Melampiaskan Nafsu Pada Sepupu Ku

Melampiaskan Nafsu Pada Sepupu Ku

Melampiaskan
Melampiaskan Nafsu Pada Sepupu Ku

kenangan.xyz, Cerita ini kisah nyata dariku Saat itu aku masih semester 3 ibuku tengah dirawat di rumah sakit, beliau dirawat di rumah sakit yang jaraknya jauh bersama dengan rumah, menjadi keperluan rumah tangga aku terhitung yang mengurusnya berasal dari memasak dan melindungi dagangan gara-gara adik adikku sementara itu masih kecil dan bersekolah.

Kemudian aku usul bersama dengan ibuku kecuali meminta pertolongan berasal dari sepupuku untuk menginap di rumah dan ide pun di setujui oleh ibuku maka sepupuku aku suruh dating, namanya Ana orangnya biasa saja tetapi lumayan cantik wajahnya tingginya 165 cm, ukuran teteknya terhitung masih kecil, berasal dari keil dia lengket denganku seperti kakaknya sendiri.

Nah kejadiannya itu sementara aku lagi liburan semester. Waktu liburan itu aku banyak menggunakan sementara untuk menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menggunakan sementara bersama dengan Ana. Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, seperti pertalian kita sebagai sepupu.

Suatu malam, kita (aku, Ana, dan adik-adikku) udah ingin tidur. Adikku tiap-tiap tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang puas melihat TV, menentukan tidur di depan TV. Nah, disaat tengah melihat TV, datang Ana dan nonton bersamaku, rupanya Ana belum tidur juga.

Sambil nonton, kita berdua bercerita berkenaan segala hal yang mampu kita ceritakan, berkenaan diri kita tiap-tiap dan teman-teman kami. Nah, disaat kita tengah nonton TV, dimana film di TV tersedia adegan ciuman pada laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa tuh judul filmnya).

Cerita Dewasa Guruku Memberikan Pengalaman Seks Luar Biasa
Eh, Ana itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).”

Terus aku jawab, “Eh.. kok tau..?”

Rupanya kawan Ana yang pacaran itu puas cerita ke Ana kecuali dia sementara pacaran dulu ciuman bahkan hingga ‘anu’ kawan Ana itu sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan hingga dua jarinya masuk.

Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Ana nih ingin terhitung kali. Terus aku bertanya padanya, “Eh, kamu berkenan terhitung nggak..?”

Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih.

Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih..?”

Ya kujawab saja, “Ya nggak tau lah, wong belum pernah… Gimana.., berkenan nggak..?”

Ana berkata, “Iya deh, tetapi pelan-pelan ya..? Kata temenku kalo jarinya masuk bersama dengan kasar, ‘anunya’ menjadi sakit.”

“Iya deh..!” jawabku.

Kami berdua masih tetap melihat film di TV. Waktu itu kita tiduran di lantai. Kudekati dia dan segera tanganku menuju selangkangannya (to the point bok..!). Kuselusupkan tangan kananku ke di dalam CD-nya dan kuelus-elus bersama dengan lembutnya.

Ana tidak menolak, bahkan bersama dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti memegang pembalut, dan setelah kutanyakan ternyata sesungguhnya sejak 5 hari lantas dia tengah menstruasi.

Aku tidak coba terhubung pakaian maupun CD-nya, maklumlah takut kecuali ketahuan serupa adik-adikku. Dengan CD masih melekat di tubuhnya, kuraba tempat di atas kemaluannya. Kurasakan bulu kemaluannya masih lembut, tetapi udah agak banyak seperti bulu-bulu yang tersedia di tanganku.vidio bokep

Kuraba tetap bersama dengan lembut, tetapi belum hingga menyentuh ‘anunya’, dan terdengar nada desisan meskipun tidak keras. Kemudian kurasakan sekarang dia mengupayakan mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya. Segera kupenuhi keinginannya itu.

Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan mendesis. Kugosok-gosok bibir kewanitaannya lebih kurang 5 menit, dan kelanjutannya kumasukkan jari tengahku ke liang senggamanya.

“Auw..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan tangannya memegangi tanganku.
Setelah itu bersama dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeessshhh…” desisnya.

Lalu kutanya, “Gimana..? Sakit..?”

Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di di dalam CD-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk meneruskan kerjaku.

Sambil tetap kukeluar-masukkan jariku, Ana terhitung tampak meram serta mendesis-desis keenakan. Sementara jadi di di dalam CD-ku, batang kemaluanku terhitung bangun, tetapi aku belum berani untuk meminta Ana memegang rudalku (padahal aku udah ingin sekali). Sekitar 10 menit momen itu terjadi.

Kulihat dia tambah keras desisannya dan ke dua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku. Sepertinya dia udah mengalami klimaks, dan kita kelanjutannya tidur di kamar masing-masing.

Hari berikutnya, aku dan Ana siap-siap terhubung warung, adikku terhadap berangkat sekolah, agar cuma tersedia aku dan Ana di warung. Hari itu Ana menjadi lebih berani padaku. Di di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya.

Waktu itu dia memakai hem dan rok di atas lutut, hingga aku segera mampu memegang selangkangannya yang terkendala CD dan pembalut. Kaget terhitung aku, soalnya ini kan lagi tersedia di warung.

“Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi.” katanya bersama dengan ringan seakan tahu yang kupikirkan.

“Lha kalo tersedia costumer gimana nanti..?” tanyaku.

“Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?” jawabnya.

Dengan terpaksa kuraba-raba selangkangannya. Hal berikut kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti tersedia costumer datang. Sementara aku mengelus selangkangannya, Ana mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan sinyal nikmati balaianku.

Peristiwa itu kuakui terlalu membuatku terangsang sekali, agar celana pendekku segera nampak menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak.

“Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?” katanya.

Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih menandakan aku masih normal…”

Aku tetap melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, pas di anggota batang kemaluanku.

Kadang dia terhitung menggenggam kemaluanku agar aku terhitung jadi keenakan. Baru berkenan kumasukkan tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku menyaksikan di kejauhan tersedia anak yang sepertinya berkenan membeli sesuatu di warungku.

Kubisiki dia, “Heh tersedia orang tuh..! Stop dulu ya..?”

Aku menghentikan elusanku, dia berdiri dan berlangsung ke depan warung. Benar saja, untungkan kita segera menghentikan aktivitas kami, kalo tidak, wah mampu berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kita memulai lagi aktivitas kita yang terhenti.

Seharian kita melakukannya, tetapi aku tidak terhubung CD-nya, gara-gara terlalu beresiko. Jadi kita seharian cuma saling mengelus di anggota luar saja.

Malam harinya kita laksanakan lagi. Aku sendirian nonton TV, sementara adikku semua udah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan turut tiduran di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya.

Aku yang segera diperlakukan demikian jadi tahu dan segera aku masuk ke di dalam CD-nya, dan segera memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia terhitung segera memegang batang kejantananku.

“Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku.

Dia mengangguk dan aku segera mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi, agar bersama dengan ringan aku mencopotnya dan segera tanganku mengorek-ngorek lembah kewanitaannya bersama dengan jari telunjukku.

Aku terhitung menyuruh mengeluarkan batang kejantananku berasal dari CD-ku, agar dia kini mampu menyaksikan rudalku bersama dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya. Kukorek-korek kemaluannya, filmbokepjepang.sex kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia terlalu menikmatinya.

Kulihat batang kemaluanku cuma digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, tetapi gara-gara dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku menjadi agak sakit, tetapi sedap terhitung sih.

“Eehhhsssttt… eehhhsssttt… Ouw.., eehhhsssttt… eehhhsssttt… eehhhssstt…” begitu erangannya sementara kukeluar-masukkan jariku.

Kumasukkan jariku lebih di dalam lagi ke liang kewanitaannya dan dia mendesis lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut nanti adikku terbangun.

“Kocokkannya lebih pelan dong..!” kataku yang jadi kocokkannya terhenti.

Kupercepat gerakan jariku di di dalam liangnya, kurasakan dia mengimbanginya bersama dengan mobilisasi pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku.

Dan akhirnya, “Oh.., oohhh.. oohhh.. ohhh…” rupanya dia meraih klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit bersama dengan keras kaki kananku.

Kucabut jariku berasal dari kemaluannya, kulihat masih tersedia noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku segera pergi ke kamar mandi dan kutuntun Ana. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku bersama dengan tangannya.

Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang kejantananku segera berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri tangannya bersama dengan sabun itu, lantas kusuruh untuk segera mengocoknya.

Karena belum terbiasa, sering tangannya nampak berasal dari batangku, tetap kusuruh agar tangannya sementara mengocok itu jangan hingga terlepas berasal dari batangku. Setelah 5 menit, kelanjutannya aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan kocokannya.

Seperti pagi hari sebelumnya, kita mengulang tingkah laku itu lagi. Tidak tersedia yang mampu kuceritakan perihal pagi itu gara-gara nyaris serupa bersama dengan yang berlangsung di pagi hari sebelumnya. Tapi terhadap malam harinya, seperti biasa, aku sendirian nonton TV.

Ana datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan bersama dengan perlakuanku padanya. Dia segera menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku mampu menyentuh kewanitaannya, tetapi tersedia yang lain. Kini dia tidak memakai pembalut lagi.

“Eh, kamu udah selesai mens-nya..?” tanyaku.

“Iya, tadi sore khan aku udah kramas, masa nggak tau..?” katanya.

Aku sesungguhnya tidak tahu. Karena sesungguhnya aku tidak cukup hiraukan bersama dengan hal-hal seperti itu. Aku menjadi memikirkan yang jorok, wah batang kejantananku mampu masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang kemaluannya, aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesis perlahan.

Tangannya kini udah terhubung restleting celana pendekku, setelah itu membukanya, dan CD-ku terhitung dilepaskankan ke bawah sebatas lutut. Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena udah sering kali ya..?).

Aku terhitung terhubung CD-nya, tetapi gara-gara dia masih memakai rok mini lagi, menjadi tidak ketahuan kecuali dia sekarang bugil di anggota bawahnya. Dia kini di dalam situasi mengangkang bersama dengan kaki agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan bersama dengan agak keras, kumasukkan semua jari telunjukku ke lubang senggamanya.

“Uhhh.. essshhh.. eessshhh.. essshhh…” begitu desisnya sementara kukeluar-masukkan jariku ke lubang senggamanya.

Sementara dia kini terhitung mengupayakan mengocok batang keperkasaanku, tetapi jadi masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul keinginanku untuk menyaksikan kemaluannya berasal dari dekat. Maklumlah, aku khan belum menyaksikan segera bentuk kemaluan wanita berasal dari dekat.

Paling-paling berasal dari film xxx yang dulu kutonton. Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala Ana, namun kepalaku berada di depan kemaluannya, agar aku bersama dengan leluasa mampu menyaksikan liang kewanitaannya. Dengan ke dua tanganku, aku mengupayakan terhubung bibir kemaluannya.

Tapi, “Auw.. diapaain Mas..? Eshhh.. uuhhh..” desisannya tambah mengeras.

“Sorry.., sakit ya..? Aku mo menyaksikan bentuk anumu nih, wah bagus terhitung yach..!” sambil tetap kukocokkan jariku.Cerita Seks Terbaru

Kulihat daging di lubangnya itu berwarna merah muda dan nampak bergerak-gerak.

“Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, bahkan anuku yang kamu genggam itu ya..?” pancingku.
Dia diam saja tidak merespon, barangkali lagi nikmati kocokan jariku gara-gara kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya.

“Eh, sesungguhnya yang sedap ini mananya sich..?” tanyaku.

Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang kemaluannya.

“Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini rasanya kok gatel-gatel tetapi sedap gitu.”

“Mana.., mana.., oh ini ya..?” kugosok daging itu (yang lantas kuketahui bernama klitoris) dan dia semakin kuat menggenggam batang kemaluanku.

“Ahhh. auu.. enakkkk Maaasss… eeehhh… aaahhh.. truusss Masss, terusiinn.. ohhh..!”

Tangannya setengah tenaga ingin menghindar tanganku, tetapi setengahnya lagi ingin membebaskan aku tetap menggosok benda itu.

Dan akhirnya, “Uhh.. uhhh.. uuhhh.. ahhh.. aahhh..” dia meraih klimaks.

Aku tetap menggosoknya, dan tubuhnya tetap menggelinjang seperti cacing kepanasan.
Lalu kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku cobalah masuk ke sini…? Boleh nggak..? Pasti lebih enakan..!”
Dia cuma mengangguk pelan dan aku segera mempengaruhi posisiku menjadi tidur miring sejajar bersama dengan dia.

Kugerakkan batang kejantananku menuju ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tetapi rasanya tidak mampu masuk. Kurubah posisiku agar dia kini berada di bawahku. Kucoba masukkan lagi batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia udah mendesis-desis.

Kudorong lebih di dalam lagi, tangannya mengupayakan menghentikan gerakanku bersama dengan memegang batangku. Namun rasanya nafsu lebih mendominasi daripada nalarku, agar aku tidak mempedulikan erangannya lagi.

Kutekan lagi dan, “Auuuwww.. ehhssaaakkkiittt..!”

Aku sukses memasukkan batang anuku meskipun tidak seluruhnya. Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku bersama dengan keras.

“Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?” tanyaku padanya sambil tanganku memegang pantatnya.

Dia tidak menjawab, cuma terdengar desah nafasnya. Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya terhubung lebar seperti orang menjerit, tetapi tanpa suara.

Karena dia selamanya diam, maka kulanjutkan bersama dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tetapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat tersedia noda darah di batangku. Aku menjadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.”

“Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak lanjut ya..?” tanyaku.

“Uhhh.. tadi sakiiittt sich… uhhh. geeelii..” begitu katanya sementara anuku kugesek-gesekkan.

Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Ana tampak menutup matanya sambil mengupayakan menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke liangnya wanita, wah rasanya sungguh nikmat. filmbokepjepang.sex Aku belum mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya nampak masuk ke liang senggama wanita, tetapi aku di sini kok susah sekali untuk mobilisasi batang kejantananku di liang keperawanitannya.

Namun setelah lebih dari satu menit hal itu berlangsung, sepertinya anuku udah lancar nampak masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku.

Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku mengupayakan meraih buah dadanya. Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lantas kukecup puting buah dadanya bersama dengan mulutku.

Dia semakin bergelinjang sambil mendesis agak keras. Akhirnya setelah berlangsung tidak cukup lebih 10 menitan, kaki Ana berada di pantatku dan menekan bersama dengan keras pantatku. Kurasa dia udah orgasme, gara-gara cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku jadi tambah kuat juga.

Dan gara-gara aku tidak tahan bersama dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. crot.. crot..” air maniku tumpah di vaginanya.

Serasa aku puas dan terhitung letih. Kami berdua bersimbah keringat. Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan kusuruh dia untuk bersihkan liang kewanitaannya, namun aku membersihkan senjataku. Setelah itu kita lagi ke tempat semula.

Kulihat tidak tersedia noda darah di karpet tempat kita laksanakan perihal itu. Dan untungkan adik-adikku tidak bangun, gara-gara menurutku desisan dan nada dia agak keras. Lalu kumatikan TV-nya, dan kita berdua tidur di kamar masing-masing.

Sebelum tidur aku sempat berfikir, “Wah, aku udah memperawani sepupuku sendiri nich..!”

Sewaktu aku udah kuliah lagi (dua hari setelah perihal itu), dia masih puas menelponku dan bercerita bahwa perihal malam itu terlalu diingatnya dan dia ingin mengulanginya lagi. Aku menjadi berpikir, wah kritis kalo gini. Aku menjadi ingat bahwa sementara itu aku keluarkan maniku di di dalam liang keperawanitannya.

“Wah, mampu hamil nich anak..!” pikirku.

Hari-hariku menjadi tidak tenang, gara-gara kecuali ketahuan dia hamil dan yang menghamili itu aku, mampu mampus aku. Setelah sebulan lewat, kutelpon dia di rumahnya. Setelah kutanya, ternyata dia mampu mens-nya lagi dua hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku menjadi balik ke semula.

Begitulah ceritaku sementara menggauli sepupu sendiri, tetapi dasar sesungguhnya sepupuku yang agak ‘horny’. Tapi hingga sementara ini kita tidak dulu laksanakan tingkah laku itu lagi.

CeritaDewasa