Berhubungan Di Ruang Ganti Kolam Renang
kenangan.xyz, Berhubungan – Cerita sex dewasa ini adalah sebuah cerita panas dikarenakan Memiliki mengenai seks yang dapat membuat kamu dapat terbawa oleh nafsu cerita kali ini. Bagaimana ceritanya dan kini aku suguhkan bikin kalian semuanya, Nama aku Frans (samaran), dan aku adalah mahasiswa semester 5 di salah satu kampus katolik swasta di bilangan Jakarta Selatan, dan apa yang akan aku ceritakan disini adalah kisah yang berjalan sekitar satu th. lalu.
Di kampus saya, terkandung banyak sekali Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yaitu wadah untuk menyalurkan bakat dan hobi layaknya UKM sepakbola, UKM Voli, musik, dll. Salah satu UKM yang menarik perhatian aku adalah UKM Renang dan Selam. Hal ini bukanlah dikarenakan aku hobi ataupun jago di dalam berenang, namun hanya dikarenakan faktor cewek-cewek yang tergabung di dalam UKM ini.
Bukan merupakan rahasia di kampus bahwa salah satu UKM yang paling diminati oleh mahasiswi-mahasiswi adalah UKM renang, dan itu adalah merupakan hanya satu alasan aku untuk berhimpun bersama UKM ini.
Setelah berhimpun bersama UKM ini (saat itu aku di semester 3) dan sebagai bagian baru, aku perlu ikuti acara konsolidasi/perkenalan baik bersama senior-senior maupun bersama sesama bagian baru. Acara ini merupakan agenda tahunan UKM ini dan untuk kali ini, acara akan dikerjakan di tempat Pantai Carita. Kebetulan pula aku ditunjuk sebagai bagian panitia bersama bersama sekitar 10 anggota-anggota baru lainnya (4 cowok dan 6 cewek).
Jum’at, Jam 10.42
“Frans, Dewi nih..”, bunyi suara di HP ku.
“Oh, Dew, napa nih?”, tanyaku.
“Gue mo nanya, loe tentu nggak ikut berangkat bikin acara survei lusa?”
“Hmm.. menjadi sih, namun gunakan mobil siapa, soalnya mobil gue dipake bokap”
“Iya gue tau, makanya gue sudah nanya si Bobo, dia bilang dapat kok pake mobilnya”
“Ya sudah kalo gitu, namun tak sekedar elo ama gue, sapa lagi yang ikutan?”
“Selain lu ama gue, yang ikut nanti Siska dan Lia, keseluruhan 5 orang” jawab Dewi.
Mulutku rasanya dambakan berteriak bahagia pas mendengar jawaban Dewi, langsung terbayang olehku Siska dan Lia yang biarpun keduanya tidaklah begitu cantik, namun bersama kulit putih bersih dan dada yang montok dan aduhai itu membuatku tidak sabar untuk menanti tibanya hari Minggu.
“Oke deh Dewi, beres kalau begitu, See you Sunday then..”
“Pokoknya lu jangan telat yah, berangkatnya berasal dari kampus Jam 7 pagi. Daag..”, katanya lagi menutup pembicaraan.
Minggu, Jam 7.20
“Gila lu, dasar tukang ngaret!”, cerca Dewi dan Lia nyaris bersamaan.
“Sorry.. sorry.. temanku yang cantik, gue nunggu bis lama banget tadi”, jawabku membela diri.
“Ya sudah deh, langsung cabut yuk!”, ajak Bobo berasal dari balik setir mobil Honda CRV hitamnya.
“Frans loe ditengah aja yah, gue ama Siska senang di pinggir aja, senang review pemandangan alam”, pinta Lia yang turun agar aku dapat masuk ke mobil.
“Siap komandan!”, jawabku sambil masuk ke di dalam mobil dan langsung kuhempaskan pantatku ke jok mobil di sebelah Siska yang duduk sama juga di belakang Bobo.
“Berangkat Pak!”, seru Dewi berasal dari sebelah Bobo di depan.
“Sialan loe, emang gue supir?”
Jam 8.25
“Wah..katanya senang liatin pemandangan, kok malah tidur sih?”, tanyaku pada Siska.
“Habis lama banget sih belum nyampe-nyampe juga”
“Supirnya payah nih”, Lia menimpali sambil tertawa.
Aku dan Siska ikut tertawa mendengar canda Lia. Diam-diam kuperhatikan Siska di sampingku. Baju ketat warna putihnya membuat dadanya yang montok tercetak bersama terlalu paham dan sepertinya hendak meronta nampak berasal dari balik bajunya. Celana jeans nya yang cuma sepaha termasuk membuat aku menelan air liurku sebagian kali dan cuma dapat memikirkan betapa nikmatnya kalau tanganku dapat membelai paha mulusnya itu.
Jam 9.52
“Akhirnya tiba juga..”, teriak Bobo membangunkan seluruh penumpang mobil.
“Bangun.. bangun..!”, teriakku sambil menepuk pundak Siska dan Lia yang berasal dari tadi terlelap.
Jam 10.17
Setelah selesai membereskan urusan administrasi bersama pemilik villa untuk pemakaian villa sepanjang 3 hari untuk Minggu depan, aku meluangkan diri untuk jalan-jalan di sekitar villa. Tempat yang lumayan indah bersama taman yang luas, kolam renang yang bersih dan tempat villa sendiri yang tertutup oleh pagar tinggi agar dapat menutupi pandangan berasal dari luar.
“Eh, berenang yuk..!!”, tiba-tiba terdengar suara Dewi.
“Siska dan Lia sudah di kolam renang tuh”, timpalnya lagi.
“Bobo mana?”, tanyaku sambil melongok ke arah dalam.
“Wah.. si gendut itu mah langsung aja molor tepat ngeliat ranjang..”, jawab Dewi sambil berlari kecil ke arah kolam renang yang terletak di belakang villa.
Segera saja aku mengganti pakaianku bersama celana renangku, dan bersama melilitkan handuk kecilku di pundak, aku langsung saja menyusul cewek-cewek tersebuat ke kolam renang. Sesampaiku di kolam renang, kulihat Dewi dan Lia tengah berenang bersama asyiknya pas Siska tiduran di kursi panjang di pinggir kolam. Aku terkesiap memandang pakaian renang Siska dan Lia yang lebih tepat disebut bikini dikarenakan cuma terdiri berasal dari sepotong BH dan celana di dalam yang tipis dan mungil dan menyerupai g-string saja.
Aku langsung saja duduk di kursi yang terletak di sebelah Siska, pas Dewi dan Lia tetap asyik berenang, aku gunakan peluang ini untuk menikmati indahnya tubuh Siska berasal dari balik kacamata hitamku. Dari lirikkan mataku, aku dapat memandang bersama paham dada montok yang menonjol bersama indahnya. BH kecil itu layaknya tidak dapat menutupi seluruh tempat payudaranya agar berasal dari pinggir BH itu dapat kulihat bersama paham dadanya yang putih dan membuat penisku berdiri di balik celanaku. langsung saja kututupi bersama handuk kecil yang kubawa.
“Loe berdua ikutan gabung dong..! Airnya hangat nih..!”, teriak Lia berasal dari di dalam kolam.
Tanpa kusangka Siska langsung berdiri dan langsung saja meloncat ke di dalam kolam renang.
Aku tak senang ketinggalan, dan bersama penisku yang tetap berdiri bersama cuek aku termasuk langsung meloncat ke di dalam kolam.
“Main polo air yuk, 2 lawan 2 kan tepat nih”, seru Dewi yang tak tau berasal dari mana sudah memegang bola plastik di tangannya.
“Ayuk.. gue pasangan ama Frans deh!”, timpal Lia bersama cepat.
“Deal..!”, kata Siska dan Dewi nyaris bersamaan.
Singkat kata, acara main polo air itu membuat tanganku sebagian kali entah bersama sengaja ataupun tidak menyentuh dada, badan, maupun paha cewek-cewek itu kala berebut bola di dalam air. Penisku yang tegang itu termasuk sebagian kali bersentuhan apalagi kadang waktu berhimpitan bersama badan mereka sewaktu saling berebut bola maupun kala aku ‘dikeroyok’ oleh mereka.
Kira-kira setengah jam kemudian, permainan pun berakhir dikarenakan kita seluruh capek, dan cuma duduk-duduk saja di pinggir kolam renang. Bikini yang basah membuat lekukan tubuh mereka terpampang bersama paham di depan mataku. Terutama Siska dan Lia yang lebih ‘berani’ di dalam memakai bikini yang tipis dan kecil dibanding Dewi yang memakai pakaian renang yang standar.
Mataku layaknya tak senang terlepas berasal dari dada Siska dan Lia yang terlalu montok itu, entah paham ataupun tidak bahwa puting susu mereka tercetak bersama paham pula. Mataku bergantian menyusuri dada mereka satu persatu, kemudian turun ke tempat selangkangan mereka dimana dapat pula kulihat belahan vagina Siska berasal dari balik g-string nya yang tipis itu. Penisku layaknya hendak bersorak kegirangan memandang pemandangan indah itu.
Cewek-cewek ini terlalu ‘berani’ memamerkan tubuh mereka di depan laki-laki sepertiku, apalagi sebagian kali Lia berjalan mondar-mandir di depanku yang duduk untuk hanya mengambil alih lotion ataupun handuk yang di letakkan di sampingku. Dari posisi dudukku yang tepat di hadapan Lia yang tengah berdiri, terlalu paham pula pantatnya yang besar itu layaknya menantikan penisku untuk dapat ‘masuk’ dan menari-nari di dalamnya. Benar-benar merupakan penderitaan bagiku dikarenakan penisku yang tegak berdiri tetap rasanya layaknya terjepit di dalam celana renangku yang ketat.
Jam 11.13
“Udahan ah.. tempat bilasnya dimana sih?”, tanya Siska sambil bangkit berdiri.
“Right behind you dear..”, jawab Dewi sambil menunjuk ke arah belakangku.
“Ikutan dong..”, timpal Lia pula sambil langsung berjalan menuju ke tempat yang ditunjuk oleh Dewi.
“Lu nggak senang ikutan Frans?”, tanya Dewi kepadaku.
“Kamar mandinya ada dua kok.”, tambahnya.
Aku tersenyum kepadanya dan tanpa menjawabnya lagi, aku langsung bangkit berdiri dan berjalan ke ruang bilas menyusul cewek-cewek tersebut.
“Wah.. tempatnya cuma ada dua Frans, ya sudah deh.. gue joinan ama Lia aja deh..”, kata Siska kepadaku kala melihatku masuk.
“Ya udah..”, sambil ngeloyor masuk ke ruang rubah yang terletak sama juga di sebelah ruang yang dipakai Lia dan Siska.
Ruang rubah itu sendiri merupakan tempat yang dibuat ala kadarnya mengingat dinding pambatasnya yang cuma berasal dari triplek tipis apalagi di sebagian bagiannya sudah berlovbang kecil. Mungkin dikarenakan rayap yang menggerogotinya.
Instingku sebagai laki-laki langsung menuntun mataku untuk mengintip berasal dari balik lubang kecil itu. Setelah mengatur bersama arah pandangan yang terbatas, penisku lagi tegang kala mataku mendapatkan sesosok tubuh yang kini tanpa ditutupi oleh BH lagi. Aku tidak dapat mengetahui apakah itu Siska ataupun dada Lia dikarenakan sama-sama besar dan montok. Apa yang aku tau adalah sepasang payudara yang bergoyang bersama indahnya ke kiri dan ke kanan kala digosok oleh tangan yang menyabuninya.
Tanganku langsung saja melepaskan celana renangku dan penisku yang sedari tadi sudah menegang bersama hebat langsung menyembul bebas. Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menggenggam batangan itu bersama tangan kiriku dan mengocoknya bersama pelan sambil senantiasa ikuti gerakan payudara yang sesekali bergantung bersama indahnya kala pemiliknya membungkuk untuk mengambil alih sesuatu. Pentil susu coklat muda yang lumayan besar itupun membuat kocokanku pada penis tambah kuat.Apalagi kala jari-jari mungil itu memilin dan menarik bersama pelan puting-puting itu, tambah membuat jantungku berdebar bersama kencang dan bergantian tangan kiri dan kananku mobilisasi tugas mengocok penisku.
“Loe ngapain sih mencet-mencet puting sendiri?”, suara Lia yang bertanya ke Siska nyaris saja membuat jantungku copot dikarenakan kaget. Sekarang aku paham bahwa susu yang mataku menikmati berasal dari tadi adalah kepunyaan Siska.
“Iseng doang..”, jawab Siska bersama suara suara yang cuek.
“Gila lu.. ntar malah terangsang lagi..”, sahut Lia sambil tertawa.
“Kalo itu sih berasal dari tadi termasuk udah. Liat aja nih sudah mengeras begini..”
Suara tawa langsung pecah di dalam ruang rubah itu. Sementara itu fantasiku tambah jauh mendengar kata-kata Siska barusan. Mataku yang tetap mendapati puting-puting yang dipencet, dipilin memutar dan di tarik-tarik bersama pelan itu tambah membuat gemuruh nafasku kian memburu dan tak beraturan.
KupeJamkan mataku sambil memikirkan rasanya kalau saja penisku menerobos ke di dalam vagina Siska sambil tanganku meremas-remas susu montok itu.Kubayangkan pula lidahku yang menari-nari di puting susunya.. menjilati tubuhnya yang putih dan mulus.. memagut bibirnya sambil tetap menggoyangkan penisku di selangkangannya.
Imajinasiku pun berjalan tetap apalagi sepertinya dapat kudengar suara erangannya kala dia duduk diatas perutku di dalam keadaan penisku tetap tertancap di dalam vaginanya. Kubayangkan goyangan pinggulnya yang melawan hentakan penisku yang naik turun di dalam vaginanya yang rapat itu.
Kocokan yang tambah hebat oleh tangan kananku membuat penisku yang sudah memerah itu akhirnya tak tahan lagi dan bersama derasnya kutembakkan spermaku ke dinding ruang bilas itu. Sekitar 5-6 tembakan lahar panas yang kumuntahkan membuatku terkulai lemas dan cuma dapat menyandarkan kepalaku ke dinding sambil senantiasa mengintip lewat lubang kecil itu.
Payudara mulus Siska beserta puting susunya yang sudah selesai dibilas berasal dari sabun dan juga canda tawa Lia dan Siska yang tetap berjalan membuat jantungku yang berdegub kencang apalagi sesudah ejakulasi barusan.. pelan-pelan aku berdiri dan kemudian membilas tubuh dan juga ‘pistolku’ yang kini terkulai lemas..
Dalam hati aku senantiasa meminta suatu pas nanti aku seluruh imajinasi dan fantasiku mengenai Siska dapat terwujud.
“Yah.. kalau nggak dapet Siska.. Lia termasuk nggak apa-apa..”, pikirku di dalam hati.
“Frans.. lama banget sih.. gantian dong”, teriak Dewi berasal dari luar membuatku langsung tersadar berasal dari lamunanku dan cepat-cepat membilas tubuhku dan nampak berasal dari ruang bilas itu.
Mimik heran berasal dari Dewi kala melihatku nampak berasal dari ruang bilas bersama wajah lemas tidak aku pedulikan dan sambil berjalan menuju ke villa lagi pikiranku melayang-layang dan memikirkan susu dan puting Siska tadi.
Aku tersenyum sendiri dan senantiasa akan berpegang teguh pada pandanganku bahwa sepanjang cewek itu mempunyai dada besar dan montok, maka dapat dipastikan aku akan senantiasa berfantasi mengenai dia sewaktu onani. Dimanapun dan kapanpun dikarenakan sebetulnya seleraku adalah wanita-wanita yang ‘tege’ (tetek gede) layaknya mereka berdua.