Cocok Jadi Artis Bokep

kenangan.xyz – Ini cerita mengisahkan seorang cewek yang tengah ikut casting untuk beroleh peran yang cocok kriteria, pagi pagi wanita yang bernama Willy mampir di sebuah perusahaan dan menemui bapak yang bernama Angga, ketemulah mereka berdua di daerah kantor Angga bekerja dia adalah manager casting perusahaan tersebut.
“Namanya siapa?” kata Angga lantas duduk dan menyita setumpuk kertas di mejanya.
“Willy, lengkapnya Erma Willyana.” jawab gadis itu.
Angga lantas mencari file gadis itu di tumpukan kertas yang dipegangnya.
“Tinggi 170 cm, berat 50 kg, usia 20 tahun,” Angga mengguman sendiri membaca knowledge di depannya.
“Pernah main Sinetron atau pementasan sebelumnya?”
“Belum pernah.”
“Kamu mengetahui bakat anda apa?”
“Aku sanggup menyanyi, tenis dan bakat yang terbesar menurut aku adalah akting.”
“Kok mengetahui bakatnya akting?”
“Aku pakar mempermainkan perasaan orang Pak,” jawab Willy sambil tersenyum malu mengakui kalau ia kerap mempermainkan orang.
“Bapak sanggup buktikan sendiri,” tambahnya.
“Mempermainkan bagaimana maksudnya?”
“Aku sanggup pura-pura menangis, sampai nampak air mata. Aku terhitung sanggup marah atau membentak-bentak orang padahal di dalam hati sih biasa aja.”
“Oke.. aku idamkan menyaksikan itu, tetapi nanti saja..!”
“Oh ya, Kamu panggil saja aku Angga. Tak usah sangat formal OK..!” malah Angga.
“Iya Pak.”
“Tu kan..!”
“Oh iya.” tersipu Willy, ternyata ia tetap memanggil Angga bersama Pak.
“Baik Ga.!” kata Willy nampak canggung sementara mengucapkannya.
“Ha.. ha.. ha.. ha..!” berderai tawa Angga menyaksikan keimutan gadis di depannya.
“Cantik terhitung gadis ini, seksi, lugu, kulitnya putih. Wajahnya sangat keibuan, mirip Nia Daniati. Tubuhnya memang langsing tetapi toketnya montok juga. Andai saja ia istriku, tentu aku sarungan terus. Ha.. ha.. ha.. ha.. ha.. Kira-kira ia rela nggak ya?” Angga berkata di dalam hatinya sambil tersenyum-senyum.
“Coba aja ah..!”
“Ya Ga?” Willy memajukan kepalanya, disangka Angga berkata padanya.
“Oh nggak..!”
“Kamu sangat idamkan peran ini?” bertanya Angga.
“Sangat idamkan Ga..”
“Kamu mengetahui peran utama di film ini?”
“Tahu, yakni seorang Gadis yang mempunyai kandungan dikarenakan diperkosa, lantas menentukan untuk membesarkan anaknya sendiri,” jawab Willy.
“Pada adegan perkosaan, anda rela memerankan sendiri tanpa pemain pengganti?” Angga idamkan mengetahui keberanian gadis itu.
“Mau Ga.”
“Tak pa-pa mirip keluarga?”
“Nggak..” Willy memang dari keluarga liberal. ia mengabiskan masa SMA-nya di USA mengikuti ayahnya dinas.
“Ternyata anda memang idamkan sekali peran ini ya?”
“Iya Ga, aku rela peran ini sebagai awal dari karirku di dunia film.”
“Apakah anda mengetahui pendatang baru di dunia film rela lakukan apa saja untuk sanggup peran?”
“Aku mengetahui Ga, Aku terhitung rela lakukan apa saja supaya diterima.”
“Aahhh..! Benar anda mau?”
Willy mengangguk.
“Kamu bersedia kalau diminta berhubungan seks?”
“Bersedia Ga.”
“Kalau diminta mengulum kontol, sorry nih ya, apakah rela juga?” bertanya Angga sambil tersenyum. Angga mulai kontolnya mulai berdenyut-denyut.
“Mau Ga..”
“Kok mau?”
“Habis Angga ganteng sih, Ha.. ha.. ha.. ha.. ha..” tawa Willy berderai mendengar jawabannya sendiri. Angga pun tertawa mendengarnya.
“Entar anda lapor polisi.”
“Kok lapor polisi, kan dua-duanya senang,” jawab Willy sambil tersenyum.
“Apakah anda dulu lakukan sebelumnya?”
“Dua-duanya dulu Ga.”
“Maksudnya?”
“Ya lakukan seks pernah, mengulum kontol terhitung pernah.”
“Ooohh.. bersama siapa?”
“Dengan pacar,” jawab Willy.
“Di mana?” Angga tertarik untuk mengetahui lebih banyak berkenaan kisah seks Willy.
“Di rumah, 2 tahun yang lantas sementara seluruhnya kembali pergi.”
“Awalnya gimana?” lanjut Angga lebih semangat.
“Waktu itu kami ganti pakaian untuk berenang, tetapi dikarenakan ganti bajunya bareng satu kamar, kami menjadi sama-sama terangsang. Terus mulai deh kami bercumbu dan selanjutnya kami berhubungan seks.”
Angga merasakan kontolnya makin keras. Ingin rasanya menyelipkan kontolnya di dalam memek punya gadis cantik di depannya.
“Kamu rela nggak menceritakan secara lengkap?”
“Kok gitu Ga?”
“Kok gitu gimana?”
“Kenapa… kenapa nggak kami aja yang melakukannya?” kata Willy. Willy mulai bersama begitu maka peran itu tentu jatuh ke tangannya.
“Ooohh, aku idamkan dengar cerita anda dulu aja deh.”
“Diringkas aja ya Ga?”
“Iya..!” jawab Angga tak sabar.
“Kami sementara itu dapat berenang, rencananya rela ganti pakaian renang di kamarku. Setelah masuk kamar, kami mulai membuka baju. Aku membuka lemari pakaian, lantas membuka kaos dan celana pendekku. Sehingga aku tinggal memakai pakaian di dalam saja.
Risih terhitung berpakaian seperti itu di depan orang lain. Tetapi ini kan pacarku, menjadi ya kupikir tak apa-apalah. Aku melirik ke samping, nampak pacarku sudah membuka seluruh pakaiannya dan tinggal mengenakan celana di dalam saja. Berdesir terhitung tubuhku. Aku mulai bibir kemaluanku mulai berdenyut, “Willy menggigit bibirnya.
“Kalau tak ingat aku ini perempuan tentu segera kudatangi dia. Kuputuskan untuk lanjut mencari pakaian renang. Ketika tengah menentukan pakaian renang yang merah atau yang biru, kudengar pacarku melangkah mendekat.
Makin dekat dan makin dekat, lantas mulai hembusan nafasnya di leher ini. Waktu itu aku mulai tegang sekali, menduga-duga apa yang dapat ia lakukan. Jantungku berdetak kencang dan memek ini sepertinya berdenyut-denyut,” kata Willy sambil memegang rok bawahnya.
“Tiba-tiba ia menelusupkan tangannya di antara pinggang, memelukku dan merapatkan badannya, supaya punggungku dan dadanya bersentuhan. www.filmbokepjepang.net ia mencium telingaku, gelii banget..” Willy berkata sambil mengangkat pundaknya seakan ia tengah kegelian di bagian telinga.
“Dia mempererat pelukannya supaya dadanya makin rapat ke punggungku. Ciumannya lantas turun ke leher, rongga memekku rasanya makin berdenyut dan rasanya agak basah di bibirnya. Lalu pantatnya mulai bergerak-gerak digesekkan naik turun ke pantatku.
Terasa benjolan kontolnya di antara belahan pantatku. Selama itu aku diam saja dikarenakan tak mengetahui wajib bagaimana. Setelah lebih dari satu menit ia membalikkan badanku supaya kami saling berhadapan.”
“Diciumnya bibir ini, kami saling berpagutan. Lidah kami saling bersentuhan, kadang bibirku disedot, kadang digigit. Nikmat sekali rasanya. Tak dulu aku mulai sesenang itu. Tiba-tiba ia melewatkan ciumannya dan membopong tubuh ini.
Digendong ke arah daerah tidur. Aku direbahkan, memang malu terhitung nampak di dalam suasana seperti ini dari depan tetapi dikarenakan aku terhitung sudah terangsang aku rela aja,” Willy berhenti sebentar. Tak lama ia melanjutkan lagi.
“Pacarku lantas membuka bra-ku dilanjutkan bersama celana dalam. Pada sementara diakses gesekan antara tangannya dan kulitku menyebabkan perasaan yang nikmat sekujur tubuh. Aku merapatkan pahaku dikarenakan aku sangat malu.
Melihat itu pacarku lantas memegang pahaku dan membuka secara perlahan lantas ia bilang jangan tutupi keindahan tubuhmu, tak sekedar itu aku kan pacarmu,” Willy berhenti sejenak lantas melanjutkan kembali ceritanya.
“Pahaku membuka begitu terhitung memekku, aku mencoba menyaksikan apa yang terjadi pada kemaluanku sementara terangsang. Kulihat warnanya menjadi lebih merah, bibir luarnya sudah membuka dan kurasa memekku lebih tidak tipis dari biasanya. Terlihat tersedia lendir yang menetes keluar,” Willy lantas menyilangkan kakinya.
“Setelah itu, ia pegang bahuku. ia pegang dan belai rambutku yang terurai di bahu. Perlahan-lahan di lepaskan celana renang dan celana dalamnya. Kulihat tubuh pacarku yang telanjang di depanku. ia lingkarkan tangan di pinggang dan mulai mendekapku lembut. Kami berpelukan dan bertautan bibir sambil jari-jarinya meraba dan menggosok seluruh badan.”
“Kok lama sangat sih pemanasannya? Kapan kontolnya masuk ke memekmu?” Angga sudah tak sabar.
“Ceritanya lebih cepet dong..!” tambahnya lagi.
“Tuh kan, nggak sabar. Sudah kontol anda aja yang diselipkan. Setelah itu menerima aku main di film,” kata Willy. Selain ia idamkan kepastian sanggup peran, ia terhitung mulai terangsang mendengar ceritanya sendiri. Terasa memeknya sudah lembab.
“Oooh nggak.. nggak..! Lanjutin aja. Aku pingin mengetahui bagian memekmu meremas-remas kontol pacarmu.”
“Kalau itu yang anda mau!” Willy membetulkan letak duduknya dan melanjutkan ceritanya.
“Setelah itu ia mengusap ke-2 toketku. Diremas dan dipermainkan putingnya sambil menggesek-gesekan batang kontolnya ke perutku. Lalu ia mencium toketku, perlahan diturunkan ciumannya ke bawah. Bibir kemaluanku dijilat, dijulurkan lidah dan menusuk ke di dalam lubang memekku.
Dijilat, konsisten jilat dan dijilat sambil tangannya meremas-remas puting toketku. Aku konsisten menyaksikan ke bawah mengamati pergantian yang terjadi di kemaluan ini. Setiap lidahnya dijulurkan ke dalam, maka memekku makin terbuka. Bibir memekku ditarik oleh giginya, rasanya sakit tetapi nikmat maka memekku dapat monyong ikut tertarik. Kelihatan memekku berdenyut setiap lidahnya mengusap permukaan klitorisku..”
“Setelah sekian menit di dalam posisi ini, tersedia rasa yang tak dulu aku alami sebelumnya. Sangat nikmat. Otot memekku seperti tersedot-sedot. Rasanya aku idamkan menjerit-jerit dan berteriak untuk melampiaskan nikmatnya. Aku baru mengetahui kalau itu yang namanya orgasme,” lantas Willy terdiam seperti mengenang saat-saat itu.
“Jangan bilang kalau ceritanya sudah selesai, mana cerita kalian berhubungan seks dan anda mengulum kontolnya?” Angga ragu cerita Willy sudah selesai menyaksikan Willy diam.
“Kok anda diam sih..? ia kan belum orgasme. Mana rela ia hanya muasin anda aja. ia tentu idamkan terhitung ngerasain orgasme,” lanjut Angga supaya Willy melanjutkan ceritanya.
“Itu anda tahu. Kamu aja deh yang ngelanjutin,” sahut Willy sambil tersenyum.
“Waduh..! Kamu ngerjain aku ya? Ya nggak rela dong..!” jawab Angga ikut tersenyum.
“Hi.. hi.. hi.. hi.. hi..” berderai tawa Willy menyaksikan reaksi Angga. Lalu Willy menarik napas sebentar dan melanjutkan ceritanya.
“Lalu ia merebahkan badanku ke kasur. Didekatkan pinggulnya ke selangkanganku. Pahanya berada di bawah pahaku. Aku mengetahui ia dapat memasukkan kontolnya.
Sesungguhnya aku tak mengetahui apakah aku terhitung idamkan perihal itu. Terasa kepala kontolnya sudah melekat di bibir memekku. Geli terhitung rasanya. Tiba-tiba aku tersentak dikarenakan rongga memekku mulai penuh. Tak mengetahui rasanya, antara perih dan nikmat..”
“Memek anda memijat-mijat kontolnya tidak?” bertanya Angga bersemangat. ia berkhayal nikmat yang dirasakan pacar Willy.
“Ya nggak mengetahui dong. Kan ia yang rasain,” jawab Willy.
“Kalau yang aku rasain, memek aku berdenyut-denyut, dan hangat sekali. Aku mencoba mendongakkan kepala menyaksikan ke memekku, kemaluanku lebih menggelembung dan tebal. Kulihat terhitung pacarku memaju-mundurkan kontolnya ke di dalam memekku. Memekku dapat monyong setiap ia menarik kontolnya dan dapat ikut masuk setiap ia menekan kontolnya.”
“Pacarku mendongakkan kepala dan memejamkan matanya. Peluh membasahi seluruh tubuh dan wajahnya. Makin lama rasa perih di kemaluanku makin hilang, yang tersisa semata-mata rasa nikmat yang luar biasa. Aku pun ikut menaik-turunkan pantatku berkebalikan arah bersama gerakan pacarku. Setiap permukaan memek dan klitorisku menyentuh pangkal kontolnya rasanya indah sekali..”
“Setelah itu yang kutahu aku memejamkan mataku, lantas aku merancau tak menentu. Hingga kurasakan rasa yang tadi kualami, memekku kembali seperti disedot-sedot. Aku berteriak dan menggigit bibirku. Rasanya lebih nikmat dari orgasme pertamaku. Tak lama pacarku terhitung berteriak. Ouughh katanya,” Willy tersenyum kala ia menirukan ucapan pacarnya.
“Terasa hentakan di memekku. Pacarku menekan kontolnya sedalam barangkali ke memekku, sambil badannya terhentak-hentak. Terasa tembakan pejuh di ujung di dalam kemaluanku sekitar 7 kali. Hangat sekali”
“Untuk berapa lama, kontolnya selalu terselip di memekku. Sepertinya kami berdua tak rela mengantarai kemaluan kami, kalau kata pacarku sih. Pejuhnya dan cairanku sudah menjadi lem. Ha.. ha.. ha.. Pacarku memang garing Ga,” berderai tawa Willy.
“Lalu cerita aku mengulum kontolnya terjadi setelah kami selesai bereng..” belum selesai Willy berkata Angga memotong ucapannya.
“Cukup.. cukup.. Aku sudah nggak kuat nih. Bagian anda mengulum kontol dipraktekin aja. Aku janji deh anda dapat sanggup peran itu.”
Mata Willy segera berbinar. Daripada mulut ini letih dipakai untuk berkata lebih baik dipakai untuk bekerja. Ternyata mulut seorang wanita sanggup menopang kariernya.
“Ayo kami mulai,” lanjut Angga.
“Bagaimana awal ceritanya?” Angga berdiri mendekat ke arah Willy. Celananya tak sanggup menutupi kontolnya yang ereksi, supaya nampak tonjolan di situ.
“Kami sementara itu berenang tak memakai baju. Jadi..” Willy berkata sambil jarinya memberi kode supaya Angga membuka bajunya.
“Oh ya.. tentu saja,” jawab Angga sambil membuka kancing pakaian lantas reitsleting celananya. Dilepas semuanya. Setelah itu celana dalamnya. Kontolnya sudah penuh, keras dan tegak menunjuk ke arah Willy. Willy lantas membuka bajunya. Dilepas satu-satu seluruh kain yang melewatkan di badannya.
“Willy..! memekmu tidak tipis sekali.” Angga terperanjat menyaksikan montoknya memek Willy.
“Nggak dulu aku menyaksikan yang seperti kamu..”
“Willy..! Enggak usah dikulum deh. Kita ngeseks aja yuk..”
“Kamu rela dong..! Aku nggak tahan menyaksikan itumu. Sudah pingin nyelipin kontol ke situ nih,” kata Angga sambil mengusap-usap kontolnya.
“Tentu aku setuju Ga. Dua-duanya kan menjadi ngerasain nikmat.”
“Sekarang anda naik ke atas sofa,” perintah Angga sambil mengikis seluruh benda yang tersedia di sofa ruang kantornya.
Willy melangkah ke arah sofa. Direbahkan badannya perlahan, posisinya kini terlentang menghadap ke Angga. Pahanya diakses mempertunjukan seluruh alat kemaluannya. Bibir memeknya sudah membuka, merekah supaya bagian di dalam dari memeknya nampak jelas. Merah, basah dan berdenyut. Tentu nikmat sekali merasakan pijitan otot-otot di memek itu.
“Uoogh…” tanpa mulai mulut Angga mendesah kagum menyaksikan keindahan bukit kemaluan yang tidak tipis itu. Belahan bibir kemaluannya yang sedikit kecoklatan nampak sangat tidak tipis membentuk sebuah bukit kecil. Bibir luarnya tetap terbuka seakan memanggil-manggil Angga untuk menikmati.
Melihat perihal itu, Kontol Angga makin tegang. ia idamkan sekali memasukkan kemaluannya ke lubang memek yang tersedia di depannya, merasakan jepitan dan pijitannya. Jelas sekali Angga menyaksikan memek itu berdenyut-denyut. “Terbayang betapa nikmatnya kalau kontolku sanggup masuk ke situ,” guman Angga di dalam hatinya.
Angga mendekat dan berlutut di selangkangan Willy. Lalu tangan kirinya merekahkan bibir kemaluan Willy, tetapi tangan kanannya mengarahkan kontolnya supaya arahnya tepat. Dengan lembut Angga menyelipkan kontolnya ke di dalam kemaluan Willy yang basah. Angga berhenti sejenak kala kepala kontolnya masuk 1/4. ia memejamkan matanya menahan nikmatnya perasaan sementara itu.
“Uughh…” ujar Angga.
Perasaan luar biasa kala kepala kontolnya menggesek bibir memek Willy. Willy barangkali mengira batang kontol itu dapat dimasukkan seluruhnya, dikarenakan begitu kepala kontol menyelip di antara bibir kemaluannya nampak ia membuka ke-2 pahanya lebar-lebar. Tetapi ternyata Angga menghentikan gerakannya.
“Lagi Ga, masukin lagi..!” Willy merengek kala mengetahui Angga menahan gerakannya.
“Jangan berhenti Ga.. masukin semuanya,” Willy merengek kembali dikarenakan Angga tetap memejamkan mata menikmati 1/4 kontolnya yang tengah diremas-remas oleh otot memek Willy.
Angga yang memang idamkan seluruh bagian kontolnya menikmati pijitan tentu saja mengikuti permintaan itu, ia lantas menekan kontolnya lebih di dalam perlahan-lahan sampai selanjutnya seluruhnya masuk.
“Ouugghh..!” Angga melenguh kala pangkal kontolnya menyentuh lubang kewanitaan Willy. Terasa seluruh kontolnya digenggam erat oleh memek Willy.
“Ahhkkk..! Tekan Ga, tekan yang keras..!” rengek Willy sambil menggigit bibirnya.
“Kayak gini bukan?” lantas Angga menghentakkan pantatnya ke depan, supaya mulut memek Willy terdorong bersama keras.
“Oughh..” teriak Angga.
“Aaahhkkk..! Gila Ga..! Lagi Ga..!” rintih Willy merasakan nikmat.
Angga lantas menarik kontolnya, memek Willy nampak monyong. Setelah tertarik 1/2 didorongnya kembali pantatnya seperti tadi.
“Aaahkkkk..!” seiring mereka berteriak.
Angga lantas memaju-mundurkan pantatnya. ia menarik sampai sekitar 50 % panjangnya, lantas menekan kembali sampai masuk semuanya. Angga konsisten lakukan itu. Sementara itu Willy selalu merancau tak karuan. Sedangkan Angga lebih banyak diam.
“Aahhkk.. Angga.. enaak.. hiks.. hiks.. hikss ooohh..”
“Yaahh.. tusuk yang keras.. hmm.. Oughh.. yaa.. konsisten Ga..”
“Sshhh.. ssshhh.. oughh.. enak Ga, terus.. terus.. tarik dorong yang keras Ga..!”
“Oougghh.. oh.. oh.. oh.. oh..” Willy konsisten menjerit-jerit. Memeknya menjepit keras kontol Angga.
“Ough.. konsisten Ga..!” Willy menggelepar-gelepar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Lubang memek Willy makin basah, dan meremas-remas batang kemaluan Angga.
“Uhh.. hu.. hu.. huu..” terdengar suara Willy seperti merintih, menahan nikmatnya sodokan kontol Angga. Willy makin membuka kakinya. Ditariknya kakinya ke atas, supaya lututnya menyentuh dadanya. Hal ini memicu Angga makin leluasa memasukkan kontolnya.
“Ga.. bentar kembali Ga.. aku rela dapat.!” teriak Willy kala merasakan orgasmenya dapat datang, rongga kewanitaannya menjadi lebih berdenyut, seperti menggigit lembut kontol Angga. Willy menaikkan pantatnya supaya kontol Angga makin di dalam isi memeknya.
“Ouughhh… Ga.. hiks.. hiks.. hu.. hu..” Willy kembali merintih kenikmatan. Kedua tangannya meremas-remas pundak Angga.
Sesaat sebelum akan Willy mencapai orgasme. Angga tiba-tiba merenggut pantat Willy, mencengkeramnya. Dihentak-hentakkan pantatnya ke bawah lebih cepat. Hal ini memicu gesekan antara kontol dan rongga memek makin cepat. Angga konsisten melakukannya sampai pada hentakan paling akhir ditekannya pantat lama sekali ke bawah.
Willy merasakan senjata Angga makin besar, memek Willy mulai makin penuh, Angga mencapai orgasmenya.
“Ooouughh..” lenguh Angga.
Willy merasakan tersedia tembakan hangat di di dalam ujung memeknya. Lembut dan mesra. Semprotannya kencang sekali dan berkali-kali. Kira-kira tujuh atau delapan tembakan, badan Angga mengejang, dan lantas lemas, lunglai, jatuh ke depan, menindih Willy.
Angga lantas mencium bibir Willy.
“Terima kasih Will..”
Willy mencium balik. Mereka berpagutan lebih dari satu saat. Tubuh mereka berkeringat, basah sekali.
Setelah agak lama Angga hindari bibirnya dan mencabut kontolnya. Terdengar bunyi, “Plop..!” kala ke-2 alat kenikmatan itu dipisahkan.
“Kamu aktris mempunyai bakat Will..! anda dapat sanggup peran di film itu, tetapi bukan sebagai peran utama. Kamu menjadi teman SMA si pemeran utama,” kata Angga sambil memakai celananya.
“Lhoo..! Ngga.. katamu..” belum selesai Willy berkata Angga sudah bicara.
“Aku memang bilang anda dapat sanggup peran. Tetapi aku tak bilang kalau itu peran utama. Kalau tak rela ya udah. Kalau rela peran utama, nanti menunggu film yang baru lagi, anda casting kembali mirip saya. Kita menyaksikan anda betul-betul tak menekuni kariermu.”
“Sekarang anda rela nggak peran tadi?” lanjut Angga bertanya.
“Mau dong, tetapi kiraiinn.!”
“Mau nggak?” bertanya Angga lagi.
“Iya.. iya.. mau..!” jawab Willy sambil memakai bajunya.
Wawancara pun selesai, Willy pergi meninggalkan ruangan dan kehidupan di kantor sang manajer terjadi kembali seperti biasa.