Penasaran Membuat ku Merasakan Kenikmatan

Penasaran Membuat ku Merasakan Kenikmatan

Penasaran Membuat ku Merasakan Kenikmatan
Penasaran Membuat ku Merasakan Kenikmatan

kenangan.xyz – Cerita Sex Penasaran Berujung Kenikmatankejadian malam itu terulang ulang 2 malam kemudian Kali inipun bersama sengaja aku berkunjung ke kamar mbak Siti karena minta ditemani tidur dan lagi-lagi dikala itu bukanlah kala yg tepat bagiku. Kali ini apalagi lebih parah.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku menonton perihal yg selama ini sebatas pernah kudengar dari orang atau berasal dari buku. …..sebuah persetubuhan! Bedanya bila kemarin aku memergoki mereka gara-gara aku menerobos masuk ke didalam kamar namun kali ini aku belum sempat masuk.

Namun saya bisa menyaksikan dari luar kamar apa yg terjadi di dalam situ dikarenakan kebetulan pintu kamar mereka tak tertutup rapat. Entah mengapa saya tdk kabur seperti kemarin aku justru berdiri terpaku di situ. Seakan bergantung dapat saksikan lebih jauh apa yg akan berlangsung selanjutnya di di dalam situ. sekejap itu tubuhku segera merespon secara aneh. Jantungku berdetak keras. sesaat tubuhku menggigil bak kedinginan.

Terus terang saja baru kali itu terhitung aku saksikan k0ntol seorang laki laki dewasa dan didalam keadaan ereksi ulang dari posisiku berdiri aku bisa menatap sadar ketika benda hitam yg licin dan basah antara selangkangan mang Narko itu bergerak timbul dan tenggelam ke di dalam memek mbak Siti. saya juga merasa agak ngeri saat mengetahui sebegitu jauhnya memek seorang wanita akan terentang ketika di masuki alat kelamin seorang pria.

“Heggghhh!! Nduukkkkk …Euunaakkk!!!”

Kudengar suara erangan mang Narko dengan sedikit menggeram. Detik itu termasuk tiba-tiba pinggulnya ia hentakkan dengan kuat kebawah.

SLEEEPPPP! AWww! aku hingga mendesis. untung saja kesepuluh jemariku cepat menutup bibirku. sekiranya tdk saya pasti bersuara layaknya malam di awalnya Betapa kuat hujamannya itu!. Akupun seakan ikut-ikutan tersodok. Dan kurasakan datang sesuatu yg terpancar terlihat dari kemaluanku.

SLEEEPPPPP!

Argghhh! Dia menghujam kembali Hujamannya ulang membuat cairanku terpancar.

“ARGhhhhhhhhh!! Kaaaaangg!!” kali ini kudengar mbak Siti memekik …pilu.

Aku tak memahami apakah itu pekik kesakitan mbak Siti atau bukan? dapat jadi mbak Siti menderita sebab mang Narko menghujamkan alat penting secara kuat ke memeknya? Mang Narko terus menghujaman sampai sebagian kali hingga pada akhirnya ia memanglah berhenti melakukannya dan menghindar hujamannya di dalam agak lama. Bola testisnya nampak menggembang dan mengempis kuat. selanjutnya kulihat cairan putih meluber dari sela-sela kemaluan mereka berdua.

Aku tak sanggup saksikan adegan itu lebih lama lagi Aksi lima belas menit mang Narko dan mbak Siti itu memanglah menggoyahkan dengkulku sekaligus bikin celana dalamku menjadi sedemikian basahnya. aku bergegas lagi ke kamarku sebelum akan mereka memeregokiku. Alhasil saya lantas susah sekali tidur malam itu. kejadian barusan selamanya terbayang di pelupuk mataku. Uhh! malam masih begitu panjang namun aku makin gelisah. Tak hadir berjalan lain terpaksa gulingku kujepit bersama dengan kedua pahaku dan kutekan kuat-kuat ke arah keselangkanganku. sebatas itu caraku melampiaskan rasa aneh yg bergejolak di dadaku.

Keesokan paginya mataku sayu dikarenakan tidak cukup tidur semalam. aku berangkat ke sekolah di antar oleh mang Narko. Di sedang perjalanan saya sering melirik ke arah celananya. Hatiku berdetak kencang ingat seumpama di di dalam situ hadir sebuah benda dasyat yg kulihat tadi malam yg bikin mbak Siti terpekik-pekik keenakan.

Malam harinya sehabis melaksanakan PR-ku aku ditemani mbak Siti menyaksikan film di kamarku. Rasa gelisah lagi merasuk. kegalauan yg sama layaknya yg kurasakan pada malam kemarin Bayang-bayang keintiman antara mbak Siti bersama mang Narko terus-terusan nampak mengganggu konsentrasiku antara film yg kutonton. saya seakan masih mendengarrintihan dan erangan berasal dari mbak Siti. saya masih bisa mengayalkan pantat hitam nan keriput mang Narko bergerak naik turun.Dan yg paling menggelisahkan adalah ingatan dapat batang k0ntol mang Narko yg hitam besar dan melengkung itu menghujami memek mbak Sitiyg kecil mungil.

“Si non kok melamun?” tanya mbak Siti di tengah-tengah pertunjukan.
“Hi hi iya mbak. Eh Kok mbak dapat tahu?”
“La iya memahami soalnya non diem ndak ketawa-ketawa sejak tadi padahal filem-nya lucu banget.Pasti ulang mikirin ‘itu’ ya?”
“I.ituu? Itu apaa sih mbak?”
“Itu tuu yg non intip semalem” ujarnya mengagetkanku.
“N.ngintip apaan?”tanyaku pura-pura bego.
“Kemaren malem si non ngintip mbak sama mang Narko kembali gituan, kan?”tembaknya langsung.
“Idihhh mbak. Jangan nuduh sembarangannn” sangkalku. Wajahku lantas panas memungkinan mbak Siti bisa melihatnya merona kala itu.
“Sudah ngaku saja!.Soalnya mbak dapat ngelihat bayangan si non di dekat pintu!”

Duh! Malunya.Aku-pun jadi tersipu. Tak kusangka ia dapat sadar basic aku-nya yg bego dan tidak cukup hati-hati.

“Hi hi Iya deh mbak, Monica ngaku.. akan tetapi beneran itu bukannya Monica sengaja ingin ngintip. Mbak termasuk sih yg ga ngunci pintunya!”kilahku

“Dasar! Ntar matanya bintitan, lho non!”godanya. lantas kami melanjutkan tontonan kita hingga selesai.
“Eng.. mbak”
“Iya non?”
“Sakit ngga sih, Mbak?”tanyaku ragu-ragu
“Apanya yg sakit, non?”
“ituu..di ‘gitu’in sama mang Narko?”tanyaku lebih jelas.
“Hi hi hi mbak pikir apa ternyata itu toh? Yaa ndak lah, non. Justru rasanya enak bangeeet!”jawab mbak Siti sambil tertawa geli mendengar pertanyaan luguku.

“Masa sih,mbak? Kok mbak teriak-teriak? ”tanyaku tidak cukup meyakini dikarenakan tetap terbayang olehku betapa lebar memeknya terentang oleh alat penting mang Narko.
“Hi hi hi hi Non…non..mbak teriak yaa sebab keenakan!”
“Oooo..begitu..”ujarku termagu-magu.
“Lagian mana barangkali perempuan doyan begituan andaikan rasanya tdk enak.Eh?..kenapa si non tanya Si non belum dulu ngerasain, ya?”tanya

Aku mengeleng. pasti saja aku belum dulu kerjakan itu. Pacaran pun saya dilarang persis mami meski begitu banyak cowok yg tergila-gila oleh tampang buleku.

“si Non kepengen, Ya?”tanyanya mengagetkanku.
“Idihhh mbak!. Monica kan hanya nanya doang!”elakku.

Tapi mbak Siti seakan mengerti hasratku. Kulitku yg putih tak mampu menyamarkan pipiku yg bersemu dadu.

“Sudahh ndak usah bohong ulang Ngaku saja. Mbak menyadari cirinya andaikata perempuan tetapi kepingin. Mbak termasuk begitu sementara seumur non. Kepingin ndak nyobain?”

“Iya sih mbak namun Monica-kan belum milik pacar”ujarku lesu.
“O gitu toh. Eng…Bagaimana apabila sama…mang Narko aja. mau ndak?”
“A..paaa?! Samaa mamang,mbakk?!”Jantungku berdetak keras mendengar tawaran tak terduga-duga darinya itu.
“Iya…”
“Nggaaa mauuu ahh, mbak! matang identik mamang!”
“Lho kenapa? Biar telah tua tetapi k0ntolnya enak banget lho. Non termasuk ndak usah malu. Mbak ndak keberatan non di gituin sama juga suamiku. Mang Narko terhitung pasti seneng banget!”

“Monica ngga mau Mbak!”
“Katanya tadi kepingin. Ayolah!…Mumpung maminya non tetapi ndak ada”.bujuk mbak Siti.
“B.bbukannya begitu, mbak. Mami pernah bilang Monica mesti mempertahankan keperawanan Monica hingga menikah kelak”
“Oalah! hanya dikarenakan masalah itu, toh?”
“Maksud Mbak?”
“Ntar kami bilangin identik mamang sehingga di celup aja”

“Diceluuup, mbak?”
“Iya dicelup!”
“E emangnya ngga dapat pecah, mbak?”tanyaku lagi.
“Ya ndak lah. Yg masuk kan hanya kepala k0ntol saja. Ayolah, tunggu apa lagi?”goda mbak Siti tetap berupaya menggoyahkan keimananku.
“Tapii mbakk…Argggg” aku masih tetap ragu.
“Sudahhhh ikuttt!!” ujar mbak Siti menarik tanganku.

Aku dimintanya tunggu di depan pintu kamar sesaat ia masuk dan bicara bersama dengan suaminya. Tak lama lantas ia keluar kembali dan segera menarik tanganku masuk ke didalam kamar sempit itu.Di di dalam situ mang Narko berdiri menyambutku. Ternyata ia sedang didalam kondisi telanjang bulat. agar ingin tak mau k0ntolnya yg tak disunat di pada gerombolan bulu kemaluannya yg kusut dan beruban itu terlihat olehku.

“Aaaa!!…Mbakkk takutt!!..”jeritku sambil berlari dan bersembunyi di belakang mbak Siti.
“Masa sih non cemas identik ini-nya mamang?” bertanya mang Narko sambil mendekat ke arahku.Aku tambah merapatkan tubuhku ke mbak Siti.

Tapi mataku masih menatap lekat benda di selangkangannya itu. Benda itu berdiri kukuh seakan tengah menunjuk ke arah saya dan mbak Siti. Bentuknya melengkung laksana sebuah pisang ambon besar bersama dengan balutan kulit keriput berwarna hitam pekat.

“Aaakhhh!” desahku kaget. Tiba-tiba saja benda selanjutnya melenting ke arah atas secara cepat sampai menampar perut pemiliknya secara keras.

Cletap! …Cletap!..Cletap! Benda itu konsisten terhempas-hempas. aku tak jelas mengapa benda itu dapat bergerak seperti itu seolah-olah hadir yg memegang dan mengayunkannya.

“He ..hee.hee” mang Narko terkekeh sambil berkacak pinggang. Ia sungguh tak milik malu memamerkan jatah berikut kepadaku.
“Ndak apa-apa non. Bentuknya memanglah jelek tetapi yg sangat penting kan rasanya” kata mbak Siti.
“Gimana jadi ndak, he eh-nya?”tanyanya.
“Tapii…Ntar seandainya hamil gimana?”bisikku pada mbak Siti. Mbak Siti tertawa geli mendengar kekuatiranku itu.
“Apa toh nduk?” bertanya mang Narko antara istrinya.
“Ini kang..Si non kuatir andaikata sampai bunting.”

Mendengar itu mang Narko lantas ikut terkekeh-kekeh sambil tunjukkan deretan gusi tanpa gigi palsunya.

“Gini Non. Si non ndak bakalan hamil andaikan air pejuh mang Narko tdk ditumpahin di dalem punyanya non.”
“P.ejuhh?” tanyaku bingung.
“Iya ituu…..air enaknya Laki-laki tentu non termasuk telah belajar di sekolah kan?”mbak Siti balik bertanya kepadaku.

Aku merenung sejenak. kemungkinan yg dimaksud mbak Siti adalah Sperma. Ya tentu saja memang itu yg dapat membuahi sel telur perempuan, pikirku.

“Iya sih mbak. Monica mengerti itu. tapi Monica tetap ga yakin dan kuatir”
“Baiklah, mbak coba jelasin biar si non yakin dan ndak curiga lagi”

Lalu ia menambahkan sebagian hal lain yg butuh saya ketahui seputar persetubuhan dan kehamilan pada seorang wanita.Sepertinya apa yg dikatakan mbak Siti barusan memang cocok dan sama bersama apa yg datang di pelajaran biologi. sebagian istilah asing memanglah baru kudengar pada dikala itu. seksigo

Tapi aku mengerti apa yg dimaksudkannya itu ketika kucocok-cocokan bersama bhs ilmiah yg kerap dipakai antara pelajaran sekolah. layaknya ‘pipis enak’ kuduga itu artinya ejakulasi. selanjutnya ‘kacang’ pastilah itu klitoris dan sebagian arti lainnya berkenaan bersama dengan perihal itu. Begitulah dengan sabar Ia membuktikan jawaban atas tiap tiap pertanyaanku supaya dapat meyakinkanku sekaligus buat satu persatu kekuatiranku lenyap.

“Gimana? sudah pahamkan?”tanyanya sesudah penjelasan tadi.

Aku mengangguk kecil.

“Berarti ndak takut kembali digituin identik mang Narko kan?”susulnya lagi.

Aku curiga pada mau dan cemas tetapi sepertinya mbak Siti mengerti dapat kegamangan hatiku.

“Ya telah andaikata tetap belum berani terhitung tak cobain yg lain aja dulu Gimana? Mau?”
“Y.ang lain? Apaa mbak?”tanyaku
“Alaaa cobain ajah dulu Pokoknya asyik deh, mbak yakin non pasti suka”

Aku melirik ke arah mang Narko. Kulihat si tua itu tersenyum lebar. Sepertinya dia juga bersangga sekali hal itu terlaksana. Pandanganku kembali ke mbak Siti. Dan pada akhirnya dengan malu-malu aku anggukan kepalaku. sejalan bersama dengan itu kudengar suara terkekeh mang Narko.

“Tapi mbak-nya jangan kemana-mana!”pintaku.
“Iya mbak tetep di sini nemenin si non. Nah sekarang mbak bantuin ngebuka bajunya ya non?” ujar mbak Siti berharap izinku.
“Mbak ajah duluan” pintaku. Mbak Siti menuruti. setelah ia selesai bersama dengan dirinya. lantas ia membukakan pakaianku.
“Arggg!! Mamang jangan melihat kemari!”protesku gara-gara malu.
“Nantikan terhitung mamang ngeliat semuanya non”jawab mang Narko.

“Kalau gitu ngga jadi ajah!. Monica ngga mau!” rajukku
“Kangg!!”hardik mbak Siti ke Mang Narko berharap suaminya itu agar bersikap kooperatif.
“Iya iya” jawab mang Narko lalu memutar tubuhnya membelakangi kami.
Satu persatu pakaianku terlepas sampai akhirnya saya memanglah telanjang.
“Duduk di sini non” kata mbak Siti membimbingku duduk di tepi dipan.

Ia sendiri duduk di sebelahku.Setelah itu di atas pangkuanku ia letakan sebuah bantal. Hatiku langsungkebat-kebit. aku mengerti apa yg bakal ia kerjakan Ini-kan posisi duduknya mbak Siti layaknya yg kulihat sebagian malam yg lalu di disaat mang Narko menetek padanya! Argggg!..Jangan-jangan dia termasuk bakal kerjakan perihal yg sama padaku.

“Kang. Ayo rebahan.” Ujar mbak Siti kepada suaminya.

Mang Narko lakukan apa yg mbak Siti barusan katakan padanya. Senyum mesumnya mengembang menghiasi pipinya yg peot. Duhh! Betapa malunya aku agar kupejamkan mataku. Bayangkan ini pertama kalinya dalam hidupku aku berbugil dihadapan seorang lelaki.

“Wuiihh! putihh tenann. Beda banget identik kamu Ti” ujar mang Narko mengomentari keindahan yg tersaji di hadapannya itu..
“Hi hi hi Ini kan barang indooo, kang” timpal mbak Siti.

Ia biarkan suaminya menyaksikan puas-puas semua aset pribadiku yg memanglah lebih banyakan bulenya ketimbang melayunya itu. mengerti sekali gen papiku begitu kuatnya supaya barangkali sebatas sepuluh persen saja gen mami yg datang antara diriku. Detik demi detik berlalu. Jantungku berdetak jauh lebih cepat dari biasanya Tubuhku merasa panas dingin seolah aliran daraku beredar tak normal.

Mataku masih terpejam rapat. menanti sesuatu yg akan terjadi antara diriku bersama perasaan tak menentu. Jemari tangan kananku menggenggam erat jemari mbak Siti. sesaat tangan yg satunya mencengram kain seprey. Tak lama kemudian saya merasakan sebuah tekanan pada bantal di atas pangkuanku menandakan mang Narko udah menaruh kepalanya di situ. Lalu….kurasakan suatu hal yg basah menyentuh cepat puting payudara kiriku.

AWWWW!! saya terpekik dan terlonjak kaget! Mataku spontan membeliak. Dan mengupayakan saksikan apa yg terjadi.
Ternyata yg mencoel putik susuku adalah ujung lidahnya mang Narko. meski hanya menyapu selintas akan tetapi dampak yg ditimbulkannya sungguh dasyat bagiku! Gelii itu…! sampai sekarangpun tetap meninggalkan kesan yg mendalam di hatiku.

Tentu saja itu merupakan sentuhan secara seksual pertama yg kudapat dari seorang Laki-laki tetapi belum kembali sempat saya bernapas lega ia udah melakukannya kembali Kali ini lidahnya menyapu lebih perlahan. tapi ia menghimpit lebih kuat. Ampunnnn geliiinyaa!…Napasku sampai tersengal-sengal. Kulihat mang Narko menatapku sambil nyengir membuktikan deret gusi tanpa giginya. Tiba-tiba tanpa peringatan ia memagut puting susuku bagai seekor ular. Dan semata-mata di dalam hitungan sepersekian detik ia telah menyedotnya kuat-kuat.

“AWWWWWW..Maangggg! heggggggg!”aku terpekik tertahan.

Seketika itu jiwakupun seakan turut tersedot lewat putingku itu. Ternyata benar dugaanku tadi. Mang Narko menetek padaku! Rasanya…tak akan kucapkan bersama kata-kata Punggungku melengkung karena saya tak kuat melawan sengatan rasa geli yg bercampur dengan kenikmatan itu. sesaat aku mesti menggigit bibirku sendiri.

Secara naluriah tangan kiriku beroleh kepala mang Narko dan menekannya ke arah dadaku lebih erat ulang kejadian itu baru terjadi lebih kurang satu menitan ketika…Plok! Tiba-tiba hisapan mang Narko lepas sekaligus memutus kenikmatan yg namun kurasakan. Ternyata mbak Siti-lah yg memisahkan putingku dari bibir mang Narko. datang apa gerangan?

“Gimana rasanya?” tanya mbak Siti sambil tersenyum.
“G..geli banget mbak” bisikku malu.
“Tapi enak terhitung kan?”
“He eh….”

Jelas! Gerutuku didalam hati. Mana dapat saja aku menygkal kenikmatan yg berjalan antara ‘first contact’ tadi. menonton saja putingku hingga berdiri sepejal karet.

“Mau di terusin ulang ndak?” bertanya mbak Siti tersenyum geli.

Entah ia berniat menggodaku atau dikarenakan ia memanglah pingin jelas pendapatku. Padahal mengerti ia tentu sadar jawabanku. Akupun mengangguk.

“Kalau begitu non rebahan aja di kasur. Biar lebih nyaman” Ujar Mbak Siti membimbingku naik ke lagi tengah dipan.

Kali ini saya dimintanya terlentang. Mang Narko juga turut merayap naik. kelanjutannya payudaraku yg satunya kembali ia’perawani’ juga aku mengerti aku udah Mengerjakan suatu hal yg tabu. Melanggar apa yg telah selama ini mami pesankan kepadaku. aku udah meremehkan seorang laki laki yg bukan suamiku menyentuh diriku secara seksual.

Tetapi aku sungguh tak bisa menghindar hasratku. motivasi membuat merasakan itu begitu kuatnya. Dan Laki-laki yg untung itu kebetulan adalah mang Narko, yg berstatus semata-mata sebagai sopir keluargaku, suaminya mbak Siti.Seorang pria tua, berkulit hitam legam, bertubuh pendek dan kerempeng. Sungguh tak datang sedikitpun dari dirinya yg sepadan bersama seluruh kebaikan yg dianugrahkan pada diriku. aku hanya dapat melingkarkan ke dua tanganku ke belakang kepalanya secara erat sambil merintih-rintih.

Apa dayaku dibawah kendali seorang pria yg dulu belasan kali menikah dan begitu berpengalaman dalam perihal ini. Ia tentu paham sekali bagaimana menaklukan gadis bau kencur seperti aku melewati putting susuku. Pertama-tama ia dapat melaksanakan hisapan kuat dan bergelombang. lalu lidahnya berputar di didalam ke-vakuman rongga mulutnya, berotasi menyapu tiap tiap titik-titik sensitif yg ada di seputar putingku.

“Argghhhhh..mamangggg”. aku terpekik lirih setiap kali sirkulasi kemesraan itu ia akhiri dengan sebuah gigitan dari gusinya yg tak bergigi itu.

Mulutnya yg tak begigi itu ternyata bikin energi hisapnya merasa jadi luar biasa.

Mbak Siti tak ulang ikut campur tangan. kita dibiarkannya berpuas-puas menikmati sesi menyusu kali ini.Mang Narko terus melakoninya seluruh itu sepanjang lima belas menit ke depan.

Plok! selanjutnya hisapan mang Narko terlepas dengan meninggalkan ketegangan dan bias-bias merah disekitar putingku. akan tetapi wajahnya tak menjauhkan berasal dari tubuhku. Bibir keriput itu mencecarkan kecupan-kecupan di seputar dadaku. Bibirnya bergerak bagai seekor siput yg namun merayap itu perlahan turun menuju ke perutku, selanjutnya ke bagian pinggulku dan tambah turun dan jadi ke bawah hingga ke jatah yg paling intim milikku..

“Buka pahanya, non…”bisik mbak Siti padaku..
“Mamang harap ngapainn sichh., mbakkk?”tanyaku malu. mengenali muka mang Narko udah berada pas di depan selangkanganku.
“Sttt…non merem ajaa…nanti tentu enakk” bisiknya lagi.

Lalu akupun kembali memejamkan mataku. sebagian detik sesudah itu saya tersentak kaget ketika kurasakan sentuhan sebuah benda basah menyapu secara vertical selangkanganku berasal dari proporsi bawah ke pembagian atas.

“Oughhhhh!” rintihku mengelinjang oleh rasa geli bercampur bersama nikmat yg segera menyengat selangkanganku dikala itu.

Kepalaku terangkat dan mataku yg tadinya terpejam membuka lebar selanjutnya berotasi menyaksikan ke arah sumber nikmat tersebut.

“Maangggg itu kannn bekas Monicaa pipisss!” pekikku dalam nikmat bercampur malu setelah memahami apa yg lagi tengah ia melakukan di bawah situ.

Tetapi mang Narko tetap asyik melumati memekku tanpa rasa jijik. Tangannya mencegah ke-2 pahaku supaya masih terpentang lebar. aku cuman sempat saksikan perihal itu beberapa kala sebelum akan kelanjutannya kepalaku kembali terhempas ke kasur bersama mata terpejam.

“M..bakkkk…Ouhhhhh!” kali ini rintihanku kutujukan pada mbak Siti.
“Hi hi hi apa tadi mbak bilang…Enak banget kan, noon?… ”terdengar suara dan tawa khas mbak Siti menari-nari di telingaku.

Aku meyakini ia tak membutuhkan jawaban dariku. Ia jelas apa yg tetapi kurasakan ketika ini.Sesudahnya saya hanya bisa merintih dan menikmati ulah lidahmang Narko yg sedang menari-nari dengan lincah di bagian kewanitaanku. hampir sepuluh menit ia melakukannya hingga pada akhirnya aku kembali terpekik dibuatnya.

“AAARRRGGHHHHH!!!” rasa itu…. bukan kepalang nikmatnya! Sungguh tak terlukiskan. Seakan hadir sesuatu yg meletus dari di dalam selangkanganku. Pinggulku hingga terangkat disaat itu berlangsung Tanpa mengerti saya menjepit kepala mang Narko dengan kedua pahaku.

Sementara kesepuluh jemariku mencengram erat kain seprey. Itu adalah orgasme yg pertama kali berlangsung didalam hidupku.

Kenikmatan itu kemungkinan hanya berjalan tidak cukup dari satu menit namun bagaikan berabad-abad lamanya.Pinggulku akhirnya jatuh ulang ke kasur. Perlahan rasa enak itu pergi beralih dengan kenyamanan. Rasa nikmat yg tadi itu…. sungguh tak akan kulukiskan dengan kata-kata Begitu mempersona! aku sangat percaya itulah yg dinamakan bersama orgasme itu dan tentu saja saya pengen mengalaminya kembali namun sepertinya harapanku barusan tak dapat berlangsung sebab mang Narko sudah mengangkat kepalanya nampak dari lokasi selangkanganku.

“He he sudah basah nih, nduk.” ujarnya pada mbak Siti sambil terkekeh-kekeh.
“Sebentar, kang. Tak bertanya si non dulu mau diterusin apa ndak” ujar mbak Siti.

Hatiku ulang berdebar mendengar ucapannya. Mang Narko telah netek, terhitung udah menjilati ‘anu’ku. menandakan ini udah waktunya membuat yg satu ‘itu’.

“Gimana non? harap ya dicelupin saat ini Baru pake lidah ajah sudah sebegitu enaknya bahkan andaikata pake k0ntol” tanya mbak Siti padaku.

Benar saja dugaanku tadi.Mbak Siti menanti kepastian dariku sebelum akan melangkah lebih jauh.

“Tapii..beneran ga sampe pecah kan, mbak?” tanyaku masih ragu sambil mempertanyakan lagi jaminan darinya.
“Mbak jamin, Non. cuma dicelupin ajah, kok! mau yaa?”

Akhirnya aku-pun mengangguk lemah karena tujuanku kemari toh memanglah bikin mencoba itu. Sejenak kudengar mbak Siti dan mang Narko berdialog nyata-nyata dalam bahasa daerah asal mereka. pasti saja saya tak sadari apa yg mereka bicarakan. Sepertinya berjalan pembicaraan kecil di situ. Entah datang apa. kali saja ada suatu hal yg mang Narko menghendaki namun mbak Siti keberatan.

“Kalau kakang ndak harap nurut yah sudah Lebih baik batal saja!” terdengar nada mbak Siti meninggi.
“Iya..iyaa! tadi itu aku kan cuma usul, nduk. seandainya tdk sepakat ya ndak apa-apa”timpal mang Narko.Sepertinya dia yg mesti mengalah.
“Ada apa sih, mbak?” tanyaku heran.
“Ndak apa-apa non. Ayo! Si non rebahnya nyamping biar mang Narko di belakang non”

Aku menyimak saran mbak Siti meski hatiku masih bertanya-tanya apa yg mereka ributkan barusan. lantas sesudah itu mang Narko-pun rebah menyamping di belakangku. Tangan kanannya mengangkat paha kananku dan menopangnya sehingga tak jatuh.

“Gini toh, nduk?” tanya mang Narko pada istrinya.
“Ya gitu..Pinggul kakang turunin sedikit” ujar mbak Siti. lalu mang Narko menggeser sedikit posisi tubuhnya lebih rendah dari pinggulku.
“Ya segitu, kang. Nah..si Non lemesin aja badannya.Ndak usah tegang, ya” ujar mbak Siti kali ini kepadaku.

Jantungku berdetak cepat. Kali ini lebih cepat berasal dari sebelumnya.Perasaanku bercampur aduk menunggu saat-saat mendebarkan itu. Sebentar kembali aku bakal merasakan alat kelaminnya Laki-laki masuk ke di dalam kemaluanku.

“Uhhh!” desahku lirih tatkala sesuatu yg hangat melintasi ke dua pahaku hingga menyentuh bibir memekku. saya mengetahui itu adalah k0ntolnya mang Narko.

Lep! bersama satu hentakan benda itu berusaha menerobos masuk…

“Oughhh” aku merintih.

Ternyata cucukan pertamanya meleset dan hanyalah menyerempet klitorisku. Kegagalan pertama makin lama membuat mang Narko bernapsu. Ia kembali mencuri ancang-ancang. coba melakukan tusukan ke dua yg lebih akurat. Lep! kali inipun dia melesat. K0ntolnya malah nyelonong ke arah belakang dan menghantam pantatku!.

“Uuuuu…Perett baget sih!”gerutu mang Narko dikarenakan sodokannya selamanya meleset.

Ternyata walau memekku udah basah total sedangkan ia masih saja susah membuat mempenetrasiku. mungkin terhitung dikarenakan saya masih perawan supaya memekku masih amat rapat. lihat kondisi itu mbak Siti segera bertindak.

“Sabaran sedikit toh kang. Ndak bakalan dapat masuk andaikan kakang grasak-grusuk begitu!. Sini biar kubantu!” katanya gemas.

Dengan jemarinya ia rentangkan bibir memekku. sesaat tangannya yg lain memperoleh batang k0ntol mang Narko dan mengarahkannya ke posisi yg tepat.

“Coba tekann sedikitt….Kangg ….” ujarnya antara mang Narko.

Mang Narko coba kembali menyentak kan pinggulnya. Dan……

“AWWWWW..mmaaaanggg.!.” aku merintih ketika sesuatu yg asing….begitu besar dan bertektur buat bibir memekku merentang lebar.Dan..

CLEPP! Ujung k0ntol mang Narko yg bulat besar seperti jamur itu sepertinya berhasil masuk! saya seakan tak percaya apa yg udah kulakukan ini. aku telah melewatkan kemaluan seorang lelaki memasuki alat vitalku! tapi ia belum berhenti. akan kurasakan secara perlahan sekali ia terus memasukiku mili demi mili. Merentangkanku… Menyentuhku..menyelusup ke media yg belum seorangpun mencakup saya menjamahnya.

“Uhhhhhhgg!” aku meringis. sesaat alisku yg mengerenyit.
“Sakit..?” tanya mbak Siti kepadaku. pasti saja ia dapat mengetahuinya dari ekspresi wajahku.
“Iya mbak… tapi cuma sedikit!”
“Ndak pa pa itu biasa. Sebentar kembali terhitung enak”

Benar kata mbak Siti. Tak memerlukan tunggu lama. Rasa ngilu yg sempat kurasakan tadi berangsur-angsur pudar. bersamaan pas rasa geli bercampur nikmat merasa muncul lebih-lebih makin lama jadi makin lama menyengat sekaligus mengubur habis rasa ngilu tadi. saya sendiri tak menduga sekiranya rasa nikmat yg ditimbulkannya ternyata begitu dasyat. lebih-lebih jauh lebih dasyat berasal dari jilatan yg mang Narko Mengerjakan tadi. Tektur daging k0ntolnya begitu kentara merasa menyentuh semua dinding pangkal memekku yg dipenuhi oleh jutaan picu bom kenikmatan.

“Wuiiihh.. ternyata masih bisa masuuuuk” kudengar mang Narko menggumam, rupanya ia tetap tetap mencoba melesakkan k0ntolnya jauh lebih dalam.

Srtttttt!

“Aduuuuhh… duhh!!” Kali ini akumengaduh kesakitandi tengah-tengah kenikmatan itu.
“Kang! Kang! Cukupp segitu aja!. Ntar perawannya si non robek. Itu termasuk telah sepertiganya milik kakang yg masuk!” ujar mbak Siti memperingatkan mang Narko supaya tak terlampau memaksakan dirinya.

Sepertinya ujung k0ntol mang Narko memanglah telah menyentuh dan menghimpit selaput daraku.

“Sebaiknya non rapetin pahanya biar dapat ngejepit sisa k0ntol mang Narko” mbak Siti konsisten menunjukkan instruksi kepada kita berdua.

Kedua kaki mang Narko yg kurus dan berbulu itu diapitkan ke pinggulku. saya baru mengerti mengapa ia wajib berada di posisi belakang bukannya di depan seperti dikala ia bersetubuh bersama dengan mbak Siti. dalam posisi itu k0ntol mang Narko bakal tetap berada di jalur yg pas sehingga tak dapat gampang lepas sekaligus menghindar penetrasinya terlampau jauh ke di dalam karena tubuhnya dapat terganjal oleh pantatku.

“Nah, kang. Kocokin…tapi pelan-pelan dulu…”

Mang Narko mulai menggerakan pinggulnya mundur maju. Kecepatannya sungguh lambat namun ia Mengerjakan bersama dengan kedalaman terukur secara konstan. Sesekali k0ntolnya terlepas tapi mbak Siti dengan sigap menuntunnya balik masuk ke di dalam memekku. ke-2 tangan Mang Narko juga tdk tinggal diam. Yg satu tetap memegang pinggulku sementara yg satunya ulang memainkan clitorisku.

“AAARRRGHHHHHHH!” aku mengerang.
“Enak non?” bertanya mang Narko.
“I.yyaa Maang enakk..bangett!!”rintihku tanpa malu mengakuinya.

Rasa ingin tahuku sungguh setimpal bersama resiko yg kuambil. Tak kusangka baru dicocol sedikit tapi nikmatnya telah layaknya ini lebih-lebih andaikata di masukan semua pikirku saat itu. Sempat aku hampir dikuasai secara penuh oleh gairahku. Untungnya ditengah badai kenikmatan itu akal sehatku ternyata tetap mampu diandalkan dan mencegahku supaya tak kebablasan. Ya! aku tak boleh melampaui batas. seumpama saya masih ingin tetap PERAWAN! Apa yg udah kulakukan ini udah maksimal. demikianlah ketentuan dan batasan yg kutanamkan didalam hatiku.

“Heegg..peretttnyaa!…” ulang kudengar keluhan mang Narko. Kutahu ia terhitung pasti sedangkan keenakan sebagaimana halnya diriku.
“Ti..ngecrot di dalemm apa di luar, nihh? Kakang telah ndak kuat lagi!.”Tanya mang Narko buru-buru sambil menoleh pada istrinya.
“Lho bagaimana kakang ini?! Baru juga dimasukin sudah mau muntah!”gerutu mbak Siti.
“Eng anu. Soalnya tempik si non kuat banget ngemutnya…” ujar mang Narko berkilah.
“Ntar! Di tahan dulu!” cegah mbak Siti lalu ia berpindah kepadaku.
“si Non kapan dapet mens-nya?”
“10 hari lagiii mbakk…” jawabku heran di sela-sela deraan nikmat yg menyengat itu.
“Kecrotin aja di dalem kang. tetap aman kok.” ujar mbak Siti pada mang Narko.

Aku jadi terkejut mendengar omongan mereka.

“Mbaaakk..?”rintihku lirih.
“Ndak apa-apa non. Mbak jamin ndak bakalan hamil kok” ujar mbak Siti kembali menenangkanku.

Sepertinya ia memang selalu sadari dapat kekuatiranku sekaligus mampu buat hatiku tenang.

“Kang! andaikan bisa sih bikin non Monica ngecrot barengbiar bukan cuma kakang yg dapet enaknya” oceh mbak Siti pada mang Narko.
“Iyaa…inii termasuk sedangg di usahainnn…”jawab mang Narko terbata-bata.

Tiba-tiba gerakan pinggulnya yg tadinya lambat mendadak makin cepat. Ulahnya itu makin bikin rasa geli nikmat antara mulut kemaluanku makin tak tertahankan olehku.Dalam kala singkat aku lagi terpekik.

“AAAAWWWWWWWW….MAMAAAAANGGG!!”

Mang Narko sukses membuatku lagi orgasme! Letupan kali ini sungguh tak terkira nikmatnya. apalagi jauh lebih nikmat ketimbang dari orgasme yg dihasilkan oleh jilatan mang Narko. Tubuhku mengejang disertai hilangnya kesadaranku ketika hal itu berlangsung Kesepuluh jemariku secara spontan mencengram paha mang Narko yg keriput dengan kuat. sementara itu mang Narko sendiri menggeram hebat.

“GRRRHHHAA!! Oeenakk tenaaann!!!”

Seper sekian detik lantas kurasakan sesuatu memancar kuat berasal dari ujung k0ntolnya.

CRuuuTTTTT!!! Itu tentu ‘pipis enak’nya mang Narko seperti yg di maksudkan oleh mbak Siti.

CRuuTTT!!!….CRuuuTTTTTTT!! Dia tetap saja menembakan pipisnya ke dalam punyaku. Rasanya hangat. K0ntol mang Narko berdenyut-denyut dengan kuat….mengempis.. mengembang seakan hendak meletus di setiap pancaran yg terjadi setelah lebih satu menit berlalu barulah seluruh sistem orgasmeku berakhir. saya masih memejamkan mataku coba menstabilkan nafasku sambil meresapi sisa-sisa kenikmatan hebat itu.

“Gimana, sedap kaaan?” bertanya mbak Siti.

Kudengar termasuk suara tawa mang Narko terkekeh-kekeh. Sepertinya dia bangga sekali berhasil membuatku raih kepuasan tertinggi secara seiring barusan.

“Iyahh mbakk..enak sekaliii” jawabku masih tersengal-sengal.

Ini adalah seks pertamaku. Dan saya terasa untung dapat merasakan k0ntol laki laki tanpa perlu kehilangan keperawananku.

“Eh, Kang cabut dulu!”ujar mbak Siti tiba-tiba sambil mendorong perut suaminya menjauhkan sehingga k0ntol mang Narko tercabut terlepas dari memekku.

Aku heran disaat Mbak Siti menghindar kangkanganku. Ia mendekatkan wajahnya ke situ.dibukanya bibir memekku yg masih 1/2 menganga dikarenakan baru saja dimasuki alat sangat penting suaminya. bersama dengan tekun di singkirkan-nya lelehan sperma mang Narko yg menutupi mulut memekku.

“Ada apa sih mbak?’
“Hmm… amannn!”katanya lega. Setelahnya aku baru mengerti ternyata ia sedang memeriksa selaput daraku dan memastikannya tetap utuh.
“Lagi ahh!” ujar mang Narko langsung menjejalkan k0ntolnya kembali.
“Awwwww mamaangggg” akupun terpekik lirih kala menerima hujamannya.

Memekku terasa amat sensitive sehabis orgasme tadi supaya rasa gatal dan geli begitu menjadi-jadi. Kamipun ulangi apa yg sudah kami melakukan tadi. Mang Narko banyak Mengerjakan hal-hal baru kali ini. Ia mengecupi seputar leherku. Tak cuman itu saya terpaksa terima ciumannya pada bibirku untuk yg pertama kali.

Kurang berasal dari 1 jam semua tubuhku telah ia jamahi…ia nodai terkecuali satu tempat yakni liang senggamaku merasa dari proporsi selaput dara sampai ke arah rahimku. Di sesi yg terakhir keintiman kami berlangsung di dalam saat yg terlampau lama namun begitu aku belum terhitung memperoleh orgasmeku. Pasalnya mang Narko menjahiliku. Ia sering menahan-nahan tiap-tiap kali saya bakal hingga pada orgasmeku bersama dengan berulang kali mencabut lepas k0ntolnya. pasti saja ulahnya itu sungguh membuatku menderita.

“Mamangggg…..tusukinnn!” rengekku tak tahan ulang karena ingin ia langsung menuntaskannya..
“Udahh kang! Jangan di godain tetap Kasihan non Monica”Kata mbak Siti agak kesal dan jenuh dikarenakan wajib terus-terusan mengembalikan k0ntol mang Narko ke posisi yg benar.
“Iyaahhh.. ini kakang juga telah ingin muncrattt!”jawab mang Narko terbata-bata. selanjutnya ia tusukan k0ntolnya.
“UGHHHHHHH!!!!!”

Akhirnya aku mendapatkan apa yg kumau. Mang Narko tak kembali melepas-lepas kepala k0ntolnya. Benda itu konsisten di biarkan menancap ketat antara proporsi pangkal memekku..mengkedut-kedutkannya kuat-kuat…hingga saya raih orgasmeku.

“AARRRRGHHHH MAAANGGG!!!!!”pekikku kali membahana mencukupi kamar sempit itu.

Aku merasakan akibat kejahilan yg dilakukannya kepadaku tadi. aku justru mendapatkan orgasme paling sedap ketimbang dua sesi sebelumnya Jemariku mencengkram pahanya kuat-kuat saat perihal itu terjadi.

“GRAAAAAHEEGGGG!!!” Mang Narko menggeram jantan. Ia lagi melewatkan ‘pipis enaknya’ seiring bersama kenikmatanku.
CROOOOTTT!!!….. CRRROOOOOTTTTT!!……CRRROOOTTTTT!!

Uuugghh! Nikmatnya. tiap-tiap hentakan benih mang Narko terespon cepat oleh syaraf-syaraf kewanitaanku. buat diriku hilang kesadaran.. Tubuhku seakan melambung ke atas gumpalan awan. Seakan seluruhnya berpindah merasa putih. Menit demi menit berlalu kesadaranku berangsur-angsur sembuh sedang kini yg tersisa adalah rasa lelah dan kantuk. disaat saya buka mataku kulihat wajah mbak Siti di hadapanku sambil tersenyum kepadaku.

“Gimana? masih pengen lagi?” tanyanya.

Belum kembali saya menjawab seketika itu juga kurasakan k0ntol mang Narko lagi bergerak maju mundur menyodok-nyodok memekku. Sepertinya ia belum bahagia jugamenghajarku.

“Mbakk.. Monicaa ngantukk…”jawabku lirih satu diantara rasa nikmat akibat gerakan mang Narko dan rasa kantuk
“Kang..sudah dulu Sepertinya non Monica sudah kecapekan.”
“Sekali lagi ajahh..uhh uhh”

jawab mang Narko tetap secara intens memaju mundurkan pinggulnya.

Ia nampaknya tetap bersemangat sekali padahal ia juga telah berulang-kali pipis sedap tadi.
“Kang! Kasihan si non. Diakan masih kudu ke sekolah besok…kalau kakang harap diterusin sama aku saja!.”lagi-lagi Mbak Siti mengingatkan mang Narko.
“Iya terhitung he he he” ujar mang Narko setelah menyaksikan kondisiku yg terkulai tanpa daya.

Lalu Ia menghentikan sodokannya tetapi ujung k0ntolnya tetap ia biarkan mengeram di dalam memekku. Ternyata lakukan sebuah keintiman itu amat meletihkan meski aktifitas peting tadi lebih banyak di motori oleh mang Narko sesaat aku sendiri di posisi yg pasif.

Namun tenagaku memang habis oleh kekejangan-kejangan kala orgasme melandaku secara nonstop tadi. Dan kini rasa kantuk yg kuat menyergapku sejalan kenyamanan pasca-orgasme. aku tetap tetap tergolek menyamping di ranjang mereka di antara ke dua suami-istri itu. Mang Narko mendekap pinggangku berasal dari belakang sementara mbak Siti berada di depanku. saya taklagimempunyai sisa tenaga buat berjalan menuju ke kamarku. Keinginanku ketika ituhanya satu. segera tidur.

“Ndak pa pa. Tidur saja di sini non”ujar Mbak Siti sepertinya maklum bersama kondisiku.

Ia lantas menutupkan selimut ketubuh telanjangku.

“Makasih mbak….” bisikku
“Iya” Mbak Siti tersenyum
“Sama mamang juga…”bisikku lagi.
“Tuh kang. Kakang dengar tdk?. Barusan si non bilang menerima kasih ke kakang” Sambung mbak Siti.

Mbak Siti membelai-belai rambutku supaya kesadaranku jadi menjauh.

“Enak ya kang?” bertanya Siti kepada mang Narko. Samar-samar aku tetap akan mendengar ia berdialog dengan suaminya.
“Jelas enak toh nduk. Sayangnya cuma dapat di celup.”
“Jangan serakah, kang! Di awal tadi kami udah sepakat dan kakang termasuk udah berjanjin dak akan mengakibatkan kerusakan ‘segel’-nya si non dikarenakan meskipun bagaimanapun dia itu putri majikan kita sudah beruntung kakang dapat ngerasai segitu itu!” ujar

Siti mengingatkan suaminya itu. Rupanya mang Narko berhasrat menusukan k0ntolnya secara penuh ke di dalam memekku.

“Iya, kakang tahu itu. Kakang kan cuma berandai-andai toh nduk. Habis baru kali ini kakak begituan sama gadis seperti dia. sudah molek, punya kulit putih bening, terus body ne manteb lagi!.” ujar mang Narko merinci satu persatu apa saja yg dimiliki tubuhku yg membuatnya kagum.
“Iya. serupa bule banget nona kami ini ya, kang. sampai jembutnya saja rada-rada pirang gitu” mbak Siti menimpali.

Menit demi menit berlalu. Dan saya tak kembali dapat mendengar penuturan mereka kala kantukku telah menutup seluruh pancaindraku.

Begitulah awal berasal dari jalinan pada aku mbak Siti dan mang Narko. Pasangan suami istri itu sudah membukakan gerbang kedewasaanku malam itu sekaligus merengut kesucianku meski secara tehnis saya tetap masih perawan. Secara perlahan saya mulai mengerti soal keintiman di pada seorang laki laki dan wanita.

Sejak perihal malam itu pula tak ada ulang hari dan malam tanpa petting. saya sungguh mulai ketagihan dan tak malu berharap kepada Mang Narko untuk ulangi kenikmatan tersebut.Bahkan kini kita melakukannya di didalam kamarku.

Mbak Siti selamanya menyimak jadwal mens-ku secara ketat agar ia paham persis kapan dikala diriku sedangkan dalam situasi subur atau tdk. bila sedang ada ERA suburku maka mang Narko tak ia perbolehkan memuncratkan pejuhnya di dalam memekku. Mang Narko hanya dapat menuntaskannya pada mbak Siti. dengan bimbingan mbak Siti aku lantas mengenal banyak perihal baru perihal seks. seperti melakukan seks oral! awalannya saya agak syok ketika melihat mbak Siti melahap k0ntol mang Narko tanpa rasa jijik seakan benda itu adalah sebuah lolipop yg lezat.

Tetapi lama kelamaan saya justru ingin mencobanya. hingga antara suatu malam kulihat mereka saling menjilat kemaluan satu identik lain. Mang Narko terlentang di bawah tindihan tubuh mbak Siti sedang mengobok-obok memek istrinya dengan mempergunakan jemari dan lidahnya. sementara mbak Siti sendiri berada di atas tubuh mang Narko dengan mulut terbuka lebar disesaki oleh k0ntol suaminya itu. Mbak Siti bilang yg namun mereka kerjakan itu namanya posisi enam sembilan.

Setelah mencontohkannya padaku kelanjutannya tiba giliranku bikin mencobanya. Ternyata asyikk sekali. kita akan enaknya barengan. saat aku orgasme mang Narko memuntahkan pejuhnya di mulutku. Malam itu untuk pertama kalinya saya mencicipi lendir enaknya mang Narko. Dan menurutku itu lezat sekali. Satu hal lagi akupun jadi memahami sama juga soal anatomi alat vital laki laki Ukuran k0ntol mang Narko ternyata milik panjang tujuh belas senti disaat iseng-isengaku ukur benda itu pakai mistar sedangkan diameternya lebih besar sedikit dari lingkaran yg dibuat oleh ibu jari dan telunjukku.

Kata mbak Siti k0ntol mang Narko lebih panjang dari k0ntol pacarnya terdahulu. Mang Narko termasuk meresmikan stamina bak kuda liar meski kemungkinan orang dapat tertipu oleh tampilan fisiknya. Dan yg khususnya dari mang Narko sekaligus bikin mbak Siti tergila-gila padanya adalah otot-otot Tantra-nya yg kuat. K0ntolnya yg sedang mengacung akan melenting kuat ke atas dari posisi sedikit menggantung hingga menghantam perutnya bila ia kedutkan.

Bayangkan…betapa nikmatnya jika benda itu di hentakan kuat-kuat seperti itu dikala dia berada di dalam liang senggama. saya sendiri udah pernah merasakan kehebatan mang Narko itu disaat ia mempetingku. Semenjak itu pula aku jadi tak ulang dapat menerima tamu cowok di rumah.

Sebagai seorang gadis rupawan sekaligus merupakan primadona di sekolahku tahu banyak sekali pemuda yg pengen mendekatiku. sedangkan mereka semua selamanya berhasil dihalau oleh mang Narko sama sekali mereka cuma beralasan pingin lakukan tugas kelompok Meski demikian aku tak ambil pusing terhadap sikap protektifnya. Entah mengapa semenjak dicabulinya aku sendiri tak menjadi tertarik bergaul bersama dengan pria lain apalagi hingga menjalin jalinan cinta-cintaan. Bagiku mang Narko seorang sudah sangat memadai komplit. Dia supirku, rekan bercandaku, pelindungku sekaligus kekasihku.
“Dasar cowok kota bisanya cuma ngejual tampang persis ngehambur-hamburin duit orang tua saja!“ ocehnya pada suatu sore sesudah mengusir seorang cowok teman sekelasku yg mencariku.

“Kang..kang! Biarkan saja orang mau bertamu. Lagian lumrah saja banyak Laki-laki yg dateng. Lah wong Nona kami itu emang ayu kok!”
“Kamu itu ndak ngerti, Ti!. saya hanya ingin membuat perlindungan nona kita berasal dari para lelaki iseng”
“Dari mana kakang tahu andaikata mereka itu lelaki iseng?”
“Ya dari nganu…eng..yaa itu!” ujar mang Narko tak bisa menjemukan jawaban yg pasti.
“Itu! Nganu! Bilang saja kalau kakang cemburu identik mereka. was-was nona kami kecantol sama juga tidak benar satu berasal dari mereka. Ya kan?!”cibir mbak Siti.

Mang Narko semata-mata nyengir malu sambil menggaruk-garuk kepalanya yg tdk gatal dikarenakan mbak Siti bisa menebak pikirannya bersama dengan tepat.Sementara saya sendiri tertawa geli mendengar perbincangan kedua suami-istri itu.

“Iya sih, Ti. aku memang cemburu persis pemuda-pemuda itu…” masih kudengar ucapan bernada lesu mang Narko kepada mbak Siti.

Ia letakan sapu lidinya dan duduk di atas sebuah batu. Mbak Siti menggeleng-gelengkan kepala memirsa suami tuanya itu bertingkah bagai seorang pemuda yg lagi tengah kasmaran itu.

“Kang! Kakang itu ngaca dulu dong!. Kakang ndak bisa Bersandar resmikan dia layaknya saya dan istri-istri kakang dulu.

Bagaimanapun juga non Monica itu pantas beroleh jodoh yg sesuai buatnya. Dan suatu hari nanti perihal itu pasti dapat datang juga.” Timpal mbak Siti. jelas percakapan itu tengah mengupas diriku.

“Aku memahami nduk. Tapi… setdknya saya pengen sekali lantas yg ‘pertama’ bikin non Monica, nduk! Nona kita itu bikin saya serasa muda kembali”
“Kubur saja angan-anganmu itu, kang! Bukankah telah dia katakan apabila dia ndak ingin tunjukkan yg satu itu kepada kakang. Justru sebaliknya aku cemas non Monica bakal membenci kakang jikalau kakang nekat melakukannya! saya heran sekali kakang ndak pernah suka tetap beruntung saya harap membantu keinginan terpendam kakang itu ”
“Aku dapat tunggu ketika yg pas nduk. hingga dia jadi ‘siap’ pernah untuk yg ‘satu’ itu.”
“Hhhhhhh… Terserahkang Narko! Pokoknya aku telah mengingatkan!. apabila ada apa-apa kang Narko tanggung sendiri resikonya.”

Pembicaraan mereka berhenti sampai di situ. aku mengerti bersama dengan maksud pembicaraan mereka. Rupanya keinginan besar mang Narko kepadaku udah hadir sejak lama. kesempatan itu baru bisa terlaksana akibat rasa penasaranku dan atas batuan mbak Siti. sedangkan mbak Siti menghargai komitmen dan keinginanku untuk tetap mempertahankan keperawananku.

Sebenarnya saya sendiri kadang kala kepingin termasuk merasakan jikalau memekku dipenetrasi secara penuh oleh k0ntolnya mang Narko. Dan saya menyadari kenikmatannya tentu jauh lebih besar ketimbang cuma melakukan peting layaknya yg telah saya alami. lebih-lebih tiap tiap memirsa persetubuhan panas mereka berdua. Pekik-pekik kenikmatan mbak Siti begitu mendebarkan.

Aku pingin terhitung layaknya dia.. Merasakan kedutan-kedutan besar itu jauh di dalam relung kewanitaanku.. namun ucapan mami tetap saja membuatku risau melangkah lebih jauh. aku tak pingin misalnya dicampakan oleh laki laki yg menjadi suamiku kelak misalnya ia memahami saya sudah tdk perawan lagi di malam pertama.

Hubungan aneh diantara kami terus jalan selama lebih kurang beberapa bulan ke depan. hingga semua ketenangan itu terganggu ketika antara suatu hari mbak Siti secara mendadak memaksa mang Narko untuk menceraikannya. aku juga kaget mendengar kabar itu.

Selama ini tak pernah satu kalipun aku melihat mereka bertengkar. Jikapun ada itu cuman sebuah perbincangan kecil yg langsung terlewati disaat itu terhitung aku mengupayakan mencari paham penyebabnya bersama dengan bertanya pada mang Narko. Ia mengatakanbahwa mbak Siti sudah main mata bersama dengan mantan pacarnya di kampung dulu yg kini resmikan kehidupan berhasil sesudah merasa TKI ke luar negeri.

Baru kuketahui termasuk sekiranya kepada lelaki itu pula mbak Siti menyerahkan keperawanannya. Mereka apalagi udah merencanakan menikah setelah mbak Siti beroleh izin cerai darimang Narko.Dengan berat hati mang Narko terpaksa mengabulkannya. Ia mengerti mbak Siti tetap termasuk bakal pergi meski tak ia ceraikan.

“Mbak?! Kenapa tega sekali pada Mamang?” protesku pada mbak Siti disaat ia namun mengemasi pakaiannya.

Sepertinya tdk tersinggung bersama dengan ucapanku. Ia cuman tersenyum getir.

“Non…Mang Narko adalah pria yg baik. Bersamanya hidupku penuh bersama dengan gairah meledak-ledak. akan tetapi dia bukanlah type seorang suami lebih-lebih bapak yg ideal bagi sebuah keluarga. usia mbak makin lama hari jadi tua. Seorang wanita hanyalah meresmikan peluang kala ia tetap muda. Dan mbak tak pengen seluruh nya menjadi terlambat.” pada saat itu aku masih belum menyadari bersama dengan ucapannya itu.

Baru sekarang saya mengetahui maksud mbak Siti kala itu.

“Saya tdk memahami maksud, mbak?”
“Hhhhhhh…..” kudengar ia menghela napas “Kamu ini tetap bau kencur, non. Kelak anda bakal mengerti maksudku”
“Tapi kasihan mamang sendirian…”ujarku.

Aku masih belum terima ia meninggalkan mang Narko. aku mengganggap mbak Siti udah tidak benar melakukan perihal ini. Dan aku sungguh Bersandar ia ingin berganti pikiran dan mengurungkan kepergiannya.

“Percayalah….meski mbak pergi tetapi mang Narko ndak akan kesepian sebab dia telah milik pengganti diri mbak yg jauh lebih baik”
“Ganti? Siapa yg Mbak maksud?” tanyaku.

Aku sempat mengira kemungkinan yg dimaksudkan mbak Siti itu adalah salah satu istri mang Narko yg lain.

“Ya orangnya itu kamuu toh nduk!”jawab Mbak Siti sambil mencubit pipiku gemas
“A aaku, mbak?”
“Iya kamu Hi hi hi” ujarnya sambil memperdengarkan tawa khas-nya.

Aku justru bertambah bingung namunaku tak memahami harus bicara apa-apa ulang disaat ia ‘mengangkat kopernya.

“Nah Non, mbak pamit dulu sekarang Dan mbak titip mang Narko padamu,ya…” ujarnya bersama mata berkaca-kaca.

Aku ikut-ikutan jadi terharu. Tak kusangka ternyata mbak Siti masih membuka perhatian pada mantan suami tuanya itu.

Keputusan mbak Siti memang sudah bulat dan tak bakal dicegah lagi selanjutnya dia pergi meninggalkan kita hari itu.

info langsung Radar utama Medan daily Suara publik Detik nusantara Kabar rakyat Media Cepat Lensa berita Pusat Informasi Kabar terkini Detik viral Goal update
CeritaDewasa