Kendi Dewi Kesuburan Membuat Hsrat Tinggi

Kendi Dewi Kesuburan Membuat Hsrat Tinggi

Kendi Dewi
Kendi Dewi Kesuburan Membuat Hsrat Tinggi

kenangan.xyz – Desa Tingaran dan Sampak sedang di dalam kasus besar! Hama tikus dan walang merebak dimana-mana panen raya th. ini dipastikan gagal total!

“Duh dapat parah ini! Kenapa dapat begini Mbah?” kata gomblo kepala desa Tingaran cemas

“ya gimana lagi? Ini sebab berkah Nyi Atina tidak dapat turun…” kata Dukun besar dua desa tersebut

“Jadi gimana mbah? Kalau dibiarkan begini kita seluruh kelaparan….” Kepala desa sampak menimpali

“kalau udah begini ya gimana lagi? Segera siapkan kendi satunya lagi bikin Semai Rahayu!”

“tapi mbah? Apa tidak benar-benar terburu-buru?”

“Sudahlah…. apa kita miliki pilihan lain? segera persiapkan “Kendi” berasal dari tingaran, kalau kudu kita jalankan malam ini”

“baik mbah” kata gomblo bergegas lagi ke desanya

————————
Seorang gadis nampak tertidur di beranda sebuah rumah simple di tingaran. Shinta namanya. Tidak layaknya biasanya gadis di desa berikut dia tidak pernah bekerja berat di ladang, bukan sebab malas namun ibunya tidak memperbolehkannya. Dunia shinta begitu sempit, entah sebab alasan apa dia di pingit di dalam rumahnya. Tidak boleh berinteraksi dengan para Laki-laki di desa tersebut. Didalam rumah yang lumayan bagus kalau dibandingkan rumah penduduk lain di desa berikut Shinta tinggal dengan ibu dan neneknya. Shinta tidak pernah mengenal Ayah atau kakeknya, entah kenapa ibu dan neneknya tidak pernah membahasnya.

“aduh..” Shinta terbangun sebab kerikil kecil mengenai kepalanya

“woi, shin…. sebelah sini” nada seorang pemuda terdengar berbisik-bisik

Shinta berkunjung ke asal nada yang berasal berasal dari lubang tersembunyi di pagarnya yang tertutup tumbuhan merambat. Suara itu berasal berasal dari Fadli, pemuda berasal dari desa tetangga yang udah shinta kenal secara diam-diam sejak 5 th. lalu. Hari itu Fadli yang merupakan anak tetua desa tetangga yang sedang bermain-main secara tidak sengaja menemukan lubang di sebuah pagar, dibaliknya dia memandang gadis manis, mereka berkenalan, dan disinilah mereka 5 th. kemudian. Mereka senantiasa bersahabat meskipun secara diam-diam hanya melalui sebuah lubang kecil seukuran bola sepak. Di umur remaja ini tidak dapat dipungkiri tumbuh rasa bahagia satu diantara mereka berdua.

“Dli apaan sih pake lempar batu segala? Sakit tahu”

“iya deh, maaf-maaf. Kamu sih tidak bangun-bangun kupanggil berasal dari tadi..”

“jangan diulangin lagi ya…”

“iya deh, eh buku ku udah selesai belum kamu baca? Aku kudu bikin sekolah hari senin…”

“Nih, kamu sedap ya dapat sekolah…. “

“memangnya kenapa kamu ga boleh sekolah?”

“bunda ku bilang saya ga ada gunanya sekolah sebab keluarga kita miliki tugas yang jauh lebih penting”

“Udah ga usah sedih nanti kupinjami bukuku yang lain…., udah pernah ya shin saya balik dulu, entah kenapa bapakku menjadi sibuk sejak panen th. ini gagal”

“SHINTA…. SHINTA… “ teriakan panggilan ibu shinta mengagetkan mereka berdua

“Eh shin… udah ya, sampe besok..” Fadli buru-buru pergi tanpa sempat shinta berbicara apapun

Shinta segera berkunjung ke ibunya di ruang utama. Begitu hingga ruang tamu ternyata nenek dan Gomblo si kepala desa udah menunggu.

“Shinta, kapan kamu paling akhir kali dapet?” nenek shinta segera bertanya tanpa basa-basi, shinta nampak kaget dengan pertanyaan yang tak disangka-sangka itu.

“sudah 13 hari nek..”

“Oh bagus itu! Berarti Semai Rahayu dapat kita jalankan segera..” ujar gomblo dengan nada lega

Shinta memandang ibu dan neneknya menempatkan muka tegang..

“Anu… Semai Rahayu itu apa ya bunda?”

Ibunya akhirnya bercerita bahwa terhadap masa dahulu desa sampak dan tingaran sering berperang memperebutkan lahan bercocok tanam. Ketegangan satu diantara ke dua desa semakin panas dan parah. Sampai terhadap suatu waktu ke dua desa mengalami gagal panen yang benar-benar parah, tidak hanya di th. berikut namun berlanjut di tahun-tahun berikutnya, banyak orang mati kelaparan, suasana begitu carut marut, orang tua dapat saja menjajakan anaknya hanya demi mendapat beras.

Karena suasana genting berikut ke dua dukun dan tetua berasal dari masing-masing desa mengadakan upacara gaib untuk meminta ampunan dan arahan Dewi atina, dewi kesuburan. Para dukun mendapat petuah bahwa Dewi Atina murka sebab pertikaian ke dua desa dan mencabut kesuburan tanah ini. Jika ingin kesuburan dan kesejahteraan lagi ke tanah ini ada beberapa perihal yang dapat dikerjakan penduduk desa sampak dan tingaran. Masing-masing desa kudu menyiapkan seorang gadis kembang desa untuk dijadikan “Kendi” (wadah, yang melambangkan rahim, melambangkan kesuburan / berkah). Para kendi inilah yang akan menjadi perantara berkah berasal dari Dewi Atina. Kendi desa kudu dijaga keperawanannya hingga lumayan umur. Bila keliru satu kendi udah lumayan umur dia kudu menurunkan tugas itu terhadap putrinya, dengan langkah ritual suci persetubuhan dengan dukun berasal dari desa tetangga bernama Semai Rahayu. Bila sang kendi menampik atau bayinya laki-laki, maka perantara terputus dan tempelak akan kembali. Bila perihal itu terjadi upacara Semai rahayu sebaiknya segera diulang. Gadis kendi di ke dua desa termasuk berperan sebagai perlambang akan persaudaraan bagi ke dua desa, sebab terhadap dasarnya mereka miliki darah campuran satu diantara keduanya.

Itulah yang terjadi sekarang, th. lantas gadis kendi berasal dari desa Sampak menampik melaksanakannya dengan dukun Tingaran, akhirnya upacara semai rahayu dipaksakan seakan layaknya pemerkosaan, dan entah bagaimana dia keguguran, itulah sebabnya panen th. ini gagal, tak hanya itu sentimen satu diantara ke dua desa bangkit lagi dan perdamaian yg udah ratusan th. terpelihara dapat hancur.

“APA? Shinta kudu hamil? SHINTA GA MAU!!” shinta shock mengetahui seluruh itu

“HEH KAMU NGOMONG APA BARUSAN HEH….. MENURUT KAMU APA GUNANYA WARGA DESA MEMBIAYAI HIDUP KALIAN!!!” bentak gomblo, shinta segera bergidik ngeri mendengarnya.

Ya, sebagai ubah tanggung jawab yang mereka dapat hidup para Kendi ditanggung oleh warga desa. Itulah sebabnya mereka tidak jalankan pekerjaan keras layaknya warga lain.

“kami mohon maaf pak… shin jangan ngomong gitu, itu udah tanggung jawab kita…” ujar ibu shinta

“tapi…. Tapikan…. Bunda….”

“CUKUP! saya tidak rela dengar yang layaknya ini lagi. Keadaan udah genting, dan anakmu ini cuma satu harapan kita, makanya kita tak dapat buang-buang waktu lagi!” Gomblo berbicara dengan nada kesal

“baik pak, maaf pak….”

“Baiklah, kalau begitu kita jalankan malam ini juga!!”

“Apa? Malam ini juga?” tanya Shinta kaget.

“YA… bu jum dan mbah ninik persiapkan anak ini baik-baik“

“baik pak”

Gomblo pun bergegas pergi ke sampak untuk mengabarkan dan menyiapkan ritual malam ini.

——————-

Malam itu setelah mandi kembang, shinta dibawa ke rumah kepala desa tingaran, disana segala sesuatunya segera dipersiapkan. Didalam sebuah ruangan yang lumayan luas beraroma kembang dan dupa, diterangi 2 lentera tua, disanalah ritual semar rahayu akan dilaksanakan. Sambil menanti rombongan berasal dari sampak beberapa persiapan segera dilaksanakan, Shinta membiarkan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, perlihatkan tubuhnya, pendek, putih, dada ukuran C, dan muka innocent itu membuatnya nampak lebih muda berasal dari umur yang sebenarnya. Sebuah kecantikan yang tak dapat ditandingi gadis manapun di Tingaran maupun Sampak. Ibu kepala desa berkunjung mempunyai secangkir jamu untuk diminum shinta. Jamu itu segera diminum oleh shinta. Tidak beberapa lama dampak jamu itu menjadi dirasakannya, shinta menjadi agak pusing, perutnya menjadi hangat, wajahnya memerah, nafasnya agak terengah-engah, jamu itu memang berfungsi membangkitkan nafsu seksuil shinta. Tubuh shinta waktu ini seakan memancarkan aura yang kuat, seluruh pria pasti bergairah kalau melihatnya sekarang.

Shinta kemudian ditidurkan telentang pasrah di kasur kapuk ditengah-tengah lantai ruangan. Tubuhnya kemudian ditutupi dengan selimut tipis, dibalik selimut itu shinta udah tidak mengenakan apapun. Ibu dan nenek shinta duduk di kanan-kirinya untuk menungguinya agar tidak gugup.

Kini mereka tinggal menuggu rombongan berasal dari sampak datang. Nenek shinta mengetahui muka kuatir shinta.

“tenang aja shin, nenek mirip bunda akan nemanin kamu tetap disini. Kamu kan udah minum jamu menjadi tidak akan benar-benar sakit kok. Tapi kalau masih ada sakitnya teriak aja, tidak apa-apa, tidak dilarang kok…” ucap nenek shinta menenangkan cucunya.

Sekitar pukul 11 malam rombongan sampak berkunjung dan tanpa mengikis waktu ritual segera dimulai. Dari luar ruangan terdengar musik gamelan yg dimainkan berasal dari radio tua. Dukun Tingaran yang pertama kali masuk dan menyita posisi di atas kepala shinta sambil berkali membacakan jampi-jampi permintaan berkah terhadap Dewi atina. Kemudian diikuti 4 orang kepala dan sesepuh ke dua desa yang kemudian duduk di 4 sudut ruangan.

Kini giliran Sang dukun dan pendampingnya masuk. Shinta menanti dengan berdebar-debar, kuatir untuk mengetahui pria macam apa yang kudu dia layani malam ini.

KLEK….

Pintu pun dibuka, shinta kaget bukan kepalang dengan apa yang dia lihat, disana berdiri seorang pria bertopeng menyeramkan yang kelihatannya udah lumayan berumur. Topengnya tidak full face, hanya menutupi 1/2 muka berasal dari jidat hingga hidung, anggota kumis dan janggut lebatnya yang menjadi memutih masih terlihat jelas. Perutnya lumayan gendut dengan kulit gelap yg menjadi menunjukan keriput, tubuhnya hanya ditutupi oleh kain hijau yang dililitkan di pinggang sepeti sarung. Tapi kejutan terbesar bikin shinta adalah waktu memandang pendamping sang dukun, shinta memandang muka yang benar-benar dia kenal, itu fadli.

Fadli yang merupakan anak kepala desa Sampak diperintahkan ayahnya untuk menjadi pendamping dukun untuk ritual malam ini. Perintah itu begitu mendadak agar fadli tidak benar-benar mengetahui ritual macam apa yang akan digelar. Tak pernah terpikirkan dibenaknya kalau malam ini dia beroleh Front sit di pertunjukan yang dapat dibilang sebuah ritual untuk meyetubuhi seorang gadis secara paksa, khususnya gadis itu gadis yang dia cintai. Fadli shock mematung tidak mempercayai apa yang sedang terjadi tepat di depan matanya.

“Ehem…. ehem….” dukun membangunkan fadli berasal dari kekagetannya

“iya mbah maaf” fadli segera menarik kain penutup di selangkangan dukun

Kain ditarik dan terpampanglah kontol hitam besar dan berurat dukun sampak yang udah ngaceng lumayan tegang, shinta bergidik ngeri berkhayal benda mengerikan itu akan masuk ke tubuhnya. Sambil terjadi ke arah shinta dukun menari-nari sebagai upaya untuk menimbulkan Dewi Atina untuk hadir malam ini, Fadli mengikuti berasal dari belakang.

Ketika udah dekat dengan kasur shinta, dukun mengimbuhkan sinyal terhadap Fadli. Dengan tangan gemetar fadli terduduk di kiri bawah ranjang, fadli tidak tega jalankan kontak mata dengan shinta, kemudian dengan cepat menarik terlepas selimut shinta, tubuh jelita shinta terpampang mengetahui untuk dipandangi seluruh orang di ruangan tersebut. Shinta menjadi benar-benar malu kudu bugil di depan pria yang dia cintai dan mengupayakan melawan instingnya untuk menutupi kemaluan dan dadanya dengan tangan. Dukun semakin bernafsu untuk menyantap tubuh muda shinta, kontolnya nampak semakin mengeras.

“Shinta, saya Mbah Darto berasal dari sampak, apa mbah boleh jalankan semai rahayu bersamamu?” tanya sang dukun dengan sehalus mungkin, menyembunyikan kemauan binatangnya yang udah menggebu.

“Boleh mbah” jawab shinta singkat

“Apa kamu bersedia punya kandungan dan membesarkan anak gadis mbah dengan sepenuh hati?”

Shinta melirik Fadli seakan memintanya untuk jalankan sesuatu. Fadli yang mengetahui perihal itu hanya memalingkan muka tak dapat jalankan apapun. Hati shinta hancur melihatnya. Kemudian ditatapnya lagi sang dukun. Dari lubang mata topeng shinta mengetahui ada tatapan tajam dibaliknya, mental shinta pun jatuh.

“be… bersedia mbah… hiks…” jawab shinta sedikit menangis, setitik air mata nampak diujung matanya

Mendengar jawaban shinta mbah darto tidak membuang-buang waktu lagi, kaki shinta dikangkangkan dan mulutnya segera menghajar meki shinta. Shinta menjadi belingsatan terima serangan lidah si mbah, lidahnya semakin di dalam masuk mencari selaput dara untuk menegaskan keperawanannya.

“Ini dia ketemu, mekinya termasuk masih sempit sekali, tidak diragukan lagi keperawanan mu shin…hehehehe…..”

Shinta merapatkan kakinya semakin menjepit kepala sang dukun dan semakin menggeliat, kemaluannya menjadi benar-benar peka terhadap rangsangan sebab jamu yang dia minum tadi.

“uuhh…. Aahhh…ihh.. hah….” Erang shinta.

Menyadari gadisnya itu akan orgasme, Mbah darto memerintahkan Fadli untuk memberinya sebuah cangkir. Sambil tetap mengusap clit shinta, cangkir itu di tempatkan di depan mekinya.

“UUUhhhh ….. UUUhhhhh OOOOHHHH…..” Shinta orgasme hebat. Sebagian lendir dan urine shinta terlihat dan ditampung oleh cangkir si dukun.

Dukun kemudian mengkombinasikan sedikit arak terhadap cairan orgasme shinta. Menyeruput sedikit, kemudian memerintahkan Fadli untuk membagikan isikan cangkir berikut terhadap 4 kepala desa dan sesepuh Tingaran & sampang yang sedang duduk di 4 sudut ruangan.

Setelah itu dukun melanjutakan serangannya dengan meraba-raba tiap-tiap jengkal tubuh shinta. Mulai berasal dari perut lantas naik ke tetek, lantas pundak, leher, pipi, bibir, hingga rambut panjang halusnya. Tidak ada yang terlepas berasal dari inspeksi sang dukun. Pelan-pelan tubuh besar hitam sang dukun menjadi menindih shinta. Si dukun semakin semakin bernafsu untuk menggagahi gadis itu hingga cairan precum menjadi terlihat berasal dari kontolnya membasahi perut shinta.

Serangan menjadi dipusatkan terhadap dada shinta , dada kanan kirinya diperah habis-habisan.

“UHHH… udah mbah…. uh… sakiiiitt…”

“tahan… nduk… tahan….”

Rintihan itu semakin menaikkan libido mbah darto. Mulut shinta yang merintih-rintih segera disumpal dengan mulut dan lidah darto. Shinta dapat merasakan aroma rokok dan rasa sisa cairan cinta yang tadi dikeluarkan memeknya. Kontol darto yang sudang ngaceng maksimal dielus-eluskan ke permukaan memek shinta, nafsu shinta pun ikut naik.

Kini tiba saatnya ke acara puncak, kaki shinta dikangkangkan lebar lebar, kontol mbah darto udah siap didepan sasaran. Pengalaman darto merenggut perawan para pasien mudanya benar-benar berperan disini. Dimasukannya batang perkasa itu centi demi centi, merasakan sensasi kemenangan atas perawan shinta.

“HHHHHAAAAHHH…….” Desah Darto

“duh… PERIIIHH…. udah…. mbah….. AKKKHHH…”

Darto merasakan kontolnya menabrak sesuatu yang segera robek. Habislah perawan shinta. Beberapa tetes darah nampak di sprei kasur kapuk butut itu.

“AKHH… AKH… SAKIT…. KELUARIN DULU MBAH…memekku perih…”

Ibu shinta memegang tangan putrinya, mengupayakan menenangkannya.

“tenang shin… nanti hilang kok perihnya… cup..cup..”

Setelah diam beberapa saat, si dukun menjadi memompa meki gadis malang itu. Makin lama semakin kencang

“hhh…heh… heh… heh… heh…” darto menjadi mendesah

“mmhhhh….ah… aha…ahh… auuh….” Desah Shinta

“hhh…heh… heh… heh… heh…”

“uuuuu…. Peel… pelan… mmmhhh auh..”

“hhh…heh… heh… heh… heh…”

“aahh…. Hah… Hah… Hah… Hah… bunda… perih… bunda…”

“hhh…heh… heh… heh… heh…”

“nek… to…ahk…to… tolong nek….”

Ibu dan neneknya hanya dapat menggenggam erat tangan shinta. Sedangkan Mbah Darto semakin mempercepat ritme genjotan pinggulnya.

“mmmhhh…. mhhh… akh.. hah…hah… hah…” shinta semakin belingsatan terima serangan keperkasaan darto..

“oh…. oh…. peret banget ini memek, memek bunga desa emang ga ada duanya.. ooohhhh…” darto membatin, betapa beruntungnya dia terpilih untuk ritual kali ini.

“Akh…udah pernah mbah…. Shinta rela pipis dulu…. akh”

Darto yang mengetahui shinta akan orgasme malah mempercepat genjotannya, semakin di dalam dan di dalam hingga raih mulut rahim shinta. Shinta semakin bingung sebab darto layaknya tidak mempedulikan permintaan ampunnya.

“Ga apa-apa shin, keluarin aja pipisnya disini” ujar bunda shinta

“AKH… HAH… HAH…. AKU PIPIS…. PPPIIIIIPPIIIIISSSSSSS………” teriak shinta orgasme

Kontol darto menjadi semakin hangat didalam, ditambah dengan empotan meki shinta yang semakin kencang sebab orgasme. Merasakan itu darto semakin tidak kenal ampun menyetubuhi gadis itu, tak membiarkannya istirahat sedikitpun.

Tiba-tiba tubuh shinta dipeluk, diangkat, dan didudukan dipangkuan darto. Mereka berpindah posisi shinta digenjot di pangkuan darto, tangannya memeluk leher darto dan kakinya membelit tubuh dukun tua itu erat-erat. Tubuh mungil shinta terjungkal-jungkal, panorama yang begitu erotis.

PLOK…. PLOK…. PLOK…. PLOK….

“akhh….HAH…HAH…. IKH….MMMHHH….” desah shinta semakin keras

“hhh…heh… heh… heh… heh…”

“PERIH…. AHHH…. JANGA…. AHHH…..AHHH…. UHHH…..”

“HEH… HEH… HEH… HEH… HEH…”

“MMMHHHHH…UHHH..… AHHHH….AUU…”

“HEH… HEH… HEH… HEH… HEH…HEHHH… EH…”

“dli…. Tooo…tolo…ng….”

Dengan posisi layaknya itu Shinta dapat memandang fadli hanya diam terduduk, tidak menatapnya mirip sekali. Hati shinta serasa tercabik-cabik.

“ha… ha… akh …. rela pipis lagi uukkkhhh….”

Memek shinta semakin licin saja

Darto sesuaikan lagi ke posisi awal, shinta ditindih dan dipeluk erat-erat, digenjot sekencang-kencangnya dengan kaki mengankan lebar. Menurut pengalaman darto inilah posisi paling manjur disaat menghamili para istri mudanya.

“mmmhh…. ukh .. ukh…. ukh….” shinta hanya mendesah-desah memejamkan mata pasrah dengan nasibnya, menyerah terhadap kenikmatan yang menjadi dia rasakan.

“Kapan kamu haid anak manis?” tanya dukun

Shinta mengakses mata mengupayakan menjawab

“Sudah… nyaris 2 minggu lalu…. mbah….” jawab shinta kepayahan, dan menutup matanya kembali

“Bagus… berarti menjadi malam ini kamu akan menjadi seorang ibu…” ucap darto sambil mengupayakan menembus rahim shinta.

“hhh…heh… heh… heh… heh…”

“PERIH…. AHHH…. JANGA…. AHHH…..AHHH…. UHHH…..”

“HEH… HEH… HEH… HEH… HEH…”

“…UHHH..… AHHHH….AUU…AHH…. AHH…. AHH…. AHH….”

“HEH… HEH… HEH… HEH… EEEEHHH…”

“HAH….uuuuhhh…… MMMHHH…. KELU…AR…”

“.. HEH… HEH… EEEEHHH…EEEEHHHHH….AH..”

peju darto menjadi siap menyembur tepat ke rahim shinta namun darto mengupayakan mencegah hingga waktunya shinta orgasme.

“ahhh…..UHHHH…. PI…PIS…”

“SHINTA….. KELU…AAAARR…”

“HA….HA….. OOOOOOHHHH……AHHH…!” Shinta melolong merasakan orgasme yang lebih kuat berasal dari sebelumnya, di dalam sana ovariumnya termasuk berkontraksi dan membiarkan telur subur untuk darto buahi.

Merasakan memek shinta menyempit dan menyiram kontolnya dengan cairan hangat, benteng darto akhirnya jebol juga.

“EEEEHHH…EEEEHHHHH….AH..”

“Oh mbah atina turunkanlah berkahmu memalui rahim gadis ini…..!! OOOHHHHHH…….!!” kontol darto menghujam keras rahim shinta dan membiarkan muatan di dalam sana. Menanamkan bibit akan anaknya di ceruk terdalam liang surgawi gadis remaja itu. Peju dengan mutu dan kuantitas super, jukup untuk menghamili gadis manapun di dalam sekali ejakulasi.

Tubuh Darto ambruk diatas shinta. Kontolnya menjadi melemas di dawah sana. Saat shinta menjadi berfikir kalau ritual udah selesai, tiba-tiba darto berikan aba-aba ke fadli. Dengan tergopoh-gopoh fadli segera menuangkan jamu ke cangkir lain yang kemudian diminum mbah darto. Shinta kaget merasakan kontol darto menjadi mengeras kembali. Tidak ada batasan ronde di dalam semai rahayu, sang dukun bebas menyetubuhi sang kendi hingga dia menjadi percaya berhasil menghamilinya, shinta mengetahui malam ini masih panjang!

Setelah itu shinta tetap digarap dengan berbagai posisi, seutuhnya diakhiri dengan darto membiarkan pejunya di rahim shinta. Tidak boleh ada sedikitpun yang disia-siakan!

Jam udah menunjukan 5.30 pagi, Darto memeriksa memek shinta, dia menjadi kuantitas peju di dalam sana lebih berasal dari lumayan untuk menegaskan kehamilan shinta. Kemudian memek shinta segera ditutupi kain penutup yang melilit selangkangannya untuk mencegah peju keluar. Shinta hanya tertelentang pasrah di kasur menjadi tertidur dengan sensasi hangat dan perih di perutnya hasil kelakuan darto. Ritual ditutup dengan dukun sampak, dukun tingaran, Ibu dan nenek shinta bersama-sama mengelus=elus perut shinta sambil membacakan mantra berharap dewi atina menurunkan berkahnya ke tanah ini melalui si jabang bayi berasal dari shinta. Tidak lupa Ibu kepala desa menyita sprei yang udah ternoda darah perawan Shinta dan peju Mbah Darto untuk dipajang di pagar kepala desa Tingaran lantas Sampak sepanjang beberapa hari, gunanya untuk menunjukan terhadap warga desa bahwa Semai Rahayu udah dikerjakan dan masa depan ke dua desa udah diamankan.

Tanpa diperhatikan orang lain, Fadli terlihat berasal dari ruangan terkutuk itu, dia udah tidak tahan lagi berlama-lama disana. Perasaan marah dan dendam menjadi berkecamuk di dalam dirinya.

CeritaDewasa