Nikmatnya Model Majalah Dewasa

kenangan.xyz – Waktu itu, aku berdiri sendirian di depan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang. Selama di situ, aku cuma bengong sambil melihat orang-orang lewat di depanku. Sampai tiba-tiba tersedia cewek menghampiriku sambil membawa barang belanjaannya.
Aku melihat kayaknya sedikit lebih tua dariku. Yah.. kutaksir kira-kira 30-an deh. Tapi dia cantik sekali, cocok jadi bintang film. Apalagi bersama dengan dandanannya yang natural dan rambutnya yang tergerai indah sedada berwarna merah kecoklatan.., cakep sekali deh! Bodinya seksi banget. Pake tank top warna putih, yang kayaknya kekecilan bikin dadanya sehingga terlihatlah putingnya di balik bajunya. Aku terpesona sekali melihatnya, tetapi aku takut dia marah.
Tiba-tiba.. dia nepuk pundakku sambil bertanya, “Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya di mana ya..?”
Aku berupaya menutupi kekagetanku dan berupaya menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini becanda ya.. di sini mana tersedia yang menjual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..
“Oh, gitu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.
Itulah awal obrolan kita rupanya dia tadi cuma memancingku aja, hingga kelanjutannya kenalan dan ngobrol North-South. Namanya Juliet, umur 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak, gara-gara suaminya menderita impoten.
Setelah ngobrol sepanjang 1 jam sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah hingga di rumahnya yang benar-benar besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja.Setelah di-klakson sama dia, seorang satpam mengakses pintu pagar. Sebelumnya, Mbak Juliet telah bilang, “Kalau tersedia pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Juliet memperkenalkan aku sebagai saudara suaminya terhadap pembantunya. Dan selanjutnya menyuruhnya untuk masak-masak bikin makan malam.
“Ayo masuk Son..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku sudi rubah busana dulu..” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur
“Eee.. mbak.. kamar kecilnya di mana ya..?”tanyaku.
“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.
Sampai kelanjutannya tiba di kamar mandi.
“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.
Aku langsung ke sana, dan kala sudi menutup pintu, Mbak Juliet tiba-tiba menghambat pintu dari luar kamar mandi sambil berbicara bersama dengan genit, “Jangan lama-lama ya Son..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.
Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju terhadap sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun.
Ketika kuambil.., ternyata penis plastik yang berwarna hitam..! Lalu..
Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Juliet masuk ke kamar mandi. Karena saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Juliet capai tanganku yang lagi memegang penis tiruan itu, namun tangan kanannya meremas kontol-ku.
“Ini mainan aku Son, kalau lagi kesepian..” bisiknya pas di telingaku.
Aku terdiam layaknya patung, keringat mengucur bersama dengan deras sekali..
“Tapi jauh lebih sedap kalau pake yang asli Son..” desahnya.
Aku benar-benar tidak sanggup berbuat apa-apa kala dia terasa menjilat leher kira-kira telinga. Rasanya geli-geli sedap dan aku benar-benar tersihir. Sambil tetap menjilat dia berupaya mengakses celanaku dari belakang.
“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berupaya mengingatinya.
Tapi.. kenapa Son..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak bahagia ya..?” desisnya sambil selamanya mencium dan menjilat leherku.
“Hhh.., Sony tetap perjaka mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Son.. sudi ya Son..?”katanya
“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.
“Ayo turut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.
Dia menuntunku keluar kamar mandi hingga di pinggir ranjang, langsung memagut mulutku bersama dengan ganas.
Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, saat tangannya lagi berupaya mengakses celanaku. Aku yang telah pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy dan montok.
Setelah celanaku melorot, ciumannya berubah ke leher, ke dada, perut, dan kelanjutannya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, “Woowww.. sedap banget rasanya.. ohh..?” desahku.
“Kamu selamanya berdiri, ya Son.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.
Aku mengangguk saja.
“Kontol kamu.. Sonn.. sedap banget.. hhmm..!”
Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.
“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”
Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan bersama dengan mulutnya, saat kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.
“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap bersama dengan bernafsu.
Dia cuma tersenyum, selanjutnya meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., tetap hingga kelanjutannya dia layaknya kelelahan.
“Hmm.., kontol kamu sedap banget Son..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.
Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia telah benar-benar horny.
“Udah lama aku nggak ngisap kontol seenak ini, Son..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil Jull.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.
Kembali dia menjilat kemaluanku bersama dengan lidah meliuk-liuk layaknya lidah ular. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya mengakses T-shirt-ku. Aku juga tidak sudi kalah, ikutan mengakses baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. Ternyata dia tidak kenakan BH. Jadi saat ini cuma sisa CD-nya aja. filmbokepjepang.com
“Ayo, hisap dong tetekku Son..” desahnya.
Aku tidak tunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Juliet mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.
“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Son.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.
Aku bersama dengan impuls menghisap cocok perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.
“Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil menggelinjang.
Rupanya arus kenikmatan terasa menerpa Juliet. Tangan kananku terasa menjelajah memeknya yang tetap tertutup CD. Wah, telah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya.
Pinggulnya terasa naik turun, rupanya Juliet mengetahui tersedia benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku menyentuh klitorisnya, tambah kencang goyangannya. Seakan berupaya sehingga jariku selamanya di klitorisnya, tidak rubah kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang tersedia di kemaluannya,”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.
Sekarang ciumanku telah rubah ke lehernya yang jenjang dan harum mulus. Memeknya selamanya dihibur bersama dengan jariku, saat tanganku yang lain membelai rambut indahnya.
“Udahh.. Son.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Juliet.
Lalu dia menelentangkan aku dan dia tersedia di atasku. Dia langsung memasang lubang kemaluannya pas di depan wajahku dan secara perlahan dia buka CD-nya bersama dengan mengakses ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi memeknya yang benar-benar membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali Jul. Sony bahagia baunya..” kataku.
“Kamu bahagia bau memekku, Son..?” katanya manja.
“Ya Jul, dua-duanya say..”
“Kalo gitu, jilatin dong say memekku..!” katanya sambil turunkan memeknya ke wajahku.
“Ayo jilat, Say..!” desahnya.
Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat memek dan anusnya. Dan semua yang tersedia di kira-kira kemaluannya kujilat dan kuhisap.
“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Son.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.
Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya tetap memeknya di wajahku, kadang berputar-putar. Lalu, Juliet mengubah posisinya jadi di bawah, tetapi selamanya sambil kujilat memeknya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit bersama dengan kedua pahanya yang putih mulus itu. filmbokepjepang.com
“Ahh.. ohh.. oohh.. Jul sudi keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.
Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di samping ranjang.
“Jul.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.
Tidak lama kemudian Juliet tersadar..
“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa brenti sih Son..?” 1/2 menjerit, selanjutnya celingukan mencariku.
Setelah melihatku tersedia di sampingnya sambil bengong, Juliet benar-benar geram.
“Kamu.. bener-bener jahat Son..!”
Juliet memasukkan 2 jari kirinya ke memeknya.
“Sony.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
“Tapi, Jul kan tadi menjerit.. Sony jadi ketakutan..” kataku.
“Aduh.. kamu kok culun benar-benar sih Son.. dasar perjaka.. tetapi nggak pa-pa deh..”katanya.
Untung diluar tetap hujan besar. Jadi jeritannya tertutup bersama dengan suara hujan.
“Sini dong Son..!” pintanya manja.
Karena aku bengong tetap selanjutnya dia bersama dengan meraung layaknya macan dia melompat dari ranjang, berupaya menerkamku. Tapi gagal, gara-gara aku berkelit gara-gara ketakutan. Aku berupaya menghambat dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.
“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berupaya mengejarku.
Kami berdua layaknya penjahat bersama dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran.
Karena kelelahan aku sukses ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi sofanya. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Juliet langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh pahaku, namun batang kemaluanku merapat di perutnya.
“Mau lari kemana, Son..? Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya nikmat sekali.
“Orang Jul lagi sudi ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya sambil menatap tajam.
“Ya Jul.. Sony salah..” kataku.
Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas bersama dengan ganas. Juliet memelukku bersama dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke kontolku. Kemudian dia menghentikan pagutannya, selanjutnya tersenyum mengejekku.
“Kamu telah bikin Jul pusing, kamu mesti Jul hukum..” katanya.
“Dihukum apa Jul..?” kataku penasaran.
“Hukumannya ini Son..” selanjutnya Jul capai kontolku dan langsung dimasukkan ke memeknya, “Ngentotin hingga aku puaass.. oohh..!”
Lalu, Juliet langsung menggenjot kontolku UP-DOWN.
Aduh, benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram kontolku. Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang.
“Ahh.. oohh.., kontol kamu.. sedap Son.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.
Aku tidak sanggup menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tanganku mengelus-elus kira-kira pantat semoknya hingga belakang memeknya, biar dia benar-benar puas.
“Ah.. ah.. tetap Son..! Jangan berhenti Say..! Jul, bahagia ngentot sama kamu.. hh enak.. ohh.. ahh..!” jeritnya.
Kadang kusentak juga dari bawah, dan Juliet bahagia sekali kalau telah begitu.
“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”
Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot kontolku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil selamanya dia mengocok kontolku bersama dengan memeknya yang luar biasa. Sebagai rubah sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang layaknya orang melompat. Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak sanggup lama-lama, gara-gara badannya cukup berat. Jadi aku balik ke ranjang.
“Kamu di bawah ya, Say..! Jul bahagia di atas.. ss..” desisnya manja.
“Ya.., bikin Jul.. apa aja deh..!” kataku.
Tanpa banyak membuang waktu, Juliet lagi melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya benar-benar maut, hingga menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas payudaranya, layaknya di film-film Vivid. Atau bersama dengan merebahkan kepalanya di dadaku. Sambil mengocok, layaknya biasa dia bahagia sekali berbicara kotor.
“Hhmm.., ohh.. yess.. memek.. ahh.. hhmm.. sedap kan, Say..?”
“Enakk.. banget, Jul..” lenguhku.
“Seneng khaann.. Son..!”
“Ya, .. sseneng.. ohh..”
“Jul.. sukka.. kontol kamu.. Son.. oohh..” desahnya manja.”Sony juga bahagia memek Jul.. ohh..” desahku.
10 menit kemudian, aku terasa layaknya bakal pipis, gara-gara kontolku telah berdenyut. Rupanya Juliet juga begitu. Dinding memeknya terasa bergetar dan telah basah sekali. Genjotannya pun telah terasa mengganas, layaknya saat dia menjerit tadi.
“Oohh.. Son.. Sony mau.. pipis..”
“Jul.. juga Son.. sudi keluar.. tahan yah.. Son, kita barengan ya.. Son..!” desahnya.
Lalu, Juliet telah tambah tegang, tambah erat memelukku.
“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, tambah lama tambah keras.
Dan, “Teruss.., Son.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Jul keluarr..”
Dia menjerit dan menghentak-hentak bersama dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul tegang dan memerah batang kontolku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan.. Lalu,
“Jul.. Sony sudi pipis juga.. ohh..!”
“Pipiskan aja di di dalam Son.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”
“Crot.. crot.. crot..!” cairankuku muncrat di di dalam memeknya.
Aku tidak sanggup berbicara apa-apa lagi, cuma sanggup menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih tersedia beberapa hentakan lagi, sebelum saat kelanjutannya Juliet terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.
“Son.., makasih ya.., kamu telah berikan saluran yang sepanjang ini belum dulu Jul rasakan” katanya sambil mencium bibirku bersama dengan lembut.
“Terus gimana Jul.. berkenaan rancangan selanjutnya..?”tanyaku.
“Entar aja deh, biar Jul pikir-pikir dulu, Son”katanya.
“Bila Jul benar-benar sudi cerai ama Fadli. Sony sudi jadi gantinya..”kataku.
“Ahh.. yang bener Son.. emang kamu tetap sudi ama aku.. cewek yang telah tua ini..?”katanya.
“Sony cinta ama Jul sejak pertama kita ketemu. Sony nggak memperdulikan umur Jul berapa yang perlu Sony cinta ama Jul..”kataku sambil mengecup bibirnya.
“Ohh.. Son kau sungguh lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Jul juga bahagia ama kamu tetapi khan aku mengetahui kalau usiaku telah diatas kamu. Tapi, kenyataannya kamu bahagia ama Jul. Jadi, Jul sepakat aja.. tetapi Sony sabar dulu ya.. Biar Jul menyelesaikan urusan bersama dengan suami Jul.. ya manis..”katanya sambil mengecup bibirku lagi
“Ya Jul, Sony bakal tunggu..?”tanyaku.
“Nah gitu dong.. oh ya say.. Sony mesti singgah kesini dan mesti memuaskan Jul tiap tiap waktu.. ya sayang..”katanya.
“Ya say..”jawabku. Lalu, kita berciuman dan kelanjutannya tertidur pulas.