip sedetikpun dari gundukan kembar yang tersedia di dada sang majikan yang keluar naik turun bersama cepat.
”Ah Abang sanggup aja.” jawab Marinka sambil wajahnya memerah menghindar nafsu, tanpa dia menyadari tubuhnya terasa merapat ketubuh Bang Toyib dan memeluk tubuh sang sopir sambil menggesek-gesekkan selangkangannya dipaha sang sopir.
”Non kok main peluk aja, dingin yah non hehehehe.” goda Bang Toyib yang terasa mupeng memikirkan jika sebentar lagi dia bakal beroleh tubuh molek majikannya itu.
”Huuh Bang.” jawab Marinka singkat sambil mendekatkan tubuh mungil tetapi montoknya itu ke Bang Toyib. Entah siapa yang memulai bibir keduanya berjumpa saling hisap sambil saling membelitkan lidahnya masing, sudah hampir 10 menit mereka berciuman bersama panas supaya selama itu pula yang terdengar di kamar itu hanya nada desahan dan nada kecipak akibat ciuman yang penuh nafsu itu.
”Mmmhhhh…ah…uhhhmmmm.” desah Marinka tatkala lidah Bang Toyib membelit bersama mesra lidahnya. Merasa sudah menaklukkan sang majikan, Bang Toyib segera melancarkan serangan-serangannya ke arah dada sang majikan. Dengan tak sabaran dia segera melucuti lingerie tidak tebal yang tetap membungkus mesra tubuh majikannya itu supaya terlihatlah tubuh putih mulus bak pualam milik Marinka, tangan Bang Toyib bersama lincah segera meremas bersama gemas gundukan putih di dada Marinka bersama gemas biarpun tetap terbungkus oleh bra warna hitam tetapi terasa terlampau kenyal dan hangat supaya membangunkan penis Bang Toyib yang tadinya layu menjadi tegak perkasa.

”Wow besar terlampau Bang, pasti enak jika disodok ke….” kata Marinka sambil mengelus-elus penis Bang Toyib yang sudah tegang.
”Disodok kemana Non ?” kata Bang Toyib menggoda Marinka sambil tangan kirinya mengelus-elus paha mulus majikannya itu sampai terhadap pangkal pahanya, biarpun terhambat segitiga ”keramat” tetapi sentuhan-sentuhan jemari Bang Toyib di lubang vagina Marinka cukup membawa dampak sang chef kelojotan menghindar birahinya.
”Ah……yah….bang yang situ bang…uuuggghh.” desah Marinka yang nafsunya terasa membara, dikarenakan terasa sudah tak kuat lagi menghindar nafsunya Marinka segera menindih tubuh Bang Toyib dan bersama kasar dia segera mengakses celana Bang Toyib sekaligus celana dalamnya.
”Wah sabar non sabar.” kata Bang Toyib yang kegelisahan lihat majikannya yang seperti kesetanan,
Tanpa menghiraukan kalimat sopirnya Marinka segera melahap burung Bang Toyib seperti kesetanan. Mendapat serangan tiba-tiba itu Bang Toyib hanya mendesis merasakan lidah majikannya melingkar di batang penisnya.
”Ssshhhh… Yahhh….trus non Ohhhhh….Sssshhh.” kata Bang Toyib sambil menjambak rambut Marinka menghindar nikmat yang diberikan sang majikan.
Tak rela kalah Bang Toyib turut menelanjangi Marinka di awali bersama bra hitamnya, bersama penuh nafsu dibukanya bra tersebut supaya terbebaslah gunung kembar Marinka yang bulat dan besar itu lengkap bersama puting warna pink yang menggoda. Tak tahan oleh dada Marinka yang mental-mentul dikarenakan kesibukan menghisap penisnya, bersama penuh nafsu Bang Toyib segera meremas tonjolan di dada itu bersama nafsu sambil memainkan puting pinknya. Mendapat serangan mendadak tersebut Marinka segera menghentikan kesibukan menghisap penis untuk meresapi rangsangan yang tersedia di dadanya tersebut, sambil medesah-desah Marinka turut menggosok-gosok vaginanya mengambil alih tangan kiri Bang Toyib yang turut join bersama sang tangan kanan turut memerah susu Marinka.
”Ssshhhh….aaahhhhh….sudah Bang…sudah.” kata Marinka sambil mendorong kepala Bang Toyib yang tengah mencium leher putihnya supaya meninggalkan jejak kemerahan. Tanpa memberi kesempatan Bang Toyib untuk protes Marinka segera berdiri diatas batang konti Bang Toyib yang tegak menantang, bersama gerakan yang erotis Marinka meliuk-liukan tubuhnya bagaikan seorang stripper menggoda Bang Toyib yang hanya sanggup menelan ludahnya lihat sang Majikan yang tengah bergoyang erotis.

Dengan perlahan Marinka memegang celana di dalam hitamnya dan bersama gerakan lambat dia terasa turunkan celana dalamnya sedangkan Bang Toyib hanya sanggup melotot selagi bulu kemaluan Marinka terasa keluar dan mulutnya menganga lebar selagi Marinka sudah menanggalkan penutup tubuhnya yang terakhir itu untungkan tidak tersedia lalat yang masuk, Marinka hanya tertawa kecil selagi lihat supirnya itu melongo seperti kerbau yang tersedia di sawah.
”Udah dong Bang jangan diamati trus.” kata Marinka malu-malu sambil menutupi vaginanya bersama tangannya.
”Ah non pake ditutup segala, ayo donk non sudah gak kuat Abang.” kata Bang Toyib sambil mengusahakan mengakses tangan Marinka untuk lihat gundukan daging yang tetap tersedia ditangannya itu.
”Wah tembem terlampau non, pasti enak kalo burung abang dimasukin kesitu hehehehe.” Bang Toyib tertawa menampakkan dua lubang akibat giginya yang hilang dikarenakan dihajar massa.
”Udah ah bang daritadi digoda mulu, ayo rela dimasukin kagak nih.” kata Marinka sambil cemberut.
”Ya dimasukin donk non, sudah konak banget nih abang.” kata Bang Toyib sambil melotot lihat dada Marinka yang tidak tertutupi apa-apa lagi. Dan bersama perlahan Marinka terasa turunkan pinggulnya sesudah memastikan jika arah konti Bang Toyib sudah tepat menuju vaginanya.
”Uhhsssttt…..gede…amaaattt…aaaahhh.” kata Marinka selagi secara perlahan konti Bang Toyib hilang ditelan vaginanya.
”OOOHhhhhhh…..peret….ssshhhh.” desah Bang Toyib meresapi nikmat selagi batang penisnya amblas ditelan secara sempurna oleh vagina sang majikan.
Setelah mendiamkannya selama 1 menit Marinka terasa menaik turunkan badannya diatas penis Bang Toyib yang sudah tertancap bersama sempurna di vaginanya itu, gesekkan demi gesekkan jadi memunculkan hasrat Marinka yang terasa mendesah-desah tak karuan menikmati persetubuhan ini.
”Ahhhh….ssshhhh…hhhuummmffhhh.” desah Marinka yang jadi lama jadi mempercepat gerakan naik-turunnya itu.
”Gila ternyata gini yah rasanya meki orang keturunan becek tetapi menggigit enak banget, ternyata benar kata si Ujang kalo orang keturunan mekinya sedepnya dak karuan.” kata Bang Toyib di dalam hati.
”Ahhhh…ssshhhh…..AAAAKKKKHHHH.” Marinka berteriak cukup keras selagi mendapat orgasme pertamanya.
Dari di dalam vaginanya Bang Toyib terasa jika penisnya disiram oleh cairan hangat sekaligus dihisap bersama kuat, di kamar itu tak tersedia nada jika nada nafas yang terdengar berat dan bersahut-sahutan. Tiba-tiba dari pintu keluar Farrah bersama gaun tidur warna ungu sepaha bersama potongan dada yang rendah supaya menampilkan dadanya yang montok dan sepasang paha yang mulus bersama warna kulit yang eksotis terlampau selaras tingkatkan aura seksi yang keluar darinya.

”Wah wah, Mar lo tega terlampau ama gue, sanggup yang enak-enak dak bagi-bagi.” ledek Farrah sambil masuk ke kamar tersebut.
”Eh Farrah, lo belum tidur ?” kata Marinka sambil menengok ke arah nada yang mengagetkannya tadi.
”Abis tadi panas banget menjadi gwe rela minum, eh dak tahunya tersedia nada yang meragukan gue kira maling. Eh tak tahunya lo lagi enak-enakan, bagi dikit napa Mar ?” kata Farrah sambil bersandar di samping pintu bersama melipat tangan di dadanya yang montok nan sekel.
”Eh iya, kenalin Far ini sopir saya namanya Bang Toto.” kata Marinka sambil berguling ke samping yang secara otomatis membawa dampak lepas penis bang Toyib yang sedari tadi bersemayam di vagina Marinka, penis itu keluar mengkilat akibat cairan orgasme Marinka tadi.
”Wow gede juga mempunyai supir lo Mar, gue pinjam bentar yah.” kata Farrah selagi lihat penis Bang Toyib yang tegak mengacung sambil berlangsung menuju ke arahnya.
Saat penis tersebut sudah tersedia di depan mukanya dia amati benda itu bersama seksama sambil mengocoknya pelan.
”Ssshhh…ooohhh…trus non enak banget !” kata Bang Toyib selagi merasakan kehalusan tangan Farrah yang melingkar dibatang penisnya.
Tanpa memberi peringatan Farrah segera mengulum penis Bang Toyib bersama ganas supaya membawa dampak empunya merem melek keenakan.
”Ohhhh….ssshhhh…Aaaahh..trus non.” kata Bang Toyib keenakan disepong Farrah apalagi selagi Farrah menggelitik lubang kencing Bang Toyib bersama ujung lidahnya.
”PLOOOOP” nada penis Bang Toyib yang lepas dari kuluman Farrah.
”Hhhhmmmm gurih, peju lo enak juga Mar ternyata.” kata Farrah sambil memainkan lidahnya disekitar penis Bang Toyib.
”Mau yang lebih enak Bang ?” goda Farrah sambil tersenyum genit menampakkan senyuman yang menggoda.
”Mau dong non, era dikasih yang enak-enak dak mau.” kata Bang Toyib bersama muka mesum. Dengan cepat Farrah melewatkan gaun tidurnya supaya nampak gunung kembarnya polos tanpa tertutupi oleh selembar kain supaya keluar putingya yang berwarna coklat yang sudah tegang tandanya si empunya terangsang berat. Dengan terampil Farrah letakkan penis Bang Toyib di antara payudara montoknya dan terasa menggerakkan gunung kembarnya naik-turun.

”Oh enak non enak….ssshhhh….ha…ha…ha.” kata Bang Toyib yang merasakan tit fuck dari Farrah. 10 menit Farrah jalankan tits fuck sampai tiba-tiba Bang Toyib berdiri dan mengangkat Farrah, barangkali dikarenakan sudah tak tahan Bang Toyib segera mencium Farrah bersama ganas sambil memerah susu Farrah yang tenar montok itu.
”Mmmhh…mmmggghhhh….hhhhmm.” nada Farrah terbungkam oleh bibir tidak tipis Bang Toyib. Tak lupa tangan Bang Toyib yang segera menyerbu tempat pantat Farrah supaya tingkatkan getaran nafsu Farrah.
”Ayo non, Abang sudah dak tahan nih.” kata Bang Toyib yang membaringkan Farrah di samping Marinka yang tengah mengamati 2 orang manusia yang tengah terbuai nafsu setan dari tadi.
Dengan terampil Bang Toyib melewatkan celana di dalam putih bersama renda bunga milik Farrah supaya terpampanglah belahan vagina Farrah yang berwarna coklat yang dikelilingi oleh rambut halus yang dicukur rapi membentuk segitiga mengarah ke bawah.
”Wah non Farrah, seksi lho kalo gini gak kalah deh ama Miyabi hakakakaka.” tawa Bang Toyib meledak selagi lihat tubuh polos Farrah Quin yang selama ini menjadi fantasinya.
”Ayo donk Bang, era hanya dilihatin aja ntar Farrah tutup nih.” goda Farrah sambil menutupi dada dan vaginanya bersama tangannya.
”Jangan donk non, hehehehe” kata Bang Toyib yang segera mengakses paha Farrah dan segera menjilati vaginanya bersama nafsu, tak lupa dia menjilati daging kecil sebesar kacang supaya membawa dampak Farrah jadi mengerang penuh nafsu.
”ohhhhh….sssshhhh….yah..disitu….ahhhh..mmmh hhh.” desah Farrah terbungkam oleh Marinka yang menyumpal mulut Farrah bersama vaginanya supaya rela tak rela Farrah mesti menjilati kewanitaan Marinka supaya di hawa kamar tersebut jadi panas oleh nafsu mereka bertiga. Merasa sudah cukup cairan yang keluar dari vagina Farrah maka Bang Toyib segera mencoblosnya tanpa peringatan supaya membawa dampak Farrah melonjak kaget supaya mendorong pantat Marinka, alhasil Marinka terdorong menuju Bang Toyib yang tengah menggenjot Farrah.
”Bruuuk…Aduh….Awwww.” teriak Marinka dan Bang Toyib hampir seiring selagi terjatuh dari ranjang bersama posisi sama-sama menyamping.
”Aduh sorry Mar, abis si Abang maun tusuk aja kan gwe kaget.” kata Farrah sambil lihat sahabatnya itu.
”Ah lo, sakit nih.” kata Marinka yang coba berdiri sambil mengelus-elus pinggangnya.
”Abis saya kira non Farrah sudah siap, ya sudah saya genjot aja.” kata Bang Toyib sambil menolong Marinka berdiri.

”Bilang-bilang dong main tusuk aja, eh Mar sini deh.” kata Farrah sambil berbisik suatu hal terhadap Marinka, tak lama mereka berdua cekikikan sambil lihat Bang Toyib yang bengong lihat dua wanita cantik tanpa busana.
”Nah ayo bang silahkan dipilih rela yang mana hihihihi.” kata Farrah selagi Marinka merangkak di atasnya supaya di hadapan Bang Toyib tersedia 2 vagina yang berbeda warna yang 1 bersama paha putih dan belahan meki warna pink yang menggoda, sedangkan yang 1 lagi paha bersama warna eksotis bersama warna meki agak coklat.
”Wah wah wah, mimpi apa gue semalem sanggup 2 cewek seksi kayak gini.” kata Bang Toyib di dalam hati.
Dengan perlahan Bang Toyib mendekati 2 vagina yang bertumpuk itu, sedangkan 2 orang pemiliknya jadi tengah asik saling cium dan saling raba. Bang Toyib mengambil keputusan mencicipi vagina Farrah Quin lebih pernah dikarenakan dia penasaran bersama vaginanya sejak tadi. Segera saja ia lumat vaginanya bersama bibirnya. Lidahnya bergerak-gerak menjilati bibir vagina Farrah yang tengah jalankan hal yang mirip terhadap payudara Marinka. Bang Toyib meremas payudara montok Farrah perlahan sambil memainkan putingnya yang berwarna coklat muda dan sudah mengeras itu.
“Mantap Non Farrah, Abang gak nyangka sanggup remesin toked Non yang gede ini huehhehehe “, kata Bang Toyib sambil mengusapkan penisnya ke belahan pantat wanita itu.
Bang Toyib lantas jadi melebarkan kaki Farrah supaya lebih leluasa melumat vaginanya. Ia menciuminya bersama gemas sambil sesekali dijilat klitorisnya. Sementara Marinka tengah meremas-remas payudara temannya yang satu.
“Aahh… ach… ge… geli Bang. Terus…jangan berhenti. Mmh… aahh… ahh.” erang Farrah
Setelah senang bersama vagina Farrah, Bang Toyib terasa merayap ke atas, tetapi jari-jarinya tetap mengobok-obok vagina Farrah yang jadi becek saja. Kini Farrah ditindih oleh Bang Toyib dan Marinka. Payudaranya yang besar bergoyang-goyang di depan muka mereka dikarenakan nafasnya yang jadi memburu.
“Wow, tetek anda bagus banget Far. Apalagi putingnya, kayak cherry”, goda Marinka sambil meremas-remas payudara temannya dan mengulum putingnya.
Sedangkan Farrah hanya tersenyum malu.
“Ahh, ah sanggup aja lu Mar!”, katanya sambil tangan kanannya mengusahakan manjangkau penis Bang Toyib.
Melihat hal itu Bang Toyib pun segera mendekatkan penisnya dan ia tekan-tekankan ke vagina wanita itu. Sambil mendesah keenakan, tangan Farrah mengocok penis itu. Marinka dan Farrah bersaing lidah bersama panasnya, desahan-desahan tertahan terdengar dari mulut mereka. Sementara tangan keduanya memainkan vagina pasangan masing-masing. Selangakangan mereka sudah mengeluarkan banyak sekali cairan sampai terdengar bunyi decakan, rupanya keduanya sudah sempat ejakulasi.

Karena merasakan spermanya hampir muncrat, Bang Toyib segera menghentikan kocokan Farrah yang terlampau nikmat itu. Setelah menenangkan diri supaya spermanya tidak buru-buru keluar, pria itu pun meminta Farrah supaya menungging.
“Yuk Bang, sudah ingin nih daritadi”, katanya sambil mengambil posisi nungging dan mengakses lebar bibir vaginanya bersama jari mempersilakan Bang Toyib menusuknya.
Tanpa berlama-lama lagi, Bang Toyib pun mengarahkan penisnya ke vagina Farrah yang mengakses lebar itu. Lalu terasa ia masukkan sedikit demi sedikit, rasanya hangat dan becek supaya mempermudah ia jalankan penetrasi. Dengan sebuah hentakan, Bang Toyib menghimpit penisnya supaya lebih masuk ke dalam.
“Aachk! Bang, sa… sakit! aahhck… ahhck…” Farrah mengerang tetapi pria itu tak peduli.
Bang Toyib tetap menekan-nekan penisnya ke vagina Farrrah supaya selanjutnya batang itu semuanya masuk ke di dalam liang sorgawi itu. Ia mengistirahatkan penisnya sebentar dan merasakan vagina Farrah berdenyut-denyut. Marinka mengenyoti payudara montok Farrah membawa dampak wanita itu dilanda kenikmatan di tengah rasa nyeri vaginanya disodok oleh Bang Toyib. Pria itu pun memulai kocokan penisnya di di dalam vagina Farrah yang basah supaya memudahkan penisnya untuk bergerak. Ia tarik penisnya bersama perlahan-lahan membawa dampak Farrah menggeliat di dalam kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Makin lama kocokannya jadi cepat. Sekitar seperempat jam lantas tiba-tiba tubuh Farrah menggeliat bersama liar dan erangan seksi keluar dari bibirnya yang sensual. Kemudian tubuhnya lagi melemas bersama nafas yang memburu. Bang Toyib merasakan penisbnya bagai disemprot oleh air hangat. Rupanya Farrah sudah ejakulasi, keluar tersedia cairan orgasme berleleran dari vaginanya saat Bang Toyib mencabut penisnya.
“Hehe…gimana? maknyus kan Non Farrah…yuk saat ini bersiin dong kontol Abang!” kata Bang Toyib sambil mengeluskan penisnya ke mulut Farrah.
Kedua wanita itu tersenyum dan Marinka yang berbaring turut mengerubuti penis Bang Toyib yang tetap basah oleh cairan orgasme Farrah. Kedua cheff cantik itu memulai tugasnya bersihkan penis Bang Toyib, yang satu mengulum batangnya, yang lain buah zakarnya, atau mengocoknya, secara bergantian.
“Ooh… mantep, kayak di surga, dilayani dua bidadari cantik gini!”, lenguh Bang Toyib sambil memaju-mundurkan pinggulku terhadap mulut Marinka yang tengah mengulum penisnya.
“Tampang imut tetapi ternyata doyan kontol ya lu Mar” Farrah tertawa menggoda Marinka yang dibalas bersama cubitan terhadap putingnya.

Marinka juga menjepitkan penis sopirnya itu di antara kedua buah dada montoknya dan digesek-gesekkan di antaranya. Setelah sebagian selagi mengocok penis itu bersama payudaranya, ia menarik benda itu dan berbaring telentang sambil mengarahkan benda itu ke mulut bawahnya.
“Dimasukin saat ini ya Bang?” katanya sambil mengusapkan penis sopirnya ke bibir kewanitaannya.
“Beres Non…Abang juga sudah ingin kok hak…hak…hak!!” pria itu lantas menyuruh Marinka supaya lebih mengangkang.
Bang Toyib pun membimbing penisnya dan lantas ia masukkan ke di dalam kewanitaan majikannya. Dibanding Farrah, vagina Marinka lebih seret dikarenakan lebih jarang dipakai ML dan juga belum pernah melahirkan seperti temannya. Kedua jari Farrah menolong mengakses kewanitaan temannya supaya lebih gampang dimasuki. Marinka sempat mengerang kesakitan. Tapi tampaknya tidak begitu dipedulikannnya. Sensasi kenikmatan pertalian seks liar dan terlarang ini mengalahkan perasaan apa-pun yang dia rasakan selagi itu. Bang Toyib yang jadi bernafsu pun tingkatkan tempo genjotannya
“Aahh… aahh… aacchk…Bang terus, yang kenceng… ahh… ahh… mmh… aahh… ”
Mendengar erangan sensual itu, Bang Toyib pun jadi di dalam menancapkan penisnya dan jadi mempercepat kocokannya.
Sambil mengocok vagina majikannya, Bang Toyib juga terlibat percumbuan yang ganas bersama Farrah, lidah mereka saling belit, selagi tangan Bang Toyib pun aktif meremasi payudara kawan majikannya itu
“Aahh… Bang… saya keluar nih! mmh… aahh… ahh…” Marinka mendesah dan menggelinjang menyongsong orgasme yang datang menerpa
Segera Bang Toyib pun menarik lepas penisnya. Nampak dari bibir kemaluan Marinka mengalir cairan bening yang terlampau banyak.
“Sedap gak Non?” bertanya Bang Toyib
Tanpa disuruh, Farrah menempatkan diri di antara kedua belah paha Marinka, ia membenamkan wajahnya di selangkangan temannya dan terasa menyeruput cairan orgasmenya.
“Aaahhh….Farr….!” erang Marinka sambil menggeliat merasakan geli terhadap vaginanya akibat sapuan lidah Farrah.

“Nah, Non Farrah tetap ingin ga?”, bertanya Bang Toyib sambil merangkul pundak Farrah sesudah wanita itu selesai menyeruput vagina temannya.
“Sabar dong Bang, nafsuan banget sih, kan malam tetap panjang!” kata Farrah genit.
Kemudian, untuk merangsangnya kembali, Bang Toyib merendahkan tubuhnya dan mengenyot payudara Farrah supaya wanita itu pun mendesah nikmat
“sekarang Non yang goyang yah!”, sahut Bang Toyib sambil membaringkan tubuhnya.
Ia membimbing Farrah supaya duduk di atas penisnya. Begitu wanita itu jongkok, Bang Toyib mengangkat pinggulnya supaya kepala penisnya menempel bersama bibir vagina Farrah. Sambil mengakses vaginanya sendiri bersama jari-jarinya ia pun turunkan tubuhnya sedikit-sedikit. Farrah mengerang menikmati sistem penetrasi itu. Setelah setengah dari penisnya masuk, Bang Toyib menghimpit pinggulnya bersama keras supaya selanjutnya penisnya masuk seluruh ke vaginanya. Hentakan yang cukup keras tadi membawa dampak Farrah menjerit kesakitan. Untuk kurangi rasa sakitnya, Bang Toyib meraba payudaranya dan ia remas-remas bersama lembut. Lama-kelamaan Farrah pun terasa menikmati kocokan Bang Toyib yang agak kasar itu. Ia menaik-turunkan tubuhnya supaya penis pria itu jadi di dalam menghunjam ke di dalam vaginanya yang jadi basah.
”Uuhhh…sip deh goyangan Non Farrah, uuuhhh…aaahhh” lenguh Bang Toyib merasakan goyangan maut Farrah terhadap penisnya supaya payudara wanita itu terpental kesana kemari saking kuatnya genjotan badan mereka.
“Aahh… aahh… aachk… Bang…saya keluar nih…aaahh”, katanya sambil terengah -engah.
Tak lama lantas Farrah mendesah panjang bersama tubuh menggelinjang, ia melewatkan hasrat yang selama ini terpendam.
Cairan orgasmenya memancar bersama deras supaya membasahi selangkangan mereka. sesudah selesai ejakulasi, Farrah terkulai lemas dan memeluk Bang Toyib. Pria itu mengangkat wajahnya, membelai rambut panjangnya dan melumat bibirnya bersama mesra.
“Non Marinka…sini dong!” ia memanggil majikannya yang tetap terkulai lemas untuk mendekat. Kemudian pria itu berdiri dan mendekatkan penisnya ke muka kedua wanita itu yang secara bergantian mengulum penis itu, membantunya mengeluarkan air mani yang sejak tadi tertahan. Makin lama kocokan dan kuluman mereka jadi cepat sampai akhirnya, crooottt… croott… creet… creet! Sperma kental memancar banyak sekali, membasahi muka kedia cheff cantik itu. Bang Toyib mengocok penisnya lebih cepat lagi supaya keluar lebih banyak. Setelah tidak tersedia yang keluar lagi, keduanya tanpa disuruh menjilati cairan yang tetap menetes sampai bersih. Lalu dilanjutkan menjilati muka mereka sendiri bergantian. Setelah selesai, Bang Toyib pun ambruk kelelahan. Ia tertidur diantara dua wanita seksi itu yang juga tengah meresapi sisa-sia kenikmatan surga dunia yang baru saja didapatnya tadi sampai mereka bertiga tertidur di ranjang yang sama. Sungguh panorama yang aneh seorang pria bersama muka pas-pasan tidur diapit oleh 2 selebriti cantik, bagi Bang Toyib ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan.

#################################

Tak terasa jam sudah memperlihatkan jam 3 dinihari, di di dalam kamar tempat pertempuran Bang Toyib dan 2 chef cantik tadi keluar bayangan orang yang mengendap-endap menuju ranjang tempat Bang Toyib dan kedua cheff cantik itu tengah terlelap.
”Ahhhsss…sshhh….non…nanti pagi napa, Abang penat nih.” kata Bang Toyib setengah jelas selagi dia merasakan tersedia yang mengulum penisnya.
Tapi dilihatnya dua wanita itu tetap tertidur di samping kanan dan kirinya, lantas dia menengok ke bawah lihat siapa gerangan yang menservisnya itu.
”Hihihihi yayang Toyib, ayo donk Aye sudah gak tahan Bang!” kata orang yang tengah mengulum penisnya itu.
Ternyat dia adalah Bi Imah yang tengah tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.
”TTTTTIIIIIIIDDDDAAAAAAAAAKK!!!!!!!!!” teriak Bang Toyib yang diikuti oleh tawa Bi Imah yang segera menutup pintu kamar

CeritaDewasa