Mengalami Orgasme Kedua Karena Keenakan

kenangan.xyz – Pembaca situs, tersebut ini adalah kisah kehidupan dan pengalaman sex aku selanjutnya sehabis 2 pengalamanku pada mulanya telah saya tuangkan didalam web site ini, mungkin berkitu ini adalah kisah lalu dari beberapa kejadian yang mewarnai kehidupan sex aku.
Entah mengapa, makin lama sering aku Mengerjakan making love bersama seseorang, bikin kehidupan sex saya jadi baik aja. Dan entah seluruh nya itu makin lama dapat saya menikmati bisa saja semua ini adalah efek berasal dari terlampau tingginya libiloku supaya disaat aku mood, tidak jarang sesudah pulang kerja saya Mengerjakan dengan kawan kantorku.
Aku tetap bersyukur punyai kelebihan di dalam urusan bercinta. dilengkapi ilmu sex aku yang saya dapatkan berasal dari film bf, buku-buku hingga obrolan-obrolan dengan kawan di kantorku, buat saya jadi bisa menyelami tentang apa itu sex.
Sehingga aku benar-benar fasih dalam menerjemahkan apa yang saya akan dari ilmu perihal sex. Itu terbukti dengan keluarnya banyak pujian berasal dari para kawan making love aku beberapa mereka sangat suka saat bercinta denganku, dan mereka menemukan merasakan dan menikmati suatu hal yang sebelumnya belum dulu mereka rasakan didalam problem sex.
Cerita ini berawal berasal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir selanjutnya mengenali nomer kantorku.
Siang itu disaat saya hendak makan siang tiba-tiba telepon lineku berbunyi dan ternyata operator memberitau aku kalau ada telpon berasal dari seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.
“Hallo, selamat siang joko,” nada wanita yang benar-benar manja terdengar.
“Helo terhitung siapa ya ini?” tanyaku serius.
“Namaku Karina,” kata wanita berikut mengenalkan diri.
“Maaf, Mbak Karina memahami nomer telepon kantor saya dari mana?” tanyaku menyelidiki.
“Oya, aku temannya Yanti dan berasal dari dia saya bakal nomor kamu,” jelasnya.
“Ooo… Yanti,” kataku datar.
Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul empat lawan satu. Yanti adalah seorang wanita karir yang terhitung ‘mewarnai’ kehidupan sex aku.
“Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia tinggal?” tanyaku.
“Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama juga kamu,” tahu Karina.
Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol seperti orang telah kenal lama. suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana wujud fisiknya dari wanita selanjutnya kala saya memikirkan wujud fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.
“Hallo… Joko, anda masih disitu?” bertanya Karina.
“Iya… Iya Mbak…” kataku gugup.
“Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti yaaa?” tanyanya menggodaku.
“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh,” celetukku.
“Masa sih… aku lantas GR deh” dengan nada yang sangat menggoda.
“Joko, boleh nggak saya bertemu dengan kamu?” tanya Karina.
“Boleh aja Mbak… lebih-lebih saya senang bisa bersua bersama dengan kamu,” jawabanku semangat
“Oke deh, kita ketemuan dimana nih?” tanyanya semangat.
“Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?” jawabku pasrah.
“Oke deh, nanti sore saya tunggu kamu di Mc. Donald plasa senayan,” katanya.
“Oke, hingga nanti joko… saya menanti anda jam 18.30,” sambil bicara demikian aku pun langsung menutup teleponku.
Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda itu. Sambil memikirkan lagi gimana muka wanita yang barusan saja menelpon saya sehabis saya selesai makan saya pun langsung segera balik ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Tanpa jadi saat sudah memberikan pukul 17.00, tiba saatnya aku pulang kantor dan saya segera meluncur ke plasa senayan. di awalnya prepare dikantor, aku mandi dan mencuci diri sehabis seharian saya bekerja.
Untuk perlengkapan mandi, saya sengaja membelinya dikantin karena aku nggak ingin ketemu wanita bersama tanpak kotor dan bau badan, kan aku jadi nggak pede dengan hal layaknya itu.
Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai basic Jam memperlihatkan pukul 18.15. saya segera menuju ke MC. Donald layaknya yang dikatakan Karina. saya segera mengambil sarana duduk disisi pagar jalan supaya aku dapat saksikan orang selanjutnya lalang diarea pertokaan tersebut.
Saat mataku memirsa situasi sekelilingku, bola mataku berhenti antara seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun.
Wajahnya yang memadai putih dan juga cantik, bikin saya tertegun, nataku yang nakal, mengusahakan menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang terlampau mengundang selera apa kembali abgian depan yang sangat menonjol itu.
Kakinya yang jenjang, disempurnakan dengan belahan pahanya yang putih dan termasuk montok dibalik rok mininya, bikin aku jadi gemas. di dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku jikalau yang saya lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi siang dan aku lebih senang ulang andaikan akan merasakan tubuhnya yang indah itu.
Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri media dudukku. Dadaku berdetuk kencang kala dia memanglah mengambil media duduk semeja bersama aku.
“Maaf apakah kamu Joko?” tanyanya sambil menatapku.
“Iy… Iyaa… anda pasti Karina,” tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.
Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku merasa mendesr kala tangannya yang lembut dan termasuk halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.
“Silahkan duduk Karina,” kataku sambil menarik satu kursi di depanku.
“Terima kasih,” kata Karina sambil tersenyum.
“Dari tadi anda duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?” tanyaku.
“Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memanglah Joko,” jelasnya.
“Aku terhitung tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?” kataku sambil tersenyum.
Kami bercerita panjang lebar mengenai apa pun yang dapat diceritakan, sering kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali bicara yang ‘menyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam menaikkan cantik saja wajahnya yang tambah matang.
Dari perbincangan tersebut terungkaplah seandainya Karina adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang entrepreneur dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.
“Karin, kamu kenal Yanti dimana?” tanyaku.
Yanti adalah rekan chattingku di YM, saya dan Yanti sering online berbarengan Dan kita terbuka satu sama juga lain dalam hal apa-pun Begitu juga kisah tempat tinggal tangga, lebih-lebih masalah sex sama sekali Mulutnya yang mungil menjelaskan dengan penuh semangat.
“Emangnya Yanti menikah kapan? saya kok nggak pernah diberitahu sih,” tanyaku penuh penasaran.
“Dia menikah dua minggu yang lalu dan aku nggak jelas kenapa dia nggak ingin memberi sadar anda sebelumnya,” Jawabnya penuh pengertian.
“Ooo, begitu…” kataku sambil manggut-manggut.
“Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku memiliki rencana menginap 4 hari, sampai urusan kantorku selesai,” jelasnya tanpa saya tanya.
“Sebenarnya tadi Yanti juga harap dateng namun berhubung hadir acara keluarga jadi barangkali dia dapat datang besok harinya dia dapat dateng,” jelasnya kembali.
“Memangnya Mbak Karina menginap di mana nih?” tanyaku penasaran.
“Kebetulan sama juga kantor sudah dipesankan kamar membuat aku di hotel H…”jelasnya.
“Mmm, emangnya Mbak sama juga siapa sih?” tanyaku menyelidik.
“Ya sendirilah, Joko… Makanya dikala itu saya tanya Yanti,” katanya
“Tanya apa?” tanyaku mengejar.
“Apakah punya kawan yang dapat menemaniku selama saya di Jakarta,” katanya.
“Dan berasal dari situlah saya mengerti nomor telepon kamu,” lanjutnya.
Tanpa jadi saat udah menunjukan pukul 10.25 wib, dan aku melihat sekelilingku pertokoan terasa sepi sebab benar-benar udah jadi larut malam. Dan toko pun udah terasa tutup.
“Jok.. anda harap anter saya balik ke hotel nggak?” tanyanya.
“Boleh, masa iya sih saya tega sih biarin anda balik ke hotel sendirian,” kataku.
Setelah pembicaraan singkat, kita langsung menuju parkiran mobil dan langsung meluncur ke hotel H… Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa Senayan. aku dan Karina bergegas menuju elevate untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya,
Karina tawarkan saya untuk masuk sejenak. Bau minyak wangi yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak saat jalan dibelakangnya.
Dan saat aku hendak masuk ternyata hadir dua orang wanita yang sedangkan asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya.
Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan tinggi dan terhitung miliki payudara yang besar dia adalah Miranda(36b) sedang yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga berpayudara yang sama besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan saya duduk.
Tanpa dikomando ulang mereka pun perlahan-lahan memulai buka baju mereka satu persatu, aku sebatas bisa melotot saja tak berkedip sekali pun, tak menjadi adik kecilku pun langsung bangun dari tidurnya dan langsung bangun dan langsung mengeras seketika itu juga.
Setelah mereka telanjang bulat terlihatlah pemandangan yang amat indah sekali bersama payudara yang besar, Karina pun segera menciumku dengan ganasnya aku sampai nggak bisa bernafas karena serangan yang terlalu mendadak itu dan aku mencoba menghentikannya.
Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar saya perlihatkan kenikmatan yang dulu saya berikan sama Yanti dan kawan-kawan. setelah itu Karina pun segera menciumku bersama garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam aku pun segera membalas ciumannya bersama garang pula, lidah kamipun beraduan, saya mulai menghisap lidahnya biar didalam dan juga sebaliknya. tetapi Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak dapat saya ungkapkan tanpa mengetahui aku pun mendesah.
“Aaahhh enak Mir, konsisten Mir hisap tetap aaahhh…”
Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku bersama lembutnya membuat aku tambah nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. saya pun mulai menjilati vagina Karina bersama lembut dan perlahan-lahan biar dia dapat merasakan permaianan yang saya buat Karina pun menjerit keras sambil berdesis bertanda dia nikmati permainanku itu.
Mirandapun nggak harap kalah dia menghisap payudaranya Karina sedang Dahlia mencium bibir Karina sehingga tidak berteriak ataupun mendesis. setelah beberapa lama saya menjilati vaginanya mulai badannya merasa menegang dan dia pun mendesah.
“Jok… Akuuu mauuu keeeluuuarrr.”
Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang amat banyak itu akupun langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. sesudah itu aku pun langsung memasukkan penisku ke didalam vagina Karina, perlahan-lahan aku masukkan penisku dan sekali hentakan segera masuk semua ke dalam vaginanya yang telah basah itu.
Aku pun langsung menggenjotnya bersama sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang saya melaksanakan dan Karina pun terasa mendesah nggak karuan.
“Aaahhh enak Jok, tetap Jok, sedap Jok, lebih dalam Jok aaahhh, ssttt..”
Membuat saya jadi tambah nafsu, goyanganku pun makin lama saya percepat dan dia terasa berkicau lagi.
“Aaahhh sedap Jok, penis anda enak banget Jok, aaahhh…”
Setelah sebagian lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang ke-2 kalinya akupun jadi mempercepat kocokanku dan tak sebagian lama aku mengocoknya keluarlah cairan dengan amat derasnya dan menjadi sekali mengalir disekitar penisku.
Akupun segera mencabut penisku yang tetap tegang itu. Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir cairan Karina yang melekat antara penisku, tetapi Dahlia menghisap vaginanya Karina yang masih terlihat di dalam vaginanya dengan penuh nafsunya.
Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedang aku di bawah Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak segera masuk. Blesss… mulai sekali kehangatan di dalam vaginanya Miranda.
Dia pun merasa menaik menurunkan pantatnya dan kala seperti itulah dia terasa mempercepat goyangannya yang buat saya semakin nggak karuan menghambat sensasi yang diberikan oleh Miranda.
Dahlia pun jadi menghisap payudara Miranda penuh gairah, sedangkan Karina mencium bibir Miranda bersama dengan garangnya, Miranda mempercepat goyangannya yang bikin saya mendesah.
“Aaahhh sedap Mir… konsisten Mir… Goyang konsisten Mir… Lebih di dalam lagi Mir… Aaahhh sssttt”
Dan selang sebagian menit saya merasakan penisku jadi berdenyut,
“Mir… Aku… ingiiin keeeluuuaaarrr”
Seketika itu termasuk muncratlah air maniku di dalam vaginanya, entah berapa kali munceratnya saya nggak paham dikarenakan terlalu nikmatnya dan diapun tetap mengoyang jadi cepat. seketika itu termasuk tubuhnya merasa menegang dan jadi sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama keluarlah cairan yang benar-benar banyak sekali, aku pun segera mengeluarkan penisku yang udah basah kuyup ditimpa cairan cinta.
Mereka pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih datang dipenisku, Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih menetes di vaginanya.
Akupun lihat mereka layaknya kelaparan yang tetapi berebutan makanan, sehabis selang sebagian lama saya mulai memeluk Dahlia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan menjadi turun ke lehernya yang jenjang merasa sasaranku yang jadi menari-nari diatasnya.
“Ooohhh… Joko… Geeelli…” desah Dahlia.
Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, agar dia sebatas bisa merem melek menyimak jilatan lidahku.
Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara mereka. sehabis aku senang dilehernya, saya mulai turunkan tubuhnya supaya bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang.
Aku pun menjadi menjilati dan sekali-kali aku gigit puntingnya bersama gigitan kecil yang bikin dia makin terangsang lagi dan dia medesah.
“Aaahhh sedap sekali Jok… konsisten Jok hisap konsisten Jok sedap Jok aaahhh sssttt..”
Dahlia pun membalasnya bersama mencium bibirku dengan nafsunya dan sesudah itu turun ke pusar dan sehabis itu dia jadi mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. setelah dia suka aku kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat.
Aroma wangi berasal dari lubang kewanitaannya, bikin tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi lidahku segera aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.
“Sssttt… Jok… Nikmat sekali… Ughhh,” rintihnya.
Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menjauhkan jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang kadang waktu berputar-putar dan naik turun, bikin lidahku jadi menghujam lebih dalam ke lubang vaginanya.
“Joko… Gila banget lidah kamu…” rintihnya
“Terus… Sayang… Jangan lepaskan…” pintanya.
Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menghambat rasa nikmat yang bergejola dihatinya.
“Oohhh… Joko, saya nggak tahan… Ugh…” rintihnya.
“Joko cepet masukan penis kamu saya sudah nggak tahan nih,” pintanya.
Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah merasa melacak lubang kewanitaannya dan sekali hentak.
“Bleest..” kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia.
“Aowww… Gila besar sekali Jok… milik kamu,” Dahlia merintih.
Gerakan maju mundur pinggulku buat tubuh Dahlia mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya agar menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.
“Joko… Jangan berhenti sayang… Oogghhh,” pinta Dahlia.
Dahlia tetap menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam didalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
“Joko… Kamu… Memang… Jagoo… Ooohhh,” kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
Beberapa dikala sesudah itu Dahlia layaknya orang kesurupan dan ingin memacu birahinya sekencang dapat saja saya berusaha mempermainkan birahinya, dikala Dahlia jadi liar.
Tempo yang pada mulanya tinggi bersama dengan spontan aku mengurangi sampai layaknya gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku jadi sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
“Joko… Terus… Sayang… Jangan berhenti…” Dahlia meminta.
Permainanku memanglah memancing birahi Dahlia untuk menggapai kepuasan birahinya. sesaat sesudah itu Dahlia benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
“Joko… Aakuuu… Kelluuuaaarrr… Aaakkkhhh… Goyang sayang,” rintih Dahlia.
Gerakan penisku kubuat patah-patah, agar bikin birahi Dahlia tambah tak terkendali.
“Jok… Ooo… Aaammmpuuunnn,” rintihnya panjang.
Bersamaan bersama rintihan berikut aku menghimpit penisku bersama dengan didalam sampai mentok dilangit-langit vagina Dahlia. aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku.
Dahlia yang telah mendapat ke dua orgasmenya, namun aku masih berusaha untuk melacak kepuasan birahiku. Posisi Dahlia, sekarang menungging. Penisku yang tetap tertancap pada lubang vaginanya langsung saya hujamkan ulang ke lubang vaginanya Dahlia.
“Ooohhh… Joko… Kamu… Memang… Ahli…” katanya sambil merintih.
Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya sehingga penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.
“Dahlia… Vagina anda benar-benar sedap banget,” pujiku.
“Kamu suka minum jamu yaaa kok seret?” tanyaku.
Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya nikmati tusukan penisku yang ga ada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh vagina Dahlia dan perihal selanjutnya menyebabkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku di terima Dahlia sebab ternyata wanita berikut bisa mengimbangi permainan aku.
Sampai kelanjutannya saya tidak bisa menghindar kenikmatan yang jadi tadi telah mengoyak birahiku.
“Dahlia… saya mau… Keluar…”kataku mendesah.
“Aku termasuk sayang… Ooohhh… Nikmat terus… Terus…” Dahlia merintih.
“Joko… Keluarin didalam… saya pengen rasakan semprotan… Kamu…” pintanya.
“Iya sudah… Ooogh… Aaakhhh…” rintihku.
Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin kencang, semakin cepat dan tambah liar. kita berdua mengupayakan mencapai puncak bersama-sama.
“Joko… Aku… Aku… Ngaaak kkuuaaattt… Aaakhhh” rintih Dahlia.
“Aku juga sudah… Ooogh… Dahhh,” saya merintih.
“Crut… Crut… Crut…” spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
Karena begitu banyak spermaku yang terlihat sebagian tetes hingga keluar dicelah vagina Dahlia. sesudah beberapa disaat lantas Dahlia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
“Joko, ternyata Yanti benar, anda jago banget di dalam urusan sex. anda memang luar biasa” kata Dahlia merintih.
“Biasa aja kok Mbak, aku sebatas Mengerjakan sepenuh hatiku saja,” kataku merendah.
“Kamu luar biasa..” Dahlia tidak meneruskan kata-katanya dikarenakan bibirnya yang mungil ulang menyerang bibirku yang masih termangu.
Segera saya palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka udah tertidur pulas bisa saja dikarenakan telah terlalu letih dan akupun tak kuasa menghambat letih dan selanjutnya akupun tertidur pulas.
Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena hadir suatu hal yang tetapi mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda udah bangun dan aku pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku.
Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh bersama gairah dan selanjutnya kami pun ulangilah lagi hingga besok harinya. bersama terpaksa aku menginap sebab pertarunganku dengan mereka makin lama seru aja.
Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai ulang didetik-detik ronde terbaru Tanpa merasa kami berempat sudah naik didalam bathup, kami mandi bersama.
Guyuran air dipancurkan shower membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa sinar lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut bersama dengan halus, mereka menuangkan sabun cair berasal dari perlengkapan bag shop punya mereka. saya mengosok keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka.
“Ughhh… Joko…” mereka merintih dan bergerak kala aku permainkan puntignya yang memerah.
Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan entah udah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan memperoleh orgasme. kami memburu kenikmatan berulang-kali kami berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.
Sampai akhirnya selagi perlihatkan pukul 08.00 wib, dimana aku wajib berangkat kerja dan pada jam layaknya ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya supaya tidak terkena macet yang berkelanjutan aku meninggalkan Hotel H… Sambil nikmati sisa-sisa kenikmatan yang telah ditinggalkan oleh permainan tadi.