Jaman Sekarang Sangat Mudah Mendapat Perawan

kenangan.xyz – Cerita Pacaran Jaman Sekarang | ini bermula saat aku berkenalan bersama dengan seorang cowok, sebut saja namanya Muki. Orangnya tampan, tinggi kurang lebih 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya cocok bersama dengan pria idamanku.
Perbedaan umur kami kurang lebih 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari kampus swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan terhadap saat aku sedang buat persiapan acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku.
SMA ku di kawasan Jakarta Barat. Dan terhadap saat itu Muki sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada saat itu Muki cuma melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah.
Oh ya, sampai lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan nama panggilanku Maya. Aku baru berusia 18 th. (SMA kelas III). Tinggiku cukup kurang lebih 168 cm dan warna kulitku kuning bersih. Rambutku pendek sebahu, dan dadaku tidak terlampau besar dan tidak terlampau kecil juga. Sangat proporsional pada tinggi dan berat badanku.
Kata orang-orang aku terlampau cocok untuk seorang model. Dan aku belum membawa pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan seluruh perempuan. Kakak-kakakku seluruh sudah membawa pacar, kalau adikku yang paling kecil kelas dua SMP. OK dilanjut ya …
Akhirnya terhadap saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan terhadap saat kenalan selanjutnya kami sempat menggantikan nomor telepon rumah. Kira -kira tiga hari kemudian, Muki menelepon ke rumahku.
“Hallo selamat sore, sanggup bicara bersama dengan Maya, ini dari Muki.”
“Ada apa, kok tumben senang nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.”
“Gimana kabar kamu, mana bisa saja aku lupa. Hmm, May ada acara nggak malam minggu ini.”
Aku sempat kaget Muki mengajakku nampak malam minggu ini. Padahal baru lebih dari satu hari ini kenalan tetapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini sebenarnya idamanku kok.
“Hmmm… belum tau, bisa saja nggak ada, dan bisa saja juga ada,” jawabku.
“Kenapa sanggup begitu,” balas Muki.
“Ya, kalaupun ada sanggup dibatalin sekiranya anda ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan bakal nggak menerima telepon anda lagi,” balasku lagi.
“Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kami jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”
Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata tempat tinggal Muki tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung bersama dengan saat bukan jarak.
Tepat hari sabtu sore, Muki berkunjung bersama dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan bersama dengan orang rumah, selanjutnya kami meninggalkan tempat tinggal dan belum menyadari senang menuju ke mana.
Di didalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Muki menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.
“May, anda cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Muki mesra.
“Muk, apa kami baru aja kenalan, dan anda belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa anda sebenarnya, jangan-jangan anda sudah mempunyai pacar.”
“Kalo aku sudah mempunyai pacar, sudah tentu malam minggu ini aku ke daerah pacarku.”
“Muk, terus terang semenjak pertama kali melihat anda aku langsung tertarik.”
Tiba-tiba tangan Muki memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga May, begitu melihat anda langsung tertarik.”
Dan Muki menarik tanganku sampai badanku ikut tertarik, lantas Muki memelukku erat-erat dan mencium rambutku sampai telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Muki sudah ada di depan mataku.
Dan pelan-pelan Muki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki.
Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Muki dan mencium bibirnya. Ciuman Muki sepertinya sudah pakar sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Muki terasa meraba kurang lebih dadaku.
“Jangan Muk, aku tidak senang secepat ini, ulang pula kami melakukannya di depan jalan, aku malu Muk,” jawabku.
Sebenarnya aku mengidamkan dadaku diremas oleh Muki sebab aku sudah mengidam-idamkan dan sudah berkhayal apa yang bakal terjadi berikutnya.
“May, bagaimana kalau kami nonton aja. Sekarang tetap jam setengah delapan dan film tetap ada kok.”
Akhirnya aku setuju. Di didalam bioskop kami melacak daerah posisi yang paling bawah. Muki sepertinya sudah terlampau pengalaman didalam menentukan daerah duduk. Dan begitu film diputar, Muki langsung melumat bibirku yang tipis.
Lidah kami saling berkompetisi dan aku membebaskan tangan Muki meraba di kurang lebih dadaku. Walaupun tetap ditutupi bersama dengan baju.
Tiba-tiba Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, anda memicu nafsuku naik.”
“Aku juga Muk,” balasku manja.
Dan Muki menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Muki sudah terlampau tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan peluang yang pertama kali ini.
“Teruskan may, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Muki sudah berhasil terhubung bajuku. Kebetulan saat itu aku Mengenakan kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlampau kesusahan untuk membukanya. Kebetulan aku Mengenakan BH yang diakses dari depan.
Akhirnya tangan Muki berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Muki meremasnya bersama dengan lembut sekali dan sekali-kali Muki memegang puting susuku yang sudah keras.
“Teruskan Muk, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah terhubung reitsleting celananya, yang terhadap saat itu Mengenakan celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Muki untuk memasuki celana didalam yang dipakainya.
Dan sesaat sesudah itu aku sudah meremas-remas penis Muki yang terlampau besar. Kami saling nikmati kondisi di bioskop saat itu. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu bersama dengan cepat. Dan selanjutnya kami nampak bersama dengan perasaan kecewa.
“Kita langsung pulang ya May sudah malam,” pinta Muki.
“Muk, sebenarnya aku belum senang pulang, lagian umumnya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, saat ini tetap jam 10:15, kami keliling-keliling pernah ya.” bisikku mesra.
Sebenarnya didalam hatiku mengidamkan sekali mengulang apa yang sudah kami melaksanakan tadi di didalam bioskop. Namun rasanya tidak enak sekiranya kukatakan terhadap Muki. Mudah-mudahan Muki menyadari apa yang kuinginkan.
“Ya, sudah kami jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang ulang bingung juga,” balas Muki bersama dengan suara gembira. Sampai di senayan, Muki memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya.
Dan sehabis Muki menghentikan mobilnya, tiba-tiba Muki langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Muki begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah saat yang kutunggu-tunggu.
Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami melaksanakan memicu gairah kami tidak terbendung lagi.
Tiba-tiba Muki membebaskan ciumannya. “May, aku mengidamkan mencium susumu, bolehkan..” Tanpa bicara sedikit pun aku terhubung kancing kemejaku dan terhubung kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang terlampau luas di depan mata Muki.
Dan kulihat Muki begitu perhatikan wujud bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tetapi aku sudah tidak sabar ulang untuk dicium oleh seorang lelaki.
“May, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Muki.
“Iya, Muk, baru anda yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja.
Tak lama kemudian, Muki bersama dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah saat yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik terhadap saat itu.
“Jangan berhenti Muk, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Muki untuk terhubung reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Muki mengajak rubah daerah duduk dan kami pun rubah di daerah duduk belakang.
Sepertinya di belakang kami sanggup bersama dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepaskan oleh Muki dan yang tertinggal cuma BH yang tetap menggantung di lenganku. Reitsleting celana Muki sudah terbuka dan tiba-tiba Muki menurunkan celananya dan nampak menyadari ada tonjolan di didalam celana didalam Muki.
Dan Muki menurunkan celana dalamnya. Terlihat menyadari sekali penis Muki yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak membebaskan peluang tersebut. Muki tetap terus menjilati susuku dan sekali-kali Muki menggigit puting susuku.
“Muk, teruskan ya… jilat aja Muk, sesukamu..” desahku tak karuan.
Sementara aku tetap terus memegang penis Muki. Dan sepertinya Muki jadi bernafsu bersama dengan permainan seksnya. Akhirnya Muki sudah tidak tahan lagi.
“May, anda isap punyaku ya… senang nggak?”
“Isap bagaimana..”
“Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”
Sebenarnya aku tetap bingung, tetapi sebab penasaran apa yang dimaui Muki, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Muki memengaruhi posisi duduknya, Muki menurunkan kepalaku sampai aku berhadapan langsung bersama dengan kepunyaan Muki.
“Muk, besar sekali punyamu.”
“Langsung aja may, aku sudah tidak tahan..”
Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Muki. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap didalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik didalam mulutku kepunyaan Muki. Sekali-kali kujilati bersama dengan lidahku.
Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Muki. Aku sebenarnya nikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi ulang seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Muki aku jilatin terus. Ah… terlampau nikmat.
Sekitar lima menit aku nikmati permainan mempunyai Muki, tiba-tiba, Muki menghindar kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus May, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama sehabis itu, Muki mengerang keenakan dan tanpa sadar, nampak cairan berwarna putih dari penis Muki.
Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam kondisi tetap keluar, aku tidak sanggup membebaskan penis Muki dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang nampak dari penis Muki. Ah… rasa dan aromanya membuatku mengidamkan terus nikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak sanggup membebaskan kepalaku sebab ditahan oleh Muki.
Aku terus melanjutkan isapanku dan aku cuma sanggup melebarkan mulutmu dan lebih dari satu cairan yang nampak tertelan di mulutku. Dan Muki nampak sudah enak sekali dan membebaskan tangannya dari kepalaku.
“May, aku sudah keluar, banyak ya..”
“Banyak sekali Muk, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, sebab aku belum biasa.”
“Tidak apa-apa May..”
Kemudian Muki mengambil alih cairan yang terbuang di kurang lebih penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun perhatikan kelakuan Muki. Dan Muki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Muki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji bakal ketemu lagi.
Malamnya entah mengapa aku terlampau sukar sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang bakal kulakukan ulang bersama dengan Muki esoknya.Dan, malam itu aku tetap teringat bakal penis Muki yang besar dan aroma sperma serta mengidamkan rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi ulang peristiwa malam itu.
Besoknya bersama dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku selanjutnya sanggup nampak rumah.Akhirnya cocok jam yang sudah ditentukan, Muki menjemputku dan Muki membawaku ke suatu daerah yang tetap teramat asing buatku.
“Tempat apa ini Muk,” tanyaku.
“May, ini daerah kencan, daripada kami kencan di mobil lebih bagus kami ke sini aja, dan lebih safe dan pastinya lebih leluasa. Kamu mau.”
“Entahlah Muk, aku tetap was-was daerah seperti ini.”
“Kamu jangan takut, kami tidak nampak dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kami pesan.”
Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu cuma ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi bersama dengan shower, dan TV 21, dan daerah tidur untuk kapasitas dua orang.
“Maya, kami santai di sini aja ya… bisa saja sampai sore atau kami pulang sehabis magrib nanti, anda mau..” pinta Muki.
“Aku setuju saja Muk, terserah kamu.”
Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Muki membaringkan badanku di daerah tidur. “May, anda senang kan melakukannya sekali ulang untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang bakal kami melaksanakan berikutnya.
Muki berdiri di depanku, dan membebaskan kancing kemejanya satu persatu, dan terhubung celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali ulang dan saat ini lebih menyadari ulang kepunyaan Muki daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Muki lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, didalam saat itu juga Muki sudah nampak bugil di depanku.
Muki memelukku erat-erat dan membangunkanku dari daerah tidur. Sambil mencium bibirku, Muki menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil membebaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Muki mengelus susuku yang sudah keras.
Dan lama -kelamaan tangan Muki sudah mencapai reitstleting celanaku dan terhubung celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku tetap posisi berdiri, dan Muki jongkok tepat di depan vaginaku. Muki memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.
“May, bodi anda bagus sekali.”
Muki sekali ulang perhatikan bulu-bulu yang tidak terlampau lebat dan menciumi aroma vaginaku.
“May, sekiranya hari ini perawanmu hilang, anda bagaimana.”
“Terserah anda Muk, aku tidak peduli berkenaan perawanku, aku mengidamkan nikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..” Akhirnya aku pasrah apa yang dilaksanakan oleh Muki. Kemudian Muki meniduriku yang sudah tidak Mengenakan apa-apa lagi.
Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan ulang pada kami. Muki bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Muki. Kami melakukannya sama-sama bersama dengan nafsu kami yang terlampau besar.
Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti jalinan suami istri. Muki menciumi seluruh tubuhku terasa dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Muki sampai di vaginaku yang sudah terlampau basah, terasa olehku Muki terhubung lebar vaginaku bersama dengan jari-jarinya.
Ah… nikmat sekali. Seandainya aku menyadari senikmat ini, mengidamkan kulakukan dari dulu. Ternyata Muki sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar.
Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Muki sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah terlampau enak sekali. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik. Muki sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku.
Akhirnya bersama dengan nafsu yang sudah tidak sanggup kutahan lagi, kukatakan terhadap Muki. “Muk, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan -pelan,” pintaku. Muki lantas bangkit dari arah bawah.
Dan menciumi bibirku. “May, anda sudah siap aku masukkan, apa anda tidak menyesal nantinya.” “Tidak Muk, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”Lalu Muki melebarkan kakiku dan nampak menyadari sekali mempunyai Muki yang terlampau besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku.
Vaginaku sudah basah sekali. Dan kubimbing penis Muki agar tepat masuk di lubang vaginaku.
Pertama-tama sebenarnya agak sakit, tetapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa ulang bakal sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan stimulan pelan dan pelan sekali, selanjutnya mempunyai Muki berhasil masuk ke didalam lorong kenikmatanku.
“Oh… enak sekali,” jeritku.
Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh bersama dengan penis besar kepunyaan Muki. Dengan sekali tekan dan stimulan yang terlampau keras dari penis Muki, memicu hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, anda sudah tidak perawan lagi.”
“Ngga apa-apa Muk, jangan dilepaskan pernah ya…”
“Terus Muk, goyang lebih kencang, aku enak sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Muki di atas, kami melakukannya lama sekali. Muki terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Muki tetap terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama nampak juga.
“Muki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku senang keluar.”
“Keluarin terus May, aku tidak bakal membebaskan punyaku.”
“Muk, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku nampak Muk, aku keluar.. nampak Muk..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Muki langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya.
Akhirnya aku nikmati kehangatan mempunyai Muki dan aku tetap memeluk badan Muki. Walaupun udara di kamar itu terlampau dingin, tetapi udara yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
“May, aku tetap senang lagi, tidak bakal kulepaskan… saat ini aku senang posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.”
Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Muki sanggup terlampau menyadari mengisap punyaku. Dan nampak kliotorisku yang terlampau besar dan panjang.
“May punyamu lebar sekali.”
“Isap terus Muk, aku mengidamkan mengeluarkan sekali ulang dan berkali-kali.”
Aku terus mengisap mempunyai Muki saat Muki terus menjilati vaginaku dan kami melakukannya terlampau lama sekali. Penis Muki yang sudah terlampau keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Muki di vaginaku juga membuatku terlampau terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak mengidamkan kuakhiri.
“Muk… aku senang nampak lagi… aku tidak tahan ulang honey…”
“Tahan sebentar May, aku juga senang keluar..”
Tiba-tiba Muki langsung memengaruhi posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Muki melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Muki mengidamkan memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali ulang Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun tetap agak sulit, tetapi selanjutnya lorong kenikmatanku sanggup dimasuki oleh penis Muki yang besar.
“Dorong yang keras Muk, lebih keras lagi,” desahku. Muki menggoyangan badannya lebih cepat lagi.
“Iya Muk, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku senang melakukannya terusmenerus denganmu..”
“May, aku sudah tidak tahan lagi… aku senang keluar…”
“Aku juga Muk, sedikit lagi, kami nampak serupa -sama ya… aaa..”
“May… aku keluar..”
“Aku juga Muk… aaa… aa… terasa Muk, terasa sekali hangat spermamu..”
“Aduh, May… goyang terus May, punyaku ulang keluar…”
“Aduh Muk… enak sekali…”
Bibirku langsung menciumi bibir Muki yang ulang dipuncak kenikmatan. Tak lama sesudah itu kami sama-sama terdiam dan tetap didalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak sanggup diukur.
“May… spermaku saat ini ada di didalam punyamu.”
“Ia Muk…”
Tidak lama kemudian, Muki bersihkan cairan spermanya di vaginaku.
“May, kalo anda hamil, aku senang bertanggungjawab.”
“Iya Muk..” jawabku singkat.
Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali nampak terhadap saat Muki menjilati vaginaku dan sekali ulang terhadap saat Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Muki pun mengalami hal yang sama.
Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami cuma sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak menyadari kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak senang berhenti.
Kalau dihitung-hitung didalam melaksanakan jalinan badan, aku sudah nampak 8 kali orgasme. Dan kalau cuma cuman diisap oleh Muki cuma 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Muki sudah 7 kali.
Malamnya tepat jam 8.30 kami nampak dari penginapan. Padahal kalau dipikir-pikir, cuma didalam saat dua hari saja aku sudah membebaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai saat ini hubunganku bersama dengan Muki bukan sifatnya pacaran, tetapi cuma bersifat untuk memuaskan nafsu saja.
Dan, baru kali ini aku sanggup merasakan tidur yang terlampau pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku kudu sekolah seperti biasa dan pastinya bersama dengan perasaan senang dan mengidamkan melakukannya berkali-kali. Seperti biasa tiap tiap tanggal 20, aku berkunjung bulan. Dan kemarin ini aku tetap dapat. Aku langsung menelepon Muki sepulang dari sekolah.
“Muk, aku sanggup lagi, dan aku tidak hamil.”
“Iya May… syukurlah…”
“Muk, aku mengidamkan melakukannya sekali lagi, anda senang Muk..”
Dan, ternyata kami sanggup melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Muki sambil Muki menyetir mobil yang ulang di jalur tol. Dan sehabis cairan sperma Muki nampak yang pastinya seluruh kutelan, sebab sudah biasa, sehabis itu tangan Muki memainkan vaginaku.
Kadang juga sebelum akan pulang aku tidak ulang mencium bibir Muki, tetapi aku mengisap kepunyaan Muki sebelum akan turun dari mobil, cuma kurang lebih 2 menit, Muki sudah keluar. Dan aku masuk tempat tinggal tetap ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selamanya saling mengeluarkan.
Jika kami mengidamkan melaksanakan jalinan badan, umumnya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan cuma dilaksanakan tiap hari sabtu sebab terhadap saat itu sepulang sekolah Muki langsung mengajakku ke penginapan.