Lala Yang Cantik Mempesona Serta Menggoda

Lala Yang Cantik Mempesona Serta Menggoda

Lala Yang Cantik Mempesona Serta Menggoda
Lala Yang Cantik Mempesona Serta Menggoda

kenangan.xyz – tetapi lama kelamaan seluruh itu membuatku jenuh Ya…di Jakarta ini, walau saya merantau, ternyata aku milik banyak saudara dan sebab kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka. selanjutnya kuputuskan untuk menelepon Mas Adit, sepupuku. kami pun bercanda ria, gara-gara lama sekali kita tidak kontak. Mas Adit bekerja di keliru satu perusahaan minyak asing, dan dikala itu dia kasih tau seandainya minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus menolong perbaikan tidak benar satu peralatan rig yang rusak. Dan dia memintaku untuk menemani keluarganya andaikan aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, dikarenakan rumah Mas Adit cukup jauh dari tempat kostku aku di bilangan Ciledug, sedangkan Mas Adit di Bekasi. akan tetapi entah mengapa aku mengiyakan saja permintaannya, dikarenakan kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

Hari Jumat minggu seterusnya aku ditelepon Mas Adit untuk menentukan bahwa saya lantas menginap di rumahnya. karena kata Mas Adit istrinya, mbak Lala, bahagia andaikan aku ingin datang Hitung-hitung buat kawan ngobrol dan rekan main anak-anaknya. Mereka berdua udah milik anak laki laki dua orang. Yang sulung kelas 4 SD, dan yang bungsu kelas 1 SD. umur Mas Adit 40 tahun dan mbak Lala 38 tahun aku sendiri 30 th. lantas tidak beda jauh sangat dengan mereka. bahkan kata Mbak Lala, saya udah lama sekali tidak berkunjung ke rumahnya. terutama semenjak saya bekerja di Jakarta ini Ya, tiga tahun lebih saya tidak bertemu mereka. Paling-paling hanya lewat telepon

Setelah makan siang, aku telephone mbak Lala, janjian pulang bareng kita janjian di stasiun, gara-gara mbak Lala biasa pulang naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlampau malem”, begitu alasan mbak Lala. Dan jam 17.00 saya bertemu mbak Lala di stasiun. Tak lama, kereta yang ditunggu pun datang cukup penuh, tetapi aku dan mbak masih dapat berdiri bersama nyaman. Kamipun asyik bercerita, Seolah tidak mempedulikan kiri kanan.

Tapi perihal itu ternyata tidak terjadi lama lepas stasiun J, kereta memang penuh. mau tidak mau posisiku berubah dan berhadapan bersama dengan Mbak Lala. Inilah yang kutakutkan…! sebagian kali, dikarenakan goyangan kereta, dada montok mbak Lala menyentuh dadaku. Ahh…darahku rasanya berdesir, dan mukaku berpindah agak pias. Rupanya mbak Lala melihat perubahanku dan ?ini konyolnya- dia membuat perubahan posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. saya cuman dapat berdoa semoga “itong” tidak bangun. Kamipun tetap mengobrol dan bercerita untuk membunuh sementara tetapi namanya lelaki normal apalgi dilengkapi gesekan-gesekan yang ritmis, harap tidak ingin bangun terhitung “itong”-ku. jadi lama semakin keras, dan aku yakin mbak Lala bisa merasakannya di balik rok mininya itu.

Pikiran ngeresku pun muncul apabila aku bisa meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh… betapa nikmatnya. selanjutnya hingga termasuk kita di Bekasi, dan aku bersyukur dikarenakan siksaanku berakhir. kami kemudian naik angkot, dan selama jalan Mbak Lala diam saja. sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan lantas makan malam bersama keponakanku. Selesai makan malam, kita bersantai, dan tak lama ke-2 keponakanku pun pamit tidur.

“Ndrew, mbak harap berbicara sebentar”, katanya, tegas sekali.
“Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya aku berdebar, gara-gara yakin bahwa mbak dapat memarahiku akibat ketidaksengajaanku di kereta tadi.
“Terus terang aja ya. Mbak tau kok perubahan kamu di kereta. anda ngaceng kan?” katanya, dengan suara tertahan seperti menghambat rasa jengkel.
“Mbak tidak puas apabila datang laki laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”
“MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.
“Saya tidak sengaja. Soalnya kondisi kereta kan penuh banget. Lagian, nempelnya terlalu lama.. ya.. saya tidak tahan”

“Terserah apa kata kamu yang menyadari jangan sampai terulang ulang Banyak langkah untuk mengalihkan pikiran ngeres anda itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.
“Iya, Mbak. saya paham saya janji tidak ngulangin lagi”
“Ya sudah Sana, seandainya kamu mau main PS. Mbak ingin tidur-tiduran pernah andaikan ingin nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya sudah mulai menurun.
Akhirnya saya main PS di area tengah sebab bosan saya ketok pintu kamarnya. ingin nonton film. Rupanya Mbak Lala sedangkan baca novel sambil tiduran. Dia menggunakan daster panjang. saya sempat mencuri pandang ke seluruh tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Lala benar-benar terpelihara. Maklumlah, modalnya datang Akupun langsung menyetel VCD dan berbaring di karpet, sementara Mbak Lala asyik bersama dengan novelnya.
Entah dikarenakan letih atau sejuknya ruangan, atau sebab apa akupun tertidur. tidak cukup lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film udah selesai, Mbak Lala terhitung sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, pasti dia letih banget, pikirku.

Saat saya beranjak dari tiduranku, hendak ubah kamar, aku terkesiap. Posisi tidur Mbak Lala yang agak telungkup ke kiri bersama dengan kaki kana terangkat keatas benar-benar membuat jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, dikarenakan dasternya sedikti tersingkap. Mbak Lala berkulti putih kemerahan, dan warna itu semakin membuatku tak karuan. Hatiku semakin berdebar, nafasku merasa memburu.. birahiku pun timbul..
Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster itu samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH… “itong”-ku mengeras saat itu juga Mbak Lala ternyata memakai CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang harus kulakukan… saya cuman menelan ludah menyaksikan pantatnya yang nampak menggunung, dan CD itu hampir seperti G-String. saya bener-bener terangsang memirsa panorama indah itu, tetapi aku sendiri mulai tidak enak hati, karena Mbak Lala istri sepupuku sendiri, yang mana kenyataannya perlu saya temani dan saya lindungi disaat suaminya sedang tidak dirumah.

Namun godaan syahwat memanglah mengalahkan segalanya Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. saya bingung.. harus kuapakan.. sebab saya tetap ada rasa cemas takut kasihan… akan tetapi sekali ulang godaan birahi memang dahsyat.Akhirnya pelan-pelan kujilati memek itu bersama dengan rasa cemas was-was Mbak Lala bangun. Sllrrpp.. mmffhh… sllrrpp… ternyata memeknya lezat termasuk ditambah pubic hair Mbak Lala yang sedikit, supaya hidungku tidak geli apalagi leluasa nikmati aroma memeknya.

Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu saya udah mencopot semua celanaku. sesudah “itong”-ku kubasahi bersama dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Lala. Agak sulit terhitung gara-gara posisinya itu. Dan saya hasrus ekstra hati-hati agar dia tidak terbangun. selanjutnya “itongku”-ku sukses masuk. HH… hangat rasanya.. sempit.. akan tetapi licin… seperti piston di dalam silinder. Entah licin dikarenakan Mbak Lala jadi horny, atau karena ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. namun ternyata nggak hingga lima menit. aku begitu terpukau bersama dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sehingga pertahananku jebol. Crroott… ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Lala. aku merasakan pantatnya sedikit tersentak. setelah habis maniku, pelan-pelan bersama dengan dag-dig-dug kucabut penisku.

“Mmmhh… kok dicabut tititnya..” nada Mbak Lala parau gara-gara masih ngantuk.
“Gantian dong..aku juga pengen..”
Aku kaget bukan main. Jantungku jadi keras berdegup.
“Wah.. celaka..”, pikirku.

“Ketahuan, nich…” Benar saja! Mbak Lala mambalikkan badannya. sekejap dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru mengerti bahwa yang habis menyetubuhinya bukan Mas Adit, melainkan aku sepupunya.
“Kurang ajar anda Ndrew”, makinya.
“KELUAR KAMU…!”
Aku langsung keluar dan masuk kamar tidur tamu. Di di dalam kamar saya bener-bener gelisah.. was-was malu.. bahkan andaikan Mbak Lala sampai lapor polisi bersama tuduhan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser… malunya aku.

Aku coba menenangkan diri bersama membaca majalah, buku, apa saja yang dapat membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama saya membaca, aku pun selanjutnya terlelap. Seolah mimpi, saya menjadi “itong”-ku layaknya ulang keenakan. Serasa ada yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan..
“Mbak Lala..jangan”, pintaku sambil saya menarik tubuhku.

“Ndrew..” sahut Mbak Lala, 1/2 terkejut.
“Maaf ya, seandainya tadi aku marah-marah. aku bener-bener kaget review kamu tidak pake celana, ngaceng lagi.”
“Terus, Mbak maunya apa?” taku bertanya kepadaku. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, saat ini kok.. jadi begini..

“Terus terang, Ndrew.. habis marah-marah tadi, Mbak bersihin memek berasal dari sperma anda dan disiram air dingin agar Mbak tidak ikutan horny. Tapi… Mbak kebayang-bayang titit anda Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu Imut, akan tetapi di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya sambil tersenyum.

Dan tanpa tunggu jawabanku, dikulumnya penisku seketika supaya saya tersentak dibuatnya. Mbak Lala begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. lebih-lebih aku merasakan penisku mentok hingga ke kerongkongannya. Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kita saat ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Lala telah melepaskan CD nya. aku lihat memeknya makin lama membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku untuk dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..

“SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Lala merintih menahan nikmat. Akupun menikmati memeknya yang ternyata bener-bener becek. aku senang sekali dengan cairannya.

“Itilnya.. dong… Ndrew.. mm.. IYAA… AAHH… KENA AKU… AMPUUNN NDREEWW..”
Mbak Lala jadi keras merintih dan melenguh. Goyangan pinggulnya tambah liar dan tak beraturan. Memeknya semakin memerah dan makin lama becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya sambil konsisten menghisap clitorisnya. tetapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah bersama dengan kelihaian lidah Mbak Lala. Buktinya aku mulai datang yang mendesak penisku, seolah ingin menyembur.

“Mbak… ingin muncul nih…” kataku.
Tapi Mbak Lala tidak mempedulikan ucapanku dan makin ganas mengulum batang penisku. aku makin lama tidak tahan dan.. crrootts… srssrreett… ssrett… spermaku MUNCRAT di muutu Mbak Lala. dengan rakusnya Mbak Lala mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.

“Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih…” pintanya.
Aku cuman bisa mmeringis menahan geli, dikarenakan Mbak Lala melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku layaknya menuruti kehendak Mbak Lala. apabila tadi segera lemas, ternyata kali ini penisku bersama dengan mudahnya bangun kembali mungkin sebab pengaruh lendir memek Mbak Lala dikarenakan antara dikala yang sama juga aku repot nikmati itil dan cairan memeknya, saya lantas gampang terangsang lagi Tiba-tiba Mbak Lala bangun dan melewatkan dasternya.
“Copot bajumu semua Ndrew” perintahnya.

Aku menuruti perintahnya dan terperangah melihat panorama indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu memanglah tegak ke atas seolah menantang kelelakianku untuk mengulumnya. langsung Mbak Lala berlutut di atasku, dan tangannya membimbing penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless… sshh…
“Aduhh… Ndrew… tititmu keras banget yah…” rintihnya.
“kok bisa kayak kayu sih…?”

Mbak Lala bersama buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek akibat memeknya yang basah makin keras. Tak kusia-siakan, kulahap habis ke dua putingnya yang menantang, rakus. Mbak Lala makin lama keras goyangnya, dan aku merasakan tubuh dan memeknya tambah panas, nafasnya makin lama memburu. makin lama lama gerakan pinggul Mbak Lala tambah cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya memburu dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.

“MMFF… SSHSHH.. AAIIHH… OUUGGHH… NDREEWW… MBAK KELUAARR… AAHHSSHH…”
Mbak Lala menjerit dan mengerang bersamaan bersama puncak kenikmatan yang sudah diraihnya. Memeknya mulai benar-benar panas dan gerakan pinggulnya demikian liar sehingga saya merasakan penisku layaknya dipelintir. Dan kelanjutannya Mbak Lala roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah penuh kepuasan. saya tersenyum penuh kemenangan sebab aku tetap sanggup bertahan…

Tak disangka, setelah istirahat sejenak, Mbak Lala berdiri dan duduk di tepi spring bed. ke dua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan ke dua tangannya menyangga tubuhnya.

“Ndrew, ayo cepet masukin ulang Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya setengah memaksa.

Apa boleh membuat kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Lala merasa memerah lagi itilnya langsung menegang, dan lendirnya tampak mambasahi dinding memeknya.
“SShh.. mm.. Ndrew.. kamu jail banget siicchh… oohh…” rintihnya.
“Masukin aja, yang… jangan siksa saya pleeaassee…” rengeknya.

Mendengar dia merintih dan merengek, aku makin bertafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata amat becek dan merasa panas akibat masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali bersama dengan gerakan mencangkul dan memutar. Mbak Lala jadi gelisah, nafasnya makin lama memburu, tubuhnya tambah gemetaran. Tak lupa jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata memanglah sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku berasal dari liang surganya, dan tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali..

Gerakan jariku di itilnya tambah kupercepat, Mbak Lala makin tidak karuan gerakannya. Kakinya menjadi kejang dan gemetaran, demikian pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek itu tambah becek, terlihat lendirnya meleleh bersama dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Lala, mulai berasal dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.

Kupandangi memek itu ulang dan aku menyaksikan hadir seperti daging kemerahan yang mencuat nampak bergerinjal berwarna merah seolah-olah hendak muncul dari memeknya. Dan nafas Mbak Lala tiba-tiba tertahan diiringi pekikan kecil.. dan ssrr… ceerr.. aku merasakan hadir cairan hangat muncrat berasal dari memeknya.

“Mbak.. telah keluar?”, tanyaku.
“Beluumm.., Ndreew.. ayo sayang.. masukin ****** kamu… aku nyaris sampaaii..” erangnya.

Rupanya Mbak Lala hingga terkencing-kencing menahan nikmat.
Akibat pemandangan itu aku merasa datang yang mendesak ingin muncul berasal dari penisku, dan langsung saja kugocek Mbak Lala sekuat tenaga dan secepat saya dapat sampai akhirnya..
“NDREEWW… saya KELUAARR… OOHH… SAYANG… MMHH… AAGGHH… UUFF…”, Mbak Lala menjerit dan mengerang tidak karuan sambil mengejang-ngejang.

Bola matanya terlihat memutih, dan aku terasa jepitan di penisku begitu kuat. selanjutnya bobol terhitung pertahananku..

“Mbak.. saya harap muncrat nich..” kataku.
“Keluarin sayang… ayo sayang, keluarin di dalem… saya ingin kehangatan spermamu sekali lagi…” pintanya sambil menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.

Seketika itu termasuk Jrruuoott… jrroott… srroott..
“Mbaakk.. MBAAKK… OOGGHH… aku MUNCRAT MBAAKK…” aku berteriak.
“Hmm.. ayo sayang… keluarkan semua… habiskan semua… nikmati sayang… ayo… oohh… hangat… hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh…” desah Mbak Lala manja menggairahkan.

Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.
“Ndrew, makasih ya… kamu dapat membebaskan hasratku..” Mbak Lala tersenyum bahagia sekali..

“He-eh.. Mbak.. saya juga..” balasku.
“Aku juga makasih boleh menikmati tubuh Mbak. tetap terang, sejak ngeliat Mbak, aku pingin bersetubuh bersama Mbak. tetapi aku mengerti itu tak kemungkinan berjalan Gimana dengan keluarga kami andaikata sampai tahu.”

“Waahh.. kurang ajar terhitung kau ya…” kata Mbak Lala sambil memencet hidungku.
“Aku tidak nyangka seandainya adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. namun saat ini khayalan anda jadi kenyataan kan?”

“Iya, Mbak. Makasih banget.. saya boleh nikmati seluruh pembagian tubuh Mbak.” Jawabku.
“Kamu pengalaman pertamaku, Ndrew. Maksud Mbak, ini pertama kali Mbak bersetubuh bersama dengan lelaki selain Mas Adit. tidak datang yang aneh kok. Titit Mas Adit jauh lebih besar dari milik kamu Mas Adit terhitung perkasa, soalnya Mbak berkali-kali nampak seandainya kembali bergabung sama juga masmu itu” sahutnya.

“Terus, kok keliatan senang banget? Cari variasi ya?” saya bertanya.
“Ini pertama kalinya aku sampai terkencing-kencing menghindar nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak hingga pipisin anda segala. anda nggak jijik?”
“Ooohh.. itu toh..? Kenapa kudu jijik? Justru aku makin lama horny..” aku tersenyum.
Kami berpelukan dan selanjutnya terlelap. Kulihat senyum tersungging di bibir Mbak Lalaku.

Trik Baru Mahjong Ways: Cara Baca Pola RTP Tinggi yang Jarang Diketahui Update Terbaru Mahjong Ways 2025: Mode Spin Otomatis Lebih Menguntungkan? 5 Pola Paling Ampuh Mahjong Ways 1 & 2, Terbukti Bikin Maxwin Berkali-Kali Aplikasi Penghasil Uang Terbaik Bulan Oktober: Mahjong ways Menjadi Pusat Perhatian Dalam meraup keuntungan Cara Redeem Uang Di Aplikasi Penghasil Uang Mahjong Ways Terbaru Terbukti Cair
CeritaDewasa