Nikmati Tubuh Calon Dokter Yang Masih Perawan

Nikmati Tubuh Calon Dokter Yang Masih Perawan

Nikmati
Nikmati Tubuh Calon Dokter Yang Masih Perawan

kenangan.xyz – Namaku Rendi, seorang spesialis kandungan dokter di tempat tinggal sakit negeri di kota Binjeslot, Umurku 35 tahun namun saya belum nikah, jangan keliru bukan gara-gara saya tidak ganteng namun pacarku tengah menyesaikan S3 nya di amrik, makanya nungguin dia selesai dulu. Tinggiku 180 cm gara-gara hobiku juga main basket, kulit putih , dan wajah yang bikin cewek pada ngiler. Dengan punyai pacar bukan berarti saya ngga “ngobyek” bersama dengan yang lain. Terus terang saya punyai sebagian affair bersama dengan dokter wanita di sini atau anak kedokteran yang masih koass. Tentu yang saya pilih bukan sembarangan, kudu lebih mudan dan cantik.

Sebenernya sudah banyak yang mencoba menarik atiku namun sejauh ini saya belum mau nyata-nyata dan kalau sanggup saya manfaatin selama jauh bersama dengan pacarku. Sudah banyak yang saya banyak yang saya perdaya tapi…ada satu orang yang membuatku benar-benar penasaran. Namanya Novi, umurnya lebih kurang 22 tahun, dia anak koas dari perguruan tinggi negeri dari kota yang sama. Kebetulan saya jadi residennya.
Wajahnya cantik dan tatapannya teduh, dia juga berjilbab lebar tidak sama bersama dengan anak lainnya, biarpun affairan saya pun sebenernya tersedia juga yang berjilbab, namun tidak seperti dia.

Tinggi semampai lebih kurang 165 cm, bersama dengan tubuh yang padat tidak kurus dan tidak gemuk, sesuai seleraku. Jilbabnya pun tidak sanggup menutupi lekukan dadanya, saya taksir kalau tidak 36B barangkali 36C. Tutur katanya yang lembut dan halus benar-benar membuatku mabuk. Apalagi dia benar-benar merawat pergaulan. Sesekali saya cobalah mengusahakan berkata dengannya namun dia elalu menundukkan wajahnya setiap berkata denganku. Dia pun tidak menyongsong tangaku kala saya ajak untuk bersalaman. Kulit putihnya benar-benar halus kala saya cobalah perhatika di pipi dan ujung tangannya, tahi lalat di atas bibir makin tingkatkan kesan manis dari Binjeslot.
Nov…kita makan bareng yuk, saya yang traktir. ujarku mengusahakan membujuk untuk sanggup pergi bareng. Terima kasih Dok…saya bersama dengan teman-teman saja. Ujarnya halus. Jangan panggil Dok…panggil saja kak. “baik Dok…eh…kak”. “tapi terima kasih tawarannya saya bareng rekan saja…”, “kalau begitu sekalian ajak saja rekan kamu” setengah menghendaki dia mau menerima. “terima kasih Dok..eh kak, nanti merepotkan, teman-temanku makannya banyak lho” sahut dia sambil selalu menundukkan kepalanya. Kadang gurauan ringan itu yang tidak dulu saya dapatkan dari pacarku atau rekan affair-ku. saya tersenyum kecil mendengar alasannya yang benar-benar lucu…humoris juga dia, “baiklah…mungkin lain kali” kataku
“oh ya, kalau tersedia apa-apa kasus administrasi di sini atau kasus kerjaan jangan sungkan berkata aja ya, nanti saya bantu” saya masih mengusahakan mencari celah.
“Terima kasi pak ehh..kak…saya pamit” sambil berlalu
AKu memperhatikan dari belakang, roknya yang juga lebar tidak sanggup menutupi lekukan pantatnya yang bergoyang mengikuti cara kakinya..perfect…aku menggeleng.
Dia tidak sama sekali bersama dengan nita…anak koas 2 tahun lantas yang dulu saya perawani juga. Sama-sama berjilbab biarpun tak selebar dia. Nita pun awalannya agak jual mahal…walau saya tau dari cara memandangnya dia puas aku. Dengan sebagian rayuan kelanjutannya saya sanggup memerawani dia di sebuah hotel. Tidak bersama dengan paksaan dan benar-benar mudah. Affair kita berlalu bersama dengan selesainya era koas dia, juga gara-gara dia mengerti saya punyai affair juga bersama dengan temannya. Dia tidak sama sekali, sukar sekali menaklukannya. Setiap saya lihat dia selalu saya lihat setiap geriknya, senyumnya, tawanya, selalu terbayang. Saat saya tengah melamun tiba-tiba dari arah belakangku tersedia yang memeluk dan terus menarikku.
“Ngelamun nih…” bersama dengan nada yang diparaukan
“Mhh…Rasya…kamu nih ganggu saja” sambil melepas pelukan dia.
“kamu saat ini jarang ke ruangku lagi” rengeknya
Rasya ini sesama dokter di sini, umurnya lebih kurang 27 tahun dan sudah bersuami. Sayangnya suaminya bekerja di lepas pantai sehingga jarang berjumpa dan beri tambahan nafkah bathin padanya. Memang saya kerap ke ruangnya dulu…sekedar bercumbu bersama dengan bumbu oral yang sanggup mengakibatkan dia melayang. Tapi kita tidak dulu hingga lakukan jauh gara-gara dia pun tidak mau, ya akupun tidak memaksa. Tidak seluruh affairku selalu saya tiduri…yang perlu tersedia penawaran rindu dan sanggup memuaskanku biarpun tidak hingga lakukan senggama.
“Aku repot Rasy…banyak yang melahirkan juga jadi residen” ujarku sambil memegang pinggangnya
“tidak tersedia waktu untuk aku?…sebentar saja…” lantas dia memagut bibirku dan sesudah itu kamupun bercumbu. Satu persatu saya buka kancing blousenya saya temukan dua gunung kembar yang jarang dijamah pemiliknya. Aku cumbu dan ciumi bersama dengan lembut. Tapi…sepintas saya ingat Novi ulang dan akupun menghentikan aktifitasku. “Kok berhenti…” Rasya tentu tengah terasa terangsang. “Maaf Rasy…aku ga konsen banyak pekerjaan…”.
“Ya sudah…” ujarnay tersungut sambil mengancing ulang blousnya terus berlalu.
Sore itu saya tengah menunjang persalinan, sengaja saya panggil Novi untuk mendampingiku. Wajahnya puas sekali gara-gara jarang mendapat peluang untuk mendampingi dokter waktu persalinan seperti ini. Tidak barangkali kan seluruh masuk, ya saya beralasan yang lain menanti giliran. DIa mengusahakan jadi asistenku bersama dengan baik, waktu memebrikan gunting saya sengaja pura-pura tidak mengerti menyentuh tangannya…tapi langsung dia tarik. Gagal ulang upayaku…tapi saya sudha puas bersama dengan lihat wajahnya dari dekat selama persalinan itu. Sekeluar dari ruang bersalin “Terima kasih ya kak…jarang tersedia peluang begitu…”. “Kamu mau saya bikin begitu…” sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan lewat. “yee…ga lah, makanya cepet cari istri sana…” sambil tersenyum dan berlalu. Aku kaget…kok dia tau ya…
Sore itu langin mendung dan gelap sekali. Hujan terasa turun rintik-rintik, saya memacu FORTUNER ku ke luar ruang parkir. Aku lihat Novi berlari keluar sambil menutupi kepalanya bersama dengan tas sehingga tidak terkena hujan. “kesempatan”…tin..tin..aku klakson dia. “Mau pulang? bareng aja yuk…kayaknya mau hujan besar nih” selalu saja saya cari kesempatan. “Terima kasih kak…aku naik angkot saja…sudah biasa kok” katanya. hujanpun makin deras
“bener lho…ga apa-apa kok saya antar kamu sampe kos”
“Terima kasih kak, ga enak kalau dilihat orang sanggup jadi fitnah” mhh…gilaa…ini makin membuatku jatuh cinta mirip dia, saya janji didalam hati, kalau saja saya sanggup dapatkan dia saya bakal putuskan seluruh affairku, saya benar-benar jatuh cinta pada dia. Tidak berapa lama hujan makin deras, bahkan saya sukar lihat jalan saking derasnya hujan. Sampai saya tertidur jam 10 malam ini hujan masih juga belum berhenti.
Keesokan harinya, saya kudu menunjang persalinan ulang dan saya mencari Novi.
“Novi tidak masuk hari ini dok” sahut Rinda rekan sekampusnya sambil membedong bayi di ruang bayi
“Dia sakit? saya mau minta tolong bantu persalinan lagi” kataku
“Tidak tau dok…saya tidak sanggup kabarnya” sahutnya sambil melihatku bersama dengan sopan.
AKu lihat Rinda manis juga, berjilbab lebar mirip bersama dengan Novi, biarpun tidak secantik Novi, Rinda sanggup juga dikatakan high quality. Tingginya paling cuma 155 atau 160 cm, namun tubuhnya proporsional. Dadanya tidak hingga keluar betul lekukannya seperti Novi, kulitnya kuning bersih, kacamata yang dia memakai makin membuatntya lebih keluar anggun. Aku pandangi seluruh tubuhnya, tidak sama juga bersama dengan Novi, dia tidak sungkan untuk berkata langsung dan melihatku, biarpun dia juga sama-sama merawat pergaulan.
“Ya sudah kamu saja ya…bantu saya persalinan…”
dia tersenyum puas “Terima kasih dok…”
Keesokan harinya saya masih belum menemukan Novi. kelanjutannya saya di bantu Rinda ulang “Kamu tau nomor telpon atau kos Novi Rin..”
“Tidak dok…kita beda kos…kenapa gitu?”
“mhh..atau dokter…hihihi…suka mirip dia ya” sahutnya sambil tersenyum
“tidak…cuma dia itu cekatan dan pintar…makanya saya puas sekali kalau diasisteni dia…lagian juga dia ngga bakal mau mirip saya ini”
“Iya dok…banyak yang sudha mau khitbah dia..tapi dia tidak mau…dia mau selesaikan dulu kuliahnya…dia itu baik dan cantik lagi” sambil mengikuti langkahku di ruang persalinan
“Kamu juga cantik…” saya terasa mengeluarkan racunku, kalau ga dapet yang poin 9 ya minimal 7 atau 8 juga tidak apa-apa. Yang perlu saya pingin sekali sanggup memerawani wanita berjilbab lebar ini. Karena setauku mereka selalu merawat diri dan pergaulannya. Tantangan tersendiri untuk aku.
Rinda tidak menjawab, cuma tersenyum sambil menunduk.
Hari keempat baru kulihat Novi datang, namun tak seperti biasanya. Biasanya Novi selalu ceria, kali ini tidak. Wajahnya murung dan tatapannya kosong. Kulihat teman-temannya mengusahakan bertanya dan berkumpul di sekitarnya. Entah apa yang mereka bicarakan kadang waktu Novi tersenyum biarpun getir.
Saat istirahat ku cobalah dekati. “Kamu sakit Nov?”
“Nggak kak” lemah sekali bicaranya
“Kenapa kamu murung, tersedia masalah?”
“ah nggak kok” Novi mencoba tersenyum biarpun saya lihat tidak sanggup menutupi kemurungannya. “Ngga tersedia kasus cuma agak kurang sehat aja, maaf saya mau makan dulu kak” sambil berlalu meninggalkanku.
“Ya sudah kalau kamu ngga apa-apa, kalau kamu butuh dukungan jangan ragu minta tolong ke saya ya”
“iya kak, terima kasih”
Esokan hari-nya hari jum’at, saya berencana pulang agak cepat. Maksudku, saya mau tidur dulu sebelum saat agak malam nanti saya bangun dan pergi clubbing di club terkenal di kota ini. Ketika saya tengah membereskan buku dan berkas yang saya masukkan ke tas, tiba-tiba pintu kantorku di ketuk, “Silahkan masuk”.
“Maaf, apa saya mengganggu kakak…” saya lihat sesosok wanita bersama dengan kemeja pink berbalut blazer putik khas dokter, jilbab pink dan rok putih. Cantik sekali dia terlihat. Wajahnya sambil agak menunduk biarpun dia cobalah beranikan diri lihat wajahku.
“Ada apa Nov, tidak menggnggu kok, saya tengah membereskan berkas” ujarku santai. “Ada yang sanggup saya bantu?”
“Kakak besok tersedia acara?”
AKu tersentak, tumben sekali dia berkata ini. “Tidak…tidak…ada apa? besok saya bebas kok” Aku membiarkan janjiku untuk berjumpa Dian, passienku yang dulu saya tolong persalinannya. Dia hamil oleh pacarnya, namun kemudian pacarnya pergi tidak bertanggung jawab. Karena saya yang menolongnya jalinan kamipun dekat, dan tidak kudu dijelaskan detail apa yang kita lakukan, gara-gara bukan inti dari cerita ini, yang tentu kita lakukan bersama dengan aman.
“Saya mau minta tolong, besok saya mau rubah kos, apa kakak sanggup bantu bawakan barang”
“Oh…tentu, jam berapa?”
“AKu menanti di kos ku ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tuliskan dulu” Novipun menuliskan alamat Binjeslot pada secarik kertas di atas mejaku, saya terus memandanginya tanpa berkedip. perfect girl.
“Terima kasih kak, maaf sekali saya sudah merepotkan” sambi beri tambahan kertas kepadaku, sedikit nakal saya pura-pura tidak sengaja menyentuh tangannya. lembut sekali dan…tak seperti biasanya dia menarik tangannya, kali ini dia melepas tanganku menyentuh tangannya.
Novi pun berlalu sambil meninggalkan gerak pinggul yang benar-benar menarik, “aku kudu memilikinya”. Aku segara batalkan seluruh agenda dan janjiku, saya langsung tidur dan tidak sabar menanti datangnya esok. Saat pertama kali berdua bersama dengan dia.
Esokan harinya saya datang pas waktu di alamat yang sudah diberikannya. Sebuah tempat tinggal kos yang lumayan besar biarpun agak tua, bangunan inti pemilik tempat tinggal tersedia di depan, tetapi bagian depannya gedung baru berlantai 2 bersama dengan pola bangunan khas daerah kos. Aku lihat sebagian orang berkumpul dihalaman depan juga Novi bersama dengan mengenakan jilbab putih, kemej biru dan rok panjang biru donker.

“Kenapa rubah nduk…padahal ibu seneng kamu di sini, kamu puas bantuin ibu” kata seorang wanita berumur lebih dari separuh baya.
“iya bu…aku mau cari situasi lain aja, sehingga saya sanggup tenang bikin laporan”
“Kalau kak Novi ngga ada, kalau di antara kita tersedia yang sakit siapa yang bantuin” seorang wanita muda yang saya tebak masih maha siswa juga menimpali.
Novi tersenyum sambil mengacak-acak rambut rekan kosnya itu “kamu boleh kok main ke sana”. “Bu, kenalkan ini dokter Budi, yang bantuin saya pindahan” sambil mengenalkan aku, tanpa sedikitpun mengenalkan saya pada seorang pria tua yang tersedia di sebelah ibu kosnya itu. Sama sekali wajahnya tidak bersahabat.
“Oala saya kira bojo mu nduk…gantenge…” ku tersenyum didalam hati mendengarkan ucapan ibu kosnya itu
“ah ibu sanggup aja…” Novi tersipu. Aku menghendaki itu jadi nyata, dan tidak cuma jadi pacarnya namun saya sanggup mengambil seluruhnya dari dia.
Semua temannya mengusahakan menunjang memasukkan kardus ke didalam fortunerku, tidak lama cuma 1 jam seluruh barang sudah dimasukkan.
Kami pun langsung pamit, pertama kali dia duduk bersebelahan denganku. AKu menancap gas stelah sebelumnya melambaikan tangan dulu pada ibu kos itu dan teman-temannya, wajah pria tua yang saya kira adalah suami dari ibu kos itu masih selalu tidak bersahabat. Mataku cobalah melirik nakal padanya, tatapannya kosong lihat panorama di lebih kurang jendela. Lekukan dadanya begitu keluar dan close up di hadapanku, napasnya naik turun makin membusungkan dadanya yang tertutup jilbab putihnya. Rok biru donkernya berbahan lembut, sehingga ringan jatuh, saya lihat bagian tengah rok antara kedua pahanya jatuh ke paha sehingga menampakkan bentuk pahanya yang jenjang dan penuh. Novi masih menikmati panorama segi jalan dan tidak mengerti kalau saya memperhatikan tubuhnya. Aku memacu mobil menuju alamat yang sudah dia beritahukan sebelumnya.
Di perumahan itu, tempat tinggal type 21 yang dia tempati. Luas tanahnya masih benar-benar luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri tempat tinggal masih kosong dan mengakibatkan jarak bersama dengan tempat tinggal disampingnya. Aku pun langsung menunjang turunkan barang dan membereskan barang di tempat tinggal tersebut, cuma berdua. saya pandangi wajahnya, memperhatikan tiap lekuk tubuhnya yang mengakibatkan penisku tagang.
Sore itu saya mandi di tempat tinggal kontrakannya, saya tidak dulu lupa mempunyai alat mandi di mobilku. begitu juga Novi yang mandi sebelum saat aku, meninggalkan bau kudu menyengat di kamar mandi.
“Kak, makan malam di sini saja ya, sudah saya masakkan” tawarnya
“Baik lah, tentu masakannya enak sekali” timpalku, padahal saya masih dambakan berlama-lama bersama dengan dia
Selepas makan malam kita pun bercengkrama. Semua barang sudah kita rapihkan bersama, hari itu saya habiskan waktu bersama. “Akhirnya selesai juga ya Nov, lelah juga ya
” sahutku mencoba mencairkan suasana, sambil duduk di sebelahnya yang tengah mengupaskan mangga untukku. Novi tersenyum manis sekali, “Iya kak, kakak lelah ya, mau saya suapin manggana?”
aku kaget bersama dengan tawarannya saya mengusahakan tenang “boleh”
Dia pun beri tambahan mangga yang tersedia ditangannya, bersama dengan nakal saya cobalah melahap mangga hingga ke jarinya, sehingga bibirku menyentuh jarinya. Dia tarik jarinya dari mulutku pelan sekali, sembil tersenyum. “oh god…sweet” ujarku didalam hati. “Mangganya manis…apalagi sambil lihat kamu” saya memancing. Novi cuma tersenyum, “mau lagi?” tawarnya, akupun mengangguk. Suapan kedua ini jarinya lebih lama berada di didalam mulutku. Sengaja tidak saya lepaskan dan si empunya jari lentik itu tidak keberatan, dia cuma diam menunggu. Tangan kiriku menyentuh tangan kanannya itu lembut, dia tidak menolak. saya menempatkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sambil menatap wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata kita saling menatap, wajah kita makin mendekat…dekat dan dekat…sehingga saya rasakan nafasnya menentuh wajahku. Tangan kananku capai dagunya yang lembut seolah tidak tersedia tulang di dagunya itu. sedikit saya tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya sanggup saya rasakan. Ini barangkali rasanya seorang wanita yang pertama kali lakukan kissing, wanita yang selama ini mengusahakan merawat kehormatannya dan tidak dulu disentuh barang siapa sebelumnya. Matanya terkatup, cantik sekali dia malam ini. Akupun mendekatkan bibirku bersama dengan bibirnya, saya pagut lembut…dia tidak membalas juga tidak menolak. Kembai saya pagut bibirnya, lembut dan manis kurasakan. ku pagut bibir ats dan bawahnya bergantian.
Kali ini dia terasa merespon, dia membalas pagutantu bersama dengan memagut bibirku juga, basah dan indah. Pagutan kita makin liar, saya pindahkan kedua tanganku disamping wajahnya bersama dengan posisi jari jempol menempel ke pipinya yang lembut. Keempat jariku berada di bawah telinganya yang masih tertutup jilbab. saya makin menarik wajahnya mendekatiku, kecupanku makin liar yang saya yakin menghidupkan gairahnya. “mhh…ummm….aummmmm…” bergantian kita mengecupi bibir kami. Kini tangan kiriku memutari leher hingga kepundak belakangnya, tetapi tangan kananku menyusup lewat bawah jilbab putihnya yang lebar kemudian mencari gundukan lembut pas di dadanya. Tangan kananku menyentuh sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra. “Mhh…payudara yang snagat indah” tangan kananku pun terasa meremas lembut payudara itu. “ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Novi kaget dan mendesah sambil selalu berpagutan bersama dengan bibirku. Sekiatr 2 menit meremas remas dada kirinya, tangan kananku mencoba mencari kancing kemejanya. Dan ku buka satu demi satu hingga meninggalkan sebagian kancing bagian bawah yang selalu terpasang. Tangan kananku lebih aktif lgi masuk ke didalam kemejanya, benar saj, gundukan itu benar-benar lembut, kala kulit tanganku bersentuhan bersama dengan kulit payudaranya yang halus sekali. tanganku menyusup diantar bra dan payudaranya, meremas lembut dan sesekali memilin putingnya yang kecil dan keluar sudah mengeras. “mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutny atreus meracau mencoba menikmati setiap remasanku, matanya masih saja terpejam seolah dia tidak mau lihat kejadian ini atau dia tengah mengusahakan benar-benar meresapi rangsangan yang saya buat.
AKu tarik pundaknya sehingga tubuhnya terbaring ke samping kiriku, dan saya pun menarik bibirku dari bibirnya bersama dengan sedikit nada kecupan yang menggambarkan dua bibir yang sudah lengket dan sukar dilepaskan. “mhuachh…aahhh” wajahnya memerah dan matanya masih terpejam, cantik sekali. Kini tangan kananku mengangkat jilbabnya ke atas, beri tambahan ruang sehingga kepalaku sanggup masuk kedalamnya. AKu mencium bau harum dari keringatnya yang terasa Binjeslot mengalir. Dalam keremangan saya milihat leher jenjangnya yang putih dan halus, tanpa melepas waktu berlalu saya langsung mengecupnya lembut dan kecupanku makin ganas di lehernya “aahhh….eengg…ehhhh…aahhh….aaa hhh….” mulutnya tak berhenti meracau. Tangan kananya capai belakang kepalaku dan tekankan kepalaku sehingga makin menempel di lehernya, tetapi tangan kirinya mendekap punggungku. Untungnya jarang tempat tinggal ini bersama dengan tempat tinggal sebelah lumayan jauh, sehingga desahan kita tidak terdengar oleh tempat tinggal sebelah. Aku tidak lupa meninggalkan cupang di lehernya, lantas ciumanku pun turun ke dadanya. Tangan kananku mencari suatu hal di balik punggungnya, ya kait bra.
Setelah saya dapatkan langsung saya lepaskan. Terlepaslah bra yang selama ini menutupi keduap payudara indah itu sehingga tidak meloncat keluar. lantas tangan kananku menarik bra agak ke atas ke leher Novi, sehingga terpampang dua gunung kembar yang benar-benar mengagumkan. Benar saja 36C. Aku terasa mencium payudara kanan novi, saya lakukan masih di didalam jilbabnya, dan akupun tidak melepas seluruh kancing kemejanya, sehingga tidak seluruh bagian tubuhnya terlihat. Namun, itu mengakibatkan sensasi percintaan makin terasa, tangan kananku repot meremas payudar akananya yang waktu ini sudha tidak berpenutup lagi. “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..mhhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Novi tidak kuat mencegah rangsangan ini, kepalanya menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kanannya makin kuat membekap wajahku ke arah dadanya. Kini tangan kananku melepas remasan di dadanya, terasa turun ke bawah, menyentuh kakinya yang masih ber kaos kaki. tangan kananku menarik roknya menyusuri betis yang tertutup kaos kaki panjang hampir selutut, setelah itu tanganku menemukan kulit halus yang putih. Tangan kananku menyusuri paha kirinya dan mengakibatkan roknya terangkat cuman perut. tangan kananku membelai-belai paha kirinya dan ciumanku saat ini sudah mendarat di payudara kirinya. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….kk…ahh …”, nafas Novi makin tersengal-sengal, saya tidak lupa meninggalkan cupang juga di payudara kirinya yang benar-benar lembut. Penisku makin tegang.
Lalu saya tarik wajahku dari dadanya, saya duduk di samping tubuhnya yang terbaring. Bulir keringat terasa membasahi wajahnya yang putih, nafasnya tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok bagian kiri sudah terangkat hingga ke perut, menyisakan panorama paha putih jenjang nan indah, namun betisnya tertutup kaos kaki yang lumayan panjang. Tangan kananku masuk ke bawah kedua lututnya, tangan kiriku masuk ke didalam lehernya, saya pun memagutnya ulang dan dia faham apa yang saya maksud. Dia kalungkan kedua tangannya ke belakang kepalaku. “Jangan di sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarku sambil mengangkatnya, birbir kita tak henti berpagutan. Lalu saya rbahkan tubuhnya ke kasur busa tanpa dipan khas milik anak kos. nafasnya terus tersengal, kedua tangannya meremas kain sprei kasurnya itu. Kini saya berada di kedua kakinya, saya cobalah tarik roknya hingga cuman perut dan saya kangkangkan kakinya. Ciumanku mendarat di bagian bawah perut, “eenngg…ahhh…” saya tau dia terasa geli dan terangsang hebat, sambil kedua tanganku mencoba turunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya pun tidak menggambarkan penolakan, bahkan dia agak mengangkat pantatnya kala tangan ku mencoba melepas celana dalamnya sehingga ringan melewati bagian pantan dan tidak berapa lama lepas sudah celana penutup itu. Vagina muda berwarna pink yang benar-benar indah, ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup. Baunya pun benar-benar wangi.
Tapi saya tidak dambakan buru-buru, saya dambakan Novi membiasakan suasananya dulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke bagian sensitif paha belakang sambil mengangkat kakinya ke atas. lantas pada sat yang pas saya terasa turunkan ciumanku di antara selangkangannya. “kaakk…ahh…”, saya mencoba menjilati bagian luar vaginanya dari bawah ke atas, vagina itu terasa lembab dan basah. Lalu saya renggangkan lebih luas ulang kakinya, dan saya sibak labia mayoda dan labia minora vaginanya, saya temukan lubang ke wanitaan yang masih sempit namun berwarna merah seakan bekas luka atau lecet. AKu tidak mempedulukan, gara-gara saya lihat cairan bening meleleh dari didalam lubang kewanitaan Novi, lantas saya jilati dan lidahku pun nakal mencoba masuk ke didalam lubang kewnitaan itu, terus mencari dan mencari…lalu kecupanku rubah ke atas menemukan benjolan kecil pas di bawah garis vagina atas, saya gigit-gigit kecil, saya cium saya sedot, tidak ketinggalan tangan kananku mencoba sedikit demi sedikit masuk ke vaginanya. “aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh…ahhh …akakak…aahh..kakak… aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalanya bergeleng tidak tertata ke kanan dan kekiri, kedua tangannya makin kuat menggenggam sprei yang dikenakan pada kasur busa tersebut. ciumanku makin kuat dan ganas, cairan kewanitaan makin deras keluar dari lubang kewanitaan Novi. secara bergantian lidahku merangsang lubang vagina dan clitoris, dan tangan kananku pun tidak tinggal dia. Jika lidahku tengah merangsang klitoris maka jari tangan kananku mengusahakan meransang pubang vagina, juga kala lidahku bermain-main dan mencoba masuk lebih didalam ke lubang vagina, jempol tanganku merangang bersama dengan menggesek dan menekan-nekan clitoris Novi. “aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhhh…eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan kananya saat ini meremas-remas rambutku dan menghimpit kepalaku sehingga lebih didalam ulang mengeksplorasi vaginanya.

sekitar 15 menit saya mengekplor vaginanya, dia menjambak rambutku dan kemudian mendorongku. Sekarang posisi kita sama-sama duduk, nafasnya tersengal-sengal namun saat ini dia berana membuka matanya menatapku, keringat mengucur dari tubh kami. Tiba-tiba bibirnya langsung menyerbu bibirku, ciuman kali ini benar-benar liar kadang waktu gigi kita beradu, lidah kita saliang bertukar ludah, lidahku cobalah masuk ke rongga mulutnya, menjilati dinding-dinding mulutnya. AKu benar-benar kaget kala tangannya menarik kaosku ke atas, melewati mulut kita yang tengah beradu, kemudian ciumannya turun ke leherku dan ke dadaku. Tanganya tidak berhenti hingga di situ, dia terasa membuka ikat pinggang celanaku, waktu bibirnya masih menciumi dadaku, tangannya turunkan celanaku dan kemudian celana dalamku.
Penisku yang diameternya 6 cm dan panjangnya hampir 20 cm mengacung tegak, kini tangan kananya menggengam penisku, saya pun berdiri dan kini wajah ayunya berada di depan penisku cuma sebagian senti saja. ku lihat dia menelan ludah, apa barangkali dia kaget bersama dengan ukuran ini atau barangkali dia masih ragu lakukan ini. Aku pegang kepalanya yang masih memakai jilbab putih yang terasa kusut. kudekatkan penisku bersama dengan bibirnya, bibirnya masih terkatup kala ujung penisku menempel pada bibirnya, barangkali dia masih bingung apa yang dilakukannya. “Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” lantas dia buka bibirnya sedikit dan mencium ujung penisku, kaku, namun menimbulkan sensasi yang dahsyat, tak hanya gara-gara bibirnya yang lembut, hangat dan basah menyentuh ujung penisku, lihat seorang wanita yang masih memakai pakaian lengkap bersama dengan jilbabnya itu hal yang belum dulu saya rasakan sebelumnya. “cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirnya berulang-kali mengulum ujung penisku, sedikit-demi sedikit kulumannya makin masuk. AKu lihat dia masih kaku dan belum lihat lakukan itu, namun bagiku sensasi luar biasa. “mhhh…aauuuummm…uummhh”
akhirnya mulutnya berani memasukkan penisku, biarpun tidak hingga masuk semua, gara-gara penisku benar-benar panjang dan itu bakal menyakitkannya. “shh…ahh…terus Vi…keluar masukin…” Novipun mengikuti perintahku dia memaju mundurkan kepalanya. “aahh…sayang…terus”…”mhh..uhmm hh..cuuupp..muuh” Novi terus lakukan aktifitasnya. cuma 5 menit lantas dia berhenti, “Kak…Novi ngga tahan…” diapun menarik tubuhku dan saya kini sama-sama duduk berhadapan. Aku tahun, dia didalam situasi puncak, dia tidak sanggup ulang mencegah libidonya, akupun merebahkannya dan menindihnya. AKu regangkan kedua kakinya. Novi terlihat pasrah dia memandangiku dan memperhatikan penisku yang pas dihadapan vaginanya. Aku lupa sesuatu, langsung ku capai celanaku yang tercecer di samping dan mengambil suatu hal di dompet. Ya, saya selalus edia kondom di dompet setelah ku buka dan bakal kupasangkan, Novi menolak tanganku “ngga usah pake itu kak…aku dambakan jadi milik kakak seutuhnya” saya tersentak bersama dengan ucapannya “Kamu yakin Nov?” Novi mengangguk.
Kini kuarahkan ujung penisku mendekati lubang kewanitaannya “Tahan ya Vi…agak sakit…” Tangan kananku menggenggam batang penis dan digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir kemaluan Novi, hingga Novi merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Aku terus mengusahakan menghimpit senjataku ke didalam kemaluan Novi yang sebenarnya sudah benar-benar basah itu.
Pelahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan Novi. “Tahan kaak…sakii..t” dia merintih sambi menggigit bibir bawahnya. Aku pun menghentikan kegiatanku sementara, sambil menanti saya maju mundurkan kepalpenisku ke bibir kemaluannya sehingga bibir kemaluannya terasa menyesuaikan. Matanya masih terpejam dan terus menggigit bibir bawahnya, nafasnya tersengal. Sedikit demi sedikit saya masukkan kembali, pelan namun pasti. Setiap penisku masuk novi melengguh mencegah sakit. Vaginanya masih sempit namun tanpa halangan penisku terasa masuk ke dalam. Dengan kasar Aku tiba-tiba menghimpit pantatku kuat-kuat ke depan sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Novi. Dengan tak kuasa mencegah diri dan berteriak, barangkali sakit. Dari mulut Novi terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”, disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Novi mencengkeram bersama dengan kuat pinggangku.
Beberapa waktu kemudian saya terasa menggoyangkan pinggulku, semula perlahan, kemudian makin lama makin cepat dan bergerak bersama dengan kecepatan tinggi di antara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Novi mengusahakan memegang lenganku, waktu tubuhnya bergetar dan terlonjak bersama dengan hebat akibat stimulan dan tarikan penisku pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Novi mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan lihat wajahku, bersama dengan takjub. Novi mengusahakan bernafas dan …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”, waktu saya tersebut terus menyetubuhinya bersama dengan ganas.
Novi sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Aku mobilisasi tubuhku, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya. Setiap kali saya menarik penisnya keluar, dan menghimpit masuk penisku ke didalam vagina Novi, maka klitoris Novi terjepit pada batang penisku dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek bersama dengan batang penisku yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Novi menggeliat dan terlonjak, hingga badannya tertekuk ke atas mencegah sensasi kenikmatan yang tidak sanggup digambarkan bersama dengan kata-kata. Sementara tanganku yang lain tidak dibiarkan menganggur, Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung mencegah nikmat, kemudia saya sibak jilbabnya dan keluar dua payudara indahnya yang masih sembunyi dibalik kemeja yang sudha terbuka kancing bagian atasnya, branya pun sudha tersingkap ke atas tingkatkan sensualitas panorama waktu itu. Aku tarik punggungnya sehingga maskin melengkung ke atas, saya pun terus bermain-main pada bagian dada Novi dan Mencium dan kanag menggigit kedua payudara Novi secara bergantian. Ia mengusahakan mobilisasi pinggulnya, bakal namun paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba mengusahakan membuatku langsung capai klimaks bersama dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, bakal namun saya terus menyetubuhinya dan tidak juga capai klimaks.
Ia memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu Semakin erat mendekap kepalaku sehingga makin rekat bersama dengan payudaranya, saya mengerti pelukan itu adalah penyaluran dari rasa nikmat dan klimaks yang barangkali sebentar ulang dia rasakan. Kedua pahanya mengejang serta menjepit bersama dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, melepas bokongnya naik-turun berkali-kali, total badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, kelanjutannya larut didalam orgasme total yang bersama dengan dahsyat melandanya, diikuti bersama dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan total tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Novi terkulai lemas tak berdaya di atas kasur bersama dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku selalu terjepit di didalam liang vaginanya. Itu lah pertama kali dia merasakan indahnya orgasme.
Selama sistem orgasme yang dialami Novi ini berlangsung, beri tambahan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan olehku, dimana penisku yang masih terbenam dan terjepit di didalam liang vagina Novi dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisku serasa terbungkus bersama dengan keras oleh suatu hal yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisku, terlebih-lebih pada bagian kepala penisku setiap berlangsung kontraksi pada dinding vagina Novi, yang diakhiri bersama dengan siraman cairan panas. Perasaanku seakan-akan menggila lihat Novi yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya bersama dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit bersama dengan ketat batang penisnku.
Tidak hingga di situ, sebagian menit kemudian Aku membalik tubuh Novi yang sudah lemas itu hingga saat ini Novi setengah berdiri tertelungkup di dipan bersama dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arahku. Aku dambakan lakukan doggy style, tanganku kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Novi yang kini menggantung ke bawah, tangunku menyusup lewat kemeja bagian bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan saya menggosok-gosok kepala penisku yang sudah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari didalam vagina Novi dan menempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Novi dari belakang.
Dengan sedikit dorongan, kepala penisku tersebut membelah dan terjepit bersama dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Novi, novi melengguh agak kencang..”aahhgg….” kala penisku terasa menyeruak ke didalam vaginanya lagi. Kedua tanganku memegang pinggul Novi dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Novi tidak terdapat pada dipan lagi, cuma kedua tangannya yang masih Bersandar pada kasur. Kedua kaki Novi dikaitkan pada pahaku. Kutarik pinggul Novi ke arahku, berbarengan bersama dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh….!”, penisku tersebut terus menerobos masuk ke didalam liang vaginanya dan Aku terus menghimpit pantatnya sehingga perutnyaku menempel ketat pada pantat Novi yang setengah terangkat. Aku memainkan pinggulnya maju mundur bersama dengan cepat sambil mulutku mendesis-desis keenakan merasakan penisku terjepit dan tergesek-gesek di didalam lubang vagina Novi yang ketat itu. “Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duuu..hh …mhh…teruss…” mulutnya terus mengaduh, tanda nikmat tidak ada tara yang dia rasakan.
Tubuhny amaju mundur terdorong desakan penisku. Karena bagian pantat lebih tinggi dari kepala sehingga kemejanya turn ke bawah memperlihatkan pungguh mulus dan putih yang sebelumnya tidak dulu dilihat siapapun. Tangannya sambil terus meremas seprei dan merebahkan kepanaya di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..aduuhh…k ak….” makin kencang teriakannya makin memperlihatkan kalau dia bakal merasakan klimaks untuk kedua kalinya. AKupun mempercepat doronganku. “terus..kak…ahh…jangan berhenti…ahh…kak,…” Novi meracau makin tidak karuan. dan….diapun mendongakkan kepalanya ke atas disertai lengguhan panjang “aaaaaaa……….hhhhhh….” dia klimaks untuk kedua kalinya. AKu cabut penisku dari lubang vaginanya, saya lihat cairan bening makin banyak meleleh dari vaginanya. Tubuhnya melemas dan lunglai kala saya lepaskan. Navasnya tersengal, baju dan jilbabnya kusut tak karuan. Keringat mengakibatkan baju dia yang tidak di lepaskan sama-sakeli jadi basah. Namun dia sebenarnya wanita yang pintar merawat tubuhnya, bahkan keringatnya pun kudu sekali baunya.
Setelah saya biarkan dia istirahat sebagian menit sambil meresapi orgasme untuk keduakalinya. Kemudian Aku mempengaruhi posisi permainan, bersama dengan duduk di segi daerah tidur dan Novi kutarik duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuanku. Aku menempatkan penisku pada bibir kemaluan Novi yang terlihat pasrah bersama dengan perlakuanku, Lalu saya mendorong sehingga kepala penisku masuk terjepit didalam liang kewanitaan Novi, tetapi tangan kiriku memeluk pinggul Novi dan menariknya merapat pada badanku, sehingga secara perlahan-lahan namun tentu penisku menerobos masuk ke didalam kemaluan Novi. Tangan kananku memeluk punggung Novi dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Novi menempel pada badanku. Kepala Novi tertengadah ke atas, pasrah bersama dengan matanya setengah terkatup mencegah kenikmatan yang melandanya sehingga bersama dengan bebasnya mulutku sanggup melumat bibir Novi yang agak basah terbuka itu.
Dengan sisa tenaganya Novi terasa memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penisku seakan mengaduk-aduk didalam vaginanya hingga terasa di perutnya. Karena stamina yang sudha terkuras bersama dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan Novis emakin melemah. Aku pindahkan kedua tanganku ke arah pinggannya dan tanganku terasa menunjang mengangkat dan mendorong pinggul Novi sehingga terus bergooyang. Aku ihat penisku timbul tenggelam dibekap lubang vaginanya yang hangat. Rintihan tak dulu berhenti keluar dari mulutnya. “shh…ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya teratur, setelah sekian lama bersama dengan posisi itu, novi terasa bangkit ulang libidonya, bersama dengan tenaga sisa dia terasa menunjang tangaku bersama dengan mobilisasi pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua tangannya kini merangkul kepalaku dan membenamkannya ke kedua gunug kembarnya yang besar dan halus. Aku mengerti dia bakal mengalami klimaksnya yang ketiga. Aku kulum dan lumat payudaranya, kepala novi menengadah merasakan nikmat yang tidak ada tara atas rangsangan pada dua titik tersensitifnya. Tak berselang kemudian, Novi merasaka suatu hal yang sebentar ulang bakal ulang melandanya. Terus…, terus…, Novi tak peduli ulang bersama dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang waktu memekik lirih mencegah rasa yang luar biasa itu. Dan kala klimaks itu datang lagi, Novi tak peduli lagi, “Aaduuuh…, eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”, Novi memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya bersama dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku.
Kemudian kembaliku gendong dan menempatkan Novi di atas meja bersama dengan pantat Novi terdapat pada pinggir dipan dan kasur, kedua kakinya terjulur ke lantai. Aku mengambil posisi di antara kedua paha Novi yang kutarik mengangkang, dan bersama dengan tangan kananku menuntun penisku ke didalam lubang vagina Novi yang sudah siap di depannya. Aku mendorong penisku masuk ke didalam dan menghimpit badannya. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, waktu goyangan pinggulnya pun makin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Novi yang terkapar lemas dan pasrah pada apa yang bakal saya lakukan.
Badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisku. Novi benar-benar sudah KO dan dibikin benar-benar tidak berdaya, cuma erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram Sprei. Dan saya saat ini terasa suatu hal stimulan yang keras seakan-akan mendesak dari didalam penisku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisku. Aku mengeram panjang bersama dengan nada tertahan, “Agh…, terus”, dan pinggulku menghimpit habis pada pinggul gadis yang sudah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirku menempel ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di didalam liang vagina Novi. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil mengakibatkan gerakan-gerakan memutar pantatnya, saya merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh krucil.netan air maninya ke didalam vagina Novi. Ada kurang lebih lima detik saya tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, bersama dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada waktu yang seiring Novi yang sudah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu krucil.netan hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya.
Aku melihatnya lemas bersama dengan jilbab dan baju yang sudah nggak keruan bentuknya lagi. saya melihatnya menunduk sedih sambil menangis. AKu faham, gadis seperti dia tidak barangkali ringan untuk lakukan hal ini, namun kali ini saya benar-benar membuatnya tak berdaya dan mengikuti nafsu duniawi. “Kak…” dia membuka perakapan ditengah hening kita menikmati pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku peluk dia.
“Kakak mau tanggung jawab kan?”
“Kakak mau menikahi Novi kan?” parau suaranya terdengar
Aku tersentak saya tak menyangka kalau dia langsungmengatakan itu. Tapi saya benar-benar tidak tega lihat kondisinya yang sudah menyerahkan seluruhnya kepadaku. Aku pun dambakan memilikinya dan mengakhiri seluruh kebiasan burukku. AKu berjanji meninggalkan pacarku kalau dia mau menikah denganku, sebetulnya saat ini itu sudah di depan mata.
“i..iya..Nov…kakak bakal tanggung jawab…kakak bakal menikahi kamu” sahutku. Dalam wajah sedihnya kuliah bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur bersama dengan saling memeluk seakan menghendaki sehingga pagi tak langsung hadir.

CeritaDewasa