Rencana Nginap Berujung Dapat Kenikmatan

kenangan.xyz – “Linda… Kamu dapet koas dimana?” Tanya Shela.
“Dapet di Bogor Shel… Kamu dapet dimana?” Jawabku.
“Sama dong.. Aku juga di Bogor kamu ga usah ngekos lahh tinggal dirumah aku aja..” Ajak Shela.
“Waahh boleh tuh… Biar kami sanggup bareng-bareng terus… Tapi boleh ga ama ortu kamu?” Tanyaku.
“Pasti boleh lahh… Nanti aku yang ngomong ama mama.” Jawab Shela.
“Oke dehh Shel… Thanks yah.. Daahh…” Jawabku lagi.Aku Linda 26thn sekarang sedang koas sehabis sekian lama kuliah kedokteran. Tinggi badanku 165cm berat 49kg. Aku memiliki pacar namana Adit dia pacar pertamaku baru saja jadian 1bln yang lantas dia juga sedang koas tapi di Malang. Shela temen baik ku kala kuliah sehabis setengah th. koas baru sanggup sama-sama lagi karena sanggup koas yang serupa di bogor dan sebetulnya Shela berasal dari bogor dia memiliki rumah disana. Shela mengajak aku untuk tinggal dirumah dia saja dibogor aku sih mau-mau saja sekalian hemat nge kos.
“Shel… Sudah tanya mama kamu belum perihal aku mau tinggal dirumah kamu sepanjang koas?” Aku SMS Shela.
“Sudah kok Lin… Mama setuju kok kamu tinggal serupa kami nanti… Rumah jadi ramai kata mama” Balesan SMS dari Shela.
“Ohh oke dehhh… Tolong bilangin makasih yah ke mama km… Berarti besok kami jalur bareng yah kerumah kamu? Ketemu dikampus yah?” SMSku lagi.
“Iyah ketemu dikampus aja yah Lin.. See you besok yahh…” SMS Shela.
Aku tidak bales lagi SMS Shela. Setelah baca SMS Shela aku terasa beres-beres pakaian dan barang-barang yang dapat aku memakai di bogor nanti. Aku beres-beres sampai malam sehabis itu saking capenya aku langsung tertidur. Keesokan harinya aku baru mandi kemudian siap-siap ke kampus.
“Pa.. Ma.. Aku pergi pernah yah..” Panggilku kala bersua Papa dan Mamaku sedang makan diruang tamu. Seperti biasa aku cipika-cipiki pernah serupa papa dan mamaku. Setelah itu aku langsung jalur ke kampus.
“Halo Lin… Yukk mama ku sudah jemput tuh…” Panggil Shela tepat aku sampai kampus.
“Ohh kamu sudah nunggu lama yah? Maaf yah Shel…” Jawabku
“Ga kok baru aja aku dan mama sampe kok.” Jawab Shela sambil jalur menuju mobil mamanya.
“Halo tante aku Linda temen Shela… Maaf yah aku lama… Maaf juga sudah ngerepotin tante aku tinggal dirumah tante sepanjang koas” Aku beri salam mamanya Shela.
“Iyah Linda… Tidak apa-apa kok… Biar rumah jadi ramai juga… Sudah siap yah?? Yuk berangkat” Jawab mama Shela.
“Oke Tante.” Jawabku.
Selama diperjalanan aku, Shela dan Mamanya seru ngobrol dan bercanda. Ternyata mamanya Shela itu bernama Sherly dokter spesialis penyakit dalam dan papanya shela bernama Ivan seorang businessman. Hari ini mamanya sengaja cuti untuk menjemput aku dan Shela ke bogor. Tidak terasa 1,5 jam perjalanan kebogor kami sudah sampai dirumah Shela. Shela memiliki rumah yang cukup besar bertingkat 2. Setelah sampai aku dan shela langsung beres-beres barang bawaan, ternyata aku tidur bareng Shela kamar Shela cukup besar untuk kami berdua. Akhirnya kami selesai beres-beres dan tidak lama terdengar nada tante Sherly ngajak kami makan siang.
“Shela… Linda… Ayoo kami makan siang dulu…” Panggil tante Sherly.
“Iyaahhh ma…” Triak Shela dari kamar.
Aku dan Shela langsung turun keruang makan dan disambut oleh tante Sherly. Kami bertiga langsung makan sehabis selesai aku dan Shela ijin untuk tidur siang pernah karena kecapaian. Tidak terasa tepat aku melek dan melihat jam sudah jam 7 kurang artinya aku tertidur 3 jam lebih. Dan kala aku melihat sebelah Shela sudah tidak tersedia artinya dia sudah bangun lebih dulu. Aku masih diranjang sambil duduk dan mengucek mata. Samar-samar terdengar nada Shela layaknya tertawa cekikikan dan tersedia nada lelaki kemungkinan itu om Ivan. Sebelum muncul aku minum segelas air putih kemudian muncul dari kamar. Pas muncul dari kamar diruang tamu lantai 2 aku melihat om Ivan sedang memangku Shela dan Shela pun bergelendotan bersama leher om Ivan dan tangan kiri om Ivan tepat di samping payudara Shela dan tangan kanan dipahanya. Mana Shela hanya memakai kaos yang agak ketat dan celana hot pants. Akupun agak canggung melihat mereka dan langsung beri salam om Ivan.
“Sore om… Aku Linda temen kuliah Shela.” Sapaku.
“Ehh iyah Linda… Shela sudah cerita perihal kamu kok. Anggep saja rumah ini layaknya rumah kamu yah.” Jawab om Ivan.
“Ohh iyah om. Makasih banyak om.” Jawabku lagi sambil jalur kearah tangga untuk turun kelantai bawah.
Pas aku sambil jalur menuruni tangga tak lama kemudian terdengar nada Shela “aahhhh.. Papa nakal nih hihihihi.. Daahh papa..” Kemudian ga lama Shela pun berada dibelakang ku sambil memanggil aku.
“Lin mau kemana?” Tanyanya.
“Mau nyari mama km Shel.. Siapa tau perlu bantuan.” Jawabku tampa menoleh kebelakang dan sambil mikir kok om Ivan bersama Shela segitu dekatnya yah? Apakah Shela tidak risih tangan om Ivan kena payudaranya? Sambil jalur aku masih mengayalkan perihal tadi. Sesampainya aku di dapur aku lagi kaget melihat tante Sherly. Dia hanya memakai daster terusan dan sepertinya tidak memakai BH.
“Tante tersedia yang Linda sanggup bantu?” Tanyaku.
“Eh Linda.. Ga usah gapapa kamu ngobrol saja serupa Shela ini tante sanggup urus sendiri. Dah sana keruang tamu saja.” Jawab tante Sherly.
“Yuk Lin kami keruang tamu saja.” Kata Shela sambil menarik tangan ku.
Pas sampai diruang tamu kami langsung duduk sambil menyalakan TV. Walaupun sambil nonton aku masih mengayalkan perihal diatas tadi dan aku putuskan untuk cobalah menanyakan bersama Shela.
“Shel tadi tepat aku muncul dari kamar aku review tangan om Ivan disamping dada kamu. Apa kamu ga risih Shel? Tanyaku.
“Ohh.. yang tadi itu? Ahh engga Lin biasa aja… Lagian dia kan papa aku sendiri… Emang hampir setiap hari kok papa megang dada aku malah sering juga jilat dada aku lohh hihihihihihi..” Jawab Shela bersama santainya. Aku kaget setengah mati bersama jawaban Shela.
“Haa?? Pegang?? Jilat??” Jawabku kaget.
“Hahahaha… Santai aja Lin.. Iyahh papa sering kok remes dadaku terus abis itu dijilat-jilat deh putingku hihihihihi… Jadi gini Lin ceritanya lebih dari satu th. lantas mama dapet artikel jika tersedia langkah mengurangi efek kangker payudara bersama langkah sering di remas payudarannya. Terus mama ngajarin ke papa bagaimana langkah remasnya. Jadi hampir setiap hari payudara mama diremas serupa papa. Selang lebih dari satu hari mama juga nyuruh papa terapi payudara aku juga terapinya sih semata-mata remas doang tapi lama-lama papa jadi jilatin juga payudaraku. Awalnya sih risih Lin tapi lama-lama enak juga hihihihihihi… By the way enak lohh kamu mau cobalah diterapi juga ga? Hihihihihi…” Jawab Shela masih bersama nada santai.
“Haa?? Ogaahh… Orang pacar aku aja belum pernah review payudaraku lebih-lebih pegang. Terus jaman sekarang om Ivan yang pegang-pegang payudaraku duluan? Lagian emang tersedia artikel layaknya itu Shel?” Tanyaku lagi.
“Gapapa lah pacar kamu ga dapat tau ini Lin hihihihihi… Ada kok bentar aku cariin pernah yah.” Jawab Shela sambil ngutak-ngatik HPnya.
Dan aku pun lagi nonton bersama tatapan kosang sambil mikir apa iyah tersedia hubungannya jika diremas panyudaranya jadi mengurangi efek kangker? sepertinya tidak pernah dibahas kala kuliah deh kataku dalam hati. Setelah lebih dari satu menit Shela melacak artikelnya kelanjutannya sanggup dan langsung dikasih ke aku HPnya.
“Ini Lin cobalah kamu baca pernah deh.” Kata Shela. Akupun terasa membaca artikelnya sebetulnya dari situs yang sepertinya sanggup dipercaya dan mengisi artikelnya juga bukan untuk orang awam karena orang awam tidak begitu tahu bhs kedokteran. Setelah hampir selesai aku membaca artikelnya kemudian terdengar nada tante Sherly memanggil.
“Shela… Linda… Ayo kami makan dulu…” Triak tante Sherly.
“Oke mah…” Jawab Shela.
“Yuk Lin kami makan dulu..” Ajak Shela sambil berjalan keruang makan. Aku pun menyimpan HPnya kemudian ikut berjalan keruang makan. Sesampai diruang makan ternyata om Ivan sudah tersedia dimeja sambil mengambil nasi.
“Ayo Linda makan sama-sama. Anggap saja rumah sendiri.” Ajak om Ivan.
“Iyah om.. Makasih om.. Slamat makan..” Jawabku.
Selama makan kami tidak banyak ngobrol sampai Shela sudah selesai makan dan aku hampir selesai. Tiba-tiba Shela memanggil om Ivan.
“Pa… Kata Linda mau ikut diterapi payudara juga toh hihihihihihi… Boleh kan pa?” Kata Shela sambil tertawa. Om Ivan pun sedikit terkejut.
“Ohh boleh banget.. Entar habis makan langsung ikut aja ke kamar om Linda nanti om pijitin deh payudara kamu hehehehe…” Jawab om Ivan santai. Aku yang terkaget-kaget dan malu langsung menjawab ajakan om Ivan.
“Aahhh… Ga usah om… Makasih om… Kalau aku mau aku sanggup sendiri om..” Jawabku sambil tertunduk malu.
“Ihh… Papah maunya pijitin payudara Linda… Mentang-mentang memiliki Linda kelihatannya lebih kencang dari mamah memiliki yah pah? Hihihihihi… Berapa size BH kamu Lin?” Susul tante Sherly. Aku bingung tante Sherly tidak marah karena om Ivan bilang mau pijitin payudara aku. Dan aku mendengar om Ivan tertawa juga.
“Ahh.. Tante kok nanya itu sih? Aku kan malu” Jawabku sambil selamanya menunduk malu. Mungkin jika hanya tersedia aku, Shela dan tante Sherly sih aku dapat jawab langsung, tapi sekarang kan tersedia om Ivan jaman aku haru kasih tau ukuran BH aku didepan om Ivan juga?
“Gapapa kok Lin ga usah malu ama om Ivan… Payudara kamu bagus gitu tuh, pacar kamu pasti bahagia pegang dada kamu deh hihihihihi.. Hayoo berapa ukuran BH kamu?” Jawab tante Sherly santai. Aku tambah malu saja rasanya mukaku memerah panas.
“3… 36B tante… Ga pernah tante aku baru 1bln pacaran tante ga mau yang aneh-aneh sebelom aku nikah tan.” Jawabku lagi.
“36B yah? Pantas kencang gitu… Wahh kl papah pijitin payudara Linda menang banyak kamu pah, masih belum terjamah payudara Linda.” Kata tante Sherly. Kemudian serentak terdengar nada tawa om Ivan dan Shela. Aku masih tertunduk malu mendengar canda tante Sherly.
“Sudah-sudah kasihan Linda malu tuh.. Yuk sayang papa pijitin payudara kamu siapa tau nanti sanggup semontok Linda hehehehehe.. Linda jika mau ikutan dipijitin langsung aja ke kamar om yah Lin” Ajak om Ivan ke Shela.
“Iihh… Papa masih ngarep aja mijitin payudara temen aku.. Yuk paa… Lin aku dipijitin pernah yahh jika kamu mau ikutan boleh kok hihihihihi…” Kata Shela.
“Ahh… Engga dehh… Kamu ajah aku bantuin tante Sherly beres-beres abis itu mau mandi.” Kataku sambil beres-beres meja bantu tante Sherly.
“Udah Lin kamu mandi ajah… Ini kerjaan tante kok sudah biasa..” Kata tante Sherly sambil aku melihat Shela sedang digandeng om Ivan menuju kamar om Ivan dan tante Sherly dilantai bawah.
“Gapapa tante aku bantuin ajah..” Kataku lagi sambil ikut beres-beres.
Kurang lebih setengah jam aku bantuin tante Sherly beres-beres dan cuci piring sambil tante Sherly nanya perihal koasku. Sekarang aku mau mandi beruntung kamar Shela memiliki kamar mandi sendiri jadi lebih nyaman. Sambil mandi aku masih mengayalkan Shela kenapa dia tidak risih payudaranya di pegang serupa om Ivan. Apakah tepat di pijit Shela memakai BH atau tidak? Kalau tidak artinya om Ivan dapat menyentuh salah satu tempat yang paling peka dari tubuh Shela. Apakah tante Sherly tidak masalah bersama itu semua? banyak sekali pertanyaan yang tersedia di otakku. Kurang lebih setengah jam aku mandi kelanjutannya selesai, sehabis selesai aku langsung mengeringkan tubuhku kemudian kenakan pakaian barulah aku muncul dari kamar mandi. Pas aku muncul dari kamar mandi ternyata Shela masih belum tersedia dikamar. Kok lama sekali? Emang segitu lama kah? Akhirnya aku menentukan untuk tidak mengayalkan itu. Aku langsung mengambil HP dan menelpon pacarku cukup lama aku ngobrol bersama pacarku. Setelah itu aku baca-baca buku untuk persiapan besok sudah terasa koasnya.
“Tokk tokk ceklekk…” Tiba-tiba terdengar nada pintu kamar Shela diakses aku baru tahu ternyata aku ketiduran pada kala baca-baca buku tadi. Lalu aku melihat jam ternyata sudah hampir jem 12 malam, kayanya tadi tepat aku selesai mandi baru jam 9 lewat deh. Pas aku menoleh ke pintu aku melihat Shela hanya memakai celana dalam saja tanpa tersedia benang apa-pun di bagian atas tubuh Shela aku kaget sekali melihat situasi Shela tapi aku terpanah ke payudaranya ternyata payudara Shela cukup besar dan kencang tapi tersedia sinyal merah layaknya bekas remasan tangan.
“Shel kok kamu terlanjang dada gitu? Hampir totaly naked malah?” Tanyaku bersama tidak sanggup menutupi betapa kagetnya aku.
“Iyah neh Lin… Si papa nakal banget sihh hihihihihihi…” Jawab Shela enjoy sambil berjalan kekamar mandi tanpa menutupi ketelanjangan tubuhnya dariku dan tidak menutup pintu kamar mandi pula. Aku kaget bersama kalimat “nakal” yang diucapkan Shela.
“Haa?? Nakal gimana Shel? Bukannya kamu semata-mata dipijitin saja payudaranya? kok sampai hampir terlanjang bulat gitu sih?” Tanyaku malah penasaran
“Kamu penasaran yahh Lin? Kalau kamu penasaran semestinya tadi kamu ikut saja ke kamar papa. Pasti kamu juga dapat balik kekamar sini layaknya aku deh hihihihihihihi..” Jawab Shela masih bersama nada santainya sambil membersihkan tubuhnya dikamar mandi. Aku kaget juga bersama jawaban Shela dan mengayalkan jika aku juga hampir terlanjang layaknya Shela dan dicermati oleh om Ivan. Tidak pernah terbayang olehku untuk terlanjang didepan orang yang bukan suamiku nanti.
“Iihhh… Aku tidak dapat mau tubuhku dicermati oleh pria yang bukan suamiku nanti Shel.. Tapi aku bingung kenapa kamu sanggup sampai terlanjang layaknya itu? Apa kamu tidak malu jika om Ivan melihat hampir semua tubuh kamu? Terus apa tante Sherly tidak marah jika kamu hampir terlanjang bulat di depan papa kamu sendiri? Terus kok lama banget ngapain saja kamu disana?” Sambungku lagi.
“Sabar bu… Satu-satu dong tanyanya penasaran banget yah? Hehehehehe. Ya sudah aku ceritain.” Jawab Shela sambil berjalan ke ranjang bersama hanya memakai handuk yang menutupi badannya.
“Jadi tadi abis kami ngobrol dimeja makan aku langsung ke kamar bersama papa, tepat sampai dikamar papa duduk diranjang sambil menyalakan TV kemudian layaknya biasa aku langsung duduk disamping papa tidak lama papa langsung terasa memijit payudara aku. Awalnya sih dari luar pakaian tapi lama-lama tangan nakal papa terasa masuk kedalam pakaian dan langsung memegang payudaraku seutuhnya hihihihihi..” Lanjut Shela.
“Loh artinya kamu dari tadi tidak memakai BH dong?” Kataku menyelak cerita Shela.
“Aku emang tidak pernah memakai BH jika dirumah Lin biar adem dan salah satu pemicu kanker payudara kan BH Lin jaman kamu lupa? Makanya sudah kamu juga ga usah memakai BH jika dirumahku tenang saja papa sudah sering review memiliki aku dan memiliki mama kok semestinya sudah biasa yah. Tapiii entah deh sepertinya papa agak tertarik bersama payudara kamu Lin soalnya memiliki kamu besar dan kecang gitu, terus tadi tepat sambil pijitin aku si papa nanya ‘apa aku pernah melihat payudara kamu?’ aku jawab aja ‘belum pa.. nanti jika sempet aku fotoin membuat papa hihihihihi’ gituu.” Jawab Shela. Yah ampun aku kaget bersama jawaban terakir Shela, dia mau foto payudara aku dan kasih melihat ke om Ivan?
“Aahh kamu Shel jangan macam-macam yah… Enak saja kamu maen fotoin payudara aku dan kasih melihat ke om Ivan.” Jawabku kesal.
“Dikit aja lah Lin biar papa ga penasaran ama dada kamu yang kencang itu hihihihihi” Lanjut Shela sambil melepaskan handuknya dan membelakangiku ternyata Shela tidak memakai apa-apa lagi dibalik handuknya kemudian dia memakai tanktop dan hot pants pendek tanpa memakai BH dan CDnya.
“Engga… Pokoknya aku ga mau. Dah balik ke obrolan kami tadi jika dipijitin aja kok sanggup ampe lebih dari 3 jam sih? Apa om Ivan ga pegel toh pijitin kamu sepanjang itu?” Tanyaku lagi.
“Yahh gitu dehh layaknya biasa papa terasa pijit payudaraku dari bawah keatas lebih dari satu kali sehabis ituu tangan papa sudah berenti di putingku makanya papa ga pegel hihihihihihihi… Terus ga lama mama masuk untuk mandi tapi tangan papa masih diputingku papa memilin-milin putingku sampai mama selesai mandi terus mama minta gantian. Pas mama dipijitin papa aku nonton TV deh.” Penjelasan Shela. Aku lagi kaget om Ivan bermain-main bersama puting putrinya sendiri? Terus Shela sepertinya biasa aja putingnya dipegang-pegang serupa om Ivan.
“Yah ampun Shela apa kamu ga risih yah kaya gitu? Sampai puting kamu dipegang-pegang serupa papa kamu sendiri. Terus apa mama kamu tau?” tanyaku.
“Pas pertama-tama aku dipijitin papa sih riish juga Lin, aku serupa ama kamu Lin payudaraku juga belum pernah dijamah pria sampai papa pijitin aku lebih dari satu th. lalu. Mama tau kok malah yang pertama kali yang nyuruh papa pijitin dada aku kan mama. Awal-awal aku agak canggung gitu tapi selang berapa menit aku terasa relax terus lama-kelamaan ternyata enak juga geli-geli gimana gitu kamu musti cobalah deh pasti nanti kamu ketagihan Lin hihihihihihi..” Jawab Shela. Dengar kalimat Shela aku tanpa sengaja langsung mengayalkan bagaimana jika payudaraku dipijit-pijit serupa om Ivan, apa lagi sampai memilin-milin putingku. Membayangkan saja aku merinding takut.
“Ahh kamu sudah gila Shel aku ngebayangin saja sudah takut. Terus sudah gitu doang? Kok kamu sanggup sampai terlanjang gitu jika hanya gitu doang?” Lanjut tanyaku.
“Hmm.. Sebenernya sih engga Lin tersedia yang papa aku melakukan lagi sehabis mama tertidur hihihihihihi… Biasa mama abis dipijitin paling 15 menit juga langsung ngantuk abis itu papa balik ke aku lagi sih hihihihihii…” Jawab Shela lagi.
“Haaa?? Kamu ngapain lagi abis itu?” uberku.
“Ada dehh… Kalau kamu penasaran besok malam kamu ikut aja Lin tapi jangan salahin aku yah jika kamu nanti kamu balik kekamar ini bersama terlanjang layaknya aku tadi hihihi. Udah ah tidur pernah yuk ngantuk nih besok kan kami masuk pagi. Good night Lin.” Jawab Shela sambil masuk ke selimut disebelahku. Aku jalur ke saklar lampu untuk matiin lampu.
“Good night Shel.” Jawabku. Tapi aku masih ga ngerti maksudnya ‘ada deh’ Shela itu apa? Dan apa jadinya jika aku besok ikutan kekamar om Ivan apa yang dapat terjadi? Aku langsung berupaya mengikis pikiran itu jauh-jauh dan berupaya untuk tidur.