Mengintip Cewek Canti Dengan Mainan Seksnya

kenangan.xyz – Namaku Vita, tinggi aku 168 cm, putih, rambut sebahu, dan sejak SMP orang-orang bilang aku serupa sekali bersama dengan peragawati. Awalnya aku bangga dibilang begitu sebab serupa peragawati tapi lama kelamaan aku menjadi segan.
Pernah bulan lalu, mungkin sebab saking miripnya bersama dengan si Donna, seorang wartawan Infotainment melihat aku sedang Jalan-jalan di Plaza Senayan dan ia langsung menghampiri aku dan menanyakan sesuatu berkenaan fashion. Saya awalannya terheran-heran tapi langsung aku bilang, “Salah orang, Mas!” hehehe. Saya senang sekali masturbasi. Sejak SMP gairah seks aku tinggi sekali. Tetapi aku mampu meredam gejolak seks saya.
Saya dibesarkan di lingkungan keluarga yang taat beragama. Pertama kali masturbasi terjadi ketika aku telah lulus SMP. Waktu itu aku dan teman-teman (laki dan perempuan) sedang nongkrong di tempat tinggal teman setelah seharian mengurus STTB. Si Harry singgah dan mempunyai sebuah kaset video porno dan langsung menyetel film itu di tempat tinggal temanku.
Kami seluruh langsung menonton. Saya sendiri baru pertama kali menonton film porno dan tersedia perasaan jijik dan bergairah. Setelah selesai menonton film, kita pun pulang ke rumah. Karena aku mempunyai mobil sendiri, aku mengantar Harry dan 3 orang teman ke halte bis terdekat.
Setiba di rumah, aku memarkir mobil di garasi lantas sebelum akan muncul dari mobil perhatian aku tertuju pada kaset video yang tergeletak di jok mobil anggota belakang. Rupanya kaset itu terjatuh dari tas Harry. Segera aku masukkan video itu ke tas aku lantas aku langsung masuk kamar.
Saat itu telah jam 21:30, kedua orang tuaku telah tidur. Saya bergegas mandi lantas mengganti baju. Setelah itu bersama dengan deg-degan, aku memutar film porno itu di kamar aku sebab kebetulan aku punyai TV dan video player sendiri. Dengan penuh minat, aku menyimak adegan-adegan ML, aku menyimak bentuk kelamin pria dan wanita.
Saya mampu lebih santai melihatnya dibandingkan tadi sore sebab malu sekiranya muncul terlampau serius. Ada satu adegan di mana si wanita sedang rebahan di daerah tidur dalam situasi telanjang. Si wanita memainkan jarinya di selangkangan dan payudaranya sambil mendesah bersama dengan penuh nikmat.
Saya menjadi penasaran untuk mencoba. Saya selipkan tangan kananku ke dalam celana dalamku lantas meraba vagina. Saya tidak merasakan kenikmatan. Kemudian aku menyimak si wanita itu mengakses bibir vaginanya. Saya lantas coba mengakses bibir vaginaku bersama dengan jari telunjuk dan jari sedang lantas tangan kiriku mulai mengusap vaginaku.
Sontak tubuhku langsung layaknya disetrum. Saya merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa. Saya coba memainkan klitoris. Saya elus, putar dan pilin. Oh nikmatnya! Nafas aku mulai mendesah-desah kenikmatan layaknya si wanita itu. Akhirnya aku langsung mengakses seluruh bajuku dan tidur telanjang bulat di daerah tidur.
Kembali tangan kananku memainkan klitoris tetapi tangan kiriku meremas-remas payudaraku yang sementara itu berukuran 34A. Rasanya layaknya mengawang di surga. Nikmatnya tiada tara. Saya mulai mempercepat gerakan jariku di klitoris, makin lama cepat hingga selanjutnya tubuhku layaknya kembali disengat listrik.
Tubuhku mengejang. Ada rasa lega yang tidak mampu aku lukiskan. Vagina dan selangkanganku basah bersama dengan cairan. Saya merasakan si wanita di film itu termasuk merasakan perihal yang serupa bersama dengan saya. Si wanita itu menjilat jarinya yang basah oleh cairan dari vaginanya.
Saya coba menjilat jariku, rasanya sedikit asin. Setelah masturbasi pertama itu, aku tertidur bersama dengan nyenyak. Sekitar jam 3 pagi, aku terbangun dan kembali kemauan seks aku bangkit kembali dan aku kembali bermasturbasi. Saya coba memakai ketimun tapi tidak cukup mampu aku menikmati sebab mulai aneh di vaginaku.
Pada sementara aku kelas 1 SMA di tahun 2015, tersedia sebuah long weekend sebab tersedia hari libur nasional yang jatuh pada hari Sabtu. Orang tua aku meminta aku untuk menemani mereka ke Singapore untuk check up. Akhirnya berangkatlah kita bertiga ke Singapore. Kami menginap di hotel dan orang tua aku check up di Rumah Sakit.
Orang tua aku kudu laksanakan beberapa tes kesegaran yang mampu memakan sementara beberapa jam. Daripada suntuk menanti di tempat tinggal sakit, aku minta ijin untuk Jalan-jalan ke Orchard Road dan nanti janjian ketemu di hotel. Di sepanjang Orchard Road, aku muncul masuk toko-toko hingga aku menjumpai sebuah toko kecil yang menjual peralatan-peralatan untuk seks.
Saya baru pertama kali melihat toko itu dan bersama dengan terheran-heran aku masuk ke dalam. Berbagai macam kondom dijual dan dipajang di rak-rak. Buku-buku seputar seks apalagi dildos termasuk dijual. Dildo adalah penis tiruan terbuat dari karet yang dipakai wanita untuk masturbasi.
Bentuknya bermacam-macam. Ada dildo yang dibuat serupa sekali bersama dengan penis, tersedia dildo yang dibuat berupa tabung oval stainless steel, apalagi tersedia termasuk dildo yang dibuat bercabang sehingga si wanita mampu memasukkannya ke dalam vagina dan anusnya secara bersamaan.
Awalnya aku berkenan nekat belanja dildos yang bercabang tapi aku urungkan tekad itu dan aku menentukan dildo yang serupa penis asli. Saya terjadi menuju kasir. Di sebelah aku tersedia seorang pria tinggi dan tegap bersama dengan potongan rambut cepak. Ia bicara kepadaku..
“Jangan lupa membeli jel pelumas sebab nanti mampu lecet” seraya menunjuk ke botol yang dipajang dirak. Sambil tersenyum malu, aku menghampiri rak botol jel pelumas dan mengambil satu. “Kamu orang Indonesia ya?” kata pria itu dalam bahasa inggris. “Iya, kok tau?” aku membalas bersama dengan bahasa inggris.
“Banyak orang Indonesia disini, aku mampu membedakannya. Nama aku Richard Chen” “Saya Vita” Richard membayar ke kasir satu kotak kondom lantas aku kemudian membayar dildos dan botol jel. Selesai membayar, Richard menambahkan kartu namanya padaku dan berkata.
“Kalau anda kudu pemberian dalam memakai barang itu, aku bersedia membantu” “Nanti aku pikirkan” kata aku sambil menerima kartu namanya. Setelah itu kita berpisah. Dengan tergesa-gesa aku terjadi kembali ke Hotel Mandarin. Setiba di kamar (saya tidur di kamar sendiri), aku langsung mengakses bungkusan dildo dan botol jel.
Kemudian aku mengakses seluruh bajuku dan telanjang bulat di daerah tidur membaca panduan pemanfaatan yang tertulis di kotak dildo. Saya menyimak bersama dengan seksama dildo itu. Memang terlampau serupa bersama dengan penis asli. Bentuknya lumayan besar lebih kurang 20 cm, diameter 4cm dan berwarna coklat muda.
Saya berpikir apakah ini muat dalam vagina saya? Mari kita coba! Saya merebahkan diri di daerah tidur lantas mengakses lebar kakiku kemudian dildos aku arahkan ke vaginaku. Tak lupa aku poleskan jel pelumas di seluruh dildo kemudian aku mulai masukkan bersama dengan perlahan ke vagina. Awalnya agak seret tapi bersama dengan sabar aku masukkan hingga mentok diujung vagina. Setelah itu aku mulai tarik kembali keluar.
Saya menikmati tiap tiap senti dari dildo yang masuk dalam vaginaku. Mataku terpejam menikmati sensasi ini. Setelah dildonya muncul semua, kembali aku masukkan dan kali ini lebih cepat. Akhirnya vagina aku telah jadi biasa bersama dengan dildo itu sehingga aku mampu mengocok dildo bersama dengan cepat. Nafas aku memburu bersama dengan cepat. Keringat aku mengucur disekujur tubuhku. Filmbokepjepang.com
Payudara kuremas-remas sembari mengocok dildos di vagina. Ada lebih kurang lima menit aku memainkan dildo itu dalam vaginaku hingga aku orgasme pertama. Setelah itu aku membalikkan badan dalam posisi menungging dan memasukkan dildo dari arah belakang. Saya melihat bayangan tubuhku di cermin yang digantung di atas meja. Saya mulai seksi sekali.
Mulutku terbuka lebar dan mataku setengah terpejam menikmati dildo yang dimasukkan ke vaginaku dari arah belakang. Saya merapatkan kedua belah kakiku hingga dildo itu rasanya mampu aku tekan bersama dengan kuat bersama dengan otot selangkanganku. Payudaraku yang bergelantungan terlihat bergoyang-goyang mengikuti irama gerakanku.
Beberapa menit kemudian, kembali aku orgasme. Saya langsung roboh ke kasur. Tubuhku basah oleh keringat. Cairan vaginaku membasahi sedikit sprei daerah tidur. Saya beristirahat sejenak sementara dildo itu tetap di dalam vaginaku. Saya lantas mendapat gagasan baru. Saya mengeluarkan dildos itu dari vagina lantas aku mengambil kursi.
Kursi itu mempunyai sandaran yang dibuat dari beberapa kayu yang tegak lurus dan tersedia jarak dari antara satu kayu ke kayu lain. Saya selipkan dildo itu di antara kayu itu. Karena ukuran dildo yang besar, maka dildo itu mampu diselipkan dan tidak bergoyang serupa sekali.
Dildo itu mengacung membelakangi kursi. Saya lantas menggeser kursi itu ke arah meja rias. Lalu aku menungging bertopang pada meja rias tetapi vagina kuarahkan pada dildo. Saya melihat posisiku yang lumayan lucu sebab aku berada dalam posisi doggy style dan dildo itu ditopang dalam sandaran kursi.
Lalu mulai kembali aku perlahan memaju mundurkan pantatku. Dildo mampu masuk bersama dengan baik dan kursinya sendiri tidak mampu berpindah kemana-mana sebab tertahan oleh daerah tidur. Saya mulai mempercepat irama gerakanku. Gairah seksku layaknya tiada hentinya bergelora dalam diriku. Filmbokepjepang.com
Sepertinya dildo ini mampu menyadari permohonan seksku yang tinggi. Berkali-kali aku hunjamkan dildo itu ke dalam vaginaku. Vaginaku mulai berdenyut-denyut menerima sensasi seks yang diterima dari dildos itu. Nafasku tersengal-sengal. Rambutku berantakan dan keringat kembali bercucuran di dadaku.
Saya meremas kedua belah payudaraku bersama dengan gemas sembari terus memacu vaginaku dalam dildo itu. Saya ingat sementara itu dalam tempo sementara 15 menit bersetubuh bersama dengan dildo dalam posisi tersebut, aku orgasme tidak cukup lebih 6 kali. Akhirnya aku berhenti sebab kecapaian. Saya membiarkan dildo itu dari vaginaku dan mencopotnya dari sandaran kursi.
Saya membaringkan tubuhku yang lunglai di daerah tidur lantas tertidur sepanjang 1 jam. Begitu terbangun, aku langsung buru-buru membereskan kamarku dan melenyapkan bungkusan dildo dan jel pelumas. Dildo itu sendiri aku cuci lantas aku bungkus dalam kaos beserta botol jel pelumas sehingga tidak ketahuan ibuku. Saya melihat kartu nama si Richard di tasku.
Sempat terlintas gagasan untuk menelepon dia dan siapa menyadari mampu diajak bersetubuh. Tetapi aku urungkan tekad itu sebab berbahaya tinggi ketahuan orang tua. Lagipula sementara ini aku sedang senang bermain-main bersama dengan dildo baruku. Hingga sekarang, aku telah punyai tiga buah dildo.
Yang pertama adalah dildo pertama yang aku membeli di Singapore, kemudian dildo yang style bercabang dan ketiga dildo yang mampu bergetar sendiri memakai baterai.