Keperawanan Ku Di Rengut Oleh Atasan Ku

Keperawanan Ku Di Rengut Oleh Atasan Ku

Keperawanan
Keperawanan Ku Di Rengut Oleh Atasan Ku

kenangan.xyz – Hari ini adalah hari terakhir bossku ada di kantor cabang Bandung ini, karena jadi besok beliau dapat digantikan oleh orang baru yang dipilih oleh kantor pusat. Bossku sebetulnya mendapat promosi dari kepala cabang di Bandung menjadi direktur di Jakarta. Padahal saya belum hingga dua bulan bekerja sebagai sekretaris di sini, sehingga tak hanya wajib beradaptasi dengan area kerja yang baru saya juga wajib beradaptasi dengan boss baru. Di area kerjaku ini, saya adalah karyawan yang paling muda karena karyawan lainnya rata-rata 10 th. lebih tua.

Calon boss yang baru juga udah singgah karena hari ini dapat menjadi hari serah menerima de facto kantor cabang Bandung dari boss lama ke boss yang baru. Ternyata boss baru ini masih muda, umurnya masih sekitar 26-27 th. dengan badan yang tinggi besar dan lumayan tampan dengan kumisnya yang tebal. Pak Yanto adalah nama boss baruku itu, beliau udah berkeluarga dengan dua anak ; seorang putri dan seorang putra.
Pak Yanto ternyata mempunyai tipe kepemimpinan yang serupa sekali berbeda dan mempunyai moderenisasi di dalam bekerja. Karyawan-karyawan yang asalnya terbiasa dengan kerja individual saat ini dipaksa kerja secara kolektif di dalam suatu team work. Semua karyawan tanpa kalau wajib melek teknologi dan untuk itu boss baru tidak segan-segan turun sendiri mengajari. Sebagai sekretaris akupun banyak studi dari beliau tetang beragam perihal dan karena saya adalah karyawan yang paling sering berinteraksi dengan beliau sudah pasti saya miliki paling banyak peluang untuk studi .
Pelahan-lahan jadi muncul rasa kagumku terhadap pak Yanto dan jadi mendambakan beroleh jodoh layaknya beliau atau mendekati kekuatan beliau. Berbeda dengan karyawan pria lain yang suka lihat rendah apalagi melecehkan sesama karyawan wanita, pak Yanto terlampau santun kepada wanita baik itu karyawannya maupun bukan. Hal ini memicu muncul rasa sayangku terhadap pak Yanto karena saya jadi bisa berlindung kepada beliau.

Kombinasi rasa hormat, kagum dan sayang memicu saya jadi tetap mendambakan dekat dengan beliau, sehingga sementara kita tengah berdua saya kadang waktu bersikap agak manja dan kelihatannya beliau tidak keberatan. Lambat laun saya jadi lihat bahwa pak Yanto pun jadi jadi nyaman kalau dekat dengan aku. Walaupun demikian peluang kita bisa berdua hanya sementara berada di kantor saja sehingga seluruh urusan adalah berkenaan dengan pekerjaan dan pak Yanto tidak pernah coba mengajakku muncul berdua tak hanya karena urusan kantor.
Hingga terhadap suatu sementara kantor Bandung wajib melakukan tindakan sebagai tuan tempat tinggal pelatihan product baru dari perusahaan dan terhadap akhir acara seluruh peserta mendambakan berwisata ke Ciater Subang. Walaupun saya bukan peserta training, tetapi sebagai wakil panitia saya wajib menemani mereka berwisata ke sana. Seperti yang saya khawatirkan sebelumnya, sebagai wanita hanya satu di mana peserta lainnya adalah pria, saya menjadi bulan-bulanan yang cenderung melecehkan.
Untung saja pak Yanto segera melihatnya sehingga bisa menarikku dan mengajakku pulang lebih awal karena teman-teman kantor Bandung yang lain pun tidak bisa diandalkan untuk melindungi aku. Akhirnya saya pulang berduaan saja dengan pak Yanto dan terhadap peluang selama perjalanan lagi ke Bandung kita pakai untuk mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan apalagi ke hal-hal yang agak pribadi.
“Udah hampir hingga Bandung nih …” kata pak Yanto “Enaknya ke mana pernah ya ?”
“Lho … kenapa ga segera pulang ? ” Kataku keheranan “Bukankah papa biasa ada acara dengan keluarga kalau malam minggu layaknya saat ini ?”
“Saya udah tanggung nih ijin pulang malam ke istriku untuk nemenin orang-orang tadi” mengerti pak Yanto
“Kalau begitu terserah bapa saja deh …” kataku dengan perasaan campur aduk antara suka bisa dengan beliau di malam minggu dengan rasa takut bepergian dengan suami orang.
“Okay … Jadi malam ini kita dapat malam mingguan berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum.
Malam itu kita layaknya orang yang baru jadian pacaran, meskipun masih serba canggung tetapi penuh dengan gairah yang menggebu. Apalagi beliau juga segera bergerak cepat dengan tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk dan menciumi pipiku tiap tiap ada kesempatan.
Menjelang tengah malam pak Yanto mengantarkanku pulang dan untuk pertama kalinya saya merasakan ciuman bibir dari laki-laki di di dalam mobil sesaat sebelum akan masuk ke rumah.
Semalaman saya hampir tidak bisa tidur karena seluruh kejadian sebagian jam dengan bossku itu layaknya diputar berulang-ulang dikepalaku. Perasaanku terlampau suka karena segera dimabuk cinta meskipun itu cinta terlarang. Selama ini saya tidak pernah terlampau pacaran dengan sebagian pria yang bergantian coba mendekatiku, mereka hanya saya jadikan rekan dekat hingga mereka mencegah dari sendiri.
Sejak hari itu pak Yanto tetap mengajakku muncul tiap tiap hari Sabtu, biasanya hanya dari pagi hingga sore, jarang sekali bermalam mingguan lagi. Kadang-kadang kita juga muncul malam sepulangnya dari kantor untuk nonton filem di bioskop atau makan malam bareng. Walaupun demikian saya berpikiran kita udah “jadian”, apalagi pak Yanto udah mengajari saya berciuman bibir dengan permainan lidahnya.
Tidak hingga sebulan payudaraku udah jadi di remas-remasnya dikala kita berciuman. Waktu pertama kali ditunaikan hanya dari luar baju tetapi untuk yang seterusnya udah merogoh segera ke balik BHku sesudah membiarkan kancing baju dan mengangkat cup BHku. Terus terang saya serupa sekali tidak mengimbuhkan penolakan atas aksi bossku yang ini karena saya sendiri terlampau menikmatinya, apalagi kalau remasannya diselingi permainan jari-jarinya terhadap putingku.

Tidak suka dengan meremas payudaraku, beliau juga jadi mengusap-usap vaginaku kalau saya kebetulan tengah memakai rok. Untuk aksi beliau ini saya sempat menolak karena saya masih perawan dan itu yang kusampaikan kepadanya, tetapi bossku bilang bahwa dia hanya dapat mengusapnya dari luar celana di dalam saja tidak hingga menyentuh segera vaginaku. Walaupun awalannya ragu-ragu tetapi akhirnya saya “mengijinkannya” apalagi ternyata sentuhan beliau terhadap vagina memicu saya jadi mengenal apa yang namanya orgasme.
“Bapaaaa… Tini udah ga tahaaannnn” itulah teriakan khasku terhadap sementara raih orgasme yang jadi layaknya terlampau mendambakan pipis tetapi penuh kenikmatan. Kata bossku saya mempunyai libido yang tinggi karena lumayan dengan ciuman panjang dengan remasan di payudara dan permainan jari diluar vagina, saya bisa raih orgasme berkali-kali hingga celana dalamku basah kuyup layaknya ngompol tetapi cairannya lebih kental dan terlampau lengket.
Sebenarnya saya terlampau risi karena kita tetap melakukannya di di dalam mobil yang diparkir di area lazim atau di ruangan beliau di kantor. Apalagi biasanya di dalam sekejap pak Yanto bisa memicu bajuku berantakan. Tapi dengan jalinan cinta terlarang layaknya kita hampir tidak barangkali melakukannya di tempat tinggal hingga akhirnya tiba hari itu …
Pada suatu hari saya beri mengerti pak Yanto bahwa terhadap minggu ini saya hanya hanya sendirian di tempat tinggal hingga hari Minggu karena orang-orang tempat tinggal tengah mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah) kampung halamanku. Jadi saya tawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian menemani saya melindungi rumah. Saat itu jalinan kita udah berjalan hampir tiga bulan dan saya serupa sekali tidak memikirkan barangkali apa yang dapat berjalan kalau hanya berduaan dengan bossku di tempat tinggal yang kosong.
Hari Sabtu pagi saya udah tak sabar menanti pak Yanto di rumahku, ada perasaan suka di hatiku karena dapat bisa berkencan dengan beliau tanpa ada rasa khawatir layaknya yang biasa kita lakukan. Rasa suka ini mengundang rasa kangen yang terlampau terlampau kepada pak Yanto, padahal baru tempo hari kita bercumbu di mobil sementara diantarnya pulang. Akhirnya beliau singgah juga dengan menenteng satu kantung kecil warna gelap (yang belakangan kuketahui memuat kondom dan pelumas). Sesuai permintaanku sebelumnya beliau memarkir mobilnya agak jauh dari rumahku sehingga tetap berikan kesan rumahku kosong sehingga kencan kita tidak terganggu oleh saudara atau rekan yang tiba-tiba singgah berkunjung.
Setelah mengunci pagar dari arah luar dan mengunci pintu masuk, saya segera menubruk dan memeluk pak Yanto yang sementara itu tengah menempatkan kunci mobil dan tas kecilnya di atas meja makan. Beliau segera membalasnya dengan menciumku penuh kehangatan seolah-olah juga baru bersua lagi denganku. Dengan tanpa membiarkan pangutan dibibir, kita sesudah itu bergerak untuk duduk di karpet depan pesawat TV. Pak Yanto sengaja mendudukkan saya di atas bantal-bantal yang ada sehingga tinggi kita menjadi seimbang.
Setelah suka membiarkan kangen dengan berciuman, pak Yanto sesudah itu membiarkan bajuku sesudah itu BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu karena selama ini belum pernah bercumbu hingga terlampau membiarkan baju. Setelah saya menanti sebagian sementara saya jadi jadi heran karena pak Yanto tidak juga segera beraksi sesudah menelanjangi bagian atas tubuhku. Aku coba memberanikan diri mengangkat mukaku untuk lihat ke arah beliau, ternyata pak Yanto tengah mengamati dengan seksama payudaraku dengan ekspresi kagum. Bossku ini rupanya juga udah membiarkan baju atasnya sehingga kita sama-sama bertelanjang dada sekarang.
“Tini, saya baru mengerti ternyata besar sekali payudara anda !” akhirnya beliau berkomentar “Bukan semata-mata besar tetapi terlampau hampir bulat prima dengan letak putting di tengah-tengah”
“Ba .. bapa gak suka ?” kataku agak khawatir karena saya mengerti ukuran payudara istrinya tergolong normal namun seluruh perempuan di keluargaku payudaranya sebetulnya besar-besar, apalagi ukuran payudaraku masih tergolong kecil kalau dibandingkan mereka.
“Saya suka sekali, terlebih karena bentuknya yang terlampau membulat” Jawabnya “Hanya saja saya kaget karena tidak menyangka sebesar ini terlebih kalau dicermati dari ukuran tubuh anda yang kecil”
“Tapi yang mengerti payudara anda terlampau kenyal” lanjutnya sambil tersenyum nakal “Sehingga muncul tetap membusung meskipun udah tidak pakai BH lagi”
Sambil bicara pak Yanto jadi memegang-megang ke-2 payudaraku dengan ke-2 tangannya sesudah itu segera memangut bibirku. Ciuman beliau kali ini tidak hanya ke bibir saja, tetapi juga terhadap kupingku leherku, dadaku dan juga putting payudaraku yang berwarna coklat kehitaman. Remasan terhadap satu payudara sejalan dengan isapan-isapan yang disertai gigitan kecil terhadap putting payudara yang lainnya memicu saya dengan cepat jadi melayang.
“Ahhhh… ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku dengan mulut yang menganga dan mata yang ada masalah fokus karena mendapat kenikmatan yang singgah tiba-tiba.
Posisi tubuhku sesudah itu dirubah menjadi setengah berbaring sehingga bossku bisa lebih leluasa mencumbuku. Nafsu berahiku meningkat dengan cepat, saya jadi merasakan celana dalamku menjadi lebih lembab oleh cairan yang muncul di sana.
“Bapaaaaa …. TIni udah ga tahaaaan ….” Teriakku layaknya biasa kalau udah raih orgasmeku. Saat itu saya mendambakan pak Yanto mengelus-elus vaginaku yang basah dari luar celana dalamku, tetapi saat ini beliau tidak melakukannya barangkali kah karena saya masih pakai celana jeans ?
Tapi karena berahiku udah hingga ke ubun-ubun maka saya tarik tangan kanan pak Yanto ke arah selangkanganku sebagai tanda keinginanku. Beliau rupanya bisa menangkap maksudku, tetapi karena terhambat oleh celana jeans maka beliau berinisiatif mengakses kancing celanaku dan resletingnya dengan satu tangannya sehingga bisa menjangkau celana dalamku.

Pinggang celana jeansku yang tinggi (sampai pusar) rupanya masih menyulitkan beliau sehingga membuatnya menjadi tidak sabar. Beliau lalu berhenti mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau menarik celana jeans dan celana dalamku sekaligus hingga terlepas. Tidak berhenti di sana, pak Yanto pun sesudah itu membiarkan celana dan celana dalamnya sendiri dengan masih di dalam posisi duduk di karpet sehingga kita berdua saat ini di dalam kondisi telanjang bulat.
Tubuhku yang telanjang berada di dalam posisi badan setengah terbaring di karpet bersandar terhadap bantal dengan ke-2 kaki yang mengangkang. Saat itu saya udah tidak begitu acuhkan dengan keadaanku karena yang saya mendambakan adalah pak Yanto segera mengelus-elus vaginaku layaknya biasanya.
Tanpa menanti lama-lama pak Yanto segera menindih sesudah itu menciumi bibirku namun tangan kanannya mengelus-elus vaginaku tanpa terhambat celana di dalam lagi. Sentuhan segera tangan bossku terhadap vagina ternyata jadi jauh lebih nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku jadi meninggi lagi sesudah orgasme pertama tadi. Apalagi sementara pak Yanto pakai jari-jarinya mempermainkan kelentitku sambil menggesek-gesek liang vaginaku yang udah semakin basah.
“Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..” jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Yanto.
Beliau sesudah itu beralih menciumi dan menjilati ke-2 putting payudaraku secara bergantian memicu tubuhku bergelinjang dengan hebat karena diserang rasa geli yang mengundang kenikmatan yang luar biasa. Jari-jarinya yang ada di vagina juga terus beraksi dengar berputar-putar di sekitar liangnya sehingga vaginaku jadi jadi merekah dan semakin basah.
“Ahhhh….bapa …ahhhh …. Ahhhhh … enaakkk … ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai ekspresi kenikmatan.
Pak Yanto adalah laki-laki pertama yang saya anggap sebagai pacar dan juga yang pertama menyentuh tubuhku. Cara beliau memperlakukanku memicu saya tidak bisa menolak permintaannya, apalagi membuatku tetap ketagihan dan merindukan beliau melakukannya lagi, lagi dan lagi. Walaupun selama tiga bulan perpacaran keperawananku masih belum terusik, tetapi kali ini menjadi lain ceritanya …
“Ga tahan pa … Tini udah ga tahan Bapa …. ooohhhhh” Teriakku sementara merasakan orgasme lagi.
Setelah mengejang sebagian kali karena kenikmatan luar biasa yang kurasakan, tubuhku menjadi lemah lunglai. Aku mengangkat ke-2 tanganku ke arah beliau sebagai tanda mendambakan dipeluk, tetapi pak Yanto jadi bangun dan berlutut salah satu ke-2 kakiku sambil menarik kakiku sedikit untuk memicu posisiku badanku berbaring secara sempurna. Kedua kakiku dipentangkannya lebar-lebar dan tanpa ragu-ragu beliau segera memangut vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga saat ini kepala bossku itu ada diselangkanganku.
“Bapa apa yang ….Uuuuhhhhhh …..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” saya sempat kaget dan mendambakan bertanya apa yang dilakukannya itu tetapi sebelum akan kalimatku lengkap saya udah disergap lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan bibir beliau di vaginaku.
Bibirnya jadi menciumi kelentitku namun lidahnya menari-nari menjelajahi segi di dalam vaginaku yang udah jadi merekah. Kadang-kadang ujung lidahnya jadi bergerak muncul masuk kedalam liang vaginaku yang meskipun tidak masuk terlampau di dalam tetapi mendatangkan sensasi yang luar biasa. Aku jadi menggerak-gerakkan pinggul dan pantatku mengikuti tarian lidahnya namun ke-2 tanganku meremas-remas rambut bossku dengan gemas.
Pak Yanto layaknya tidak memperdulikan cairan vaginaku yang semakin membanjir dan bibir vaginaku semakin membengkak . Beliau apalagi jadi menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan lidahnya yang kasar memutari kulit kelentik yang sensitif memicu tubuhku jadi bergetar dengan hebat menghambat rasa nikmat yang dahsyat.
“Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga tahan… bapa …Tini ga tahan lagi …….akkkkkkhhhhh” Aku mengerang dengan badan hampir melenting karena nikmatnya.
Pada sementara nafasku masih memburu dan tersengal-sengal karena dihantam kenikmatan, saya lihat pak Yanto lagi terhadap posisi berlutut dan masih berada salah satu ke-2 kakiku. Kemudian beliau maju lebih mendekat ke selangkanganku sambil tangan kanannya layaknya menggenggam suatu hal yang sesudah itu diarahkannya terhadap vaginaku.
Aku belum pernah lihat kemaluan atau penis orang dewasa, saya hanya pernah lihat penis anak kecil keponakanku sementara saya diminta memandikan mereka. Walaupun wujud dan ukurannya jauh berbeda, tetapi saya percaya “benda” yang dipegang beliau itu adalah penisnya sendiri. Pengetahuan seksku sebetulnya terlampau minim kalau tidak bisa dibilang nol, tetapi naluriku menyebutkan bahwa pak Yanto saat ini tengah bermaksud menyetubuhi aku.
Seketika timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal karena udah mengundang pak Yanto ke rumahku yang tengah kosong sehingga kita bisa bercumbu lebih bebas. Tapi badanku udah terlampau lemas karena tiga kali orgasme dan rasa takut membuatku jadi semakin lemas saja sehingga akhirnya hanya bisa jadi pasrah kepada kondisi ini. Aku hanya coba memejamkan mata sehingga pikiranku tidak merekam memori visual dari peristiwa yang barangkali kuanggap dapat kusesali seumur hidup.

Kurasakan pak Yanto udah berada di atas tubuhku dengan Bersandar terhadap tangan kirinya, namun tangan kanannya mempunyai kepala penisnya bergesekan dengan kelentitku. Rasa nikmat yang ditimbulkannya sedikit banyak jadi kurangi rasa gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Yanto juga kadang waktu mempunyai penisnya ke wajah liang vaginaku dan lakukan gerakan berputar seolah-olah mendambakan membesarkan ukuran liangnya yang setahuku terlampau sempit.
“Shhhhhhh…shhhhh…shhh…” Tanpa bisa kucegah mulutku mengeluarkan nada desisan nikmat yang seirama dengan gerakan tangan kanan beliau.
Tiba-tiba saya merasakan kepala penis pak Yanto tidak lagi berputar-putar dimulut liang vaginaku, tetapi saya merasakan penis pak Yanto tersebut jadi jadi dijejalkan masuk ke di dalam liang vaginaku. Daging penis beliau yang padat jadi menyakitkan sementara memasuki liang vaginaku yang udah merekah basah dan licin.
“Aduuuuuhh….sakiiit …aduuuhhh…bapa…sakit sekali …aduuhhhh” Aku hanya bisa mengaduh pelan-pelan sambil mengangkat ke-2 tanganku untuk berpegangan terhadap pinggiran bantal yang menyangga kepalaku sehingga bisa meremas-remasnya sementara jadi sakit.
BLESSSSS …. Seluruh batang penisnya akhirnya masuk dengan prima dengan tidak terlampau sulit karena udah “siap” akibat cumbuan-cumbuan luar biasa yang ditunaikan tadi.
“Sakit ya sayang ?” Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa memengaruhi posisi penisnya di dalam liang vaginaku.
Aku hanya mengangguk perlahan dan tanpa jadi ada butir-butir air mata muncul di ujung mataku yang terpejam. Pak Yanto dengan lembut mencium air mata terhadap ujung mataku dan mengelus-elus rambutku yang panjang dan tebal.
“Uuuuhhhhhh ….” Aku lagi mengeluh pelan sementara pak Yanto jadi lakukan gerakan maju mundur terhadap penisnya dengan perlahan. Beliau lalu memelukku dengan erat sehingga ke-2 tanganku pun saat ini di dalam posisi memutari punggungnya. Rasa sakit itu lama-lama semakin menyusut dan berubah menjadi rasa nikmat jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.
“ Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….” saya mengeluarkan erangan yang terdengar aneh sementara pak Yanto jadi mempercepat gerakannya sambil tetap di dalam posisi memelukku.
“Bapaaaa … aduuuhhh…. bapaaa …Tini udah gak tahaaaannn” Hanya di dalam sebagian menit saja saya udah meneriakan kalimat orgasmeku yang khas. Pak Yanto membalasnya dengan gerakan yang semakin cepat dan diakhiri dengan hujaman yang di dalam dan dilanjutkan dengan gerakan penis berputar-putar seolah-olah berkenan mengakses lobang rahimku. Aku hingga mengejang-ngejang kenikmatan sambil mengangkat-angkat pantatku untuk mengimbangi gerakannya, namun ke-2 tanganku saat ini beralih meremas-remas pantatnya beliau.
“Ooohhhhhhhhh…….” Akhirnya saya lagi tergolek lemas karena kenikmatan, pak Yanto pun menghentikan gerakannya sesudah lihat reaksiku.
Aku buka mataku dan mengimbuhkan senyumanku yang paling manis kepada bossku yang udah mengimbuhkan kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib menghapus serupa sekali rasa menyesal yang sebelumnya kurasakan. Lalu kita berciuman lumayan lama sambil saling membelai wajah dan rambut masing-masing.
Setelah suka berciuman pak Yanto sesudah itu membiarkan pelukannya dan duduk tegak tanpa membiarkan penisnya dari vaginaku.
“Tini, coba anda lihat darah perawan kamu” Ajak pak Yanto
Aku coba mengangkat badanku sedikit dengan ditopang ke-2 tanganku sambil lihat ke arah selangkanganku. Penis pak Yanto hanya muncul pangkalnya saja karena sisanya masih berada di di dalam liang vaginaku. Selain penuh dengan urat-urat yang menonjol, terhadap penisnya juga muncul sedikit cairan berwarna merah terhadap sebagian bagiannya. Noda merah yang serupa saya lihat juga terhadap bulu kemaluanku, perutku, paha sebelah di dalam dan perutnya pak Yanto. Rupanya itulah yang disebut darah perawan atau darah malam pertama oleh orang-orang selama ini. Sebagai perempuan suku Jawa, warna kulitku lebih gelap dari wanita suku Sunda, demikian juga dengan kulit kemaluanku yang berwarna merah gelap hingga kebagian dalamnya sehingga bercak-dercak darah itu tidak terlampau muncul kalau tidak diperhatikan dengan seksama.
Belum sempat saya mengakses mulut untuk mengimbuhkan komentar, beliau udah jadi mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang membuatku terpaksa berbaring kembali. Kedua kakiku satu persatu beliau naikkan ke atas bahunya sehingga badanku menjadi hampir terlipat di dalam tindihan pak Yanto. Dalam posisi layaknya itu pak Yanto memompa penisnya semakin lama semakin cepat sehingga memicu tubuhku terguncang-guncang.
“Oooowww ….ahhhh…aawww” saya menjerit kenikmatan “Bapaaa..aa..aa..aa … nii… iii..kk…mmmaa…aaa..aatttt…sssee …eee…kkkaa…aaa…llliiiii…” suaraku menjadi terputus putus karena kerasnya goncangan badanku.
CROK … CROK …CROK …CROK … saya jadi mendengar bunyi layaknya air becek yang ditepuk-tepuk dengan keras. Belakangan saya ketahui itu adalah bunyi dari cairan yang udah membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh penisnya pak Yanto hingga berbuih-buih.
Badan kita kurasakan jadi berkeringat sehingga muncul mengkilat, setetes dua tetes keringat pak Yanto jadi jatuh ke tubuhku. Tak berapa lama sesudah itu keringat pak Yanto semakin membanjir dan mengalir deras ke perutku bercampur dengan keringatku sendiri .
CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu semakin keras
Rasanya saya hampir tak sadarkan diri karena gelombang demi gelombang nikmat yang semakin lama semakin besar seolah-olah tidak aka nada batasnya. Tapi tiba-tiba saya merasakan tubuh pak Yanto jadi bergetar, pompaan penisnya semakin tidak tertib iramanya.
“TINNNIIII …. Saya berkenan keluarrrrr …” teriak pak Yanto yang sementara itu saya tidak mengerti artinya.
Kurasakan pak Yanto menghimpit kuat-kuat penisnya di di dalam vaginaku, tak berapa lama sesudah itu penisnya jadi berdenyut denyut dengan kuat lalu layaknya memuntahkan suatu hal yang hangat berkali kali di di dalam tubuhku. Denyutan terhadap penis beliau yang disertai semburan cairan hangat tersebut melipatgandakan kenikmatan yang tengah kurasakan.
“Bapppaaaaa … Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ……” akupun menyusul mengeluarkan lenguhan kenikmatan yang panjang hingga semburan dari penis pak Yanto berhenti.
Tubuh pak Yanto lalu ambruk kelelahan menimpa tubuhku sesudah sebelumnya menurunkan ke-2 kakiku dari bahunya. Untuk sebagian sementara pak Yanto tidak bereaksi serupa sekali, sehingga saya coba peluk beliau erat-erat sambil mengelus-elus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa sementara sesudah itu beliau jadi bergerak bangun dan segera mencium bibirku.

“Tini, anda bisa merasakan kenikmatannya sayang ?” Tanya beliau dengan setengah berbisik ditelingaku.
AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada beliau.
“Sekarang bapa udah mencicipi punya Tini yang paling miliki nilai dan hanya ada satu-satunya” Kataku secara spontan yang dijawab dengan senyuman dan ciuman dari pak Yanto.
“Tapi sebagai gantinya tadi Tini udah merasakan kenikmatan yang luar biasa” lanjutku “Jadi Tini sebetulnya tidak mengerti apakah wajib meyesal atau berterima kasih”
Sekali lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum sambil memandangku dengan mesra sehingga saya menjadi jengah sendiri hingga tertunduk malu. Kembali saya dihujani dengan kecupan-kecupan kecil dan ciuman-ciuman pendek yang terlampau bermakna bagiku.
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan dikala tiba-tiba pak Yanto menarik penisnya keluar.
Pak Yanto sesudah itu berdiri dan berjalan ke halaman belakang untuk mengambil alih selembar handuk yang tengah dijemur di sana, sesudah itu dengan halus beliau menyeka keringatku dan keringatnya sendiri dan terakhir menyeka vaginaku dan penisnya.
——– oo0oo ———
Hari itu kita bertelanjang bulat seharian selama di di dalam rumah, baik itu sementara memasak di dapur, makan siang , nonton TV ataupun sementara semata-mata mengobrol berdua. Kondisi kita yang bertelanjang bulat memicu kita tetap enteng terangsang lagi untuk bersetubuh, sehingga antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya kita selingi dengan bersetubuh.
Dalam persetubuhan-persetubuhan lanjutannya itu, beliau tetap pakai kondom yang dibawanya. Waktu itu saya dengan polosnya memprotes pemanfaatan kondom karena kurangi kenikmatan bersetubuh padahal sementara persetubuhan yang pertama beliau tidak pakai kondom tersebut. Sambil nyengir beliau menyebutkan bahwa yang pertamapun harusnya beliau memakai kondom, tetapi beliau khawatir saya keburu mengerti dan menolak meneruskan sementara beliau tengah memasang kondomnya.
Menjelang malam pak Yanto akhirnya pamit pulang sesudah keseluruhan empat kali menyetubuhiku selama hari tadi.
Hubungan kita seterusnya semakin “panas” karena untuk dua th. pertama saya terlampau ketagihan untuk bersetubuh dan untuk itu saya bersedia disetubuhi dimanapun dan di dalam segala kondisi, tentu saja hanya dengan pak Yanto saja. Seringkali saya di kantor minta di setubuhi sambil berdiri atau di dalam posisi menungging di meja dengan kenakan pakaian lengkap. Kalau saya tengah menemani pak Yanto ke luar kantor atau sementara diantar pulang sorenya, kadang saya suka merengek minta singgah ke hotel melati atau motel untuk memuaskan berahiku. Tidak juga pula persetubuhan yang kita lakukan di di dalam mobil yang biasanya kita parkir areal parkir lazim yang luas tetapi gelap
Pak Yanto tidak pernah menolak permintaanku, tetapi beliau mewajibkan saya untuk tetap mempunyai kondom di di dalam tasku karena beliau tidak bisa mempunyai persediaan kondom yang lumayan tanpa ketahuan istrinya.
Tapi nafsu berahiku yang terlampau tinggi ini akhirnya mempunyai akibat fatal dikala saya memaksa untuk tetap disetubuhi terhadap sementara persediaan kondom udah habis. Saat itu saya menghendaki bersetubuh dengan posisiku di atas dan terhadap sementara pak Yanto dapat ejakulasi saya tidak mengindahkan tanda pak Yanto untuk mencabut vaginaku dari penisnya karena saya belum raih orgasmeku yang ketiga sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di di dalam tubuhku.
Akibatnya dua bulan sesudah itu saya dipastikan hamil !
Rasa bersalah membuatku tidak berani segera membicarakannya kepada pak Yanto sehingga janinku semakin membesar. Pak Yanto akhirnya mengerti juga sesudah beliau jadi heran karena saya bersedia disetubuhi terhadap tanggal-tanggal biasanya saya mendapat haid dan juga merasakan payudaraku semakin membesar.
Karena kandunganku yang jadi besar, pak Yanto membawaku ke dokter kandungan untuk digugurkan dengan langkah yang aman. Dokter tersebut berkenan lakukan tindakan aborsi karena saya dianggap sebagai istri muda beliau yang tidak diijinkan miliki anak oleh istri tuanya. Sangat ironis sebetulnya …

Kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang saya lakukan memicu Pak Yanto memintaku untuk memasang IUD sehingga kita berdua tidak lagi wajib khawatir dapat kebobolan. Sehingga kini kegiatan seks kita berdua jadi semakin intensif dan tanpa disadari jadi terlampau demonstratif yang memicu orang-orang kantor jadi bertanya-tanya adanya jalinan istimewa salah satu kami.
Akhirnya untuk menghambat keraguan orang-orang kantor yang sering melihatku muncul dengan nafas memburu dan lipstik memudar dari ruangan bossnya hampir dua kali sehari, pak Yanto merekomendasikan saya ke perusahaan lain yang dikelola pelanggan perusahaan kami. Kemudian saya dikontrakkan kamar kos yang terlalu mungkin beliau singgah kapan saja. Hampir tiap tiap sore sepulang dari kantor beliau singgah menyetubuhiku sebelum akan pulang ke rumahnya dan kadang waktu pagi-pagi juga singgah mengantarku ke kantor sesudah bersetubuh pernah tentunya.
Setelah hampir empat th. terkait dengan pak Yanto tanpa standing yang jelas, akhirnya saya menerima lamaran dari rekan SMAku yang inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran. Mulanya pak Yanto keberatan dengan keputusanku, tetapi akhirnya beliau berkenan menerimanya sesudah saya berjanji berkenan tetap melayaninya kalau diminta. Hal itu sebetulnya bisa saya buktikan, apalagi sementara saya tengah hamil anak pertamaku, saya tetap bersedia bersetubuh dengan beliau.
Aku sebetulnya tidak pernah bisa meniadakan mantan bossku ini, bukan karena beliau orang yang udah merengut keperawananku, tetapi karena saya sebetulnya mencintainya,

CeritaDewasa