Bersetubuh Dengan Penghuni Kos Tempat Tinggal Ku

kenangan.xyz – Sekandal Ngentot ku bersama Penghuni Kos. saya bekerja sebagai pembantu disebuah rumah tangga. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri yang sudah berumur. sebab anak2nya sudah menikah dan tidak tinggal berbarengan mereka, pasangan manula itu menerima kos2an. Yang kos disitu sebatas seorang, Laki-laki umurnya 40 tahunan lah, Doni namanya.
Aku memanggilnya bersama sebutan om Doni, dan dia gak berkeberatan.
Om Doni suka bawa cewek abg ke kamarnya. memang kamarnya terpisah berasal dari bangunan utama di mana pasangan
manula itu tinggal. Dia nampak masuk tidak lewat pintu utama tapi melalui pintu samping disebelah garasi.
Garasinya lumayan besar sehingga muat 2 mobil berjajar, mobil si ayah dan om Doni. Cewek yang dibawa sering ganti-ganti, akan tetapi semuanya cantik sexy. Toket dan pantatnya besar. Kalo sudah dikamar, aku suka
nguping. Terdengar cekikikan, akan tetapi gak lama kemudian terdengar desahan si cewek,
pasti tetapi dientot.
Napsuku berkobar-kobar kalo namun nguping dia ngentot. Tanpa terasa aku sering meremas-remas toketku sendiri yang gak kalah gedenya bersama dengan toket abg nya. Saking napsunya, tanganku sesudah itu merogoh kedalam
CD ku mengilik i tilku sendiri agar tanpa tahu saya terengah2 sendiri didepan kamarnya.
Ketika membasuh kamarnya, saya membuat posisi kordennya sedemikian rupa sehingga saya dapat ngintip kedalam kamar. Dia tidak mengenali bahwa aku bisa ngintip kedalam kamarnya, dan berasal dari media aku ngintip, kegiatan yang dilakukan di ranjang bisa saya menonton bersama dengan jelas.
Suatu malem, aku menonton dia bawa abg lagi ke kamarnya. sesudah mereka masuk kamar, langsung saya ngintip mereka berdua. Dia namun menelanjangi ceweknya, lalu ditelentangkan di ranjangnya. buah dadanya besar, putingnya termasuk besar, berdiri tegak. Jembutnya lebat. Gak lama kemudian dia join dengan ceweknya diranjang, bertelanjang bulat.
Aku terkejut menonton penisnya yang besar dan panjang, sudah berdiri tegak bersama kerasnya. Dibandingkan bersama penis suamiku di kampung, suamiku milik gak datang apa-apanya. ku memang telah menikah, layaknya adat orang kampung, anak cewek masih belasan tahun telah dinikahkan.
Suamiku tetep tinggal didesa Mengerjakan sawah milik bapakku. bersama dengan alasan mencari tambahan, saya bekerja sebagai pembantu di kota. aku pulang kampung gak menentu, bergantung uang yang saya kumpulkan sudah memadai banyak atau belum. gara-gara tinggal misah makanya aku belum hamil, aku terhitung belum harap hamil sebab aku jadi tetap abg juga.
Melanjutkan intipanku, dia udah menancapkan kon tol gedenya di nomer nok ceweknya, si cewek telah terasa mengerang keenakan sebab enjotan kon tol om Doni di no noknya. aku tidak dapat mencegah napsuku, langsung saya ulang kekamar. semua busana aku buka dan saya merasa meremas toketku dan mengilik i tilku sendiri, makin lama lama napsuku jadi memuncak hingga pada akhirnya bersama dengan erangan panjang saya nyampe juga.
Pengen rasanya aku ngerasain kon tolnya nampak masuk di no nokku. lantas tiap-tiap dia membawa abg ke kamar, aku selalu ngintip aktivitasnya dan berakhir dengan terkaparnya aku diranjangku sesudah nyampe
akibat ngilik i til sendiri.
Aku jadi pasang aksi untuk memikat dia. Suatu malem minggu, dia tidak kemana2. saya kenakan busana terusan berasal dari bahan kaus yang ngepas di badan. Agak mini supaya pahaku kelihatan bersama dengan sadar bagian dadanya agak terbuka, aku tidak kenakan bra sehingga toketku yang montok bergerak2 kalo aku berjalan.
Kalo saya membungkuk, toketku seakan mau loncat terlihat berasal dari belahan bajuku di dada. aku make CD yang mini, sebab memanglah semua CDku yang tidak banyak itu mini modelnya, jadi datang yang minim sekali.
“Om, kok ngajak ceweknya”, tanyaku sambil buat persiapan makan malem.
Untuk yang punya tempat tinggal meja makannya terpisah di Ruang utama. Mereka sedang dan pergi menginap dirumah
salah satu anaknya.
“Enggak”, jawabnya sambil menyuap makanan yang kuhidangkan.
Sengaja saya membungkukkan badanku ketika meletakkan lauknya di meja makan. Dia melirik ke arah toketku
yang montok.
“Emangnya om gak pengen”, pancingku lagi.
“Pengen apa”, tanyanya.
“Kan umumnya persis ceweknya, asik2an”, godaku lagi.
“Kamu suka nguping ya”, katanya sambil tersenyum.
“Gak usah nguping termasuk kedengaran kok om, ceweknya keenakan”, jawabku lagi.
Dia diam saja dan meneruskan makannya. saya menambah air minumnya, saat tingkatkan air posisiku agak
membungkuk. Kulihat matanya segera menerobos belahan dadaku dan ‘menjilat’ toketku.
“Kamu montok ya Nes”, katanya, kelihatannya usahaku untuk memancing perhatiannya terasa hadir follow upnya.
“Besar gitu, sering diremes ya Nes”, katanya lagi.
“Siapa yang ngeremes om, paling Ines remes sendiri”, jawabku tetap terang.
“Kok diremes sendiri”, tanyanya.
“Abis gak ada yang ngeremesin sih”, kataku sambil tersenyum menggoda.
“Aku remesin mau enggak”, katanya lagi to the point.
“Ntar ceweknya marah”, kataku.
“Aku gak milik cewek kok”, jawabnya.
“Yang bahagia om bawa itu siapa”, tanyaku.
“Cuma temen, dia pengen saya juga ingin jadilah”, jawabnya.
“Temennya banyak ya om, ceweknya ganti2 terus”, kataku lagi.
“Bosen dong kalo sama juga yang itu2 tetap kan perlu variasi”, jawabnya lagi.
“Mau gak aku remes”.
“Kok om harap ngeremes Ines sih, kan Ines cuma pembantu”, kataku.
“Biar anda pembantu akan tetapi anda gak kalah cantik dan sexi persis abg, lagian kamu tetap abg terhitung kan”,
jawabnya.
Aku tau dia sudah terangsang bersama dengan omongan barusan. saya diam saja, membereskan peralatan makan dan
kubawa ke dapur. demikian juga dengan makanan yang tidak habis dimakan, aku bawa dan simpan di lemari
dapur. saya mencuci peralatan makan.
Dia berdiri dibelakangku, memelukku dan tangannya segera meremes toketku.
“Nes, toket kamu kenceng ya, besar lagi”, katanya sambil terus meremes toketku.
Napsuku sudah berkobar, aku berhenti memncuci peralatan makan dan bersender didadanya menikmati remasan
tangannya di toketku. Tangan satunya segera mengelus pahaku, sedikit demi sedikit tangannya naik dan
terasa bajuku tertarik hingga atas. lantas tangannya ke selangkangan dan jarinya menggesek-gesek
bagian peka ku dari atas CD.
“Nes, sudah basah sekali”, katanya.
“Kamu telah napsu ya”. Mendengar itu saya tambah terangsang dan aku tambah merenggangkan kaki.
Kemudian aku merasakan jarinya menyelinap ke balik cd dan tetap masuk ke nomer nok ku.
“Jembut anda lebat ya Nes, panter napsu kamu besar”, katanya.
Gerakan jarinya sedap sekali, dia pintar memainkan jarinya, apalagi sesudah dia menambah jarinya untuk
masuk ke no nok ku. saya sendiri telah tidak ingat ulang apakah kala itu aku sempat mengeluarkan suara
atau tidak. tangan yang satu tetep meremas-remas toket ku. beberapa kala aku biarkan dia begitu karena
aku juga menjadi enak sekali. lantas saya membalikkan diri dan berhadap-hadapan dengan dia.
Tangannya seperti tergesa-gesa merauk pakaian di ke dua pundak ku dan ditarik ke bawah hingga terbuka dada ku.
Kemudian dia menjilat dan mengisap-isap pentil ku. aku benar benar terangsang dan telah tidak dapat sesuaikan diri lagi saya termasuk terasa gemes dan menggenggam kon tolnya berasal dari atas celananya, terasa telah menegang dan terasa ukurannya besar sekali. Begitu penasaran hingga aku menarik kepalanya yang namun berada di dada ku dan aku cium bertubi-tubi.
Dia aku dorong sedikit-sedikit ke belakang sampai menubruk kursi di belakang nya. kemudian saya paksa duduk dia. Resleting celananya aku membuka dan segera bersama bersama cdnya saya turunkan Dia sekedar diam melihat apa yang aku kerjakan kon tolnya besar dan panjang dan tidak sabar ulang aku untuk menciumnya, menjilat sekitar ujungnya.
Baru sebentar saja sudah jadi cairannya keluar sedikit dari ujungnya. selanjutnya jadi kuemut. menjadi kon tolnya penuh di mulut. namun baru sebentar dia udah minta
segera dilepas gara-gara gak mau terlihat di mulutku.
Setelah aku lepas kon tolnya berasal dari mulut, saya segera naik keatasnya yang sedang duduk di kursi itu. saya juga telah tidak sabar lagi kapan cd di lepaskan termasuk aku tidak ingat ulang kon tolnya aku genggam dan sedikit-sedikit aku masukkan ke no nokku, merasa kon tol yang besar masuk. Dia sedikit menarik nafas ketika kon tolnya masuk.
“Om, enak banget deh kon tolnya…”, kataku. “Kamu dah napsu banget ya Nes”, jawabnya.
Ketika aku terasa gerak, dia berulang-kali mendesah dan memanggil-manggil namaku. aku terhitung tidak bisa menghambat perasaan yang sedap itu dan berkali kali menyebut-nyebut namanya. akhirnya dia tidak tahan juga berdiam diri, segera dia memeluk saya dan membenamkan mukanya ke dadaku. saya cuman akan mengelus-elus rambutnya yang ikal itu.
Berkali-kali kon tolnya aku jepit dan tiap-tiap di jepit, saya terhitung merasakan enak
di dalam nomor nokku. tetapi dia tidak dapat lama-lama, dia bilang udah tidak tahan ulang akan tetapi aku tidak pingin selesai saat ini aku namun memanglah menikmati kon tol besarnya. Dia kuatir pejunya nampak di didalam saya namun aku udah bilang biar muncul di dalam.
Belum sempat saya puas dia selanjutnya ngecret juga mulai beberapa kali pejunya muncul dari kon tolnya. aku diam sampai dia tenang.
“Nes, nikmat banget deh no nokmu. Lebih nikmat berasal dari semua abg yang pernah aku en tot. nomer nokmu kerasa
banget empotannya. anda sudah pengalaman ngempot ya Nes”, katanya terengah.
“Enggak kok om, hanya diajari suami di kampung aja”, jawabku.
“O anda dah kawin toh, panter napsunya besar banget, dah lama gak ngerasain kon tol masuk nomor nok kamu
ya”. katanya sambil tersenyum.
Aku bangkit dari pangkuannya. merasa pejunya mengalir terlihat dari no nokku. Dia segera menarik aku
kekamarnya.
“Terusin di kamarku ya Nes”, katanya.
Terasa dia mulai menciumi rambut ku dari belakang dan merasa bibirnya menyentuh kuduk dan berkali kali mengecupnya, aku terasa terangsang ketika itu dan terus dia menciumi punggung ku. tetap dia memegang ke dua lengan ku dan membalikkan badan ku supaya berhadapan. Dia lihat muka ku dari dekat dan salah
satu tangannya memegang dan meremas remas toket aku.
Kemudian dia mencium aku dengan nafsunya dan aku pun menerimanya bersama dengan saling menghisap lidah. saya begitu terangsang hingga jadi no nokku jadi basah. kemudian aku duduk di sarana tidurnya dan konsisten merebahkan diri. kedua kaki saya dia pegang dan perlahan-lahan dia buka sampai selangkangan saya tampak lebar-lebar, kemudian kaki kutekuk.
Sambil menciumi paha ku, sedikit demi sedikit kepalanya tetap naik ke atas. Ciumannya begitu buat saya terangsang dan aku sudah sedikit mendesah, lebih-lebih ketika bibirnya telah dekat benar bersama dengan selangkangan. kemudian dia berkata
“Nes, udah basah sekali…keluar banyak sekali. anda dah napsu kembali ya”. Mendengar itu aku lantas bertambah
terangsang, “Om…jilat…dong…”, desahku.Cerita Sex Terbaru
Mukanya langsung dibenamkannya di selangkangan ku, dan tidak tahan kembali kepalanya saya pegang bersama dengan agak kuat dan aku tekan ke mulut nomer nokku. merasa dia menjadi menjilat dan menciumi lebih kurang i tilku, dan terasa sekali lidahnya bergerak kesana kemari, memanglah nikmat, beberapa kali i tilku dikulumnya.
Tapi diatidak hingga memasukkan lidahnya ke didalam no nokku. Ini nikmat sekali, tidak seperti kon tol, lidahnya merasa layaknya benda hidup yg bergerak berak di didalam no nokku, dia begitu pintar memainkan lidahnya.
Dia naik ke sarana tidur. sesudah itu saya minta membuat perubahan posisi sehingga saya dapat mendekat ke kon tolnya. langsung saya pegang kon tolnya sambil mengelus-elus pangkal kon tolnya. Kepala kontol beberapa kali saya kecup dan di jilat, terutama ujungnya yang hadir belahan tempat cairannya terlihat itu. dengan ujung lidah sedikit ditekan, belahan ujung kon tolnya aku jilat, terasa asin…sedikit-sedikit terlihat cairan yg agak
lengket itu nampak berasal dari ujung kon tolnya.
Terdengar suaranya menahan gara-gara napsu. lantas kepala kontolnya aku kulum dan aku mainkan dengan lidah berkali kali didalam mulut, ujungnya aku hisap seperti
menyedot minuman, kon tolnya berdenyut dan terlihat sedikit cairan berasal dari ujungnya. sementara itu dia terus menjilati no nokku dengan posisi 69. saya masih terlentang dan dia berada di atas.
Tapi konsisten dia memberi kesempatan ke aku bersama dengan membuat perubahan posisi terasa terbalik, aku berada di atas dia. saya jadi lebih bebas mengemut kon tolnya yg berukuran besar itu, terus saya masukkan kemulut hingga semaksimal kali saja air liur sengaja saya keluarkan banyak supaya jadi licin dan gampang mengeluarkan dan
memasukkan kon tolnya kemulut.
Karena telah ngecret, dia bisa bertahan lebih lama sepanjang kuemut. Jilatannyaa di seputar i til juga sedap sekali menjadi beberapa kali jadi jarinya terhitung masuk ke nomer nok, entah berapa jari, akan tetapi yg paham bukan satu jari. gara-gara begitu asyiknya, tidak jadi udara kamar makin panas dikarenakan jendela tidak diakses aku menjadi keringat dari sekitar leher mengalir ke bawah melewati belahan toketku.
Setelah agak lama di dalam posisi 69 kemudian dia mulai bergerak mengubah posisi. Dia mundur ke bawah dan badannya keluar melalui selangkangan kaki. terus dia berlutut di media tidur dan masih minta saya untuk nungging, dia merasa mendekati mulut nomor nok berasal dari arah belakang. pelan-pelan kon tol yg besar itu masuk ke dalam no nokku, mulai agak sulit masuknya, padahal saya udah sangat basah dan licin. saat dia mulai
bergerak memainkan kon tolnya nampak masuk kedalam nomer nok, dia berkata
“Nes….enak sekali ….kecang banget rasanya nomor nok kamu ngeremes kon tolku….”, berkali kali aku jepit kontolnya dan setiap di jepit, tangannya menggenggam pinggul ku lebih kencang lagi hingga kelanjutannya dia menyudahi sendiri posisi ini.
Terus dia membuat perubahan posisi, duduk berhadap-hadapan dan saya layaknya di pangkunya. terasa kon tolnya lebih masuk kedalam saya dan menjadi ujungnya menyentuh bagian yg paling dalam Dia dan saya bersama dengan irama teratur menggerak-gerakkan pinggul masing masing sehingga mulai benar benar nikmat sekali. aku mendesah2 keenakan bersama keras. Badan ku dan om Doni sudah basah bersama keringat.
Kemudian dia mendorong saya supaya saya terlentang di sarana tidur yang udah mulai acak-acakan itu. Posisi sudah bergeser merasa posisi normal dan dia tetap jadi cepat gerakkannya, dan aku bilang ke dia untuk nyampe sama-sama. beberapa ketika kemudian dia ngecret, terasa cairan panas layaknya menyembur ke dalam nomer nokku berkali kali, dan aku pun menyusul nyampe, berkali-kali.
aku jepit kon tol nya sampai merasa badan begitu lemas dan tidak bergerak, semata-mata nafas yang terputus putus layaknya habis lari pagi saja. lantas dia menciumi bibir saya dan sambil berbisik
“terima kasih Nes, nikmat banget. kapan2 kami ngen tot lagi ya”. Dia rebahan di samping ku dan memandang
ke langit langit, lantas saya mengubah posisi miring kesamping menghadap dia,
“Kalo om identik Ines, tetap cewek2 om mo dikemanain”. “Udah datang anda ngapain cari ulang yang lain”,
jawabnya.
Seminggu ini dia menepati janjinya, gak bawa abg ke kamarnya. Malam minggu seterusnya om Doni mengulang ulang memberi saya kenikmatan. pastinya saya tidak menampik ajakannya. Di kamarnya, dia mendekatkan wajahnya perlahan, napas hangatnya menerpa wajahku. saya memejamkan matanya dan perlahan
bibirnya mendarat lembut di bibirku. aku tak menampik kecupan selanjutnya lagi bibirnya mendarat di permukaan bibirku.
Dikecupnya ulang perlahan, dan menjadi melumati bibirku. aku terpejam membalas
lumatannya. Kecupan dan lumatan nya bergerak menjauhi bibirku menjalar selama rahangku, bergeser turun menjelajahi leherku.
Mengecup dan menjilati bersama dengan lidahnya yang kasap konsisten keatas menuju lokasi belakang telinga dan mengulum cuping telingaku dengan lembut. aku memegang erat pergelangan tangannya,
”Om….” desah ku.
Kedua tanganku memperoleh keatas dan merangkul bahu dan lehernya. Ciuman dan lumatan bibirnya makin
bergelora.
”Hmhhhh”, desahku perlahan.
Dia meraih tubuhku dan merebahkannya di sarana tidurnya. lagi lidahnya menjalar berasal dari bibir ranum bergerak menyusuri rahang konsisten mengecup leher bersama bergairah. terus keatas ke balik cuping telinga,
menjilati dan melumati nya.
”Om….” ,rintihku perlahan.
Tangan nya tak tinggal diam menjadi menjalar meraba -elus permukaan toketku yang tetap di balut baju itu. terus turun ke bawah menemukan tepian kaos dan menyelusup kedalam. Meraba- mengelus permukaan kulit
ku bersama dengan jemarinya.
”Mmmhhhh……oohhhh” ulang aku mengerang. pakaianku terasa tersingkap dan bersama dengan cekatan pula jarinya
melepas kait braku dan membebaskan pakaianku melewati kepala.
Dia mengecup pangkal leherku, tetap kebawah, menjilati permukaan ke dua toket montokku bergantian.
Hingga…
”Ahhhh…..om….”,erangku seraya menggeliatkan tubuhku disaat kedua bibirnya mencucupi pentilku.
Bergantian pentil yang kiri dan kanan agar membuatnya mengkilap dikarenakan basah. Kulumannya pada
pentilku yang telah mengeras itu menjadi amat nikmat. ke-2 tanganku mengerumasi rambutnya dan
terkadang menyelusup ke balik kaosnya. Sembari mencucupi ke-2 pentilku tangannya bergerak turun
mengelus kedua pahaku yang ditumbuhi bulu halus. Dia bangkit dan melewatkan kaosnya dan celananya. Kita
kini dalam kondisi nyaris telanjang semata-mata ditutupi CD.
”Om…..ahhhh……..”, erangku tatkala mulutnya mencucupi nomer nokku yang tetap terbalut CD tipis itu.
Kedua tangannya tak tinggal diam mengelus dan merabai ke dua toketku. Jarinya terhitung turun dan mengelus
permukaan paha, menyelinap ke balik karet cdku dan mengurut perlahan.
”Oghhhh.” saya tersentak ketika jemarinya menyelusup ke didalam nomer nokku yang sudah lembab itu.
Mataku membeliak dan menggelinjang dengan napasnya seperti tersedak. seluruh permukaan jatah dalam no
nokku udah basah dan berdenyut-denyut. Gerakan jarinya mengelitik semua pemukaan peka didalamnya. Dia
kembali menarik jarinya yang telah basah dan mencucupi jarinya sendiri membersihkan cairan yang menempel
pada jarinya. Tangannya kembali bergerak mendapatkan karet CDku, menariknya sampai terlepas Begitu juga
CDnya terhitung udah lepas Dia beroleh kedua kaki ku, mengecupi betisku dengan lembut, menjilati dengan
lidahnya yang kasap, turun konsisten ke bawah menjilati paha bagian didalam ke-2 kaki ktu bergantian.
”Om……..”, kembali saya mendesahi ketika bibirnya mendarat pada bukit nomer nokku yang diliputi jembut yang
lebat.
”Nikmati aja” , ujarnya.
Lidahnya menjilati permukaan nomor nokku dan mendesak masuk lebih dalam ”Aahhhhh …ohhhhhhh” ,erangku lagi.
Menemukan i tilku disana langsung dijilat bersama dengan hisapan bertubi-tubi. Pinggulku bergerak-gerak gelisah
mengimbangi serbuan lidahnya. kedua tanganku menggerumasi rambut nya dan mengutamakan kepalanya.
”Om………..uhhhhhhhh” aku melenguh kembali.
Seluruh permukaan proporsi di dalam no nokku itu udah basah bersama dengan aroma khas yang semakin membangkitkan
napsunya. Jilatan dan hisapan yang dilakukannya bikin aku menggerinjal hebat, menggeliat-geliat di
bawah tekanan kedua tangannya antara pinggulku. Gelombang demi gelombang nikmat makin lama bergelora menyeret
dirikua hingga tak tertahankan lagi.
”Om .ooohhhhhh” ,jeritku ketika aku nyampe.
Tubuhku melenting, ke-2 tanganku mencengkeram bahunya bersama dengan kuat. beberapa menit kondisi itu
berlangsung. Dia mengabaikan aku menikmatinya.
Dia merangkak naik perlahan, merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Bergoyang ke kanan dan kekiri
menyibakkan ke-2 paha ku yang secara naluriah membuka tunjukkan area antara pinggulnya untuk merapat.
Aku membuka mataku, napasku tetap memburu bersama keringat pada kening dan toketku.
”Om, nikmat banget deh, padahal belum dien tot”, kataku lirih. ”Nikmati saja Nes…” ujarnya.
Sambil tersenyum aku menarik kepalanya kearahku, kulumat dengan ganas bibirnya. Dia kembali bergerak
menggosok kon tolnya menelusuri permukaan nomor nokku. Maju – mundur.
”Ohhh……om…………ya disana…” lagi saya melenguh dikarenakan gerakannya.Cerita Sex Terbaru
Kedua tanganku yang tadi memeluk lehernya turun ke bawah dan mencengkeram pinggulnya. Kutekan inggulnya
kebawah lebih kuat dan ke dua kakiku mengunci di belakang pinggangnya .Dia tetap bergerak maju mundur
menggesekkan kon tolnya ke nomer nokku. Naluriah aku bergerak selaras gerakannya. Sesekali kepala kon
tolnya menusuk…
”Ohh…..” desis ku karenanya.
Dia mengangkat tubuhnya hingga duduk berselonjor. Menarik pinggulku menumpu paha kedua kakinya. Kedua
kakiku menekuk di sisi tubuhnya didalam posisi tetap berbaring. nomor nokku makin terkuak. Seraya
menggenggam pinggulku, bersama tangan kirinya dia mengarahkan kon tolnya pas pada no nokku. Dengan
memegang batang kon tolnya dia mendorong kedepan…..
”Om..”, desahku lirih. Dia mendorong kembali tak terlampau dalam semata-mata kepalanya yang menyeruak no
nokku. aku memegang lengannya menahankan stimulan yang terlampau jauh. Dia bergerak… bersama dengan jarinya yang
menggenggam kon tolnya untuk menghalangi sekedar ujungnya saja yang masuk, dia menggerakkan kon tolnya
keluar masuk nomer nokku.
”Ooooohhhh……..,ohhhh….!!” , desahku keras.
Pinggulku turut menggerinjal mengimbangi gerakan kepala kon tolnya. Dia mengelus lututku dengan perlahan.
”Oooohhh……om…”, saya merintih berulang kali.
Aku enggerakkan pinggulku, bergoyang dan berputar- putar. Gerakan itu menyebabkan nomer nokku yang telah
basah itu serasa di aduk – aduk oleh kepala kon tolnya.
”Om…”,panggilku lirih.
”Hmm…”, dia hanya menggumam,
“Kenapa?”.
“Rasanya semakin nikmat om”, erangku lagi.
“om..”, jeritku kecil seraya memutar pinggulku perlahan.
Tubuhku bergetar, pahaku mengejang. Perlahan kon tolnya tenggelam mili demi mili di telan no nokku. aku
mencoba duduk, memeluk ketat lehernya, menggigit kecil pundaknya dan mendesakkan tubuhku turun, hingga
seluruh kon tolnya terbenam utuh.
”Aah”, jeritku.
Langsung saya merebah ambruk menyeret tubuhnya. kedua kakiku segera kursilangkan di belakang mengunci
pantatnya. dengan napas tersengal – sengal kami berbaring menempel erat. Dia mengangkat wajahnya menatap
wajahku yang berpeluh. aku mengecup keningnya,
“om, tuntaskan dong”, pintaku lirih. nomer nokku jadi mencengkeram erat kon tolnya.
Dia bergerak naik hingga kon tolnya lepas lagi dari cekalan nomer nokku.
”Mmmhhh…uhf”, dia mendesis.
Kedua tangannya bergerak turun mendapatkan ke-2 pahaku, ditariknya kedua kakiku keatas melewati
lengannya, mengunci ke dua lututku bersama dengan lengan dan sikunya. supaya pinggulku mengangkat menguakkan no
nokku.
“Om, .lagi…lagi………terusskan sekarang……!”,pintaku parau.
”Bener ini…? ”, tanyanya kurang yakin.
”Sekaraaanng……..om, ssekaraaang, Ines ga…tahann..ayoo..!” ,rengekku kembali seraya menghimpit pantatnya kearah
tubuhku lebih erat.
”Ayo….om”, rintihku tatkala dia menempelkan kepala kon tolnya ke permukaan no nokku dan bersiap
mendorong……. Ujung kon tolnya yang tegak berasal dari tadi mendesak masuk.
Aku coba menolong mempermudah bersama dengan menggerakkan pinggulku. Dia bersama sabar menanti menekan
pelan, benar-benar pelan.
”Ohh……….om…….”, aku lagi mengerang.
Dia menghentikan tekanan. Diiringi jeritanku dan tancapan kukuku ke punggungnya, kepala kon tolnya
kembali membelah no nokku. ke-2 bola mataku membeliak. tubuhku menggigil dan cengkeraman ke dua tanganku
semakin kuat antara pantatnya.
”Ahhhhhh………………!!!” ,rintihku.
Tubuhku mengejang, kepalaku mendongak tatkala dia bergerak mendorong perlahan. Matakuu membeliak
menikmati mili demi mili masuknya kon tolnya ke nomer nokku. Dia lagi mendorong pinggulnya dengan
perlahan membenamkan seluruh kon tol besarnya ke didalam nomer nokku. Dia merasa bergerak perlahan naik turun,
merasakan jepitan dan denyutan nomor nokku mengurut dan memijat kon tolnya.
”Om…”, erangku makin keras tak beraturan lagi.
Tubuhku yang udah berkeringat di sana sini mengelinjang-gelinjang bersama hebat ditingkahi gerakan naik
turun tubuhnya diatasku. Kaki kananku terlepas dari siku Dino dan mengunci ke belakang pinggangnya.
Terkadang dia berhenti sejenak, tetapi bersama mengedan mendenyut-denyutkan kon tolnya di dalam no nokku
menimbulkan variasi tekanan yang tidak sama – beda pada permukaan no nokku. Peluh telah bercucuran
membasahi tubuh kami.
”Ohhh,…….ahhhhhh,………….”,jerit ku tiap tiap denyut-denyut kon tolnya dalam tubuhku menyentuh pusat birahiku.
”Lagiii…..teruss……..ahh…..”. Dia tetap bergerak naik turun diatas tubuhku, saya merasakan nikmat yang
luar biasa tiap-tiap kali kon tolnya menghunjam.
Tubuhku merasa menggigil dan dia paham aku nyaris nyampe. Diapun memacu gerakan memompanya, kon tolnya
menghunjam terlihat nomor nokku makin lama cepat.
”Ya om…………ohhh..Ines ’ga tahan…lagiii…”, jeritku parau
”Ahhhhhhhh……………………….Om………..Ines nyampe om…ohh” ,jeritku.
BAca juga Cerita Sex Tante Nakal
Aku melengkungkan punggungku, ke-2 pahaku mengejang dan juga menjepit bersama dengan kencang, seluruhan badanku
berkelojotan dan nafasku tersengal-sengal. saya terasa lemas seakan-akan semua tulangku copot. Aku
kelojotan di bawah dengan ke dua tanganku memeluk ketat dan kakiku terkangkang lebar dengan kon tolnya
masih terjepit didalam no nokku. nomor nokku berdenyut – denyut dengan cepat, berkontraksi mengurut kon
tolnya. Mataku membeliak, tubuhku melenting dan kucengkeram pantatnya, menekannya dengan kuat kearah
tubuhku. Dia bergerak tambah cepat meskipun jadi susah karena kuncian tanganku. makin cepat menghunjam
dan akhirnya tak tertahankan lagi bersama dengan suatu sentakan menghimpit keras kon tolnya menyentuh basic no
nokku,
“Oughhh………..” ,seraya menggeram dia ngecret, beberapa kali menyemburkan peju kentalnya didalam no nokku.
Berkali-kali semburan itu terulang hingga energi semburnya melemah dan mereda, selanjutnya tubuhnya ambruk diatas
tubuhku. sesudah mereda dia menggeliat menjatuhkan tubuhnya ke sisiku. Berdua kita terdiam sementara Aku
bergerak mengecup mudah pipinya.
”Makasih om…………, gile beneerrr…..” pujiku.
”Apanya yang terimakasih” ujarnya sambil merapihkan rambut yang jatuh di wajahku.
”Terus terang om, nikmatnya lebih berasal dari disaat kami ngen tot minggu yang lantas Wuihhh….bukan main
rasanya”,imbuhku lagi.
”Kapan-kapan kembali ya om?.”pintaku memohon. Dia tak menjawab dan sebatas menjatuhkan kecupan antara kedua mataku.