Ichel Yang Cantik Dan Tubuhnya Yang Seksi
kenangan.xyz, Ichel Yang Cantik – Selamat malam teruntuk anda yang kemungkinan waktu ini sedang merebahkan diri, membiarkan penat dari segala penat dan kejenuhan hari. Tinggalkan sejenak tumpukan kertas di meja kerjamu, tenang saja, mari berbincang tentangku dan berkenaan maumu. Okay, mari kita mulai!
Perkenalkan, saya chelsia, anda boleh panggil saya chel, ichel, atau chelsi. Aku lahir dan besar di Bandung, namun sebab alasan pekerjaan, saat ini saya tinggal di salah satu kota kecil disekitar Ibu Kota. Sudah nyaris tiga th. saya disini dan semua terjadi baik, dari jadi pekerjaan, pertemanan, kehidupan sosialku, sampai pertalian dengan pacarku semua terjadi layaknya biasa. Namun, kondisi jadi berubah kala saya mengenal seorang pria yang kutemui dari salah satu fasilitas sosial “pencarian jodoh”.
ring~
Kulihat notifikasi hpku, dan kudapatkan *matched* dengan Hendy.
Mulanya ku abaikan sampai selanjutnya dia memulai percakapan.
“hi chel”, katanya
“hallo kak” kujawab
“tinggal dimana”, tanyanya
“di ***** kak, anda sendiri?”
“oh deket, saya tinggal di ****** ***”
“kenapa main ****** kak? cari pacar ya? hhehe..”, tanyaku penasaran
“hehe.. membuat cari temen dulu”, jawabnya
Percakapan sederhana itu berlanjut dengan mengupas pekerjaan, kesukaan, dan bahasan lain yang biasa dilakukan orang yang baru kenalan. Obrolan kita tidak intens yang didalam satu waktu mampu bahas banyak hal, lebih-lebih dia model orang yang pendiam dan tidak banyak omong, jadi kita saling membalas dengan jeda sehari atau 1/2 hari tergantung kapan masing-masing dari kita buka aplikasinya. Saat itu saya membuat analisis sendiri jikalau kita dipastikan tidak klop, dia orangnya tidak suka di ganggu tetapi saya tidak suka di-cuek-in, dia suka bacaan berat layaknya buku-buku berkenaan investasi dan riset apa pun itu, wajar sih dia dulunya kuliah di jurusan jurnalist dan memang passionnya membaca dan menulis, nah.. tetapi aku, jangankan baca begituan, baca novelpun bosenan, novel Dilan 1991 pun baru setengahnya saya baca dan gak dilanjut. Aku lebih suka menyaksikan dan jalan-jalan di waktu waktu luang ketimbang membaca. Anehnya yang paling buatku tidak percaya, dia bilang jikalau dia gak suka musik, “hah? serius? cowok gak suka musik?” Padahal saya suka menyanyi dan menghendaki ada cowok yang mampu mengiringi, ya.. sekurang-kurangnya main gitar lah. Tapi ya sudahlah biarkan saja, memadai membuat nambah kenalan saja, pikirku tanpa tau apa yang akan terjadi.
****
Suatu hari, kala hendak bangun dan bersiap jadi anak kostan yang rajin, kudapati sakit di kepalaku dan rasa mual termasuk perih berkumpul diperutku, “fix maag ku kambuh” kataku. Saat itu sedang libur nasional, pacarku sedang kerja lembur dan dia telah berangkat dari jam 7 pagi sebab ada jadwal piket di kantornya. Aku bilang padanya jikalau saya sakit, dan dia menunjukan rasa khawatirnya dengan menyuruhku pesan ojek online dan segera pergi ke klinik. Duh, rasa malas pergi sendiri itu menghambat saya beranjak dari area tidur. Alhasil saya hanya menggunakan waktu dengan tiduran saja. Kemudian, lamunanku tertuju ke Hendy, mengingat semalam kita sempat video call, dan omongannya jadi nakal,
“chel, bibir anda sexy ya”, katanya
“masa sih, biasa aja ah..”, jawabku
“iya ingin nyium”, ucapnya sambil senyum malu
Pikirku dia bercanda, namun lihat senyumnya yang sungguh memikat hati itu, akupun jadi tersenyum malu.
“hhmm.. yauda sini jikalau mau”, jawabku bercanda
Tanpa ada jeda, dia segera menjawab,
“mau review dong chel..”, pintanya sambil lagi-lagi tunjukkan senyum malunya itu
“hah? review apa dy?”, tanyaku agak sedikit kaget
“liat itu chel”, sambil matanya melirik ke dadaku
Wajar waktu itu memang dadaku keluar menonjol sebab saya didalam posisi terlentang kenakan tanktop warna hijau muda dengan renda dibagian atasnya, renda itu membuatnya keluar sedikit menerawang.
Kemudian, Spontan ku jawab, “hhmmm apaan sih kamu, jangan ah, saya bukan orang kaya gitu”.
“Oh, iya deh maaf ya chel”, jawabnya
“Iya, gak apa-apa”, ucapku
“Tapi ingin liat”, tambahnya sambil menunjukan ekspresi muka layaknya anak kecil yang gak dibeliin balon
Sambil memandangi wajahnya, sekejap saya berpikir kenapa ini cowok ko lucu ya. Sungguh diluar ekspektasi, yang kupikir dia itu kutu buku, autis, gak asik, taunya…nakal juga. Karena dicermati dari muka dan perawakannya, dia keluar layaknya anak baik-baik dan “gak begitu” ke cewek apalagi yang baru dikenalinya.
Lalu ku jawab dengan ketawa saja, menghendaki dia diam dan menyerah.
“Sedikiiiiit aja chel, penasaran”, ternyata tetap berusaha
Spontan saya jadi mengidamkan menggodanya, dengan mata genitku, ku pegang payudara sebelah kiriku sambil berbicara “hhmmm…yang ini?”.
Anggukannya menjawab “iya”. Ku turunkan tali tanktop sebelah kiriku sampai 1/2 bra-ku terlihat, ku turunkan ulang sampai bra sebelah kiriku keluar sepenuhnya. Aku waktu itu didalam kondisi kenakan bra warna abu-abu dengan renda hijau tosca yang mana cupnya tidak seutuhnya menutupi payudaraku, sehingga Hendy mampu lihat belahan dada dan sebagian kecil payudaraku.
“Buka lagi….”, dengan nada pelan dan sedikit manja
“hhmmm maunyaaa…”, jawabku
“mauuu, penasaran…”, ucapnya
Langsung ku tarik ulang bajuku layaknya semula, dan membereskannya sebagai isyarat saya tidak berkenan tunjukkan lebih. Hendy jelas maksudku, sehingga dia berhenti meminta. Setelah itu, kita berbincang sedikit berkenaan hal lain, sambil sesekali mengupas kapan ketemu yang memang tidak mampu ku jawab, ya..karena pacarku model satpam yang kudu senantiasa tau sedang apa, dimana, dan dengan siapa, hehehe namun kemungkinan dia layaknya itu sebab tidak berkenan kehilangan.
Setelah selesai mengobrol via video call, saya segera pergi ke kamar mandi untuk menghapus makeup dan bersih-bersih, lantas ulang ke kamar dan menyita bantal untuk segera tidur. Mendadak hasratku naik, payudaraku mengencang dengan leluasa tidak terhambat bra. Teringat keinginan Hendy tadi, saya jadi mengidamkan bertanya kepadanya, kuambil HP dan kuberanikan untuk bertanya,
“Dy… saya berkenan tanya mirip kamu..”
Dalam hitungan menit dia membalas, “Tanya apa chel?”
“Emang anda beneran berkenan review punyaku? nanti anda kecewa soalnya badanku bukan model kamu, punyaku kan kecil “, dengan modal emoticon sedih ku cobalah kirim dan menghendaki risau dengan responnya
Sungguh suatu hal yang wajar kala perempuan tidak percaya diri dengan badannya yang kurus apalagi dengan dada kecil. Pikirannya layaknya tidak akan ada lelaki yang tertarik dengannya, kalaupun ada tentu tidak percaya mampu memuaskan lelaki itu. Perawakanku termasuk kecil, tinggi 159 dengan berat badan 48kg, terbayang telah kecilnya payudaraku.
Penantian dan keraguanku hilang waktu kubaca chat balasannya, dia menjawab dengan lantangnya,
“Kata siapa?! Sok tau, justru saya suka yang model kaya kamu, soalnya biar mudah di gendong, hehe…”
Seketika saya tersenyum suka membaca chatnya sambil meremas-remas payudaraku dengan riang, mengayalkan bagaimana raut muka Hendy waktu dia lihat langsung. Baru kali ini saya jadi ada yang menghargai tubuhku, ya.. sebab pada mulanya akupun tidak berani tunjukkan anggota sensitifku kepada lelaki tak sekedar pacarku. Iya..Pacarku yang beruntung, yang kudu menerima bagaimanapun wanitanya, sehingga membuatnya nyaman walaupun dengan kekurangannya, lebih-lebih pacarku tidak dulu mengomentari hal itu.
Ku hanya mampu menjawab menerima kasih ke Hendy, dan coba tidur dengan raut muka suka namun termasuk malu. Hehehe… Selalu pipiku memerah di peristiwa layaknya ini.