Masuk Perangkap Gairah Dua Gadis Cantik Yang Menyukai Ku

kenangan.xyz – Seusai santap malam. Sabrina dan Lidya-pun langsung menjalankan rencana mereka.
“AAAAAAAAA!!!!” terdengar suara teriakan cukup keras.
Alfi yang bary saja hendak meminum obat-nya terpaksa menunda pernah niatnya itu. bersama cepat ia berlari menuju ke arah muasal teriakan itu.
“Ada apaa, kak?!” tanya Alfi.
Dari ambang pintu dilihatnya Sabrina dan Lidya sedang meringkuk di atas sarana tidur sambil berpelukan. muka keduanya kelihatan kekuatiran Entah siapa di pada mereka tadi yang berteriak. Yang paham Alfi jadi berkewajiban buat perlindungan keselamatan ke dua gadis itu. namun ia sebatas berani berdiri di ambang pintu. ada perasaan sungkan gara-gara di situ hadir Lidya.
“Fiii!!… Kemariii cepatt!!. Tolooongg !!”
Setelah Sabrina yang memintanya masuk barulah ia melangkah maju bersama dengan hati-hati.
“Ada apa, kak?” ia melontarkan pertanyaan yang sama sambil tingkatkan kewaspadaannya. Pandangannya menyapu cepat ke seluruh sudut kamar berikut namun ia tak lihat orang lain di situ selain mereka bertiga.
“I..tuuu!”ujar Sabrina menunjuk ke arah keliru satu sudut.
“I-itu..apa kak?” tanya Alfi bingung karena tak hadir apa-apa di sudut itu.
“T-tikuss!”jawab Sabrina dari tempatnya.
“T-tikuss, kak?” Alfi ulangilah ucapan Sabrina semata-mata hanya untuk memastikan pendengarannya.
“Iyaaa Fiii! Tikus!…tolonggg usirinnn!”
Astaga…cuma tikus rupanya! akan tetapi ke dua gadis itu bertingkah seolah saksikan hantu atau penjahat saja. Keluh Alfi di dalam hati. namun setidaknya ia dapat napas lega dikarenakan hal itu bukanlah suatu yang membahayakan bagi jiwa ke-2 gadis itu. jadi bagaimana pula tikus dapat nyelonong masuk ke kamar ini? dikarenakan sepanjang ia tinggal berbarengan Lila dulu tak dulu sekalipun hadir kejadian seperti ini. sesaat sesudah itu Alfi tertegun. Ia barulah menyadari seandainya ada sesuatu yang luar biasa di dalam kamar itu. kedua gadis itu!..mereka semata-mata Mengenakan busana yang lebih minim berasal dari umumnya cuman sebuah tangtop putih yang terlampau tidak tebal berpadu bersama dengan sepotong…celana didalam Alfi dapat menetapkan keduanya tak kenakan bra dikarenakan ia dapat menonton secara samar-samar puting-puting yang tercetak menyadari di permukaan tanktop mereka. saat itu juga itu terhitung tubuhnya seakan dialiri strom bertegangan tinggi dan tanpa dapat dicegah penisnya menegang secara cepat.
“G-ga datang kak” ujar Alfi tergagap mengusahakan mengalihkan pandangannya berasal dari kaki-kaki panjang nan indah terhitung putih bersih yang selama ini sebatas sebagian kecil saja yang dapat ia nikmati…kini segalanya terpampang utuh dihadapannya.. Ia menduga tadinya kedua gadis itu sudah bersiap-siap untuk tidur bersama dengan baju layaknya itu.
“Coba periksa sekali lagiii, Fii! Dia tentu hadir di situu!!” teriak Sabrina kekhawatiran sambil menunjuk ke arah lemari busana di sudut kamar.
“I-iya kak..iyaa..ini Alfi sedangkan nyari kok…”
Untuk meredam kekhawatiran hatinya, Alfi segera memeriksa di lebih kurang fasilitas yang ditunjukan Sabrina kepadanya. tapi lagi-lagi konsentrasinya terganggu dikala ia dapati di sana sini berceceran bra dan celana di dalam wanita. Itu pasti milik ke dua gadis itu. Duh! wujud dan warnanya yang bermacam bikin tubuh Alfi tambah panas dingin.
“B-beneran ga ada kok kak”ujar Alfi setelah meyakini tak menemukan apa yang ia cari.
“Barangkali dia kabur ke kolong tempat tidur, Fi!”ujar Sabrina.
Alfi merendahkan kepala ke bawah kolong media tidur.
“Di bawah sini terhitung ga hadir kak” ujar Alfi sehabis suka mencari ke sana kemari.
Ketika ia mengangkat kepalanya, ia dibikin tercekat… gara-gara kurang berasal dari satu mtr. berasal dari wajahnya… Sabrina tengah duduk berlutut di bibir kasur bersama paha agak melebar sementara pandangannya berada pas dalam sebuah garis lurus dengan proporsi yang menonjol di pertemuan ke dua batang paha putih gadis itu. Glek! Alfi meneguk ludah sedangkan seakan gumpalan air liurnya begitu susah masuk. Betapa ia begitu dekat bersama dengan keindahan surgawi yang diidamkan banyak pria di dunia ini
“Masa ga hadir sih? kali saja dia sudah sembunyi”ujar Lidya ikut nimbrung. Si judes yang molek itu merangkak maju ke segi Sabrina.
“I-iiya kak tidak ada Alfiii rasa kakak tadi hanya tidak benar lihat sajaaa” jawab Alfi tetap tergagap dan tidak benar tingkah. Tubuh Lidya terlihat lebih ramping berasal dari Sabrina. Payudaranya terhitung tak sebesar milik Sabrina sedang sungguh ideal dan indah…mengingatkan Alfi akan Lila.
“Tapi kakak yakin sekali andaikan yang melintas tadi itu adalah tikus” ujar Sabrina. tentu saja sebagai gadis petualang cinta ia bisa menyaksikan kecemasan Alfi ketika itu.
“Uhh baiklah, akan Alfi cari lagi..” ujar Alfi. karena Sabrina begitu sangat percaya maka ia-pun kembali melacak Kali ini tiap-tiap sudut kamar ia periksa secara detail sedang tetap saja tikus karangan ke-2 gadis itu tak kunjung ia temukan.
“Gimana nih Rin?’ bertanya Lidya.
“Kita bobo di kamarnya Alfi dulu sampai tikusnya ketangkep”ajak Sabrina.
“Kamu geser saja sendiri ya, Rin. aku tetap di sini. Ntar saya malah ga dapat tidur di kamar itu”jawab Lidya.
“Ya sudah andaikan begitu aku ubah saat ini soalnya aku ngantuk banget nih!”
“Sama nih. Sedari tadi aku terhitung jadi ngantuk. pasti ini karena obat batuk yang kami minum tadi sore”ujar Lidya menimpali. Ia sengaja pengen Alfi memahami kondisinya ketika itu.
“Lho kak. jadi Alfi gimana dong?” sela Alfi bingung mendengar dialog cepat ke-2 gadis itu.
“Hi hi iya, Fi. Kamunya jangan pergi dulu hingga tikusnya ketangkep. anda kan bisa nonton televisi yang ada di kamar ini sembari menanti tikusnya terlihat lagi”
“Ntar kalau tikusnya ga muncul-muncul juga gimana dong kak?”
“Ya anda tidur aja di karpet. Kan banyak bantal-bantal gede”
“Di sini?! M..akud kakak di..ka..mar ini?”
“Iya”ujar Sabrina.
Alfi sempat terperangah.
“T..api kak…”
“Tenang Fi. anda santai aja. Lidya ga keberatan anda di sini. Ya kan Lid?”
“Iya ga pa pa…Asal jangan ngorok saja…..Hooaamm!”ujar Lidya sambil menguap panjang.
Sebelum Alfi sempat protes ulang Sabrina udah pergi meninggalkan kamar bersama dengan mempunyai bantalnya. tapi ia tak masuk ke didalam kamar Alfi melainkan terlihat ke pekarangan samping. Ia mengendap-endap di dekat jendela kamar dimana Lidya dan Alfi berada. Di tangannya datang sebuah kamera telah dipersiapkannya sejak tadi. sesaat itu Alfi duduk di lantai kamar bersama hati resah gelisah. Matanya menatap ke arah televisi sedang pikirannya tak kesitu. Ia mengetahui seandainya kala ini datang seorang bidadari sedang terbaring di atas kasur di belakang punggungnya bersama sekedar memakai CD dan tanktop tanpa bra seperti tadi. Begitu dekat. Terdengar olehnya suara elahan napas berat Lidya. Sepertinya gadis itu telah tertidur lelap dikarenakan pengaruh obat batuk yang ia minum tadi. Paling tidak itu kesan yang Alfi tangkap dikala itu. Hhhh…Alfi menghela napas. ulang dirinya diletakkan didalam keadaan rawan. pasti saja bukan baginya sedang rawan bagi Lidya. Sebagaimana peristiwa yang dulu ia alami bersama Lila pernah yang berujung bersama ternodanya Lila. Situasinya sangat sama bersama dengan yang ia alami ketika itu. Kini ia ulang bersama-sama seorang gadis molek yang tergolek tak berdaya di dalam satu kamar tanpa datang orang lain di sana. Sesekali ia menoleh ke tiap tiap sudut kamar….berharap sehingga sang tikus itu keluar Ia mencoba untuk menjaga akal sehatnya sambil menekan segi lain dari dirinya yang dikuasai nafsu birahi. sedang makin lama lama Alfi justru semakin gelisah. Perlahan namun tentu sisi yang didominasi nafsu-birahilah yang mengguasai seluruh medan perang di dalam dirinya. sementara itu penisnya tambah jadi sakit dikarenakan terjepit di bawah sana. Di sisa-sisa kesadarannya ia putuskan untuk tukar ke ruangan lain. Ia jadi ia akan makin lama sulit membuat mengendalikan dirinya andaikata terus-terusan berada di situ. Perlahan ia bangkit. Alfi mendekat ke arah tempat tidur dimana Lidya tergolek agak menyamping.
“K-kakk Lidyaa… kak…” Alfi mencoba membangunkan. Hening… Sebagaimana halnya Sabrina malam-malam kemarin Lidya diam tak menyahut.
Pulas sekali dia. Gumam Alfi.
“Kakk..”sekali kembali Alfi memanggil nama gadis itu. tetapi Lidya tetap saja diam.
Semula niatnya ingin langsung pergi dari situ namun naluri kelaki-lakiannya seakan tak berkenan membiarkan pemandangan indah di hadapannya berlalu begitu saja. Ia justru terpaku bediri di segi tempat tidur. Menatapi wajah Lidya yang benar-benar luar biasa cantik itu. Hidungnya itu… mancung indah pasti saja asli bukan buatan. Bibirnya yang penuh dan sensual itu bukan lukisan. Tak ada kata yang lebih selagi membuat menggambarkan wajah Lidya selain cantik. Bahkan…. kali saja melebih Lila.!. Alfi yakin sekali bersama penilaiannya itu. Tak puas-puas ia menatapi muka cantik itu. sedang hatinya terbujuk untuk menyaksikan keindahan lain yang dimiliki gadis itu. Sebagaimana kakaknya, Lidya tak cuman cantik namun terhitung resmikan wujud tubuhnya yang aduhai. Tatapannya berhenti di dada Lidya yang membusung di balik kaos putih itu. Sungguh indah. Tak terlampau besar sedang begitu pas..menggantung di tubuh sintal gadis itu. Napas Alfi menyesak kala matanya menangkap tonjolan kecil di puncak ke dua bukit kembar itu. Puting susu Lidya terlihat meruncing …menekan permukaan kaus yang dikenakannya.
Tatapannya terus menjelajah…kali ini ia temukan pusar gadis itu mengintip dikarenakan kausnya sedikit tersingkap. Uh..Alangkah putihnyaa…Alfi hingga mendesis tak paham Kulit Lidya nampak bak salju. lantas pandangannya berkunjung di ke dua batang paha Lidya yang panjang. Itu adalah paha yang berisi… indah…dan putih mulus… diikuti wujud pantat yang bulat bagus yang terbalutan oleh sepotong CD tidak tebal sampai saat ini identik sekali tak ia temukan bagian yang buruk dari tubuh gadis itu. semua nya indah sempurna……semuanya mengoda.. terasa berasal dari kepala sampai ke ujung jari kaki. Dan Glek! Kali ini Alfi meneguk ludahnya disaat matanya pada akhirnya sampai ke lokasi paling intim berasal dari tubuh Lidya. Sebuah bukit mungil menonjol..dan terjepit di pangkal kedua paha Lidya. Lama Alfi menatap bagian itu. Ia tak memahami apakah Lidya masih perawan atau tidak. namun ia sangat percaya sekali misalnya ukuran vagina gadis itu terlalu sempit membuat penisnya. dikala berkhayal hal itu saat itu juga itu terhitung segumpal cairan precum memancar tak tertahankan dari ujung lubang pipisnya. Crittttt! Tubuh Alfi bergetar hebat. Tubuhnya secara alami merespon apa yang ia saksikan disaat itu. hasrat kejantanan secara cepat mencukupi raganya. Di didalam benaknya kini memikirkan sebuah keintiman. Sebagaimana dulu..bertahun-tahun berselang…ketika ia menyelinap masuk ke kamar Dian yang lagi tengah terlelap..untuk sesudah itu memerawaninya. Sebagaimana terhitung dikala ia pertama kali mengintimi Lila. Terbayang apa yang perlu ia lakukan di dalam kondisi layaknya ini…yang mengerti Ia harus membebaskan penisnya dari kesesakan yang menyiksa berasal dari celananya. selanjutnya perlahan naik ke atas ranjang. bersama hati-hati merentangkan ke dua paha Lidya tanpa bikin gadis itu terjaga dari tidurnya. mencuri posisi di antaranya. seluruhnya perlu ia Mengerjakan cepat namun bersama hati-hati….Ia tak butuh repot-repot melepas CD Lidya. lumayan bersama dengan menarik sedikit pembagian bawahnya ke arah samping maka ia telah lumayan memperoleh area buat melakukan penetrasi. jatah puncaknya adalah sebelum gadis itu terjaga ia mesti sesegera barangkali menusukan penisnya yang sudah berlumuran precum itu ke di dalam vagina Lidya.
“ARGGGGHH!!” Alfi merintih lirih mengayalkan betapa ketat-nya liang senggama gadis itu. Ujung penisnya merasa begitu gatal. Dan…
Cruutt..crutttt…lagi-lagi precumnya memancar. Terbayang rintih kesakitan gadis itu ketika vaginanya terentang. tetapi Alfi sangat percaya sekali begitu ia sukses membuat Lidya orgasme maka gadis itu dapat segera ketagihan. Untuk lantas merasa tergila-gila padanya. bahkan kebencian gadis itu sirna dengan sendirinya supaya antara kelanjutannya Lidya-pun dapat terasa keliru satu kekasihnya. Hayalan Alfi terus melaju tak terpecahkan dan tambah meracuni jiwanya agar ia menentukan untuk melakukannya…Menggagahi Lidya. Tubuhnya serasa panas dingin. sesaat jantungnya berdetak makin cepat. Di bagian bawah.. penisnya menegang kaku …begitu gatal dan perlu sebuah hisapan kuat dari sebuah vagina. Dan kala ini yang ia inginkan semata-mata vagina punya Lidya! tetapi kala ia akan naik ke atas ranjang…Di detik-detik yang mendebarkan itu tiba-tiba saja terbayang wajah memelas penuh kesedihan…Lila. Wanita yang dulu ia gagahi bersama dengan cara yang sama sama juga seperti yang dapat ia lakukan antara Lidya saat ini ini.
“Duhh! Apa yang nyaris aku lakukan?!” desis Alfi sontak undur lagi kebelakang.
Ia seakan baru tersadar berasal dari mimpi tidak baik hampir saja peristiwa jelek itu terulang lagi Alfi sadar ia tak boleh menodai Lidya. Bukankah ia terlalu menyayangi Lila? Itu mengisyaratkan ia tak boleh menghancurkan perasaan wanita itu. Terbayang pula akibat lainnya yang akan berlangsung akibat ulah bodohnya ini. Betapa beruntung dan girangnya si Paijo dapat menyetubuhi Niken dan Lila secara sekaligus. sebelum akan hawa napsunya ulang menguasainya dan semakin tak terlewati Alfi-pun bergegas keluar berasal dari kamar itu tanpa memperdulikan Lidya ulang Persetan bersama dengan tikus jahanam itu!.umpatnya. Ia tak lari menuju ke kamarnya gara-gara ia sadar Sabrina tengah tidur di situ. Sebagaimana malam-malam pada mulanya ia wajib mencari tempat untuk menuntaskan hasratnya… para bidadarinya.
############################
Lima menit berlalu.
Sabrina telah lagi ke kamar. berasal dari jendela ia lihat seluruh apa yang berjalan di dalam kamar. Ia sempat lihat Alfi pergi dari tempat tinggal dan menuju ke arah jalan besar.
“Gila! ternyata diapun tak bernapsu terhadapku. Sepertinya kami benar-benar wajib mengakui keistimewaan kak Lila.” Umpat Lidya lesu.
Lagi-lagi mereka harus menerima kenyataan pahit.
“Aneh sekali? Sepertinya tadi itu hampir berhasil..tapii…”gumam Sabrina agak binggung. Ia setidaknya semata-mata butuh beberapa detik saja dan ‘klik’ ..maka misi mereka-pun selesai.
“Sudahlah saya ingin tidur!. Besok biar kusuruh ia pulang saja ke fasilitas kak Lila. Terserah kak Lila masih ingin konsisten berselingkuh bersama bocah itu. aku telah tak perduli lagi Yang penting aku tidak mau ia tinggal di sini!”ujar Lidya sambil menarik selimutnya.
“Duhh.. baru begitu saja sudah menyerah”goda Sabrina.
“Mau apa kembali kita berdua kan udah gagal total..Tal! Lagian ini sudah berjalan dua minggu cocok bersama dengan batas selagi janji kita kepadanya”pungkas Lidya
“Tapi anak itu benar-benar membuatku penasaran, Lid”
“Kok saat ini jadi anda yang ngotot sih Rinn?!”
Sabrina termenung sambil mencubit-cubit bibirnya. tahu ia tak ingin menyerah begitu saja.
“Argggg!” tiba-tiba saja Sabrina berteriak.
“Duhh! hadir apa sih Rin. buat kaget orang saja!”protes Lidya.
“Dengarkan aku pernah Lid!. kenyataannya tadi itu dan juga sebelum-sebelum ini kita tidak gagal menggodanya! Buktinya saya sempat perhatikan celananya yang mengembung dikarenakan ereksi kala ia berdiri memandangi engkau tidur tadi”ujar Sabrina bersama mata berbinar.
“Ok! jadi apa bedanya? Ia toh tetap tak tertarik melampiaskan nafsu-nya pada kita”ujar Lidya
“Iya itu dia!..Anak itu tentu pergi ketempat seseorang yang ia sukai bikin melampiaskannya!”
“M.maksudmuu diaa..?!..”
“Yaa!…Dia pasti pergi ke tempat tinggal kak Lila bikin itu!”
“Hah?! T..apii apa barangkali kak Lila mau meladeninya sedang ia belum lagi empat puluh hari bersalin”
“Siapa paham Bukankah kakakmu selamanya menuruti setiap kemauan anak itu! jadi lumrah saja kami senantiasa gagal”
“Setan jelek Berani-beraninya mempermainkanku! apabila begitu ayo cepat kami susul dia Rin!”ajak Lidya dengan perasaan gemas.
###########################
Jelas mereka tak barangkali menemukan Alfi di tempat Lila karena pemuda tengah berada di rumah bidadarinya yang lain membuat menuntaskan gairahnya. Beruntungnya Alfi saat itu Nadine baru saja akan mandi. sesaat Dian baru pulang dari sebuah acara kantor. Nadine langsung disergapnya bersama dengan ciuman panas.
“Hpp…” Nadine tak sempat memberi salam Mulutnya disibukan membalas serbuan bibir dan lidah Alfi.
“Jangan-jangan kamu lupa kembali minum obatmu, ya Fi?”tebak Dian menyaksikan kemunculan Alfi secara mendadak itu..
“Kak kami ke kamar saja yuk. Alfi telah kangen banget identik kakakk” ajak Alfi tak sabaran. Tangannya meremas-remas gemas dua butir pepaya Calipornia yang tetap tersembunyi di balik handuk Nadine.
“Aaaaaa..Fiiii..kamuu persis kak Dian-mu saja pernah ya? Soalnya kakak ngantuk bangeeet” ujar Nadine mengusahakan menghindar.
“Aduh sepertinya saya tetapi ga bisa Nad!”
“Lho kenapa? sedang ‘dateng’, ya An?”tanya Nadine
“Iya nih! Terpaksa anda sendirian dulu yang ngeladenin Alfi”jawab Dian.
“Kalau begitu apa boleh bikin namun sayang, kamu tunggu sebentar ya. Kakak mandi dulu Biar kita lebih nyaman gituannya”ujar Nadine tersenyum menggoda. Seletih apa-pun Alfi senantiasa saja berhasil memunculkan birahinya.
Alfi terpaksa menunda sejenak hasratnya. setelah lima belas menit sesudah itu Nadine baru nampak berasal dari kamar mandi tanpa Mengenakan handuk. lalu wanita cantik itu naik ke media tidur dan perlihatkan punggungnya ke Alfi untuk sebuah percintaan doggy. Alfi langsung mengambil ancang-ancang untuk Mengerjakan penetrasi.
“Eng..Sayang! Sayang! tunggu dulu!” tiba-tiba saja Nadine beringsut menjauhkan sambil menutup jalan penis anak itu. Rupanya ia teringat bakal sesuatu.
“Lho hadir apa kak?”tanya Alfi heran. Ujung penisnya urung menembus vagina Nadine.
“Sabar pernah ya sayang… kakak pasangin kamu kondom pernah ya?”ujar Nadine lantas ia sibuk buka laci di samping ranjang. berasal dari sekian banyak gadis Alfi cuman dia yang paling sering diintimi Alfi bersama pengaman. Menurut Lila, Nadine membuka kesuburan yang paling tinggi di pada mereka semua memadai satu kali persetubuhan dapat langsung terjadi pembuahan. Dan kala ini Nadine belum memiliki rencana untuk hamil kembali gara-gara ia pengen sedikit bersantai setelah sepanjang dua tahun mengurus Alfina. namun Alfi telah tak lagi bisa menghambat hasratnya. Pinggang Nadine diraihnya seraya menusukan kejantannya ke belahan bibir vagina Nadine. JLEPP! Nadine semata-mata dapat menjerit nikmat ketika penis hitam Alfi yang besar nan panjang itu bersarang utuh ke di dalam vaginanya.
“ARRRGGHHHH! S-sayaangg! kamu caaabut duluuu.. Ntar apabila udah mengfungsikan pengamanmu baru anda masukin lagiii..”pinta Nadine sambil berusaha mendorong Alfi menjauh.
Namun Alfi tak dapat lagi menjawab di dalam kukungan kenikmatan dasyat itu. Ia justru mencekal pinggul Nadine tambah erat sambil merintih-rintih.
“Oughhhhhhh Kaakk..e-nakk bangett….”.
“Oughhhh…Yah sudahlah…..Tapi kamu harus janji ga boleh muncrat di dalem! Arghh..” selanjutnya Nadine mengalah antara keinginan anak itu. tak sekedar Ia mulai tak tega setelah mendengar rintihan Alfi, kenikmatan yang berasal dari gesekan segera kulit kejantanan Alfi selanjutnya terlalu nikmat untuk ditukar dengan latex. akan tetapi baru tiga kali genjotan tanpa ia duga-duga tiba-tiba penis Alfi berdenyut hebat di didalam liang senggamanya. Dan tanpa tertahankan ulang oleh Alfi….CROOOOTTT!!! Ia berejakulasi.
“AAAAARRRRRGHH Kaaaaak!!”
“Ohh Sayaaaang! K-kamuu?! anda ?!.ARGGHH. Tidaak!! Cabuut Fiii!! Cabutt duluu!!!” Nadine sungguh terkejut kala sebuah semburan kuat dan panas menerjang pas di mulut rahimnya. Ia memang tak menyangka andaikan Alfi akan mengalami ejakulasi sedini itu. Sebisanya ia mengusahakan melepas tautan kemaluan mereka. tetapi terlambat. Semburan kuat selanjutnya susul menyusul menghantami peranakannya.
CROOOOTTT!!!… CROOOOTTT!!!
CPLOK! kelanjutannya Penis Alfi sukses termasuk lepas namun Nadine tetap tak dapat menyingkirkan Tubuhnya terlilit di bawah payungan tubuh Alfi yang masih terus mengenjan. beberapa semburan lendir panas lainnya terlontar berasal dari lubang pipis anak itu. Dan Nadine terpaksa terima hujan lendir kenikmatan Alfi bersama dengan punggungnya. menanti sampai pemuda itu merampungkan ejakulasinya. sesudah Alfi selesai menuntaskan kenikmatannya. Nadine membalikkan tubuhnya supaya dirinya berhadap-hadapan dengan tubuh Alfi.
“Arghh! saksikan apa yang sudah kamu perbuat barusan! Badan kakak jadi lengket semua!” ujar Nadine dengan mata membola.
“Uhh..Maafin Alfi ya kak. Soalnya Alfi udah kebelet bangett tadi ituu..” saya Alfi jujur. Ia tak berniat bikin Nadine kesal dikarenakan perihal ini. Ia memang tak kuasa mengendalikan diri karena godaan Lidya dan Sabrina di rumah tadi.
“Tapi harusnya anda menuruti omongan kakak tadi. Biarkan kakak pasangin kamu pengaman pernah …. Kakak kan bisa hamil kembali sebab ini?!. Duhh.!!”keluh Nadine kesal.
“Kak ..maafin Alfi ya..Alfi ngaku salah..”
Nadine menghela napas sambil memandangi wajah penuh penyesalan Alfi.
“Anak nakal! Kemari!”ujar Nadine merangkul leher Alfi. lalu melumat bibir anak itu. Ia benar-benar tak bisa marah kepada anak ini. siapa saja tahu Alfi benar-benar tetap ada problem mengatasi motivasi hasratnya dan tadi ia udah berusaha keras menghambat hasratnya. tetap untung Alfi tak hingga melampiaskannya pada Lidya dan Sabrina. Nadine termasuk sadar misalnya Alfi benar-benar tak dulu punya niat bersikap tidak cukup ajar seperti yang kerap dikerjakan Paijo.
“Kakk maafin Alfii…”ujar Alfi lagi.
“Sudahlahh sayangg..”
“Tapi kak..gimana kalau..”
“Ga paa paa…semuanya udah terlanjur..Biarlah kakak melahirkan anak anda lagi”
“Bener kakak.. r-rela?…”
“He em sayang.. harap anda hamilin saat ini atau nanti terhitung ga datang bedanya. Toh hal ini pasti dapat terjadi juga”
“Uhh..Kamu tetap harap ulang sayaang?” tanya Nadine saat merasakan penis Alfi yang berkedut di atas perutnya
“He uh kak…”
“Kakak terhitung pingin sayaang..”
Masih dalam posisi misionary. Nadine letakkan sebuah bantal di bawah pinggulnya. bersama begitu Ia dapat memperoleh penetrasi maksimal berasal dari penis Alfi. lantas ia bentangkan pahanya lebar-lebar.
“Ohh..kakk..” Alfi terlampau menyukai penampilan wanita klasik layaknya Nadine.
Bulu kemaluannya dibiarkan tetap tumbuh rimbun hingga menutupi areal luas di kira-kira pubiknya. sementara itu bibir vaginanya basah dan merekah supaya Alfi bakal mengintip liang surga di baliknya yang lagi tengah berkedut-kedut yang siap menantinya bersama janji sejuta nikmat yang datang di dalam situ.
“Kemarii..tindih kakak…”bisik Nadine. selanjutnya mereka berciuman. sesaat tangan Nadine menangkap kejantanan Alfi yang tetap berlumuran lendir itu lantas membimbingnya memasuki liang kenikmatannya. Perlahan….bibir vaginanya terbelah……sementara Alfi menekan…
Dan… Jleeeepp…penis hitam meraksasa punya Alfi ulang bersarang di liang senggama Nadine.
“YAARRRGG….Saayanggg!..”Nadine-pun merintih.
Kedua kakinya yang panjang itu langsung membelit pinggang Alfi. Meski tak ada sensasi gelitik seperti yang diakibatkan oleh penis Paijo sedangkan Ia jauh lebih puas apa yang dimiliki oleh Alfi. Kejantanan sebesar itu sanggup menyentuh semua segi didalam liang senggamanya tanpa terkecuali…selain itu kekuatan tahan dan juga kehangatan Alfi merupakan suatu hal yang terlampau didambakan oleh kaum wanita di atas ranjang. sehabis kemaluan mereka bertaut, Alfi terasa mencumbui kekasihnya itu. Bibir dan lidahnya terlampau terlatih itu konsisten menekuni daerah-daerah sensitf Nadine. Ia amat menyadari apa yang disukai para wanitanya. Kecupan-kecupan ringan…. termasuk hisapan…. sampai gigitan-gigitan mesra pada leher dan telinga Nadine yang bikin Nadine terpekik lirih dan tambah larut dalam lautan keintiman. hingga pada akhirnya kecupannya mampir di dada Nadine. Alfi langsung menuju titik gairah tertinggi pada wilayah itu… Dan..tap! Ia pagut puting wanita itu. Srllpppp…Srllpppp… terdengar seruputan-seruputan bercampur air liur Alfi.
“Oughhhhhhhh saayaangg…..”rintih Nadine sambil menghimpit kepala Alfi tambah erat ke dadanya. Puting susunya memang telah tak ulang mengeluarkan ASI tetapi Alfi masih menguluminya dengan rakus. Nadine tak semata-mata resmikan payudara terbesar dan terindah di pada seluruh gadisnya. Dada besar itu termasuk mengingatkan Alfi akan Sabrina.
“Kamu pasti kepingin kan apabila payudara kakak keluar susu lagi Ughhhh..”..”tanya Nadine di sela rintihan kegeliannya. sesaat Alfi semata-mata akan menjawab pertanyaan tersebut bersama dengan anggukan dikarenakan mulutnya terlampau repot kala itu.
“Kalau begitu bikin kakak hamil ulang sayang..” lanjut Nadine. Ia senang dan bangga sekali karena membuka payudaranya yang alami namun berukuran besar. Alfi, Didiet apalagi Paijo sangat memujanya karena payudaranya itu.
“OUGHHH..Alfiiiii… entot kakak sekarangg…Uhhhg” rintih Nadine sambil menggerakan pinggulnya. Vaginanya telah gatal sekali dan perlu garukan berasal dari penis Alfi.
Mereka jadi ulang persetubuhan ini berasal dari awal. Kali ini dengan gairah lebih tinggi…tanpa terbeban oleh apapun… yang ada hanya rasa saling membutuhkan yang lebih kuat. Alfi melepaskan payudara Nadine. Kini bibir mereka menempel satu persis lain saling menghisap gemas sesaat lidah mereka bergulat liar. Saling mendesak…berkejaran dan berputar secara bergantian di rongga mulut keduanya. Mengimbangi rasa nikmat yang mendera di jatah kemaluan mereka.
“Ohhh Kaaakkk…” Alfi-pun merintih nikmat. Vagina Nadine meremas-remas setiap milimeter kejantanannya yang besar itu. tiap tiap kali ia menarik penisnya keluar maka liang itu dapat membetot kuat…laksana sebuah mesin penghisap. Meski liang itu pernah di lalui oleh Alfina putri mereka saat lahir dulu akan tetapi masih terasa begitu ketat dan terlalu nikmat. lebih-lebih dalam durasi yang panjang Nadine sanggup mengfungsikan secara optimal otot-otot kegelnya.
Menit-menit berlalu bersama dengan cepat,
“GRRAAAAAAAAAAAA!!!……….” Nadine tak kuasa menghindar pekiknya saat ia beroleh orgasme pertamanya.
Cepat-cepat Alfi merangkul pinggang Nadine sambil menekan penisnya sedalam kemungkinan hingga ujung penisnya mendesak masuk ke leher rahim Nadine. Agak menyakitkan bikin Nadine namun ia menyukai sensasi itu. sebagian th. belakangan, sejalan kedewasaannya, penis Alfi raih ukuran terbaiknya hingga sebagian liang vagina para wanitanya tak lagi sanggup menampungnya secara utuh layaknya pernah