Kisah Nyata Para Pencari Kenikmatan Duniawi

Kisah Nyata Para Pencari Kenikmatan Duniawi

Kisah
Kisah Nyata Para Pencari Kenikmatan Duniawi

kenangan.xyz – Seorang hansip nampak sibuk berkeliling kampung sembari mengawasi keadaan yang nampak sepi. Setelah percaya di sekitarnya di dalam keadaan aman, sang hansip langsung masuk kedalam mushola. Sementara itu di di dalam mushola Bang Jack sedang tertidur lelap.

Sang hansip berbadan kurus ceking itu menggelengkan kepalanya, ketika lihat Bang Jack yang sedang mengigau tidak jelas.

“Aarrrtt… Aaarrtt….”

“Bang… Bangun bang… Bangun.” Panggil Udin si Hansip.

“Eh…” Kaget Bang Jack.

“Subuh bang subuh… Ayo bangun, molor Mulu kayak kebo.” Ucap Udin sembari menyeringai kearah Bang Jack yang baru saja terjaga berasal dari tidurnya.

“Astaga… Ane mimpi tidak baik Din.” Ujar Bang Jack.

“Ada-ada aja Lo Bang…” Udin menggelengkan kepalanya.

————

Di depan gerbang sebuah instansi permasyarakatan nampak tiga orang mantan narapidana baru saja keluar menjalankan hukuman mereka berasal dari penjara.

“Akhirnya kami harus berpisah hingga di sini.”

“Gak kerasa udah lima th. gue di tahan di sini, akhirnya bebas juga.”

“Oke bro, semoga kami mampu berjumpa kembali, hahaha…”

Setelah berbincang-bincang sebentar, mereka mengambil keputusan untuk membubarkan diri, ulang ke hidupkan mereka masing-masing

———–

“Jucki….”

“Ampun Mak… Ampun!” Jucki bersembunyi di balik pohon pisang yang tumbuh di kurang lebih tempat tinggal kontrakan Emaknya.

“Gak usah pulang lo… Malu-maluin Mak Lo Juk!” Bentak seorang wanita paruh baya sembari melemparkan beberapa perabotan tempat tinggal tangga.

“Maafin Juki Mak, Juki kangen mirip Emak…”

“Sana pergi Lo Jucki, Mak gak memiliki anak seorang perampok…”

“Jangan usir Jucki Mak…. Itu fitnah yang di sebarkan orang-orang buat ngejelekikn Juki Mak.”

“Bohong, Mak gak percaya ulang mirip lo.”

“Sumpah Mak, Juki semata-mata seorang pencopet.”

“Sama aja kriminal, pergi lo.”

“Jangan usir Juki Mak.”

“Pergi… Mak bilang pergi….” Si Mak ulang melempar ember kearah Juki, hingga Juki akhirnya menyerah membujuk Maknya, dan pergi pontang panting jauhi tiap-tiap lemparan ember kearahnya.

——–

Sementara itu di daerah yang berbeda, nasib Barong hampir mirip dengan nasib Juki. Seorang pria berkumis tebal mendorong Barong hingga terjungkal menabrak tumpukan kardus. Barong mengupayakan ulang berdiri, dengan wajah ditekuk.

Pria tersebut melipat ke dua tangannya di depan dadanya, sembari memandangnya dengan tatapan melotot penuh amarah.

“Maafin saya Bang…”

“Maaf… Maaf… Kenapa Lo nyanyi di penjara? Noh liat, teman-teman Lo jadi ketangkep satu persatu, semua itu dikarenakan elo…” Ujarnya marah.

“Saya di bius Bang.”

“Alasan aja Lo… Sana pergi Lo berasal dari sini, cari kerja daerah lain, nyusahin gue aja Lo.” Usirnya.

Barong menghela nafas berat. “Bang… Kalau gue gak boleh kerja ulang ke sini, gue rela kerja di mana Bang.” Ujar Barong frustasi.

“Percuma gue sekolahin Lo tinggi-tinggi sampe SMP.”

“Bang…”

“Pergi loh…” Pria tersebut mencabut goloknya.

Alhasil Barong langsung lari rerbirit-birit sangking takutnya pada pria tersebut.

———-

“Abang…” Panggil seorang wanita.

Chelsea tersenyum menyambut seorang wanita yang baru saja membukakan pintu rumahnya. “Apa kabar Marni?” Tanya Chealse.

“Alhamdulillah baik Bang, kok Abang tersedia di sini? Bukannya Abang tetap di penjara.” Tanya Marni.

“Abang baru keluar Marni.”

“Ooo… Silakan duduk Bang.” Ujar Marni mempersilahkan mantan Suaminya untuk duduk di beranda rumahnya, yang pernah mereka menduduki bersama.

“Terimakasih Marni…”

“Hmmm… Abang kesini rela apa ya?” Tanya Marni heran lihat mantan Suaminya yang singgah kerumahnya.

Chelsea menghela nafas pelan. “Kedatangan Abang ke sini rela minta maaf. Abang rela kami rujuk Marni.” Pinta Chealsea kepada mantan Istrinya.

“Maafin Marni Bang.”

“Maksud Marni.”

“Maaf Bang, namun Marni udah gak mampu ulang terkecuali Abang minta rujuk.” Jawab Marni, berasal dari wajahnya ia keluar murung, dan menyesal.

“Kenapa Marni, Abang tetap cinta mirip Marni.” Chelsea menggenggam tangan Marni.

Buru-buru Marni menarik tangannya berasal dari genggaman Chelsea. “Maaf Bang Chelsea, sebetulnya Marni udah menikah ulang Bang.” Jawab Marni, ia kuatir terkecuali nanti mantan Suaminya marah.

“Hah… Kamu serius Marni?” Chelsea nampak kaget.

“Iya Bang, Marni serius.”

“Kapan?”

“Waktu Abang di penjara.” Jawab Marni.

Chelsea menepuk jidatnya. “Marni… Marni… Kenapa Marni gak bilang ke Abang?” Tanya Chelsea.

“Udah kok Bang.”

“Kapan?”

“Marni udah sms Abang sepuluh kali, namun SMS-nya pending terus Bang, formalitas hpnya Abang matiin.” Jawab Marni polos.

“Marni… Marni… Abang di penjara mana boleh Bawak Hp, Abang ini penjahat biasa, bukan koruptor..” Kesal Chelsea, ia tidak menyangka terkecuali wanita yang pernah mengisi hidupnya udah menikah kembali.

“Maafkan Marni Bang.” Mereka ulang berdiam diri. “Bang, Marni bikinkan minuman pernah ya.” Ujar Marni, lantas Marni langsung meninggalkan mantan Suaminya yang tetap nampak murung, ia terlampau terkejut mendengar cerita mantan Istrinya yang udah menikah kembali.

Sejenak Chealse teringat kala awal pernikahan mereka dulu, semua nampak indah, membuatnya dambakan sekali mengulanginya. Ia menyesal dikarenakan udah mengecewakan Istrinya dulu.

Ia lihat kurang lebih komplek tempat tinggal Istrinya yang nampak sunyi, dan tanpa sadar ia mendengar bisikan syetan di telinganya yang membuatnya bergairah.

Melihat keadaan sepi yang terlampau mendukung, Chelsea langsung menyusul masuk kedalam tempat tinggal mantan Istrinya, tak lupa ia mengunci pintu tempat tinggal yang pernah ia tinggali dengan Marni.

Marni yang sedang membuatkan minuman untuk mantan Suaminya, tidak sadar terkecuali Mantan Suaminya sedang menyusul dirinya.

Wanita berusia 27 th. itu nampak mengingat-ingat ulang moment suka kala tetap hidup dengan Chelsea. Satu hal yang tidak mampu ia lupakan berasal dari Suaminya, yaitu kejantanan Suaminya yang senantiasa mampu membuat birahinya terpuaskan.

“Seandainya saja Mas tidak di penjara! Huh… Marni tetap terlampau mencintaimu Mas.” Gumam Marni, yang tanpa sadar di dengar oleh Chelsea.

Dari belakang tiba-tiba Chelsea memeluk Marni, membuat Marni tersentak kaget, apalagi gelas yang kala ini sedang ia aduk hampir jatuh. “Jangan Bang…” Tolak Marni, ia hendak melewatkan tangan Suaminya.

“Aku juga mencintaimu Marni, maafkan Abang.”

“Bang… Hmmppss…!” Tiba-tiba Chelsea udah menyergap bibir Marni. Ia melumat lembut bibir Marni sembari meremas lembut payudara Marni.

“Aahkkk… Aaahkk…” Desah Marni di sela-sela pagutannya..

Perlahan namun tentu benteng pertahanan Marni jadi kendor, sisa-sisa cintanya pada Chelsea dan gairahnya yang sepanjang ini menggantung akibat ketidak mampuan Suaminya yang baru di dalam memuaskan kemauan birahinya yang besar.

Sadar terkecuali mantan Istrinya udah di dalam keadaan setengah sadar, Chelsea jadi meningkatkan rangsangannya. Jemari Chelsea menyusup masuk kedalam sela-sela kaos yang dikenakan Marni, terus naik menuju payudaranya. Lalu dia meremas lembut payudaranya Marni berasal dari balik bra-nya.

“Aaahkk… Aaahkkk…”

“Kamu cantik sekali Marni, Abang kangen mirip kamu Marni…” Rayu Chelsea, sembari menciumi tengkuk Marni yang mulus.

Chelsea memutar tubuh Marni, lantas membantu Marni untuk duduk di meja dapur. Marni mengupayakan mencegah kaosnya yang hendak di membuka Chelsea, dia menggelengkan kepalanya, namun tatapan Mantan Suaminya, membuatnya bimbang pada menjaga kesucian pernikahannya, atau hanyut dapat belaian mantan Suaminya.

Godaan demi godaan yang di lancarkan Chelsea perlahan jadi melunturkan kesetiaannya pada Suaminya yang baru.

Perlahan dia berhasil mengakses kaosnya Marni, lantas dia menyingkap bra hitam yang di kenakannya, dan nampak payudara Marni berukuran 36B melompat keluar, membuat ke dua bola mata Chelsea berbinar, udah lama sekali ia tidak lihat puting mantan Istrinya.

“Indah sekali putingmu Marni.” Puji Chelsea.

Dia meremas lembut payudara Marni, lantas dia mendekatkan wajahnya ke payudara Marni. Dengan perlahan ia mencucup puting Marni yang udah terlampau ia rindukan.

Perlahan ia menghisap lembut puting Marni yang jadi mengeras, berarti terkecuali ia terangsang.

“Aaahkkk… Aaahkk… Bang… Berhenti.”

Sluuuuppss… Sluuuuuppss…. Sluuuuppss…

Chelsea menyingkap rok panjang yang di memakai mantan Istrinya, hingga nampak tungkai kaki Marni yang putih mulus. Perlahan, Chelsea menjamah kulit mulus Marni, membuat bulu kuduk Marni berdiri.

Setengah mati Marni mengupayakan mencegah roknya yang sedikit tersingkap. “Jangan Bang, Marni gak mau…” Tolak Marni.

“Kenapa Marni, Abang terlampau mencintaimu.”

“Sadar Bang, kami bukan Suami Istri lagi.” Kata Marni, memohon.

“Abang sayang mirip Marni.”

Semakin lama rok Marni tersingkap jadi tinggi, hingga menampakkan paha mulusnya. Dan jadi tinggi, celana di dalam Marni jadi terlihat.

Kini Chelsea mampu lihat celana di dalam Marni yang berwarna cream. Segaris senyuman di bibir Chelsea ketika lihat celana di dalam mantan Istrinya yang kini udah basah, berarti terkecuali mantan Istrinya kini udah terlampau berada di di dalam genggamannya.

Cup… Cup… Cup…
Chelsea mengecup paha Mulus Marni, membuat Marni jadi tidak kuat.

Tanpa sadar tangan Marni jadi mengendor dan jadi pasrah roknya di angkat. Sementara ciuman Chelsea jadi tinggi, hingga akhirnya bibirnya mendarat di celana di dalam Marni.

“Oughkkk… Aaahkkk… Abang Chelsea…” Teriak Marni.

“Wangi sekali memekmu Marni.” Puji Chelsea.

Dia menyibak celana di dalam Marni, hingga bibir kemaluan Marni yang berbulu lebat dan nampak berlendir terhampar di hadapannya. Sebuah ladang yang udah lama tidak ia sentuh, kini tersedia dihadapannya.

Ia menghirup aroma kemaluan Marni yang terlampau menyengat, membuat dada Chelsea bergemuruh.

Sluuuppss… Sluuuupss… Sluuupsss….

Chelsea menjilati bibir kemaluan Marni, yang kian banyak mengeluarkan lendir kewanitaannya. Sementara jarinya menggosok clitorisnya.

“Aahkkk… Aaaahkk… Aaahkk…”

Lidahnya menari-nari di bibir kemaluan Marni, menusuk masuk kedalam memek Marni, mengorek-ngorek liang memek Marni, membuat mantan Istrinya merem melek keenakan merasakan sapuan lidah Chelsea.

Sluuuupss… Sluuuuuppss… Sluuuuppss…

Kedua jari Chelsea menusuk kemaluan Marni, mengoreknya hingga pantat Marni tersentak-sentak, sanking nikmatnya.

“Bang… Marni sampe Bang….” Erang Marni.

Tubuh Marni tersentak-sentak, bersamaan dengan ledakan orgasme yang ia dapatkan.

Seeeeeeeeeeeeerrr….

“Oughkkk…” Erangnya.

Mata Marni merem melek, nikmati sisa-sisa orgasme yang baru saja ia dapatkan.

————

Chelsea menurunkan Marni dengan perlahan, hingga Marni berlutut di hadapannya. Dengan perlahan Chelsea mengakses celananya, dan mengeluarkan penisnya yang berukuran besar, berurat dan nampak terlampau menantang sekali.

Tentu saja Marni tetap ingat apa yang harus ia jalankan kala ini, dikarenakan pernah ketika mereka menikah, mereka sering melakukannya.

Walaupun tetap tersedia kecurigaan di hatinya, namun Marni memberanikan diri menyentuh penis mantan Suaminya. Perlahan ia mengocok penis Chelsea yang ukurannya lebih besar di bandingkan milik Suaminya yang sekarang.

“Aaahkk… Nikmat sekali Marni.”

Dia mengecup lembut kepala penis Chelsea, lantas menjilatinya dengan perlahan.

Perlahan ia mengakses mulutnya dan melahap penis Suaminya, dia menghisap penis Suaminya dengan rakus, hingga membuat tubuh Chelsea gemetaran mencegah rasa nikmat berasal dari mulut Marni.

Karena tidak dambakan keluar lebih cepat, Chelsea ulang membantu Marni berdiri, ia memutar tubuh Marni hingga membelakanginya. Dengan perlahan Chelsea menuntun penisnya di depan lipatan memek Marni yang nampak merekah indah.

“Jangan Bang… Jangan…” Tangan Marni menghambat laju penis Chelsea.

“Gak apa-apa sayang, nanti juga enak.” Bujuk Chelsea.

Perlahan ia menghimpit penisnya hingga dengan perlahan menusuk masuk kedalam vagina Marni, membuat tubuh Marni ulang menegang.

Tubuhnya menegang nikmat, merasakan penis mantan Suaminya yang terlampau keras.

“Aaahkk… Aaahkk….”

“Nikmat sekali memekmu Marni, Aahkk… Kontol Abang rasanya di hisap oleh memekmu Marni.” Racau Chelsea keenakan.

“Bang… Oohkkk… Abaaang… Jangan Bang, keluarkan kontol Abang… Dosa Bang…”

“Nikmatin aja Marni.”

Ploookkkss… Plooookkss… Ploookkss…

Sembari mencengkram pantat Marni, sembari terus menghentak pinggulnya, menghujami vagina Marni dengan kontol besarnya yang berotot. Dan senjatanya ini yang pernah membuat Marni senantiasa ngulet-ngulet tiap-tiap malam di di dalam kamarnya.

Dan kali ini ia ulang merasakan rasa nikmat itu, membuatnya tak mampu berhenti untuk terus mendesah, nikmati penis mantan Suaminya.

“Aaahkkk… Bang, Marni gak kuat….”

Tangan Chelsea meraih payudara Marni. “Abang juga Marni… Kita bareng sayang.” Racau Chelsea.

Croooootss… Croooootss… Croooootss…

Seeeeeeeerrrr..

CeritaDewasa