Nikmatnya Bersenggama Di Pegunungan

Nikmatnya Bersenggama Di Pegunungan

Nikmatnya
Nikmatnya Bersenggama Di Pegunungan

kenangan.xyz – Iya dia bagaskaraBagaskara Putra Gentala, anak berasal dari Bajra Gentala seorang yang lumayan di-akui namun udah meninggalkan kehidupan dan masa jaya nya demi seorang wanita jelita yang jadi ibu Bagas, yakni Dewi Darma Yunita, seorang ibu yang amat cantik nan ayu, jiwa yang lembut kepada keluarganya, seorang wanita hebat yang sanggup menjinakkan pria buas pada masanya dan merubahnya jadi pria lemah lembut dan lebih bijak tidak seperti pernah yang amat beringasan yakni ayah Bagas, wanita yang amat lembut yang tidak pernah marah pada bagas kendati kadang waktu anaknya amat bandal dan liar namun sang anak tidak sanggup melawan tatapan lembut sang ibu,

sama seperti sang ayah begitu terhitung sang anak, singa muda itu tetap bertekuk lutut jika menghadapi tatapan lembut ibunya apalagi kecuali sang ibu sempat berbicara untuk menasihati nya maka ia tidak memiliki kapabilitas untuk melawan dan menyanggah kata-kata ibunya kendati tidak tetap ia turuti namun ia tidak pernah melawan jika dinasihati. Sang anak amat mencintai dan menyayangi cuma satu ibunya itu apalagi pernah suatu kejadian sang ibu melukai tangan nya tanpa sengaja akibat terkena pisau kala sedang memasak, namun bagas yang lihat kejadian itu amat marah karena lihat ibunya terluka dan berdarah langsung gelap mata dan emosi berlebihan,

kendati ia sendiri tidak menyadari emosi pada perihal apa, dia cuma amat membenci jika ibunya tersakiti apalagi hingga terluka seperti itu, ia pergi melampiaskan emosi nya bersama dengan langkah pergi ke sekolah sman22 yang merupakan musuh bebuyutan sekolahnya sman07, ia yang kala itu tetap orang biasa dan mendatangi sekolah musuh seorang diri menghajar semua orang disana, kendati dia sendiri terluka lumayan parah, dia untung karena tidak semua pentolan sekolah itu ada ditempat karena kecuali mereka sedang berkumpul maka sanggup dipastikan dia akan balik bersama dengan sekarat atau bisa saja tinggal nama,

kala ia lagi kerumah ia tambah tambah merasa bersalah karena itu pertama kali ia lihat ibu yang amat dicintainya menangis di pundaknya sambil memeluknya karena lihat sang anak yang terluka lumayan banyak, ia tambah menyesali perbuatannya karena ibunya bukan cuma terluka namun terhitung tersakiti hatinya akibat perbuatannya. Ibunya yang menyadari bahwa perbuatan anaknya itu berlangsung karena lihat dirinya terluka maka ia pun memakluminya karena ia menyadari betapa cintanya anaknya pada dirinya dan ia tidak memarahi anaknya, namun mendekapnya dalam peluk yang lembut sehingga emosi anaknya bagas luntur dan diganti bersama dengan rasa hangat. Rasa cinta bagas yang begitu besar karena ajaran ibunya yang lemah lembut dan tetap baik serta pemaaf membentuk sikap bagas yang amat mencintai keluarga, serta pembawaan ibunya yang tidak pernah mengekang dirinya dalam berekpresi menjadikan bagas jadi anak yang penurut pada ibunya,

kendati diluar itu ia terhitung memiliki jiwa liar turunan berasal dari ayahnya yang sering membuatnya lakukan tindakan bandal namun ibunya tetap tetap memaklumi dan menyayanginya, perihal itu yang menyebabkan bagas memiliki standard tinggi dalam perihal wanita, sehingga wanita yang sanggup memenangkan hati bagas tidaklah banyak. Bagas terhitung memiliki seorang adik yang terpaut 3 th. darinya yang terhitung amat disayanginya yakni dinda puspa yunita, ia amat menyayangi adiknya sama seperti ibunya dan ia tetap merawat adiknya berasal dari segala perihal yang berkemungkinan mengancam keselamatan dan kenyamanan adiknya. Pernah suatu kala ia lihat adiknya di ganggu dan berkenan dilecehkan oleh lebih dari satu orang yang sedikit lebih tua darinya karena sesungguhnya adiknya amat cantik mengikut berasal dari ibunya, tetapi bagas tampan mengikut campuran ayah dan ibunya.

Bagas yang lihat adiknya berkenan dilecehkan, jadi geram dan menghajar remaja tanggung itu tanpa ampun hingga ada yang patah tangannya keliru satu remaja itu, kendati ia hingga di marahi para orangtua mereka dan disuruh bertanggung jawab rubah rugi ia tidak menyesal dan keluarganya tidak marah akibat tindakan yang berdasarkan niat untuk merawat adiknya. Bahkan hingga kala ini dinda adik bagas tidak pernah di ganggu oleh remaja nakal, bagas terhitung amat menyaring teman laki-laki dinda karena ia menyadari apa yang ada dipikiran remaja laki-laki jika lihat wajah cantik dan kemolekan tubuh dinda, sehingga ia cuma mempercayai satu orang laki-laki yang merupakan teman dinda berasal dari kecil dan sanggup dianggap keluarga karena orangtua anak laki-laki tersebut adalah orang keyakinan ayahnya. Ini lah awal mula cerita Bagaskara Putra Gentala yang akan meniti kehidupan yang dikiranya selama ini adalah perihal tidak masuk akal, yakni perihal aura dan mistis lainnya.

#Bagas

Cersex – “tok..tok..tok” suara pintu kamarku yang sedari tadi diketuk entah oleh siapa, bisa saja ibu atau terhitung adik saya tidak hiraukan karena rasa kantuk yang tetap tersisa di kantung mata ini hasil begadang semalaman, padahal saya udah kuliah dan tetap memiliki banyak tugas yang kudu dikerjakan. Ya saya Bagas udah kuliah di semester 3, yang mana bermakna tugas udah merasa banyak dan menumpuk, namun ya berkenan gimana lagi, sikap malas ku yang udah melekat kesusahan untuk dihilangkan, kecuali tidak karena ibu ku rasa malas ku ini udah pada tingkat akhir.

“kak.. bangun kak.. dinda penat disuruh ibu bangunin kakak…!!” ucap dinda adikku yang manis ini

“iya iya.. entar lagi kakak bangun.. kakak tau jam kakak sendiri..” sungut ku karena berasal dari tadi dia menggangu jam tidurku yang berharga, kendati saya menyadari sih kecuali udah telat

“ihh kakak kesusahan banget sih dibilangi!! Ngeselin banget sihh… saya bilangin ibu ya” ucap dinda sembari masuk kedalam kamarku, ya, itu adalah senjata andalan dinda, mengadu pada ibu karena dia menyadari saya tidak bisa saja untuk membantah beliau

“iya iya kakak bangun sekarang… emang apa sih yang ga boleh?? Huhhh..” ucapku yang tambah kesal karena dia

“ihh kakak udah tua terhitung tetap nyusahin adiknya aja.. ngeselin banget sih jadi kakak..” sungut nya yang merasa menggoyang-goyangkan badan ku yang tetap berbaring

“iya dinda cantik.. kakak bangun nihh..” saya sedikit memujinya sehingga dia tidak tambah kuat menggoyang badan ku yang tetap agak lemas

“apaansih muji-muji… sok banget tauuu…” balasnya yang sekarang merasa mencubit badanku

“iya iya ini kakak udah bangun… bawelll…” sedikit kesal terhitung karena pujian ku tidak ampuh seperti biasanya hahaha

“apaan bangun tetap tiduran gitu hah?? Udah bangun cepet dinda gamau telat karena bangunin kakak aja nihh..” kata-katanya sedikit memotivasiku untuk bangun karena bagaimana pun saya tidak berkenan dinda kena persoalan karena aku

“iya udah kakak bangun… namun cium pernah dong..” goda ku padanya sambil merasa duduk di atas kasur empuk kesayangan ku ini

“ihh apaan sih godain dinda mulu… jiji banget nyium kakak..” ucapnya yang membuatnya tambah manis dan imut . duh kecuali bukan adikku bisa saja saya akan gampang jatuh hati padanya hehehe

“yakin nih gamau cium kakak? Kakak tidur lagi loh nanti..” ancam ku sedikit menggodanya

“cuph.. udah ayo bangun sekarang… S E K A R A N G!!..” ucapnya lagi bersama dengan tegas

“hahaha.. makasih dinda adik kakak yang paling cantik..” ucapku kemudian merasa bangkit, dan dinda pun kulihat udah berlangsung muncul kamar. Aku tetap berpikir untuk tetap merawat dinda, karena bagaimana pun dia adalah adikku satu-satu nya yang paling ku sayangi, dia adalah permata keluarga yang tidak boleh hingga rusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Aku tidak akan sanggup memaafkan diriku sendiri jika berlangsung sesuatu yang tidak diinginkan berlangsung padanya, bisa saja saya terhitung akan menggila jika ia hingga terluka atau tersakiti, jujur saya paling benci jika lihat dia menangis, sama seperti mama jika ia terluka maka saya tidak sanggup mengendalikan emosiku. Walau saya sendiri sering bermain liar bersama dengan wanita, namun itu terhitung bukan karena paksaan, saya paling anti bersama dengan yang namanya pemaksaan atau bahasa kasarnya pemerkosaan, karena siapapun yang berbuat dan saya mengenalnya maka tinjuku tidak akan segan mendarat dimuka siapapun itu. Karena pernah suatu kala kala saya tetap kelas 2 sma

“tuh lihat si sartika cakep banget bangsat… pengen gua entotin tuh meki nya tentu ketat banget… uuu” ucap seseorang, kala saya sedang merokok dikamar mandi

“body nya tentu legit banget tuh.. wangi wangi tuh tentu semua badannya… ahhahaha” ucap seseorang

“kalau gua sih pengen gua gamparin tuh pantatnya hingga merah… pengen gw doggy sampe mampus dia tuhh..” timpal kawannya

“nahh.. gini aja, kalian tau kan dia anak broken home?” Tanya keliru satu berasal dari mereka

“iya tau.. terus kenapa?..” Tanya seseorang, dan berasal dari suaranya saya seperti kenal, ya dia adalah bardi, keliru satu bajingan tengik yang kecuali ada saya atau teman dekatku maka dia akan menciut dan muncul seperti orang bodoh, namun kecuali dihadapan orang lain, terkhusus cewek dan adik kelas maka jenis nya jadi setinggi langit seolah dia hebat, karena bagaimanapun saya dan kawanku tetap membela seangkatan berasal dari adik kelas kecuali berlangsung perselisihan, karena saya dan kawanku 3 orang memiliki julukan “FOUR HORSE MAN” karena kita berempat tetap memimpin setiap gerakan fisik kecuali ada yang bersitenggang baik secara internal maupun kecuali ada persoalan eksternal seperti persoalan bersama dengan sekolah lain.

“biasanya anak broken home itu ga memiliki tempat mengadu kecuali ada masalah…” ucap bardi

“terus hubungannya apa?” ucap kawannya yang ada disitu

“gimana kecuali kita perkosa dia setelah pulang sekolah… dia terhitung kurang akrab sama kawannya yang lain karena dia sering murung sendiri… jadi kecuali kita perkosa dia nggak bisa saja sanggup ngelawan… dia ga memiliki tempat berlindung.. karena setau gua dia terhitung sendirian ngekos ga tinggal bareng ibu ayah nya karena pisah…” kata bardi yang menginginkan memengaruhi kawannya bersama dengan niat jahatnya

“ahh lu betul-betul lu… nanti gimana kecuali kenapa-napa..” ujar mereka yang tetap memiliki keraguan

“iya.. gimana kecuali dia bunuh diri karena tambah beban masalah..??” timpal yang satu lagi

“udah lu enjoy aja… kecuali dia berkenan mati ya biar mati.. namun sebelum akan itu kita kudu nikmatin tubuhnya dulu… gimana?” rayu bardi kepada mereka untuk membulatkan tekad

“ah namun lu jangan keliru pernah bar.. dia lumayan sering ngobrol bareng bagas.. bisa saja mereka dekat lagi..” ucap seseorang

“lu was-was sama bagas? Kalau dia sendiri kita berempat dia sanggup apa? Gua sesungguhnya berani sama dia.. namun kawan-kawannya pada kompak banget, makanya dia jadi sok kuat gitu.. padahal gada apa-apanya…” ucap bardi yang sedikit memancing emosi ku.

Aku sesungguhnya udah sedikit naik pitam, namun saya mengupayakan untuk tidak gegebah yang akan menyebabkan persoalan yang tambah akan menyudutkan ku nantinya, jadi saya sebisa bisa saja untuk tidak ketahuan udah menguping percakapan mereka, saya tidak boleh amat naïf untuk kala ini, kudu bersabar karena kecuali mereka lakukan rencana mereka maka saya akan memiliki alasan kuat untuk menghajar mereka tanpa ampun nantinya.

“ah kecuali gitu gua nggak ikutan dahh… kesusahan urusannya kecuali dah gini.. gua gamau karena nafsu belaka tambah jadi tombak balik ke diri gua” ucap orang tadi
“ah payah lu.. cupu banget.. jauh-jauh aja lu kontol..” maki bardi padanya dan

“bugh” saya mendengar suara pukulan yang sedikit keras berasal dari arah mereka

“pergi lu dasar cupu… gua pukul terhitung lu nanti anjing…” bardi mengusir orang itu, ia kesal nanti rencananya gagal karena perkataan orang tadi

“jadi gimana? Kalian berdua ikut nggak? Kalau persoalan bagas serahin sama gua.. enjoy aja..” ucap bardi bersama dengan lagak sok jagoan

“oke kecuali gitu… gua ikut..” ucap mereka berdua serempak

“nahh… nanti jam 3 pulang sekolah kita tungguin di kelas gua, biasanya dia pulang paling akhir karena bahagia sendiri dan sepi gitu.. nanti begitu sepi baru kita gas..” kata bardi yang udah menyusun rencana nya

“oke kecuali gitu.. nanti kita mampir sepulang sekolah…” kata mereka berdua

Lalu mereka pun bubar untuk balik ke kelas masing-masing, dan pas bertepatan bersama dengan habisnya rokok ku yang berasal dari tadi ku hisap… selanjutnya saya pun terhitung bergegas untuk lagi ke kelas karena tidak berkenan membolos amat banyak mata pelajaran, karena bertepatan ini jam rubah pelajaran

“oi cunguk darimana aja lo” ujar wijaya, biasa ku panggil jaya. Perawakannya seperti orang lokal bercampur tionghoa, soal wujud wajah lebih dominan lokal, namun soal otak udah dipastikan seperti orang-orang cina diluar negeri sana, amat encer namun tajam. Ciri-ciri orang tionghoa yang melekat padanya sebatas matanya yang lumayan sipit, karena kulitnya tidak amat putih seperti yang lain. Jaya ini orang yang paling dekat denganku dan yang paling sanggup kupercaya, bukan bermakna dua lainnya tidak dekat dank u percaya juga, namun karena jaya udah bersamaku sedari sd dulu. Tidak seperti kita yang lumayan liar bermain cewe, jaya jenis orang yang lebih kalem apalagi kecuali dia sedang memiliki pacar sanggup dipastikan seratus % tidak akan menyentuh wanita bayaran, makanya saya sanggup percaya segala perihal padanya

“iya lo berasal dari mana aja gas ******… cabut kaga ngajak-ngajak..” timpal mada, nah mada adalah teman dekatku bersama dengan badan yang lumayan besar, sama seperti cerita pernah yakni gajah mada. Badannya besar namun tidak cuma lemak, karena dibalik lemaknya yang muncul empuk itu ada otot yang kuat sehingga lemaknya sanggup dibilang sepeti perisai, karena soal tenaga mada ini belum ada bandingnya, saya pun mengakui kecuali kita sama-sama betul-betul dan cuma mengandalkan tenaga tanpa skill maka sanggup dipastikan saya akan kalah, sanggup dikatakan dia adalah badak kebanggaan kami

“hahaha… nanti gada yang amanin nama gua pas absensi kecuali lu semua pada ikut men..” ucapku sehingga mereka tidak tambah banyak bertanya

“halah bacot ngentod.. bilang aja gamau bagi rokok lu tod..” ucap chritian, ya dia adalah teman dekatku yang beda agama, dia sendiri yang Kristen dan amat cocok bersama dengan kami, karena kita semua satu frequensi. Dia biasa dipanggil tian, anak seorang pastor namun tidak memiliki sedikitpun cerminan jiwa kerohanian dalam dirinya apalagi si bangsat satu ini terhitung sama liar nya bersama dengan kami, di balik mukanya yang muncul polos, tersembunyi jati dirinya yang merupakan Bandar bokep dan pk, sejauh kita berteman dia udah memerawani 3 orang gadis, ya lebih banyak berasal dari kami, karena satu diantara kita dia adalah yang paling pintar merayu cewek, dia adalah buaya sesungguhnya.

“alah sia anjing… gua terhitung sering bayari mulut lu make rokok ngntod..” maki ku padanya

Ya kita sering memaki satu sama lain, namun itu yang jadi lem perekat satu diantara kita berempat. Yang ku bahagia berasal dari mereka adalah mereka saling menghargai bersama dengan amat satu sama lain, seperti menghargai pasangan teman atau sebagainya. Mereka terhitung tidak gampang tersinggung, makanya saya nyaman bercanda bersama dengan mereka.

Kami berempat dikenal sebagai “Four Horse Man” karena kita berdiri Cuma berempat tidak memiliki bagian lain, tidak seperti geng lain yang ada disekolahan seperti biasa. Namun para pentolan sekolah kita yang lain terhitung tetap berada di bawah perintah kami, ya sanggup dibilang kita tidak membentuk geng resmi karena lebih dari satu alasan, karena kita tidak berkenan memancing keributan yang akan tersulut jika ada geng dalam sebuah sekolah, namun kecuali ada yang berani bergesekan kita terhitung tidak akan segan untuk mendobrak semua penantang yang sok jago. Kami dikenal terhitung sebagai kuda hitam karena kita sering seperti anomali spontan yang sanggup mengobrak-abrik sebuah geng sekolahan yang lumayan besar. Namun kita sesungguhnya bukanlah yang terkuat kala ini, karena di lebih dari satu sekolah lain ada rumor bahwa pentolan mereka sanggup mengfungsikan ki atau aura, dalam persoalan ini ki sanggup dikatakan seperti cadangan tenaga saja sehingga tidak gampang penat tetapi pengguna aura adalah mereka yang sanggup menaikkan kapabilitas hingga melalui batas manusia normal, apalagi ada rumor mengatakan bahwa pengguna aura kelas menengah – keatas sanggup mengfungsikan mode tempur apalah yang saya sendiri tidak paham, oleh karena itu saya memilih untuk tidak percaya, satu-dua perihal yang kupercayai adalah tinju ku dan teman-teman ku. Berbeda bersama dengan ku, mereka bertiga justru percaya akan perihal yang tidak masuk akal begituan, terhitung bisa saja karena kebetulan orang tua mereka terhitung pengguna aura, begitulah kesimpulan berasal dari apa yang mereka sampaikan kepadaku. Mereka terhitung merencanakan kala kuliah nanti akan merasa mempelajari proses dan pemanfaatan aura. Huuhh sungguh kesimpulan yang bodoh, ucapku tetap dalam hati

“hahaha… yaudah yaudah… itu pak budiman dah masuk men…” ucap jaya, selanjutnya kita pun duduk ditempat masing-masing. Kebetulan pak diman ini adalah guru yang tergolong santuy, jadi di pelajarannya kita sering mengfungsikan kala untuk tidur apalagi ini adalah jam terakhir hehehe…

Seusai kelas kita pun bangun, itupun dibangunkan oleh teman kita yang lain. Kami sesungguhnya tidak sanggup digolongkan sebagai murid bodoh, karena bagaimanapun saya adalah seorang mantan juara OSN tingkat provinsi pelajaran fisika, jaya justru jagoan MTK karena dia 1/2 tionghoa yang dikenal jago MTK, tetapi dua lagi tetap masuk 10 besar ranking kelas, dan kita berempat adalah tim inti basket sekolah, jadi guru tidak amat mempermasalahkan kenakalan kami, karena keliru satu slogan tidak tertulis di sekolah ini adalah “boleh nakal namun tidak boleh bodoh”.

“dah ayok ke warkop cuyy..” ajak mada, warkop merupakan tempat tongkrongan kami, karena di bagian belakang ada halaman rindang tempat biasa kita merokok dan duduk-duduk sambil mengobrol, lagi pula pemilik warkop ini udah dekat lama bersama dengan kita sejak smp.

“yaudah ayok.. gua terhitung seret banget nih.. pengen ngudud sambil ngopi..” timpal tian

“yudah kuy men..” ajakku, selanjutnya kita pun berangkat ke warkop yang paling berjarak 50 mtr. berasal dari sekolah. Sembari kita mengobrol dan sambil minum, ngudud, dan ngemil, saya pun mengeluarkan hp ku untuk lihat pesan berasal dari pacar ku annissa. Pacar kita semua terbilang akrab, karena mereka terhitung kadang maau kumpul di tempat ini, kecuali tian karena dia sedang malas pacaran katanya. Saat saya chattingan saya lihat kearah jam dan lihat jam 15.12 , ASTAGA saya baru ingat perihal sartika, dia adalah anak pendiam karena persoalan keluarga, namun kita lumayan akrab karena saya merasa sedikit iba padanya, karena saya tetap sanggup merasakan hangat keluarga jadi ada rasa kasihan dan menginginkan menemani nya lagi pula dia anak yang pintar dan saya bahagia berteman bersama dengan orang yang pintar.

“menn, saya balik ke sekolah pernah ya..” ucapku pada teman ku untuk sebatas izin isyarat menghargai persahabatan kami
“ehh, kenapa gas? Ada yang ketinggalan?” Tanya tian padaku, saya sesungguhnya enggan bercerita karena nanti ini akan melebar kemana-mana apalagi kita sama-sama benci bersama dengan namanya rapist (pemerkosa), jadi saya menginginkan mengatasi ini sendiri tanpa melibatkan mereka

“ee anu tii.. buku yang gua pinjam ketinggalan” bohongku bersama dengan logis sehingga mereka tidak curiga. Aduh saya padahal kudu buru-buru tambah tertahan karena pertanyaan temanku

“ohh.. yaudah.. namun lu tetap balik kesini kan? Entar lu cabut sendiri lagi ninggalin kita…” Tanya mada

“iya iya gua tetap balik kesini… sanss…” jawab ku sekena nya

“ohh yaudah hati-hati men…” ucap mereka.

Lalu akupun berlari secepat bisa saja ke sekolah ku, bersama dengan perasaan harap-harap risau dan yang membuatku sedingkit jengkel adalah karena saya kudu melalui lika-liku gang kecil ini, brengsek maki ku. Sesampai nya di sekolah saya langsung berlari ke arah kelas, lihat pintu yang tertutup saya jadi tambah risau karena biasanya pintu dikunci/ditutup jam 5 an kala semua guru udah pulang, bersama dengan emosi yang tambah memuncak langsung ku terjang pintu itu sekuat tenaga bersama dengan kaki ku…

“MANA KALIAN BANGSATTT11!!!…” maki ku, namun yang justru ku dapati adalah kelas begitu kosong dan hening. Sial di mana mereka… kala itu saya langsung teringat toilet lama yang tidak dipakai tempat ku merokok tadi, yang sesungguhnya jarak ke toilet itu agak terpisah berasal dari sekolah, bersama dengan nafas yang memburu saya langsung berlari kearah toilet sana

“hahaha enak banget toketnya cukk… lembut gini meski tetap berasal dari luar baju” ucap teman bardi

“gua bilang terhitung apa… ga akan nyeselkan hahaha…” ucap bardi senang

“lihat nih gw remes-remes toket nya..” ucap bardi sambil memasukkan tangannya kedalam baju sekolah sartika, kala itu sartika tidak menunjukkan ekspresi apa-apa karena ia sesungguhnya udah mengalami tekanan dan depresi yang lumayan hebat karena persoalan keluarga, dan sekarang di tambah dia berkenan diperkosa oleh bardi dkk, sartika cuma pasrah dan bisa saja berharap ini berlalu dan ia sanggup mati bersama dengan tenang, wajahnya sesungguhnya tidak mengeluarkan ekspresi namun air matanya tetap menetes deras tanpa ada sesengukan terdengar berasal dari mulutnya. Ia cuma menginginkan berlalu dan mati.

“KONTOLLL!!! SINI KALIAN KONTOLLL!!!…” teriakku berasal dari jarak yang udah 15 mtr. dan berlari cepat ke arah mereka, tanpa aba-aba saya langsung melompat dan..

“bugh” satu tunjangan kaki ku pas perihal wajah teman bardi yang paling depan, entah apa yang berlangsung padanya saya cuma lihat ceceran darah yang lumayan deras berasal dari arah mukanya dan dia terkujur tak bergerak

“ehh… gas.. ini ga seperti yang lu lihat.. kita cuma berkenan bercanda doang sama sartika” ucap bardi sambil mundur kebelakang

“bro.. hajar… nanti gua back up…” ujar bardi pada kawannya yang satu lagi, bagai robot yang diperintah kawannya maju tanpa berpikir sedikit pun

“bugh… dak.. dak.. duphh…” empat pukulan ku masuk semua kearah wajah teman bardi, yang tak ku kenal namanya ini

“arrrghhh… sakit bangett… kontol sakit bangeettt…” ucap kawanya tersebut

“kontolll!!!… ‘bugh.. bugh.. dapp…daphh’…” maki ku sambil kupukul wajah dan badannya, dia pun tersungkur namun tetap sadarkan diri. Namun tiba-tiba…

“bakhhh…” terdengar lumayan nyaring suara yang dihasilkan, suara yang berlangsung karena bardi memukul kepala bagas bersama dengan lumayan keras mengfungsikan balok kayu sisa, bagas sempat oyong sebentar namun dia menggigit lidahnya sehingga kesadarannya cepat lagi dan tidak terjatuh

“hah..hah.. awww…” ucapku sambil menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri untuk merileks kan otot tegang apalagi habis terkena pukulan kayu tersebut. Tidak berapa lama bardi kemudian mengayunkan lagi baloknya ke kepala bagas

“mati lu kontolll!!!” teriak bardi sembari mengayunkan bersama dengan kapabilitas penuh

“tapphh…” kayu tersebut barhasil ku tahan bersama dengan satu tangan

“sekarang lu yang mati kontolll” geram ku sambil ku tarik kerahnya dan ku arah kan kepalanya ke lutut ku

“duughh” terdengar nyaring selanjutnya kepala nya sempoyongan kebelakang berkenan jatuh, kala berkenan jatuh ku tangkap rambutnya dan ku tarik kearah ku

“bugh…bugh..bugh..bugh..bugh” begitu terus kupukuli wajah nya hingga amat memerah oleh darah yang muncrat, apalagi matanya pun udah mengeluarkan darah yang lumayan kental.

“aarrrrgggghhh… arrgghhh” pekik bardi yang mengupayakan merawat wajahnya namun sia-sia karena tubuhnya udah terlanjur lemas duluan

“gas.. ampun gass.. gua minta maaf… jangan pukulin gua lagi… gua akan tanggung jawab” mohonnya bersama dengan rengekan anak kecil, amat tidak serupa bersama dengan jenis nya kala berbicara di kamar mandi tadi. Aku tarik rambutnya kebelakang sehingga wajahnya mendongak kearah ku, dan bersama dengan tatapan tajam dan penuh amarah…

“lu berkenan gua berhenti?… ‘bugghhh’…. Lu berkenan gua berhenti?…’bughh’… gua Tanya lu berkenan gua berhenti ga KONTOLLL…” Tanya ku bersama dengan tinju yang tetap menghantam wajahnya

“iyaa.. hokhh.. tolong berhenti gass.. gua sanggup mati kecuali lu pukulin gini terus…” ucapnya bersama dengan wajah yang penuh darah, matanya udah tidak ada yang sanggup terbuka, dan hidungnya udah amat parah

“kalau sartika tadi mohon berhenti emang lu berkenan berhenti hahh??… lu kudu mati bajingannn….” Maki ku yang udah kalap karena amat emosi lihat binatang ini

Ku teruskan pukulan ku ke arah wajahnya, menginginkan rasanya ku bunuh saja bajingan tengik ini namun entah kenapa tiba-tiba emosi ku serasa sirna, kala ku mengerti ada sepasang tangan mendekapku yang melingkar dibadan ku berasal dari punggung ke arah dada, saat itu juga saya merasa sejuk dan langsung ku lepas cengkraman tanganku berasal dari rambut bardi yang entah tetap hidup atau udah mati, karena saya amat mengfungsikan semua tenaga ku karena niatku tadi adalah membunuhnya , entah kenapa secara reflek dan tiba-tiba semua emosiku bersama dengan mudahnya runtuh dan jiwaku lagi tenang, ahh… sesungguhnya kapabilitas sejati wanita adalah menjinakkan jiwa liar pria

“udah cukup… lumayan gass… jangan jadi pembunuh karena aku” saya mengenali suara ini, suara kartika terdengar menyadari bersama dengan suara getir dalam isak nya

“udah gas… jangan dilanjutin ya… saya gamau kamu bunuh dia karena aku..” sambung sartika yang berderai air mata, merasa basah dipunggungku, dan ya sesungguhnya saya paling lemah bersama dengan tangisan wanita, apalagi wanita yang dekat bersama dengan ku dan memiliki perhatian ku

Perlahan ku menurunkan tanganku dan melemaskan kepalanku. Ku pegang tangannya dan kubalikkan tubuhku ke arahnya sambil menatapnya bersama dengan lekat, nampak begitu banyak emosi yang tersirat di wajahnya, merasa berasal dari marah,sedih,kecewa,pasrah,dan yang lain sehingga amat sukar ku artikan. Ku peluk tubuhnya bersama dengan niat sehingga dia tenang dan tetap kuat, saya amat sedih lihat keadaannya apalagi ku lihat bajunya yang udah berantakan akibat bajingan tadi, selanjutnya merasa ku rapikan bajunya dan lagi kupeluk bersama dengan erat, kudekap kepalanya sehingga bersandar bebas dan dalam di dadaku dalam pelukan. Ku elus rambutnya bersama dengan tangan kiri ku karena tangan kananku penuh darah. Tak kudu menunggu lama, 3 orang teman dekatku tadi udah mampir bersama dengan lebih dari satu guru beserta kepala sekolah, bisa saja karena saya kelamaan dan berlangsung lebih dari satu keributan sehingga teman dan guru ku datang. Setelah mengatakan semua kejadian, saya tetap mendapat hukuman berwujud skorsing selama 1 minggu, namun orang tua ku tidak menyalahkanku namun menguatkanku karena apa yang ku lakukan itu benar, para guru terhitung sesungguhnya mendukungku namun ketentuan tetaplah peraturan, saya melanggar ketentuan berkelahi disekolah, ya jadi kudu terima. Ketiga orang tadi dikeluarkan berasal dari sekolah dan mereka dirawat di rumah sakit karena 2 diantaranya amat kritis.

“huuhhh… jadi teringat kejadian dulu” gumamku dalam hati, entah apa sekarang yang berlangsung bersama dengan sartika karena saya udah lama tidak mendengar kabarnya, duh jadi rindu padahal karena persoalan ini saya jadi sedikit ribut bersama dengan pacarku kala itu karena ketahuan saya memeluk sartika kala itu, namun ya udah lah saya tidak menyesal, karena itu demi memberi sartika kapabilitas mental kok hehehe…

CeritaDewasa