Membuat Aku Orgasme Untuk Kedua Kali

Membuat Aku Orgasme Untuk Kedua Kali

Membuat
Membuat Aku Orgasme Untuk Kedua Kali

kenangan.xyz – selanjutnya ini adalah kisah kehidupan dan pengalaman sex saya selanjutnya. Setelah 2 pengalamanku sebelumnya udah saya tuangkan didalam website ini, mungkin berkitu ini adalah kisah sesudah itu dari sebagian perihal yang mewarnai kehidupan sex aku.

Entah mengapa, tambah kerap saya laksanakan making love dengan seseorang, sebabkan kehidupan sex saya tambah baik aja. Dan entah seluruhnya itu tambah sanggup saya nikmati. Mungkin seluruh ini adalah pengaruh dari sangat tingginya libiloku supaya waktu saya mood, tidak jarang setelah pulang kerja saya laksanakan dengan rekan kantorku.

Aku selamanya bersyukur membawa berlebihan didalam urusan bercinta. Ditambah Pengetahuan sex saya yang saya dapatkan dari film bf, buku-buku hingga obrolan-obrolan dengan rekan di kantorku, sebabkan saya tambah sanggup menyelami mengenai apa itu sex.

Sehingga saya sangat fasih didalam menerjemahkan apa yang saya sanggup dari ilmu mengenai sex. Itu terbukti dengan keluarnya banyak pujian dari para rekan making love aku. Rata-rata mereka sangat suka waktu bercinta denganku, dan mereka menemukan, merasakan dan menikmati sesuatu yang sebelumnya belum dulu mereka rasakan didalam kasus sex.

Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir selanjutnya memahami nomer kantorku.

Siang itu dikala saya hendak makan siang tiba-tiba telephone lineku berbunyi dan ternyata operator memberitau saya jika tersedia telephone dari seorag wanita yang engak rela menyatakan namanya dan setelah kau angkat.

“Hallo, selamat siang joko,” suara wanita yang sangat manja terdengar.

“Helo juga, siapa ya ini?” tanyaku serius.

“Namaku Karina,” kata wanita selanjutnya mengenalkan diri.

“Maaf, Mbak Karina memahami nomer telephone kantor saya dari mana?” tanyaku menyelidiki.

“Oya, saya temannya Yanti dan dari dia saya sanggup nomer kamu,” jelasnya.

“Ooo… Yanti,” kataku datar.

Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul empat lawan satu. Yanti adalah seorang wanita karir yang terhitung ‘mewarnai’ kehidupan sex aku.

“Gimana kabarnya Yanti dan di mana sekarang dia tinggal?” tanyaku.
“Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen mirip kamu,” memahami Karina.

Sekitar 10 menit, kita berdua mengobrol layaknya orang udah kenal lama. Suara Karina yang lembut dan manja, sebabkan saya menerka-nerka bagaimana wujud fisiknya dari wanita tersebut. Saat saya berkhayal wujud fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.

“Hallo… Joko, anda masih disitu?” tanya Karina.

“Iya… Iya Mbak…” kataku gugup.

“Hayo mikirin siapa, ulang mikirin Yanti yaaa?” tanyanya menggodaku.

“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh,” celetukku.

“Masa sih… Aku jadi GR deh” dengan suara yang sangat menggoda.

“Joko, boleh nggak saya bertemu dengan kamu?” tanya Karina.

“Boleh aja Mbak… Bahkan saya suka sanggup bertemu dengan kamu,” jawabanku semangat

“Oke deh, kita ketemuan di mana nih?” tanyanya semangat.

“Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?” jawabku pasrah.

“Oke deh, nanti sore saya menanti anda di Mc. Donald plasa senayan,” katanya.

“Oke, hingga nanti joko… Aku menanti anda jam 18.30,” sambil berbicara demikian, saya pun langsung menutup teleponku.

Aku langsung meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda itu. Sambil berkhayal ulang gimana wajah wanita yang barusan saja menelpon aku. Setelah saya selesai makan saya pun langsung langsung balik ke kantor untuk laksanakan aktivitas selanjutnya.

Tanpa mulai waktu udah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya saya pulang kantor dan saya langsung meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya prepare dikantor, saya mandi dan bersihkan diri setelah seharian saya bekerja.

Untuk perlengkapan mandi, saya sengaja membelinya dikantin dikarenakan saya nggak rela ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan, kan saya jadi nggak pede dengan perihal layaknya itu.

Tiba di Plasa Senayan, saya langsung memarkirkan mobil kijangku dilantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku langsung menuju ke MC. Donald layaknya yang dikatakan Karina. Aku langsung menyita daerah duduk disisi pagar jalan, supaya saya sanggup menyaksikan orang lantas lalang diarea pertokaan tersebut.

Saat mataku menyaksikan kondisi sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun.

Wajahnya yang cukup putih dan terhitung cantik, sebabkan saya tertegun, nataku yang nakal, mengupayakan menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat mengundang selera apa ulang abgian depan yang sangat menonjol itu.

Kakinya yang jenjang, disempurnakan dengan belahan pahanya yang putih dan terhitung montok dibalik rok mininya, sebabkan saya tambah gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku seandainya yang saya menyaksikan itu adalah orang yang menghubungiku tadi siang dan saya lebih suka ulang seandainya sanggup merasakan tubuhnya yang indah itu.

Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri daerah dudukku. Dadaku berdetuk kencang dikala dia sangat menyita daerah duduk semeja dengan aku.

“Maaf apakah anda Joko?” tanyanya sambil menatapku.

“Iy… Iyaa… Kamu pasti Karina,” tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.

Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku mulai mendesr dikala tangannya yang lembut dan terhitung halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.

“Silahkan duduk Karina,” kataku sambil menarik satu kursi di depanku.

“Terima kasih,” kata Karina sambil tersenyum.

“Dari tadi anda duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?” tanyaku.

“Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah anda sesungguhnya Joko,” jelasnya.

“Aku terhitung tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?” kataku sambil tersenyum.

Kami bercerita panjang lebar mengenai apa-pun yang sanggup diceritakan, terkadang kita berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali berbicara yang ‘menyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, tingkatkan cantik saja wajahnya yang tambah matang.

Dari percakapan tersebut, terungkaplah jika Karina adalah seorang wanita yang tengah bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pebisnis dan kebetulan sepanjang 4 hari dinas di Jakarta.

“Karin, anda kenal Yanti dimana?” tanyaku.

Yanti adalah rekan chattingku di YM, saya dan Yanti kerap online bersama. Dan kita terbuka satu mirip lain didalam perihal apapun. Begitu terhitung kisah rumah tangga, apalagi kasus sex sekalipun. Mulutnya yang mungil menyatakan dengan penuh semangat.

“Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak dulu diberitahu sih,” tanyaku penuh penasaran.

“Dia menikah dua minggu yang lantas dan saya nggak memahami kenapa dia nggak rela berikan memahami anda sebelumnya,” Jawabnya penuh pengertian.

“Ooo, begitu…” kataku sambil manggut-manggut.

“Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan saya memiliki rencana menginap 4 hari, hingga urusan kantorku selesai,” jelasnya tanpa saya tanya.

“Sebenarnya tadi Yanti terhitung rela dateng tapi berhubung tersedia acara keluarga jadi mungkin dia akan berkunjung besok harinya dia sanggup dateng,” jelasnya kembali.

“Memangnya Mbak Karina menginap di mana nih?” tanyaku penasaran.

“Kebetulan mirip kantor udah dipesankan kamar buat saya di hotel H…”jelasnya.

“Mmm, emangnya Mbak mirip siapa sih?” tanyaku menyelidik.

“Ya sendirilah, Joko… Makanya waktu itu saya tanya Yanti,” katanya

“Tanya apa?” tanyaku mengejar.

“Apakah punyai rekan yang sanggup menemaniku sepanjang saya di Jakarta,” katanya.

“Dan dari situlah saya memahami nomer telephone kamu,” lanjutnya.

Tanpa mulai waktu udah menunjukan pukul 10.25 wib, dan saya menyaksikan sekelilingku pertokoan mulai sepi dikarenakan sesungguhnya udah mulai larut malam. Dan toko pun udah mulai tutup.

“Jok.. Kamu rela anter saya balik ke hotel nggak?” tanyanya.

“Boleh, jaman iya sih saya tega sih biarin anda balik ke hotel sendirian,” kataku.

Setelah percakapan singkat, kita langsung menuju parkiran mobil dan langsung meluncur ke hotel H… Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju elevate untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya,

Karina tawarkan saya untuk masuk sejenak. Bau minyak wangi yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak dikala terjadi dibelakangnya.

Dan dikala saya hendak masuk ternyata tersedia dua orang wanita yang tengah asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah saya masuk kekamarnya.

Dalam batinku, saya tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan terhitung sex yang berbadan tinggi dan terhitung membawa payudara yang besar dia adalah Miranda(36b) tetapi yang membawa badan yang teramat sexy ini dan terhitung berpayudara yang mirip besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan saya duduk.

Tanpa dikomando ulang mereka pun perlahan-lahan mengawali terhubung busana mereka satu persatu, saya cuma sanggup melotot saja tak berkedip sekali pun, tak mulai adik kecilku pun langsung bangun dari tidurnya dan langsung bangun dan langsung mengeras sekejap itu juga.

Setelah mereka telanjang bulat terlihatlah panorama yang sangat indah sekali dengan payudara yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya saya hingga nggak sanggup bernafas dikarenakan serangan yang sangat mendadak itu dan saya mencoba menghentikannya.

Setelah itu dia pun memohon kepadaku supaya saya beri tambahan kenikmatan yang dulu saya memberikan mirip Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina pun langsung menciumku dengan garangnya dan saya pun nggak rela tinggal diam saya pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah kamipun beraduan, saya mulai menghisap lidahnya biar didalam dan terhitung sebaliknya. Sedangkan Miranda mengulum penisku ke didalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang sebabkan sensasi yang tidak sanggup saya ungkapkan tanpa memahami saya pun mendesah.

“Aaahhh sedap Mir, terus Mir hisap terus, aaahhh…”

Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan lembutnya sebabkan saya tambah nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia sanggup merasakan permaianan yang saya buat. Karina pun menjerit keras sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.

Mirandapun nggak rela kalah dia menghisap payudaranya Karina tetapi Dahlia mencium bibir Karina supaya tidak berteriak ataupun mendesis. Setelah sebagian lama saya menjilati vaginanya mulai badannya mulai menegang dan dia pun mendesah.

“Jok… Akuuu mauuu keeeluuuarrr.”

Nggak sebagian lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun langsung menghisapnya hingga bersih tanpa tersisa. Setelah itu saya pun langsung memasukkan penisku ke didalam vagina Karina, perlahan-lahan saya masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk seluruh ke didalam vaginanya yang udah basah itu.

Aku pun langsung menggenjotnya dengan sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang saya laksanakan dan Karina pun mulai mendesah nggak karuan.

“Aaahhh sedap Jok, terus Jok, sedap Jok, lebih didalam Jok aaahhh, ssttt..”

Membuat saya jadi tambah nafsu, goyanganku pun tambah saya percepat dan dia mulai berkicau lagi.

“Aaahhh sedap Jok, penis anda sedap banget Jok, aaahhh…”

Setelah sebagian lama saya mengocok, diapun mulai mengejang yang ke-2 kalinya akupun tambah mempercepat kocokanku dan tak sebagian lama saya mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan mulai sekali mengalir disekitar penisku.

Akupun langsung mencabut penisku yang masih tegang itu. Miranda langsung mengulum penisku yang masih banyak mengalir cairan Karina yang melekat pada penisku, tetapi Dahlia menghisap vaginanya Karina yang masih terlihat didalam vaginanya dengan penuh nafsunya.

Miranda pun mulai menyita posisi, dia diatas tetapi saya dibawah. Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak langsung masuk. Blesss… Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya Miranda.

Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan dikala layaknya itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang sebabkan saya tambah nggak karuan menghindar sensasi yang diberikan oleh Miranda.

Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh gairah, tetapi Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda mempercepat goyangannya yang sebabkan saya mendesah.

“Aaahhh sedap Mir… Terus Mir… Goyang terus Mir… Lebih didalam ulang Mir… Aaahhh sssttt”

Dan selang sebagian menit saya merasakan penisku mulai berdenyut,

“Mir… Aku… ingiiin keeeluuuaaarrr”

Seketika itu terhitung muncratlah air maniku didalam vaginanya, entah berapa kali munceratnya saya nggak memahami dikarenakan sangat nikmatnya dan diapun masih mengoyang tambah cepat. Seketika itu terhitung tubuhnya mulai menegang dan mulai sekali vaginanya berdenyut dan selang sebagian lama keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, saya pun langsung mengeluarkan penisku yang udah basah kuyup ditimpa cairan cinta.

Mereka pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih tersedia dipenisku, Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih menetes di vaginanya.

Akupun menyaksikan mereka layaknya kelaparan yang tengah berebutan makanan, setelah selang sebagian lama saya mulai memeluk Dahlia dan saya pun mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang jadi sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.

“Ooohhh… Joko… Geeelli…” desah Dahlia.

Serangan bibirku tambah menjadi-jadi dilehernya, supaya dia cuma sanggup merem melek ikuti jilatan lidahku.

Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara mereka. Setelah saya suka dilehernya, saya mulai turunkan tubuhnya supaya bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang.

Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali saya gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang sebabkan dia tambah terangsang ulang dan dia medesah.

“Aaahhh sedap sekali Jok… Terus Jok hisap terus Jok sedap Jok aaahhh sssttt..”

Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia suka saya ulang menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat.

Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, sebabkan tubuhku berdesis hebat. Tanpa menanti lama lagi, lidahku langsung saya julurkan kepermukaan bibir vagina.

Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.

“Sssttt… Jok… Nikmat sekali… Ughhh,” rintihnya.

Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menjauhi jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang terkadang berputar-putar dan naik turun, sebabkan lidahku tambah menghujam lebih didalam ke lubang vaginanya.

“Joko… Gila banget lidah kamu…” rintihnya

“Terus… Sayang… Jangan lepaskan…” pintanya.

Paha Dahlia dibuka lebar sekali supaya memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menghindar rasa nikmat yang bergejola dihatinya.

“Oohhh… Joko, saya nggak tahan… Ugh…” rintihnya.

“Joko cepet masukan penis anda saya udah nggak tahan nih,” pintanya.

Perlahan saya angkat kaki kanannya dan saya baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku udah mulai melacak lubang kewanitaannya dan sekali hentak.

“Bleest..” kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia.

“Aowww… Gila besar sekali Jok… Punya kamu,” Dahlia merintih.

Gerakan maju mundur pinggulku sebabkan tubuh Dahlia mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya supaya mengundang kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.

“Joko… Jangan berhenti sayang… Oogghhh,” pinta Dahlia.

Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri cocok dengan penisku yang menghujam didalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.

“Joko… Kamu… Memang… Jagoo… Ooohhh,” kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan layaknya orang triping.

Beberapa waktu sesudah itu Dahlia layaknya orang kesurupan dan dambakan memacu birahinya sekencang mungkin. Aku mengupayakan mempermainkan birahinya, dikala Dahlia tambah liar.

Tempo yang pada awalnya tinggi dengan spontan saya kurangi hingga layaknya gerakan lambat, supaya centi demi centi batang kemaluanku mulai sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.

“Joko… Terus… Sayang… Jangan berhenti…” Dahlia meminta.

Permainanku sangat memancing birahi Dahlia untuk meraih kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia sangat tidak sanggup mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.

“Joko… Aakuuu… Kelluuuaaarrr… Aaakkkhhh… Goyang sayang,” rintih Dahlia.

Gerakan penisku kubuat patah-patah, supaya sebabkan birahi Dahlia tambah tak terkendali.

“Jok… Ooo… Aaammmpuuunnn,” rintihnya panjang.

Bersamaan dengan rintihan tersebut, saya menekan penisku dengan didalam hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku.

Dahlia yang udah mendapat ke-2 orgasmenya, tetapi saya masih mengupayakan untuk melacak kepuasan birahiku. Posisi Dahlia, sekarang menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung saya hujamkan ulang ke lubang vaginanya Dahlia.

“Ooohhh… Joko… Kamu… Memang… Ahli…” katanya sambil merintih.

Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku sanggup lebih menusuk ke didalam lubang vaginanya.

“Dahlia… Vagina anda sesungguhnya sedap banget,” pujiku.

“Kamu suka minum jamu yaaa kok seret?” tanyaku.

Dahlia cuma tersenyum dan ulang memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tak ada hentinya. Batang kemaluanku mulai dipijiti oleh vagina Dahlia dan perihal selanjutnya mengundang kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku diterima Dahlia dikarenakan ternyata wanita selanjutnya sanggup mengimbangi permainan aku.

Sampai kelanjutannya saya tidak sanggup menghindar kenikmatan yang mulai tadi udah mengoyak birahiku.

“Dahlia… Aku mau… Keluar…”kataku mendesah.

“Aku terhitung sayang… Ooohhh… Nikmat terus… Terus…” Dahlia merintih.

“Joko… Keluarin didalam… Aku dambakan rasakan semprotan… Kamu…” pintanya.

“Iya sudah… Ooogh… Aaakhhh…” rintihku.

Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia tambah kencang, tambah cepat dan tambah liar. Kami berdua mengupayakan meraih puncak bersama-sama.

“Joko… Aku… Aku… Ngaaak kkuuaaattt… Aaakhhh” rintih Dahlia.

“Aku terhitung sudah… Ooogh… Dahhh,” saya merintih.

“Crut… Crut… Crut…” spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.

Karena begitu banyak spermaku yang keluar, sebagian tetes hingga terlihat dicelah vagina Dahlia. Setelah sebagian waktu sesudah itu Dahlia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.

“Joko, ternyata Yanti benar, anda jago banget didalam urusan sex. Kamu sesungguhnya luar biasa” kata Dahlia merintih.

“Biasa aja kok Mbak, saya cuma laksanakan sepenuh hatiku saja,” kataku merendah.

“Kamu luar biasa..” Dahlia tidak meneruskan kata-katanya dikarenakan bibirnya yang mungil ulang menyerang bibirku yang masih termangu.

Segera saya palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka udah tertidur pulas mungkin dikarenakan udah sangat lelah, dan akupun tak kuasa menghindar penat dan kelanjutannya akupun tertidur pulas.

Dan setelah 4 jam saya tertidur saya pun terbangun dikarenakan tersedia sesuatu yang tengah mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda udah bangun dan saya pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku.

Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan kelanjutannya kita pun mengulangi ulang hingga besok harinya. Dengan terpaksa saya menginap dikarenakan pertarunganku dengan mereka tambah seru aja.

Ketika pagi udah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan di mulai ulang didetik-detik ronde terakhir. Tanpa mulai kita berempat udah naik didalam bathup, kita mandi bersama.

Guyuran air dipancurkan shower sebabkan tubuh mereka yang molek bercahaya diterpa sinar lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punyai mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal menentukan punting mereka.

“Ughhh… Joko…” mereka merintih dan bergerak waktu saya permainkan puntignya yang memerah.

Sebelum saya meinggalkan mereka, kita berempat berburu kenikmatan. Dan entah udah berapa kali mereka yang tengah perlu kehangatan beroleh orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kita berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.

Sampai kelanjutannya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, di mana saya kudu berangkat kerja dan pada jam layaknya ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya supaya tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku meninggalkan Hotel H… Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang udah ditinggalkan oleh permainan tadi.

CeritaDewasa