Kisah Seks Yang Menggiurkan Dan Berlangsung Panas

kenangan.xyz – Kisah Seks Yang Menggiurkan Dan Berlangsung Panas, Kejadiannya pada acara tahun baru 2000, saya sedangkan berlibur di pantai, di pulau Lombok. saya berlibur bersama-sama Mbak Santi. Kenapa saya panggil mbak.., sebab umurnya tidak terpaut jauh, kita sekedar tidak serupa 3 tahun Yang membedakan kami semata-mata standing sosialnya saja. Mbak Santi adalah seorang eksekutif muda yang bergelut dibidang pialang bursa saham di Jakarta, sesaat saya tetap jadi menjalani di pekerjaanku yang baru. mungkin berasal dari tingkat jabatan, aku lebih tinggi, seorang general manager perusahaan swasta, sementara Mbak Santi semata-mata pialang saja. akan tetapi jangan bertanya soal pendapatan bawaannya saja mobil Honda Estillo silver metalik, sesaat saya jangankan mobil, sarana tinggal saja tetap kost.
Perbedaan yang lain adalah, Mbak Santi sebelum kerja memang telah berasal dari keluarga yang berada meskipun tidak kaya sekali tetapi yang tentu seluruh saudara kandungnya mempunyai mobil satu-satu dan yang terjelek adalah kijang jantan 1996. Oh ya, Mbak Santi 4 bersaudara, Mbak Santi anak ke-2 yang tertua lelaki sudah berumah tangga dan tetapi sekolah S2 di Australia, yang nomer tiga perempuan Ratih namanya, tetap kuliah di perguruan swasta di Bandung, sesaat yang teranyar juga perempuan Luluk panggilannya, nama persisnya saya tidak mengerti dan udah kuliah pula di perguruan swasta Jakarta.
Perkenalanku bermula tanpa sengaja kala ada sebuah acara di hotel Mulia Senayan. saya menemani bosku dalam sebuah meeting bersama dengan tamu dari Singapura, sementara Mbak Santi termasuk sedang enjoy bersama dengan rekan prianya di sudut cafe lantai basic hotel tersebut dikala aku sedang melacak kamar kecil kebetulan Mbak Santi juga sedang menuju ke sana. Perkenalan yang basa-basi, dan saling melempar senyum. akhirnya aku memberanikan diri buka percakapan.
“Sedang enjoy sepulang kerja Mbak..”
“Oh.. iya, refreshing lah Mas.. seharian sibuk.”
“Oooh.. di lebih kurang sini kerjanya?” timpalku sekenanya.
“Betul, cuma ya.. bukan kerja kantoran gitu lho Mas.”
“Swasta maksudnya Mbak?”
“Bukan.. bermakna ya.. cari-cari klien yang harap main di efek.”
“Oh ya.. pialang begitu?” saya langsung tanggap dengan jenis pekerjaannya.
“Mas sendiri.. maaf berasal dari Jawa ya.. kok logatnya bukan Betawi? Aduh sorry kok lantas menuduh gini?”
“Tepat.. wah hebat nih Mbak..”
“Santi..” balasnya langsung memperkenalkan diri dan meneruskan masuk ke kamar kecil.
“Oh ya aku Sakti, memang baru di Jakarta, namanya tuntutan hidup Mbak..”
Sekeluarnya aku berasal dari kamar kecil dan tidak lama kemudian diikuti Mbak Santi dari kamar kecil sebelahnya. Sopan sekali. Tidak kebanyakan warga ibu kota yang acuh tak acuh, bersama tidak punya niat basa-basi, Mbak Santi memang menawarkan untuk join di dalam acara santainya berbarengan teman prianya.
“Maaf Mbak.. kali saja lain sementara sebab aku bersama tamu di sini berasal dari Singapura..” maksud hati tidak untuk menolak namun mau diapakan tamuku?
“OK, ini nomer HP aku tolong Mas kalau milik kenalan yang ingin main resiko nanti biar aku yang prospek, Mas Sakti lumayan kenalkan saja siapa temannya, saya yang akan menghubungi beliau.”
Cekatan sekali, begitulah pialang melacak klien, batinku.. dan tangannya halus sekali.. dan bau parfumnya khas sekali. Matanya bulat utuh, wajahnya manis meskipun tidak dapat dikatakan cantik sekali, beberapa atas. Bibirnya.. penuh. Hidungnya.. simetris bersama mata dan bibirnya. Wow.. bakat alamku menjadi timbul, bisa saja karena dua bulan aku “puasa” dari kebiasaanku melayani tante, mbak, ibu, dsb, yang selama ini menginginkan petualanganku.
Empat hari berselang berasal dari pertemuan itu, aku berjumpa bersama dengan teman lamaku semasa SMA dulu yang kini telah berhasil ayahnya meresmikan kapal tanker, dan anaknya bergelut di bidang perusahaan IT. aku jadi ingat Mbak Santi untuk tawarkan usaha yang digelutinya. Singkat cerita temanku tertarik dan Mbak Santi kuhubungi. Heran! saya pikir dia lupa denganku, ternyata seperti udah mulai teman lama sekali bersama lancar dia menyapaku di HP, akrab sekali. pada akhirnya tekad itu kusampaikan dan Mbak Santi berjanji untuk melanjutkannya.
Dua minggu tanpa kabar berita, Mbak Santi menghubungiku di HP, disaat itu saya di Jawa Timur di dalam rangka tugas kantor. dari nadanya nampak ada kabar gembira. “Mas di mana nih.. hey.. saya harap traktir nih, temenmu itu gila ya!” teriaknya di HP.
“Sabar Mbak.. ada apa sih.. aku di Jawa Timur nih!” balasku.
“Ups.. sorry, saya pikir di Jakarta.. kapan balik?”
“Dua hari lagi.”
“OK, aku call dua hari lagi.”
Selasa, hari itu Mbak Santi menepati janjinya menelponku, “Mas nanti kita makan malam yuk di Tony Romas Rib’s plus Steak.. saya dapet rejeki gede nih.. siapa kembali andaikata bukan buying berasal dari Mas Anton.”
Anton adalah kawan yang kutawarkan tersebut.
“Ya.. temen Mas itu gila.. beli saham PT Xxx, Tbk hingga 1000 slot, dan bakal margin hampir 200 juta, gila ya.. yang beruntung saya kebagian 2,5%, dan saya mau traktir Mas Sakti nih.”
Jam 7:30 malam aku ketemu Mbak Santi di Tony Romas yang sudah menunggu 15 menit lebih awal. kami langsung memesan makanan termahal di sana. Maklum saya tidak dulu berkunjung ke restorant macam itu, lantas saya ngikut aja. Sambil makan kita ngobrol dan semakin akrab saja. Makan berakhir pukul 9 tidak cukup 10 menit. Dan saya diajak putar-putar (maklum tidak bawa kendaraan). Diajaknya aku ke cafe Semanggi, jam 11 malam saya diajak ke “Bengkel” dekat dari Semanggi.
“Mas sudah milik pacar belum?”
“Punya..” jawabku sekenanya.
“Wah nanti nggak dicariin pacarnya kan?” goda Mbak Santi.
“Ya dicariin sih, namun saya udah bilang ada janji ketemu kamu.”
“Lho kok nggak cemburu sih..” Mbak Santi makin memanjakan suaranya, sepertinya pengaruh alkohol dan musik terasa merasuki Mbak Santi.
“Kenapa kudu cemburu, dia sudah jelas aku luar didalam kok.”
“Maksudnya?”
“Maksudnya kita sudah biasa begini”
“Wah kritis tuh pacarannya..” Mbak Santi coba menyindirku.
“Emangnya Mbak Santi sendiri gimana?” aku mencoba mengimbangi pembicaraan seiring musik yang jadi memekakkan telinga.
“Ha.. ha.. ha.. sama juga dong.. gue sih easy going aja Mas.”
“Udah nggak virgin dong?” komentarku tanpa basa-basi.
“Lha emang tetap memerlukan saya sejak SMA sudah nggak lagi Mas ini bisa aja, abis sedap sih..”
Sepertinya udah tidak hadir batas kembali percakapan kami dan langsung saja tradisi burukku nampak “Lalu kalau identik aku gimana.. harap coba nggak?”
“Kenapa nggak? emang Mas berani?”
“Sebutkan saja kapan? I’ll be there..”
Akhirnya malam itu kami selesaikan bersama petting di mobil Mbak Santi. Mbak Santi yang mengawali lebih dulu bersama mengelus-elus proporsi depan celanaku pas di reitsletingku. Dan kita berciuman tipis sambil memainkan lidah tiap-tiap Burungku mulai bereaksi, dan Mbak Santi memahami perubahan yang berlangsung di “bagian” itu. Caranya membuka reitsletingku seperti tanpa hambatan persis sekali.. mahir dan perlahan. Kini celana dalam “Crocodille” ku sudah terlihat dan menonjol.Belum kusentuh payudaranya yang padat bersama ukuran bra 34 Cup B, tanganku dituntunnya untuk meraba dan mengelus payudaranya. aku coba untuk menyelipkan sebagian jariku masuk melalui pembagian belakang. aku tidak mendapatkan kancing pengaitnya! Mbak Santi sadari dan dengan tangan kirinya, dia melewatkan kaitan BH-nya yang ternyata disebelah depan, maka tumpahlah payudara yang putih mulus itu. Padat dan berisi kencang dan putingnya keras isyarat Mbak Santi udah terangsang bersama dengan “French kiss” ku yang saya akan berasal dari Mbak Vian. (Baca kisah gelora di kolam renang).
Cukup lima menit kita ber-”French kiss”, kemudian dilanjutkan dengan memainkan ujung putingnya bersama dengan ujung lidahku, sementara Mbak Santi menengadahkan kepala sinyal beraksi. saya jilat perlahan, sambil sesekali tanganku yang satunya meremas sebelah payudaranya. semakin lama semakin kencang dan erangan Mbak Santi merasa terdengar. sementara itu, sedari dari ke-2 tangannya telah meremas-remas batang kemaluanku yang kaku dan mengeras. Genggamannya tidak lumayan untuk meremas kemaluanku. Tidak besar, sebatas saja tangannya yang mungil tidak memadai penuh menggenggam batang kemaluanku. Jari lagi tengah Mbak Santi digerak-gerakkan kecil mempermainkan kepala kemaluanku yang udah penuh mengembang. hadir perasaan geli dan bernafsu di pembagian selanjutnya dari langkah mempermainkannya, saya dapat memikirkan kemahirannya didalam bercinta.
Kini ke dua payudaranya sudah lembab oleh kuluman dan hisapan bibirku yang penuh nafsu, dan Mbak Santi langsung membungkukkan badannya dan burungku dijilatnya seperti menjilat ice crem. Ya.. tidak dihisap sedangkan dijilat. Wow.. nikmat sekali. Jemarinya mempermainkan pangkal batang kemaluanku sambil mengurai-urai rambut kemaluanku yang lebat. Desir AC mobil tidak membantuku menghentikan keringat yang mengucur mencegah gejolak birahi.
Lima menit Mbak Santi mempermainkan seluruh permukaan kemaluanku dari telur kemaluan, pangkal kemaluan, batang kemaluan sampai kepala kemaluanku bersama dengan lidahnya yang hangat. Basah udah semua kemaluanku, tiba-tiba mulut Mbak Santi buka dan dihisapnya secara perlahan kemaluanku dimulai dari kepala, “Oogghh my God!”
Perlahan makin di dalam hingga berhenti di tengah-tengah batang kemaluanku. Dan.. di jatah itu, burungku ulang dipermainkan, apalagi terasa lidahnya kembali melumat sisa kemaluanku yang masuk ke didalam mulutnya, sementara bibirnya tetap berhenti di tengah batang kemaluanku. “Oouuttchh..” luar biasa, hingga di sini, saya berkeyakinan apabila air maniku siap tersembur, sedangkan sepertinya Mbak Santi memanglah ahli dibidang ini, tiba-tiba ia berhenti sejenak sambil tetap diam menghisap, sehingga seolah-olah burungku tertekan oleh sebuah lubang tepat diakhir kepala kemaluanku, dan rupanya ini sangat membantu menghentikan keluarnya air maniku.
Baru sesaat lantas bersama dengan cepat semua batang kemaluanku habis terbenam di mulutnya, dan saya melihak ekspresi wajahnya, seluruh mulutnya penuh bersama kemaluanku. Barulah layaknya biasa yang kualami dalam oral sex, mulut Mbak Santi maju mundur menghisap, menjilat, mengulum sekenanya dan sebisanya, sensasi yang luar biasa karena tertahannya air maniku bikin aku cukup lama bisa bertahan di permainan ini. Wow.. thank’s Mbak Santi.
Sekitar lima menit saya membisikkan ke telinga Mbak Santi seandainya aku udah nggak kuat dan siap memuntahkan cairan kenikmatan. Mbak Santi semata-mata mengedipkan mata dengan tidak berhenti mengulum batang kemaluanku yang penuh di mulutnya.
Tiba-tiba, air mani itu keluar pas di ujung tenggorokan Mbak Santi, entah bagaimana caranya Mbak Santi bisa memperkirakan dengan pas kapan maniku keluar supaya sekilas saya menonton ekspresi Mbak Santi memejamkan mata dan tidak kulihat air maniku tercecer terlihat berasal dari mulutnya.
Beberapa detik berlalu, Mbak Santi melonggarkan kulumannya sambil lidahnya menelusuri semua permukaan batang kemaluanku untuk membersihkan sisa lendir mani yang tetap ada dan kepala kemaluanku dihisapnya kencang supaya tak tersisa lagi cairan yang menetes. Luar Biasa.. That’s what a wonderfull experience.
Keheningan melanda kita berdua, sesudah itu saya membuka pembicaraan “Maaf Mbak saya belum sempat mencicipi itu..” sambil menunjuk lubang kenikmatan Mbak Santi yang benar-benar tidak tersentuh identik sekali.
“Memang sengaja belum aku memperlihatkan gara-gara benar-benar aku sisakan untuk pertemuan selanjutnya Mas..” nada Mbak Santi manja.
Sejak dikala itu, secara rutin dua minggu sekali kami berkencan, dimana saja, villa, hotel, mobil, kamar di rumahnya. akan tetapi satu yang belum kurasakan adalah lubang kenikmatan Mbak Santi! Just she played me with her oral! sampai pada akhirnya Mbak Santi tawarkan acara th. baru di pulau Lombok.
“Sakti.. ingin merasakan yang satu.. itu kan?” tawarnya menggoda.
Akhirnya kami bertiga, aku Mbak Santi dan adiknya yang paling baru Luluk berlibur ke Lombok. Di sana kami menyewa sebuah bungalow di pinggir pantai yang masih perawan, bahkan media kami menginap sengaja dibuat tidak datang sarana listrik dan komunikasi. memang setting daerah wisata ini menonjolkan keasrian lingkungannya.
Tepat malam th. baru, setelah kami puas bermain di pantai yang terhitung tetap perawan, di sana kami menjumpai banyak cewek bugil dan tidak seperti di Bali, di sini pemandangan lebih erotis dan alami! segera kita menuju kamar tiap-tiap Luluk rupanya sudah mengerti apa yang berlangsung salah satu kita berdua. supaya dia asyik bersama dengan dunianya sendiri.
Segera kami melucuti busana kami satu persatu, terkesan tidak romantis dan tergesa-gesa sedangkan membuat apa romantis segala, toh kami bukan sepasang kekasih, kita cuman ingin saling memuaskan nafsu salah satu kita berdua yang sudah lama terpendam!
Baru disaat itu dikeremangan lampu minyak, saya menonton tubuh yang sensual tanpa sehelai benang pun. Ternyata apa yang kubayangkan selama ini, jauh dari kenyataan. Mbak Santi adalah wanita terseksi yang dulu bercinta denganku sepanjang ini, tidak terhitung Anggi, tidak juga Mbak Vian, dll.
Kami segera bergumul, bercumbu dan saling meremas. Tubuhnya hangat dan lembut, vaginanya harum sekali, tidak seperti kebanyakan wanita yang bercinta denganku, Mbak Santi lebih bahagia memulai lebih pernah untuk memacu nafsuku, barulah aku mengimbanginya.
Kini tiba saatku untuk menyentuh, mencium, melumat dan menjilat vaginanya yang sepanjang ini tidak dapat saya jangkau! Bukan main, terawat sekali! Rambut vaginanya halus dan lembut, bibir vaginanya rapat dan simetris. saya sempat tidak yakin bagaimana wanita yang senang bersama dengan sex tetapi vaginanya tertutup rapat!
Aku mencoba memainkan ujung lidahku untuk mengawali membuka bibir vaginanya. Dan baru kali ini aku mendengar erangan Mbak Santi lain berasal dari umumnya kita bermain. sementara seluruh kemaluanku sudah basah oleh permainan mulutnya. perihal foreplay ini berjalan kurang lebih setengah jam. Secara perlahan merasa kurasakan vagina Mbak Santi yang harum mengeluarkan cairan dan membasahi dinding proporsi didalam vaginanya yang seksi dan menggoda. aku semakin intents dan lebih menghimpit lidahku untuk melacak titik-titik rangsangan yang ada di dinding vagina Mbak Santi. Cairan itu jadi rata membasahi sampai bibir luar vaginanya. Kini Mbak Santi telah sepenuhnya dalam rangsangan seksual yang memuncak.
Lima menit kupermainkan vaginanya yang seksi, dari bibir luar, bibir di dalam klitoris hingga dinding didalam vaginanya. Dan Mbak Santi udah terengah-engah untuk segara mengakhiri permainan ini.
Perlahan kemaluanku digenggamnya dan diarahkan ke bibir vaginanya sampai menyentuh klitorisnya. Mbak Santi tidak ingin tergesa-gesa dan coba untuk sebatas menggesek-gesekan klitorisnya bersama ujung kepala kemaluanku. Perlahan dan jadi cepat gesekan itu buat burungku merasakan cairan yang licin merambat di batang kemaluan pembagian bawah sampai menyentuh telur kemaluanku. Rupanya rangsangan seksual yang dicari Mbak Santi telah menjadi menjalar dan tidak dapat ditahan kembali berasal dari tatapan matanya, rupanya Mbak Santi membuktikan ijin untuk memasuki area terlarang yang sudah basah oleh cairan vagina tersebut.
Perlahan jadi kuhujamkan kepala burungku yang benar-benar berukuran besar (itu pengakuan dari semua wanita yang bercinta denganku), seperti dugaanku, rupanya agak sulit terhitung memasuki daerah selanjutnya rapatnya bibir vagina Mbak Santi memberikan bahwa ia rajin memelihara vaginanya.
Akhirnya bersama dengan kesabaran dan cairan vagina yang licin membantu kemaluanku perlahan menembus vaginanya, dan menjadi dinding vaginanya bergetar dan mengembang, sepertinya menyesuaikan bersama dengan ukuran kemaluanku yang berdiameter lumayan besar biarpun tidak panjang. setelah diam sesaat barulah merasa datang gerakan pinggul dari Mbak Santi tanda jadi merespon datang benda aneh di dalam vaginanya, burungku pasti saja.
Akhirnya kita berdua seperti bergulat, di mulai dari gerakan kecil di mana aku mengayunkan pantatku naik turun, sementara Mbak Santi memainkan pinggulnya sambil meregang dan merapatkan kedua kakinya seolah ingin melacak posisi paling baik untuk burungku bersangkar di dalamnya. Dan tetap berlanjut tambah cepat saya menggesekkan batang kemaluanku didinding vaginanya yang udah licin. Gesekan ini membuat rangsangan jadi hebat dan desahan Mbak Santi udah tidak akan ditahan ulang desahan dan erangan ini membikin aku jadi semakin bernafsu.
Kami bertukar posisi, bersama dengan Mbak Santi berada di atasku sedang menghadap membelakangi tubuhku. dengan gaya berjongkok, dipegangnya kemaluanku dan bertujuan di lubang vaginanya yang sesekali terlihat berkilat akibat cahaya lilin yang hadir di ruangan kita Permainan kedua ini lebih lancar dibanding yang pertama, gara-gara ukuran vaginanya udah sesuaikan dengan ukuran kemaluanku tapi dengan posisi ini Mbak Santi bakal dengan leluasa menyesuaikan seberapa dalam burungku masuk ke vaginanya.. sesekali penuh, sesekali sekedar sebagian saja, dan yang paling paham seberapa di dalam burungku masuk hanya Mbak Santi yang tahu.
Ketika nada erangan tambah tidak beraturan, lagi Mbak Santi mengubah posisi, kali ini kita rebahan menyamping, dan aku datang di belakang Mbak Santi, burungku tetap masih di di dalam dan kini saya yang lebih aktif menjalankan pantatku memasuk dan keluarkan kemaluanku menggesek-gesek dinding vaginanya yang masih basah. Sejak menembus vaginanya hingga permainan ini, kurang lebih udah berjalan 30 menit dan belum datang tanda-tanda Mbak Santi orgasme, sesaat saya telah tidak kuat lagi.
Akhirnya, kuberanikan diri untuk mempercepat gesekanku dengan posisi doggy type barulah Mbak Santi mengerang sekncang-kencangnya. saya sangat percaya Luluk mendengar desahan kami berdua. sedang saya termasuk nggak ingin kalah, gesekan kemaluanku makin keras bersama dengan menusuk vaginanya, tetapi gerakan bersama perlahan, gara-gara aku melihat Mbak Santi sudah tidak teratur gerakannya, tanda mencapai orgasme, dan saya termasuk tidak perlu mempercepat gesekan karena bakal makin mengganggu puncak orgasme kita berdua. bersama dengan tusukan yang keras sedangkan gerakan perlahan dapat tambah jadi penuh di dinding vaginanya sesaat dipihakku sendiri, bakal makin lama merasa jepitan dinding vaginanya bakal menyempit dan meremas burungku, supaya sistem orgasme kita mulai full bersama ekspresi kita berdua.
Kami berdua terbaring dan meremehkan malam tahun baru bersama bercinta terlama yang pernah kualami, bayangkan kami bercinta selama setahun, berasal dari jam 10:15 malam tanggal 31 Desember 1999 hingga 1:30 pagi tanggal 1 Januari 2000, itu menandakan permainan kita selama setahun?
Paginya kita main di pantai dan Luluk membisikkan suatu hal di telingaku, “Hayoo.. Mas Sakti semalam ngapain aja kok lama banget, orang begituan kan nggak selama itu.. saya denger lho apa aja yang berjalan Boleh nggak Luluk coba?” bisiknya nakal penuh makna
