Perawan Cantik Berdada Montok Mempesona

kenangan.xyz – Pada tahun 2015 aku tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2 pada pas itu sebagai siswa baru, yah.. acara sekolahan biasa saja masuk pagi pulang kurang lebih jam 14:00 hingga pada akhirnya aku dikenalkan oleh rekan seorang gadis yang ternyata gadis itu sekolah terhitung di dekat sekolah aku yaitu di SMPN 3.
Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu tetap agak malu-malu, aku memandang terhitung gadis itu tingginya cuma kurang lebih 158 cm dan membawa dada yang memang kelihatan lebih besar berasal dari anak seumurnya kurang lebih 34B (kalau tidak keliru umurnya 14 tahun), membawa wajah yang manis banget dan kulit walau tidak sangat putih namun sangat mulus, (sekedar keterangan tinggi aku 165 cm dan usia pas itu 16 tahun), aku berkata siapa namamu?, dia jawab L—- (edited), sesudah berkenalan akhirnya kami saling memberikan nomer telephone dan pin BB masing-masing, besoknya sesudah saling BBMan dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya jalur pertama sekaligus cinta pertama aku mengakibatkan aku deg-degan namun namanya Laki-laki yah…, jalur terus dong.
Akhirnya malam harinya kurang lebih jam 19.00 aku telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama sesudah itu L—-muncul berasal dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kurang lebih panjangnya hampir capai lutut berwarna hitam.
Saya tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kecuali di tempat tinggal itu dia cuma tinggal bersama dengan papanya dan pembantu, sedangkan kecuali kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab saya,” aku tanya ulang “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kecuali Papa ulang keluar tersedia rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kurang lebih setingkat bersama dengan wagub) jadi pas itu terhitung kami langsung jalur naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk berasal dari belakang, penis aku selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal jadi di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku.
Setelah keliling kota dan berkunjung makan di area makan kami langsung pulang ke rumahnya sesudah tiba aku memandang rumahnya tetap sepi mobil papanya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa aku kayaknya belum datang”. Akhirnya sesudah menyimpan motor aku langsung mengikutinya berasal dari belakang aku langsung memandang pantatnya yang lenggak-lenggok berlangsung di depanku, aku memandang jam ternyata telah pukul 21.30, setiba di di dalam rumahnya aku memandang tidak tersedia orang aku bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kecuali kamar pembantu itu terpisah berasal dari bangunan utama tempat tinggal ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab saya.
Saya tanya lagi, “jadi kecuali telah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“saya…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya saya. Dia bilang paling cepat terhitung jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Saya tanya ulang “Kamu memang rela jadi pacar saya…”..
Dia bilang “Iya…”.
Lalu aku bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat saya…”, belum hingga pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung aku tarik ke di dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali namun belum hingga ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang sangat besar itu sambil aku remas-remas bersama dengan kuat sekali (habis telah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya aku remas bersama dengan ke-2 tanganku sambil bibir aku jilati lehernya, kemudian ganti ke bibirnya langsung aku lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis aku langsung aku rasakan menegang bersama dengan kerasnya. Saya menyita tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, selanjutnya aku suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, aku langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayang”, kata saya.
“Teruss…”, bersama dengan agak keras ke-2 tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan wajah aku di pada payudaranya, namun tetap terkendala BH-nya aku jilati payudaranya sambil aku gigit-gigit kecil di kurang lebih payudaranya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepaskan BH-nya aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan, putri77.com dia membawa payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kurang lebih setengah cm dan keras, (selama aku main cewek baruku sadar saat ini bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat ke-2 payudaranya sambil aku gigit bersama dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, namun aku tidak ambil pusing tetap aku gigit bersama dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.
Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil aku memandangi wajahnya yang sedikit marah, ke-2 tanganku langsung meremas ke-2 payudaranya bersama dengan lembut. Diapun ulang mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian aku tarik payudaranya dekat ke wajah aku sambil aku gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala aku namun tangannya aku tepiskan. Sekelebat mata aku menangkap bahwa pintu area tamunya belum tertutup aku pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berlangsung kecil dia pergi menutup pintu bersama dengan mengendap-endap dikarenakan bajunya tetap terangkat sambil menunjukkan ke-2 bukit kembarnya yang membuat hati siapa saja bakal lemas memandang payudara yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun ulang berlangsung menuju saya. Saya pun langsung menyambutnya bersama dengan memegang ulang ke-2 payudaranya bersama dengan ke-2 tangan aku namun tetap di dalam kondisi berdiri aku jilati ulang payudaranya. Setelah bahagia mulut aku pun turun ke perutnya dan tangan aku pelan-pelan aku turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun menggosok-gosok selangkangannya langsung aku angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih aku remas-remas liang kewanitaannya bersama dengan terburu buru, dia pun makin lama keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, bersama dengan pelan-pelan aku turunkan cdnya sambil aku tunggu reaksinya namun ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala keluar isyarat setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu namun sangat sedikit. Sayapun menjilatinya bersama dengan penuh nafsu, diapun makin lama berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah bahagia sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil aku mengakses kancing celanaku dan aku turunkan hingga lutut terlihatlah CD-ku, aku tuntun tangannya untuk mengelus penis aku yang telah sangat tegang sehingga sepertinya rela loncat berasal dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus jadi memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis aku langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot memandang penis aku yang membawa ukuran memadai besar (diameter 3 cm dan panjang kurang lebih 15 cm) aku menyuruhnya untuk melepaskan kaos yang dia kenakan dan roknya terhitung seperti dipangut dia menurut saja apa yang aku suruh lakukan. Dengan terburu-buru aku pun melepaskan semua pakaian aku dan celana aku kemudian dikarenakan dia duduk dilantai sedangkan aku dikursi, aku tuntun penis aku ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Saya suruh untuk mengakses mulutnya namun kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, aku tarik kepalanya akhirnya penisku masuk terhitung kedalam mulutnya bersama dengan perlahan dia jadi menjilati penis saya, langsung aku teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil turut mendukung dia memaju-mundurkan penis aku di di dalam mulutnya. “aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya aku suruh berdiri dan melepaskan CD-nya namun keluar keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan terhitung maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri. Sayapun tak rela ketinggalan aku langsung berdiri dan langsung melepaskan CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan aku meremas-remas ke-2 payudaranya yang putingnya telah makin lama tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku aku turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru aku sadar bahwa jari aku telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan aku siapkan penis saya. Saya genggam penis aku menuju liang senggamanya berasal dari belakang. Saya sodok pelan-pelan namun tidak maumasuk-masuk aku sodok ulang terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, sayapun terus menyodok berasal dari belakang. Mungkin dikarenakan kering penis aku nggak rela masuk-masuk terhitung aku angkat penis aku selanjutnya aku ludahi tangan aku banyak-banyak dan aku oleskan pada kepala penissaya dan batangnya dia cuma perhatikan bersama dengan mata sayu sesudah itu. Saya genggam penis aku menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan aku cari dulu lubangnya begitu aku sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, aku tuntun penis aku menuju lubang senggamanya itu namun aku rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang namun aku telah tidak acuhkan lagi. Dengan satu hentakan yang keras aku sodok kuat-kuat selanjutnya aku rasa penis aku seperti menyobek suatu hal maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”. Saya rasakan penis aku sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan aku jadi seperti lecet di di dalam kewanitaannya. Saya selanjutnya bertahan di dalam posisi aku dan jadi ulang menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayang… sebatas sebentar kok…”
Saya memegang ulang payudaranya berasal dari belakang sambil aku remas-remas secara perlahan dan mulut aku menjilati belakangnya selanjutnya lehernya telinganya dan semua yang dapat dijangkau oleh mulut aku agak lama. Kemudian dia jadi mendesis ulang menikmati ciuman aku dibadan dan remasan tangan aku di payudaranya, “Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayang serupa aku kan?” dia berkata sambil memandang kepada aku bersama dengan wajah yang penuh pengharapan.
Saya cuma menganggukkan kepala padahal aku ulang tengah menikmati penis aku di di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan aku ulang berada di suatu area yang dinamakan surga. “Enak sayang?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” selanjutnya aku jadi bekerja, aku tarik pelan-pelan penis aku selanjutnya aku majukan ulang tarik ulang majukan ulang dia pun makin lama keras mendesis, “Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya dikala aku rasakan bahwa dia telah tidak kesakitan ulang aku pun mengeluar-masukkan penis aku bersama dengan cepat dia pun makin lama melenguh menikmati semua yang aku perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak “Sayaa mauu keeluuarr…”.
Sayapun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, aku langsung saja sodok bersama dengan lebih keras ulang sampai-sampai aku rasakan menyentuh basic berasal dari liang senggamanya namun aku sangat kesetanan tidak acuhkan ulang bersama dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia rela jatuh namun aku tahan bersama dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya bersama dengan ke-2 tangan aku sambil aku kocok penis aku lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan aku di pinggulnya aku lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari penis aku menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, aku memandang air mani aku membasahi beberapa tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks sayangkuu…”, sambil berjongkok aku cium pipinya sambil aku suruh jilat ulang penisku. Diapun menjilatinya hingga bersih. Setelah itu aku bilang memanfaatkan pakaian kamu bersama dengan malas dia berdiri menyita bajunya dan memakainya kembali.
Setelah kami berdua selesai aku mengecup bibirnya sambil berkata, “Saya pulang dulu yah hingga besok sayang…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata ulang mungkin lemas mungkin nyesal tidak sadar ahh. Saya memandang jam aku telah menunjukkan jam 23.35, aku pulang bersama dengan sejuta kenikmatan.