Ternyata Pacarku Yang Cantik Masih Perawan

Ternyata Pacarku Yang Cantik Masih Perawan

Ternyata
Ternyata Pacarku Yang Cantik Masih Perawan

kenangan.xyz – bersama malas aku buka mataku.
Ya, namaku Rian. saya adalah seorang Mahasiswa semester 7 jurusan IT disalah satu universitas ternama di Jakarta.

“Anjirr sudah jam 7 aja, perasaan baru termasuk merem” kataku sambil mengecek hp.

Mataku tertuju antara keliru satu notifikasi di HP yang ku pegang. aku tersenyum lihat keliru satu notifikasi berikut Ya itu adalah notifikasi berasal dari pacarku.

Aku pun mengambil handuk dan bersiap untuk mandi.
Ya dan layaknya yang kalian menyadari ritual nyaris seluruh Laki-laki andaikata mandi itu cepat.
Selesai mandi aku pun menggunakan busana ku untuk bersiap pergi ke universitas untuk melanjutkan persiapan Magang.

“ganteng kali bah” kataku yang saksikan pantulan bayanganku dicermin.

Aku pun mengambil kunci motor ninjaku dan bersiap berangkat. kenyataannya ayahku adalah tidak benar 1 direktur ternama disebuah perusahaan, tentu saja soal materi saya tidak bermasalah.
Ayahku sebenarnya menentang untuk aku ngekos, tp dasarnya aku yang ngeyel ingin ngekos. aku sebatas minta motor ninja ke ayahku.

Saat udah mengunci pintu kos ku.
Tetanggaku pun baru terlihat dan bakal pergi kuliah.

“Assalamualaikum ukhti” sapaku pada tetanggaku yang cantik ini

“waalaikumsalam juga mas Rian” jawabnya

Ini adalah tetangga sebelah kosku, namanya Maya.
Seorang gadis feminim bersama tinggi 155cm, dan wajib ku akui gadis ini meresmikan warna kulit putih mulus, dapat kulihat berasal dari muka dan tangannya. Ya semua itu sebab jilbab yang tetap menjulur ditubuhnya. Saking lebarnya tu jilbab, saya sampai tak dapat menyaksikan bukit indah yang dimiliki oleh tiap wanita.
Jujur aja kelen laki laki yamg pertama dicermati berasal dari seorang wanita pasti bukitnya

“seger ya rasanya, pagi-pagi nampak kos telah disambut pemandangan indah” kataku coba menggoda tetangga ku ini

“pemandangan apa mas” jawabnya bersama tersenyum malu

“ini belum apa-apa saya telah lihat bidadari terlihat berasal dari balik pintu pas di depan mataku” kataku yang makin menggodanya

Pipinya Maya pun bersemu merah.
“udah ih mas Rian. Maya berangkat kuliah pernah ya” jawabnya bersama dengan cepat

Terlihat oleh Maya tersenyum manis sebelum saat pergi meninggalkan ku.

“huuuffftttt cantik banget tu cewek” gumamku

“ehh inget Rian lu telah milik cewek bego” kataku

Aku pun jalan kearah parkiran dan menjadi starter motorku. dikala hendak menarik pedal gas, kulihat Maya telah naik kesalah 1 mobil yang ada menjemputnya. Ya dia dijemput oleh pacarnya.
Saat hendak masuk mobil, Maya sempat memirsa kearahku dan tersenyum lagi saya pun membalas senyuman nya.

Sampai ditempat kuliah, aku hanyalah mengkaji bersama malas setiap penjelasan ketua angkatanku tentang Magang yang sebentar ulang bakal kita lakukan.

Setelah 2 jam, selanjutnya selesai juga penjelasannya. Akupun bergegas pergi ke kantin dikarenakan kampung tengah(perut) sedang tawuran dikarenakan dari pagi memanglah aku belum makan. saya pergi bersama-sama 2 sahabatku, Rio dan Rendi.

Rio ini kawan akrab ku sejak dari SD sedang Rendi,aku baru mengenalnya disaat jadi kuliah dikala kami sama-sama dikerjain waktu OSPEK dulu.
Rio ini orangnya bar bar, namun Rendi ini kebaikannya. Rendi ini terkesan cool. Ya 11 12 lah sama juga saya kita sama-sama semester 7 walau beda jurusan

Ya jangan gara-gara tadi pagi aku menggoda Maya kalian lantas mikir aku ini bar bar termasuk ya. sebetulnya saya ini tenar cuek, ya karena saya mungkin terkesan ngomong seadanya ketika diajak berbicara oleh orang yang baru ku kenal. akan tetapi kala bersua bersama dengan orang yang sudah lama ku kenal, jiwa setanku bergejolak

“eh antara ingin makan apa ini? ” tanya Rio

“gua ayam bakar kuy” jawabku

“gua soto aja yo” jawab Rendi

“ya sudah bentar gua pesen dulu yak” kata Rio sambil memesan

“gimana persiapan magang lu yan? ” bertanya Rendi

“ya gitu lah Ren, gua cuman ngikut aja kek mana maunya temen-temen gua” jawabku sambil mengecek HP

“hmmm gitu, namun lu jangan maen nerima-nerima aja Yan. Kadang kita harus bersuara juga” makin lama Rendi

“santai kuy, gua mah yang sangat penting nilai gua aman hahahaha” kataku sambil tertawa

Tak lama kemudian

“taraa pesenan sudah diantar” kata rendi yang tiba-tiba nampak di meja kami

“anjay, sesuai lu lantas pelayan Yo” kataku sambil menepuk pundaknya

“eh sopan donk andaikan ngomong. Mana hadir pelayan genteng kek gini” kata Rio yang tak terima bersama candaanku

“udah ah makan gaes, laper gua dari pagi belum makan” kataku sambil mencuri pesenanku

Kami pun makan sambil berbincang-bincang random.
Tak lama sesudah itu saya dikagetkan bersama tangan halus yang menutup mataku.

“tebak siapa hayo” bertanya seorang dibelakang tubuhku

“hmmm, bentar-bentar saya mikir dulu ya” jawabku

Sebenarnya saya tahu itu nada siapa. Itu adalah suara lembut pacarku.

“aduhhh siapa ya susah benar-benar nebaknya, gk hadir dukungan 50:50 atau phone a friends gitu” kataku sambil menahan tawa

“isssss, jaman gk tau ini nada siapa sih” jawabnya ulang dengan gemas

Sumpah suara pacarku ini lembut cuy. bahkan apabila telah manja-manja gini

“aaaa saya tau, ini pasti nada jaman depanku” ucapku kembali menggoda pacarku

“yey, pacarku emang paling bisa deh” kata pacarku sambil merangkulku

Pacarku pun menyuruh Rio dan Rendi untuk minggir dari sebelahku.

Oh iya, pacarku ini namanya Vani. kita udah 2 th. pacaran. Vani ini memiliki tinggi 156cm dengan tubuh yang terlalu montok dan juga kulitnya yang putih. Dadanya 36B dilengkapi bersama bokong yang naik menjulang bersama rambut di kuncir belakang dan memiliki poni. seandainya urusan cantik ya identik lah bersama Maya tetanggaku. perihal ini gara-gara Vani ikut kelas Yoga/fitnes dan senam serta dia kerap perawatan wajah lantas tiap Laki-laki yang memandangnya pasti akan melotot. Vani ini baru semester 5 tetapi berbeda jurusan termasuk denganku. Dan katanya semester ini dia persiapan untuk KKL. Untuk urusan ranjang hmmm, ya aku adalah Laki-laki yang memerawani Vani.

*Flashback singkat

Hari itu kami pulang kehujanan sehabis kencan kami di taman. kita pun akhirnya berteduh di kosnya Vani.
Nah di sini lah saya berhasil memerawani Vani.

Saat memasuki kamar kosnya, Vani memintaku untuk mandi duluan baru setelahnya Vani yang mandi. sesudah selesai mandi, Vani perlihatkan ku kaos dan terhitung celana miliknya. Ya walaupun sempit yang sangat penting adalah.

Jujur berasal dari td gua gk fokus sebab dada Vani tercetak mengetahui sebab kaos santainya yang basah. Sedari td pula ku atur posisi joni supaya tdk sesak.

Setelah Vani selasai mandi, kita pun duduk berdua di kamarnya. saksikan Vani yang terlihat kedinginan, akupun memeluknya dari belakang. aku mengecup tengkuknya dan menciumi lehernya.

Vani pun membalikkan tubuhnya sesudah itu aku kecup kecup tidak tebal bibir dia dan kulihat mulutnya agak terbuka, layaknya mamancing lidahku untuk menerobosnya, akupun langsung menyeruakan lidahku kedalam mulut Vani dan kemudian lidahku menari-nari didalam mulutnya, saya merasakan lidahku pun seperti hadir yang melawan tarian lidahku, oh Vani memainkan lidahnya terhitung untuk melawan tarian lidahku.

Kami kerjakan frenchkiss yang cukup lama sampai saat mulut kita saling lepas bakal nampak benang ludah kami yang membentang pada bibirkua dan bibir Vani. saya menonton Vani tersenyum sayu sesudah itu saya menjadi mengecup hidung mancungnya, sesudah itu aku kecup ke dua matanya dan keningnya, aku turun dan jadi mengecup pipinya dan lantas saya merasa menyerang lehernya dan kulanjutkan buka bajunya. kami memanglah sempat sebagian kali melakukan petting di awalnya saya mulai menjilati payudara Vani dan gerakanku semakin lama semakin mendekati puting susunya,tapi saya tidak langsung menyerang putingnya melainkan memutar-mutarkan lidahku disekitar aerolanya, Vani kelihatan jadi kelonjotan saya perlakukan begitu. hingga pada akhirnya lidahku menyentuh putingnya sampai terdengar nada desisan berasal dari mulut Vani.
‘eesssst ahhh” cuman itu yang kudengar berasal dari mulutnya

aku lantas terasa menghisap puting itu sambil menggigit-gigit kecil puting selanjutnya dan lagi kembali terdengar nada desisan berasal dari mulut Vani. Tanganku termasuk tak kubiarkan menganggur karena saat ini tanganku sudah mengupayakan melewatkan celana Vani dan setelah itu lepas akupun melepas celanaku.

Vani saat ini udah telanjang bulat dan celanakupun telah terlepas akan tetapi aku tidak membuka bajuku. aku memegang tangan Vani sesudah itu aku mengarahkannya ke penisku yang udah menegak, lantas tangan Vani jadi mengelus penisku dan lama-lama elusan itu terasa kocokan yang membuatku mulai agak linu. ketika itu Vani belum mau mengoral penisku gara-gara dia tetap menjadi jijik. Tangankupun tidak tinggal diam dan tanganku menjadi mengelus permukaan vagina Vani dan memainkan klitoris dia. kembali ulang terdengar suara desisan dari mulut Vani.

“Sayang, aku gak tahan ni. saya gesek-gesekin disini ya” Ucapku sambil menempelkan penisku di permukaan vagina Vani, kulihat Vani hanya terdiam.

Akupun jadi menggesek-gesekan penisku di permukaan vagina Vani, merasa berasal dari gerakan naik turun, kiri-kanan dan terhitung memutar-mutarkan penisku di permukaan vagina Vani, aku mendengar Vani mendesah “oouhhh eeghhhh uhhh” tidak karuan. gara-gara gak tahan akupun tempatkan penisku di lubang vagina dia. Sungguh vagina Vani hanyalah seperti garis lurus. pertanda dia tetap perawan.

Kemudian aku memandang Vani bersama pandangan yang seolah berharap Kulihat Vani bersama pandangan sayu dia tersenyum sesudah itu mengangguk, sesudah itu dia memejamkan matanya.

“uuhhh eessttt, pelanh sayangh, sakit banget uhh” Vani memintaku pelan karena dia merasa kesakitan.
Aku menyaksikan dia meremas kuat sprei kasurnya.

“uuhh enak banget, saya merasa goyang ya sayang’ kataku, dan Vanipun kembali mengangguk sambil masih terpejam dan menggigit bibir bawahnya.

Akupun menjadi menggoyangkan badanku, kami melakukannya di posisi itu sampai aku berejakulasi diperutnya.

“Makasih ya sayang sudah ijinin saya jadi yang pertama” aku mengecup kening dia, dia kelihatan seperti menangis dikarenakan disela matanya yang terpejam aku lihat butiran air mata.

“Iya sayang, saya percaya anda kok. Janji ya gak akan ninggalin aku” Vani berkata sambil buka matanya, lantas kita saling berpelukan.

*Flashback Off

“yank, saya ada persiapan KKL di tempat *titt* ni. kamu juga persiapan magang kan” bertanya pacarku

“iya syg, tadi terhitung baru di bahas angkatanku” jawabnya sambil melanjutkan makan

“hmmm andaikata telah ketemu dan berduaan, yang lain kek kambing congek” protes Rio

“eh yank, denger ada suara-suara gk? ” bertanya Vani dengan usil

“eh kampret biji mata di gunakan donk, orang ganteng begini ERA gk liat” ulang Rio melakukan protes

Kami berempat pun tertawa bersama-sama.

Setelah selesai makan kita pun berpisah untuk pulang. aku dan Vani sudah berada di parkiran untuk mengantarnya kembali ke kosnya.

“yank, bentar sore saya datang jadwal fitnes dan senam ni” kata Vani

“hmmmm harap ku antar yank” tawarku antara pacarku

Karena memang umumnya Vani pergi dengan kawan kosnya.

“ehmm enggk deh yank, aku sama temanku aja” jawab pacarku

“ya udah tapi inget jangan nakal” kataku mengingatkan pacarku ini

“uhh iya jaman depanku, aku ini punyamu syg” kata pacarku sambil meremas joni di balik celanaku

“ya telah andaikata gitu, akan tetapi nanti kabarin ya” pintaku

“iya sayang, muuuaaacccchhh”

Kami pun sempat berciuman sebelum akan akhirnya kita pergi dari universitas kita

CeritaDewasa